• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN REHABILITASI MANGROVE LINGKUP BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE

N/A
N/A
Porester Moloku

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN REHABILITASI MANGROVE LINGKUP BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

Peraturan Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nomor P.1/KaBRGM/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove; Menetapkan : PERATURAN KETIGA BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN REHABILITASI RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE ALBANIA.

Maksud dan Tujuan

Kebijakan Percepatan Rehabilitasi Mangrove

Kerja sama; bahwa penyandang disabilitas hanya dapat mencapai tujuan jika ada kerjasama dengan unsur pemerintah lainnya, pemerintah asing, masyarakat, sektor swasta, mitra pembangunan nasional dan internasional serta entitas lainnya; Pelaksanaan kegiatan pendukung berupa sosialisasi dan edukasi perlindungan ekosistem mangrove, pelibatan kelompok masyarakat lokal dalam kegiatan rehabilitasi mangrove, pengembangan usaha masyarakat, pengembangan kelembagaan Desa Mangrove Peduli Mangrove, pembinaan, supervisi, penilaian (monitoring dan evaluasi). ) dan lain-lain.

Ruang Lingkup

Pengertian

PERENCANAAN

Rehabilitasi mangrove merupakan bagian dari rehabilitasi hutan dan lahan dalam bidang pembangunan kehutanan, serta salah satu kegiatan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hirarki perencanaan terkait rehabilitasi mangrove sektor kehutanan secara bertahap terdiri atas Rencana Umum Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RURHL), Rencana Tahunan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTnRHL), dan Rencana Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RKRHL). .

Rencana Percepatan Rehabilitasi Mangrove 2021-2024 (RPRM)

Perencanaan rehabilitasi mangrove dapat mengacu pada rencana kehutanan atau rencana lingkungan hidup atau kombinasi keduanya. Selain itu, norma umum pelaksanaan rehabilitasi mangrove terdapat dalam peraturan pada tingkat peraturan pemerintah dan peraturan menteri.

RU-RHL

Rencana Tahunan PRM (RTn-PRM)

  • RISALAH UMUM
  • RANCANGAN KEGIATAN PENANAMAN
  • RANCANGAN KEGIATAN PELINDUNG HABITAT VI. RANCANGAN ANGGARAN BIAYA
  • JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
  • RANCANGAN PELUANG USAHA REHABILITASI MANGROVE Potensi aktifitas/usaha ekonomi/bisnis berbasis
  • LAMPIRAN
  • PERLINDUNGAN HABITAT MANGROVE

Rencana kegiatan PRM disusun untuk setiap lokasi/kota dalam setiap KLM dimana kegiatan PRM akan dilaksanakan dan tercantum dalam RTnPRM. Rencana kegiatan PRM disusun 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan kegiatan (T-1) atau dalam kondisi tertentu dapat dilaksanakan pada tahun berjalan (T-0).

Pembuatan dan/atau Perbaikan Kondisi Hidrologi

Perlindungan habitat mangrove bertujuan untuk memelihara dan memulihkan kondisi lingkungan hidup agar memenuhi persyaratan kawasan tumbuh mangrove dan terhindar dari berbagai bentuk gangguan. Persyaratan tempat tumbuh mangrove antara lain salinitas, substrat, durasi dan frekuensi banjir, rata-rata tinggi muka air sesuai dengan zonasi biofisik.

Pembuatan Alat Pemecah Ombak (APO)

Perlindungan habitat mangrove bertujuan untuk menjamin kondisi lingkungan tetap sesuai dengan persyaratan kawasan tumbuh mangrove dan tahan terhadap gangguan seperti air pasang atau gelombang besar yang menyebabkan erosi, sedimentasi yang tidak terkendali menyebabkan akresi, limbah yang menyebabkan pencemaran, dan lain-lain. . Bangunan APO yang terbuat dari tiang kayu, bambu atau pipa PVC yang diisi semen dibuat dengan cara direkatkan ke tanah.

Pembuatan Pelindung Tanaman dari Sampah (PTS)

Untuk meningkatkan efektivitas bangunan terhadap gelombang, ditambahkan kayu atau bambu di atas tiang pancang; Bentuk PTS dapat berbeda-beda sesuai dengan kondisi lokasi dan kreativitas penanaman, dengan tetap memperhatikan fungsi pokoknya sebagaimana diuraikan dalam denah;

Alat Perangkap Sedimen

PENYEDIAAN BIBIT DAN PENANAMAN

Tujuan pemberian benih adalah untuk menyediakan benih/bibit untuk keperluan penanaman dan pemeliharaan dalam kegiatan peningkatan kualitas ekosistem mangrove dalam kondisi terdegradasi dan/atau memulihkan ekosistem mangrove dalam kondisi rusak. Penanaman mangrove bertujuan untuk mengembalikan kondisi hutan mangrove pada keadaan tertutup dan rapat sehingga dapat berfungsi kembali untuk menjaga kestabilan dan produktivitas ekosistem mangrove yang baik.

Jenis Bibit atau Propagul

Sedangkan tujuannya agar bibit atau propagul yang digunakan dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan mempunyai spesifikasi yang baik dan siap untuk ditanam. Penanaman mangrove bertujuan untuk memperbaiki kualitas mangrove yang terdegradasi dan/atau memulihkan mangrove yang rusak sehingga mempunyai tutupan dan kepadatan yang sesuai dengan baku mutu ekosistem mangrove yang baik.

Penyediaan Bibit

  • Pembuatan bibit
  • Penyemaian Benih
  • Pemeliharaan Bibit
  • Pencegahan Hama dan Penyakit
  • Aklimatisasi Bibit

Kotiledonnya muncul dan berwarna kuning kehijauan bila sudah tua (foto kiri melingkari), foto kanan masih muda. 5 Bruguiera gymnorrhiza Hipokotil berbentuk silindris memanjang, ujungnya terbuka dan berwarna hijau saat muda (foto kanan) dan berwarna.

Tabel 2. Karakteristik buah/propagul matang secara fisiologis  No  Jenis Mangrove  Karakteristik Buah Masak Fisiologis  1  Avicennia marina  Buah berbentuk bulat lonjong, ujungnya
Tabel 2. Karakteristik buah/propagul matang secara fisiologis No Jenis Mangrove Karakteristik Buah Masak Fisiologis 1 Avicennia marina Buah berbentuk bulat lonjong, ujungnya

Pengadaan Bibit

Pengendalian hama dan penyakit pada persemaian dapat dilakukan dengan menghindari bedengan yang terlalu basah karena dapat memicu tumbuhnya jamur dan penyakit. Pengendalian hama/penyakit juga dapat dilakukan secara fisik dengan cara mematikan hama atau membuang benih yang terserang hama/penyakit.Jika harus menggunakan insektisida atau fungisida gunakanlah jenis dan dosis yang tepat.

Penyediaan Propagul

Proses adaptasi benih di lahan produksi benih dilakukan dengan cara mengurangi intensitas naungan secara bertahap hingga benih benar-benar siap ditanam di lapangan.

Karakteristik Bibit Siap Tanam

Bimbingan Teknis dan Pendampingan

Persiapan Sarana dan Prasarana

Ajir bisa berasal dari bambu atau kayu lainnya tergantung ketersediaan bahan baku di masing-masing daerah dan ukurannya yang tertera di rantek. Pondok kerja digunakan sebagai tempat istirahat para pekerja pada saat melaksanakan rehabilitasi mangrove dan sebagai tempat menyimpan peralatan kerja.

Gambar 9. Contoh papan nama
Gambar 9. Contoh papan nama

Pembinaan Habitat

Penanaman

Secara teknis, bibit ditanam sekitar sepertiga panjangnya dan ditancapkan ke dalam lumpur dengan tunas menghadap ke atas. a) Cara menanam dengan menggunakan propagul. Pemisahan areal rehabilitasi dari kolam budidaya dilakukan dengan membangun tanggul baru untuk memisahkan areal rehabilitasi dengan areal budidaya.

Gambar 10. (a) Cara penanaman dengan menggunakan  propagul. (b) bagian pada propagul (Sumber : Kusmana, dkk.,
Gambar 10. (a) Cara penanaman dengan menggunakan propagul. (b) bagian pada propagul (Sumber : Kusmana, dkk.,

Perlindungan Tanaman

Jadwal waktu kerja digunakan sebagai pedoman dalam menetapkan jadwal kerja bagi pelaksana untuk mengurangi kesalahan dalam menugaskan anggota kelompok dalam jangka waktu pelaksanaan yang telah disepakati. Satuan yang digunakan dalam penghitungan tenaga kerja adalah Hari Buruh (HOK), dimana satu orang hanya dapat melakukan satu jenis pekerjaan dalam satu hari. Jika suatu saat terjadi kekurangan tenaga kerja, maka tenaga kerja dari Tim Perencana dapat membantu pekerjaan Tim Pelaksana.

Gambar 18. Contoh pelindung tanaman pola intensif/murni   2)  Pola tanam rumpun berjarak
Gambar 18. Contoh pelindung tanaman pola intensif/murni 2) Pola tanam rumpun berjarak

Monitoring Kemajuan Pelaksanaan

3 Penyewaan angkutan air Bukti fisik berupa kapal/alat angkut lain yang digunakan selama mobilisasi. Bukti fisik kegiatan operator karena kegiatan tersebut berlangsung dari satu titik yang representatif menunjukkan bahwa investasi mencakup rentang yang cukup luas.

Pemeliharaan Tanaman

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Masyarakat

  • Sosialisasi Rehabilitasi Mangrove
  • Edukasi Rehabilitasi Mangrove
  • Pelatihan Rehabilitasi Mangrove
  • Pengelolaan Pengetahuan dan Dukungan Masyarakat

Rehabilitasi mangrove memerlukan pemberdayaan melalui pendekatan moral keagamaan karena masyarakat Indonesia masih memegang teguh nilai-nilai agama. Kegiatan edukasi dan sosialisasi berupaya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya ekosistem mangrove sebagai upaya menggalang dukungan partisipasi masyarakat, baik yang terlibat langsung maupun tidak terlibat langsung dalam kegiatan rehabilitasi mangrove. Keberhasilan kegiatan rehabilitasi mangrove dapat menghasilkan praktik atau pembelajaran terbaik sebagai bentuk pengelolaan pengetahuan (knowledge sharing), yang selanjutnya dapat diterapkan dan dilanjutkan oleh semua pihak.

Peningkatan Partisipasi

Dengan dukungan semua pihak dan ditampilkannya aksi-aksi positif melalui berbagai aksi peduli mangrove, diharapkan kegiatan rehabilitasi mangrove dapat terlaksana secara efektif, efisien dan tepat sasaran. Dalam upaya pengelolaan pengetahuan dan dukungan masyarakat tentang rehabilitasi mangrove untuk mencapai kesadaran, dilakukan dalam bentuk pengelolaan informasi yang dikemas secara menarik sehingga dapat menjangkau semua kalangan tidak dapat dilakukan melalui media konvensional sehingga informasi dan informasi dapat bermanfaat bagi masyarakat. pengetahuan yang disajikan di sekitar kita dapat dengan mudah dipahami. Kegiatan rehabilitasi mangrove salah satunya melalui pengembangan media transmisi informasi digital yaitu produksi video animasi pengetahuan, video ulasan cerita dari situs dan kisah-kisah inspiratif tentang tokoh-tokoh yang berhasil dalam kegiatan rehabilitasi mangrove, pembuatan infografis yang menarik, tulisan-tulisan populer. , poster dan pembuatan program podcast tentang kegiatan rehabilitasi mangrove. Prinsip DMPM adalah prinsip kemandirian masyarakat yang mengutamakan kemampuan masyarakat atau menjadikan masyarakat sebagai aktor utama dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.

Peningkatan Kesempatan dan Kemitraan Berusaha

Pembangunan kelembagaan formal memerlukan lembaga-lembaga mulai dari tingkat daerah hingga provinsi yang dapat bekerja sama, berkoordinasi, berkonsultasi dengan mengesampingkan ego sektoral dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama dalam memelihara, meningkatkan dan memulihkan ekosistem mangrove. Terdapat satuan kerja di bawah pemerintah kota yang menangani kegiatan yang berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan ekosistem mangrove. a) Pembentukan dan pengoperasian DMPM merupakan wujud kemandirian dan keberlanjutan perlindungan dan . pengelolaan ekosistem mangrove di tingkat tapak. Lembaga swadaya masyarakat dan/atau perguruan tinggi dapat bekerja sama untuk membina kelompok masyarakat di desa dalam melaksanakan program PRM dan melakukan pemberdayaan masyarakat, sehingga tercapai kelembagaan masyarakat yang mandiri di tingkat desa.

Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

PEGENDALIAN, PENGAWASAN DAN PENILAIAN

Pengendalian PRM

Kegiatan atau proses PRM meliputi perlindungan habitat mangrove, penyediaan bibit, penanaman untuk memperbaiki dan memulihkan kondisi ekosistem mangrove, dan kegiatan pendukung. Output merupakan keluaran langsung dari kegiatan PRM berupa tanaman muda/tegakan mangrove yang merupakan hasil langsung dari input. Pemantauan di lokasi kegiatan PRM (on-site) dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti verifikasi laporan pelaksanaan kegiatan, permintaan manajemen, dan hasil evaluasi sebelumnya.

Gambar 21.  Kegiatan Monitoring dan Evaluasi dalam Hubungannya dengan  Perbaikan atau Pengembangan Program PRM
Gambar 21. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi dalam Hubungannya dengan Perbaikan atau Pengembangan Program PRM

Pengawasan

Tim pemantau secara berkala (setiap 3 bulan) menyiapkan laporan hasil pemantauan dan menyampaikannya kepada Sekretaris Badan.

Penilaian

PENUTUP

Hal-hal yang tidak diatur dalam petunjuk teknis ini disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

DASAR PENYUSUNAN RANCANGAN

RISALAH UMUM A. KONDISI BIOFISIK

Indikatif tinggi substrat relatif terhadap permukaan laut rata-rata * c Antara permukaan laut rata-rata (MSL) dan permukaan air tertinggi. c Sedikit di bawah permukaan laut rata-rata (MSL), namun tidak mencapai titik terendah. Tunjukkan spesies hewan yang ditemukan di area lokasi yang dituju (misalnya bekantan, lumba-lumba, buaya, dll.). Catatan: (Dapat diisi sesuai lokasi: Mangrove sedang, Mangrove langka, Mangrove diampelas, Kolam, Area diampelas, Kolam, Lahan terbuka).

Tabel 2. 2 Jenis mangrove di lokasi (contoh: menyesuaikan kondisi lapangan)
Tabel 2. 2 Jenis mangrove di lokasi (contoh: menyesuaikan kondisi lapangan)

KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI 1 Prakondisi Penyiapan Kelompok dan Calon Lokasi

  • RANCANGAN KEGIATAN PENANAMAN A. POLA TANAM DAN TEKNIK YANG DIGUNAKAN

Bibit ditanam secara rapat membentuk rumpun yang bila perlu dapat dilindungi dengan pagar bambu; jumlah yang ditanam minimal 5.000 batang/ha. Penanaman langsung atau perbanyakan bibit atau propagul dengan bantuan manusia dengan jumlah bibit yang ditanam batang/ha. Lebar jalur hijau di sempadan pantai bervariasi antara 100 – 200 meter, sedangkan di sempadan sungai bervariasi antara 10 – 20 meter.

Gambar 3.1. Polat tanam intensif
Gambar 3.1. Polat tanam intensif

KEBUTUHAN TENAGA DAN BAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PERBAIKAN KONDISI HIDROLOGI

PERSIAPAN

PENYIAPAN LAHAN YANG DIGUNAKAN

Perbaikan hidrologi melalui penembusan strategis tanggul/dinding tanggul dan pembangunan kembali saluran pasang surut/sungai, dilakukan dengan menggunakan perkakas tangan dan tenaga manusia. Perbaikan hidrologi biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin/excavator untuk pembongkaran tanggul, pembuatan saluran pasang surut, pengisian sedimen cair dan regrading.

KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN BAHAN

RANCANGAN KEGIATAN PELINDUNG HABITAT

PERLINDUNGAN VEGETASI YANG DILAKUKAN

Fungsi struktur bendungan permeabel sama dengan Konstruksi Bambu APO, namun yang membedakan hanya dari segi material dan strukturnya yang lebih kuat. Bahan yang dapat digunakan adalah balok beton dengan diameter 80 cm dan tinggi 1 meter, ditumpuk dengan 2 buah di bagian bawah dan 1 buah di bagian atas. Pada bagian atas bus dapat dituang beton setebal 10 cm sehingga dapat digunakan sebagai pijakan akses jalan.

Gambar 5.2 APO Konstruksi Bambu
Gambar 5.2 APO Konstruksi Bambu

KEBUTUHAN TENAGA KERJA DAN BAHAN

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PERBAIKAN HIDROLOGI

RANCANGAN ANGGARAN BIAYA PERLINDUNGAN VEGETASI

RANCANGAN PELUANG USAHA REHABILITASI MANGROVE

PENUTUP

  • Perbaikan Hidrologi Minor
  • Perbaikan Hidrologi Mayor
  • Pintu Air Semi Permanen
  • Pintu Air Permanen (Beton)

Tidak sejalan dengan rantai: Kegiatan PRM tidak sesuai dengan yang tercantum dalam PRM, misalnya: kesesuaian lokasi yang jauh dari titik rantai.

Tabel x. Kelengkapan Dokumen Penanaman
Tabel x. Kelengkapan Dokumen Penanaman

Biofisik

Sosial Ekonomi

Faktor penyebab kerusakan tanaman mangrove (faktor manusia: kolam, aksesibilitas, dll): Faktor kerusakan pada awal penanaman dan setelah 3 bulan setelah penanaman disebabkan oleh aktivitas masyarakat sekitar. Peran perempuan: perubahan peran perempuan dalam keluarga baik memberikan kontribusi nilai terhadap pendapatan keluarga atau tidak - Pengembangan tanaman bakau: pengembangan tanaman bakau/lokasi tanaman bakau untuk menambah nilai ekonomi seperti ekowisata. Pengendalian hama kepiting dan ikan air tawar menggunakan paralon atau botol bekas. tanaman beradaptasi dengan. kondisi lokasi).

Gambar

Gambar 1. Contoh Bangunan APO
Gambar 3 Ilustrasi Perangkap Sedimen
Gambar 4. Zonasi Mangrove
Gambar 5. Contoh tata letak lokasi pembibitan mangrove  Persyaratan  yang  harus  diperhatikan  dalam  membangun  pembibitan antara lain:
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Peraturan Menteri

KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2021 TENT ANG TEKNIS PEMBERIAN TUNJANGAN HARI RAYA DAN GAJI KETIGA BELAS YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA