• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2012-2032

N/A
N/A
Asaitiel Muhro

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MANGGARAI TAHUN 2012-2032"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

Kawasan yang dilindungi oleh Pasal 16 ayat (1) huruf a, terdiri atas: kawasan yang memberikan perlindungan bagi wilayah bawahannya; Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 huruf a terdiri atas: Kawasan hutan Todo di daerah barat Satarmese dengan keluasan 10,089,20 Ha;. Kawasan hutan Ramut di daerah barat Satarmese dengan keluasan 1,165.90 Ha. Kawasan hutan Meler Kuwus di Kabupaten Lelak dan Ruteng seluas 3.040 Ha;. Kawasan hutan Gapong di daerah Cibal seluas 952,36 Ha;. Kawasan hutan Nggalak Rego di Kabupaten Reok seluas 14,690,30 Ha;. Kawasan hutan Pisok di Kabupaten Reok seluas 156,61 Ha; dan En. Kawasan hutan Bajak di daerah Reok dengan keluasan 112,35 Ha. Cagar Alam, Konservasi Alam dan Cagar Budaya Pasal 21. 1) Cagar Alam, Kawasan Konservasi Alam dan Cagar Budaya tersebut dalam Pasal 17 huruf d, terdiri atas: kawasan taman negara marin; dan c. 2) Kawasan pesisir dengan hutan mangrove sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: Kawasan pesisir pantai hutan bakau Hilihintir terletak di daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 2 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Terong terletak di daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 2 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Ceka Luju terletak di Daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 1 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Satar Luju terletak di Daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 4 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Satar Lenda terletak di Daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 2 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Satar Ruwuk terletak di Kabupaten Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 3 Ha;. Kawasan pesisir pantai yang berhutan bakau Borik terletak di daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 3 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Nuca Molas terletak di Daerah Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 7 Ha;.

Kawasan pesisir pantai hutan bakau Baru terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 20 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Salama terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 1 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau wangkung terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 75 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau robek terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 95 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Paralando terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 70 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Lemarang terdapat di Daerah Reok dengan keluasan lebih kurang 90 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Tal terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 5 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Paka terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 5 Ha;. Kawasan Pantai Bakau Legu terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 10 Ha;. Kawasan Pantai Bakau Langgo terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 12 Ha;. Kawasan pesisir pantai bakau Tado terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 2 Ha; dan. Kawasan pesisir pantai hutan bakau Koak terdapat di Daerah Satarmese dengan keluasan lebih kurang 2 Ha. 3) Kawasan taman negara laut seperti yang disebutkan dalam subseksyen Hah. Kawasan penanaman seperti yang disebut dalam Perkara 16, subseksyen 1, huruf b, terdiri dari: kawasan peruntukan marin, perikanan dan pantai; Kawasan ladang jambu batu, terdapat di Daerah Reok, Kabupaten Satarmese dan Kabupaten Satarmese Barat dengan keluasan lebih kurang 1,350 Ha. 5) Kawasan ternakan seperti yang dinyatakan dalam subseksyen 1, huruf d, terletak di:

Kecamatan Cibal, Kecamatan Rahong Utara, Kecamatan Langke Rembong, Kecamatan Wae Ri'i, Kecamatan Lelak dan Kecamatan Ruteng merupakan wilayah pengembangan terbatas peternakan kecil, unggas dan ternak besar dengan luas kurang lebih 8.675 Ha. Wilayah Laut, Perikanan, dan Pesisir Pasal 28 Pagal dengan luas kira-kira. 249 Ha; dan D. Cancar dengan luas kurang lebih 323 Ha. 3) Kawasan peruntukan pembangunan perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b, meliputi i.a. Kawasan Strategis Panas Bumi Ulumbu di Kecamatan Satarmese; dan b.Kawasan Strategis PLTA Wae Racang i.

KELEMBAGAAN

PASAL DEMI PASAL

Yang dimaksud dengan “penetapan sentra produksi utama dan sentra produksi penunjang pertanian” antara lain penetapan wilayah yang akan menjadi lumbung pangan daerah sebagai sentra produksi utama pertanian dan wilayah lain sebagai pusat penunjang pertanian sesuai dengan potensinya, misalnya. Kecamatan Satarmese, Kecamatan Ruteng, Kecamatan Satarmese Barat dan Kecamatan Reok menjadi daerah keranjang pangan sebagai penghasil utama produksi pertanian dan kabupaten lainnya sebagai sentra produksi penunjang pertanian. Yang dimaksud dengan “varietas lokal” adalah tanaman unggul yang terdapat di wilayah tersebut, antara lain padi roslin, padi longko rembung, dan padi laka wara. Yang dimaksud dengan “teknologi tepat guna ramah lingkungan” antara lain adalah teknologi perbanyakan kopi secara in vitro melalui Somatic Embryogenesis (SE Coffee) yang merupakan unggulan daerah di seluruh wilayah kecamatan.

Yang dimaksud dengan “TWA Ruteng” adalah kawasan TWA Ruteng yang berada dalam wilayah Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur dengan luas 32.248,60 Ha. Yang dimaksud dengan “kawasan peruntukan lain” adalah kawasan yang digunakan untuk keperluan yang tidak terakomodasi, misalnya kawasan pertahanan dan keamanan. Peraturan zonasi adalah ketentuan yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur pengendalian yang disusun pada setiap zona yang ditetapkan sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

Peraturan tata ruang memuat ketentuan-ketentuan yang wajib, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada kawasan pemanfaatan ruang, serta dapat memuat ketentuan mengenai selubung ruangan (koefisien penghijauan dasar, koefisien pondasi bangunan, koefisien denah bangunan, dan garis batas). , penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan lain yang diperlukan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Mekanisme disinsentif yang ketat digunakan untuk mengendalikan pengembangan kawasan budidaya yang dikendalikan perkembangannya, dan mekanisme insentif digunakan untuk mendorong pengembangan kawasan yang didorong pengembangannya. Izin berarti izin sehubungan dengan izin penggunaan tempat, yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan harus diperoleh sebelum penggunaan tempat itu dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 – 2031 mengatur mengenai

PELAKSANAAN RUANG TERBUKA HIJAU (TAMAN KOTA) DI PERKOTAAN KABUPATEN SLEMAN DENGAN BERLAKUNYA PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH..

Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 – 2031 mengatur mengenai Arahan Pengendalian Pemanfaatan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal yang selanjutnya disingkat RTRW adalah kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Kendal dan strategi pemanfaatan ruang wilayah

Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah

bahwa Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Cirebon sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten DT II Cirebon Nomor 13 Tahun 1993, perlu diubah dan disesuaikan

Peraturan daerah ini berisi tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Kalimantan Barat untuk tahun 2014-2034, bertujuan untuk mengarahkan pembangunan daerah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan

Peraturan Daerah Kota Cilegon tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Cilegon Tahun