• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PERBAIKAN FASILITAS PELAYANAN PENUMPANG KERETA API DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO PADA STASIUN Z - EPrints Repository UNTIRTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "USULAN PERBAIKAN FASILITAS PELAYANAN PENUMPANG KERETA API DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI MAKRO PADA STASIUN Z - EPrints Repository UNTIRTA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

Ade Sri Mariawati, ST., MT selaku penguji 1 pada sesi tugas akhir saya yang memberikan saran untuk perbaikan. Oleh karena itu, usulan perbaikan dengan pendekatan makroergonomi dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut dan meningkatkan kualitas pelayanan di stasiun Z. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah fasilitas kenyamanan bagi penumpang sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri Republik Indonesia. dengan adanya usulan alternatif keinginan penumpang mengenai fasilitas stasiun Z yaitu mendapatkan informasi yang jelas tentang keberangkatan dan informasi lainnya dari petugas kereta api, kebersihan toilet, intensitas suara atau kebisingan di ruang tunggu tidak bising, suhu di ruang tunggu tidak panas, serta terdapat informasi tampilan harga tiket, dan saran perbaikan yang diberikan pada stasiun Z yaitu penambahan papan informasi elektronik pada pusat informasi dan pembuatan tampilan informasi tarif.

Rumusan masalah: Apakah fasilitas keselamatan, kenyamanan, keamanan dan kemudahan penumpang sudah sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2015. Apa keinginan penumpang mengenai fasilitas stasiun Z, varian kunci untuk meningkatkan stasiun Z fasilitas, dan saran perbaikan yang diberikan pada stasiun Z. Tujuan penelitian: Identifikasi fasilitas keselamatan, kenyamanan, keamanan dan kemudahan penumpang sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri No. 48 Tahun 2015, keinginan penumpang terhadap fasilitas stasiun Z, varian utama perbaikan fasilitas stasiun Z, dan usulan perbaikan yang diberikan kepada stasiun Z.

Temuan penelitian: Tampilan tarif dipilih sebagai saran untuk perbaikan desain fasilitas pelayanan penumpang karena menghemat biaya dan juga menjadi keluhan terbesar responden. Kesimpulan : Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah fasilitas kenyamanan penumpang telah sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri Republik Indonesia dengan usulan alternatif, keinginan penumpang terhadap fasilitas stasiun Z yaitu mendapatkan informasi yang jelas tentang keberangkatan dan informasi lainnya. dari staf kereta api, kebersihan toilet, intensitas suara atau kebisingan di ruang tunggu tidak berisik, suhu di ruang tunggu tidak panas, dan terdapat informasi tampilan tarif, serta usulan perbaikan yang diberikan kepada stasiun Z adalah penambahan papan informasi elektronik ke pusat informasi dan pembuatan tampilan informasi tarif.

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Batasan Masalah
  • Sistematika Penulisan

Stasiun Z hanya mempunyai sistem informasi melalui pengeras suara yang berisi informasi tujuan dan rute kereta api yang akan masuk ke jalur pemberhentian kereta api tersebut. Namun hal ini kurang efektif karena informasi yang disampaikan kepada penumpang boarding hanya terdiri dari satu atau dua pesan. Penumpang seringkali tidak fokus terhadap apa yang disampaikan melalui informasi lisan (Cahyadhita, dkk, 2013). Dalam aturan tersebut hampir semua yang ada di Stasiun Z sudah ada, hanya satu yang kurang yaitu tampilan harga tiket, restorasi dan juga papan informasi elektronik.

Dalam beberapa kali wawancara, penumpang juga merasa sulit mengetahui tarif karena petugas yang tidak cukup untuk bertanya, dan juga tidak mengetahui waktu keberangkatan kereta karena tidak adanya papan informasi yang menunjukkan waktu keberangkatan kereta. Transportasi, desain (layar) untuk memenuhi kebutuhan informasi penumpang. Salah satu yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah makroergonomi. Kereta Api Indonesia (Persero) khususnya pada stasiun Z sehingga melalui penelitian dengan pendekatan makro ergonomi dapat memecahkan permasalahan yang ada pada stasiun Z.

Makroergonomi adalah pendekatan sistem sosio-teknis yang bersifat top-down untuk menganalisis, merancang atau memperbaiki sistem kerja dan organisasi kerja kemudian menyelaraskan desain tersebut pada elemen-elemennya secara keseluruhan (Iridiastadi dan Yassierli, 2014). Walaupun mikroergonomi dan makroergonomi berbeda, namun keduanya mempunyai prinsip yang sama, yaitu manusia bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja (Widodo et al., 2006). Manfaat penelitian ini adalah membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan lingkungan, teknologi, dan tuntutan pasar.

Dengan memahami bagaimana orang berinteraksi dengan sistem kerja dan organisasi, perubahan dapat diterapkan dengan lebih efektif. Apakah lingkungan keselamatan, kenyamanan, keamanan dan kenyamanan penumpang telah sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri No. 48 Tahun 2015. Identifikasi lingkungan keselamatan, kenyamanan, keselamatan dan kenyamanan penumpang sesuai dengan standar minimal yang dikeluarkan Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2015.

Responden yang mengisi kuesioner adalah penumpang yang berada di lokasi pada saat itu, Februari-April 2023.

TINJAUAN PUSTAKA

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISA DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Penelitian Terdahulu

Kesimpulan MEAD tentang peningkatan kualitas pelayanan adalah memberikan alternatif perbaikan sistem pelayanan yang paling baik dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pelayanan. Hasil penelitian dengan menggunakan MEAD diperoleh rancangan alat lentur akrilik berupa meja kerja dan kursi dengan tinggi meja 74,07 cm, lebar meja 41,61 cm, panjang meja 45,88 cm, tinggi kursi. Evaluasi Tracer Study Pembelajaran pada Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Menggunakan Pendekatan Egonomi.

28 responden tidak dapat dihubungi karena beberapa kendala antara lain nomor tidak aktif, nomor tidak dapat dijangkau, nomor tidak terdaftar, nomor salah dihubungi, pesan tidak terkirim, tersambung namun tidak terjawab, nomor telepon tidak lengkap.

Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Tabel 1. Penelitian Terdahulu

TINJAUAN PUSTAKA

  • Ergonomi
  • Ergonomi Mikro
  • Transportasi
  • Stasiun
  • Informasi (Display)
  • Fasilitas Naik Turun Tangga Kereta Api

Kereta api merupakan salah satu moda transportasi darat yang ada di beberapa kota di Indonesia, diantara moda transportasi darat lainnya, kereta api ini mampu menampung jumlah yang cukup besar yaitu sekitar 900-1100 penumpang, menurut Cahyadhita, dkk, (2013). Di Indonesia terdapat sekitar 13 stasiun kereta api besar, dimana hanya 2 stasiun kereta api yang telah memenuhi standar pelayanan minimal sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan dan dibuktikan dengan penelitian sebelumnya oleh M. Syamsudin yang berjudul Penelitian Aspek Yudisial dalam Pembangunan Platform Tinggi di stasiun kereta api sebagai sarana perlindungan konsumen.

45 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang Dengan Kereta Api bertujuan untuk memberikan penumpang sebagai konsumen hak untuk menerima pelayanan sesuai dengan standar pelayanan minimum. Peraturan Menteri Perhubungan ini berlaku pada KA Komuter Sulam karena ada beberapa aspek standar pelayanan minimal yang belum diterapkan secara maksimal. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Stasiun Kereta Api merupakan tempat berangkat atau berhentinya kereta api untuk keperluan pelayanan.

Menurut Sari (2013), kegiatan usaha juga dapat dilakukan pada stasiun kereta api untuk menunjang lalu lintas kereta api dan memberikan pelayanan khusus, sepanjang tidak mengganggu fungsi stasiun. Stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat pemberhentian kereta api yang memungkinkan kereta lain lewat. Terlihat dari Gambar 2 bahwa jumlah tampilan informasi samping belum mencukupi kebutuhan penumpang mengenai informasi rute keluar kereta api.

Di Indonesia, kondisi fasilitas kemudahan naik dan turun penumpang kereta api di beberapa stasiun besar belum memenuhi standar pelayanan minimal yang ditetapkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2011. Berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan tersebut terdapat fasilitas untuk kemudahan akses pada saat menaiki dan menurunkan penumpang kereta api, untuk stasiun besar, sedang atau kecil, tinggi lantai peron harus sama dengan tinggi lantai kereta. Penelitian mengenai ketinggian lantai peron pada beberapa stasiun kereta api besar di Indonesia dilakukan oleh M. Syamsudin dengan judul penelitian Aspek Yudisial Pembangunan Peron Tinggi di Stasiun Kereta Api Sebagai Sarana Perlindungan Hukum Konsumen.

Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang di Stasiun X belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah. Hal ini membuat penumpang sulit masuk ke dalam gerbong kereta, bahkan terjadi kecelakaan saat menaiki gerbong kereta. Selain itu, fasilitas untuk kemudahan naik/turun penumpang dari/ke gerbong kereta juga dirasa kurang, masih banyak pelanggan terutama anak-anak dan ibu-ibu yang kesulitan untuk naik atau turun dari kereta. karena penempatan anak tangga/loket yang kurang tepat pada setiap pintu kereta dan kurangnya kewaspadaan petugas kereta api dalam memindahkan anak tangga/loket.

Gambar 1. Penerapan Tujuan Ergonomi ( Sumber: Hussen,  2017)
Gambar 1. Penerapan Tujuan Ergonomi ( Sumber: Hussen, 2017)

METODE PENELITIAN

  • Rancangan Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Responden Penelitian
  • Cara Pengumpulan Data
  • Alur Penelitian
  • Analisis Data

Pengumpulan data suara penumpang pada penelitian ini dengan cara memberikan kuesioner suara penumpang kepada penumpang sebagai responden setelah melakukan perjalanan dengan angkutan kereta api. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang melakukan perjalanan dengan menggunakan transportasi yaitu kereta api khususnya di stasiun Z. Pengumpulan data pada penelitian ini adalah data tentang jumlah penumpang kereta api yang berkunjung, berapa pegawai dan jumlah penumpang kereta api yang ingin menggunakan transportasi. . Gunakan kereta api tujuan Rangkasbitung-Merak atau sebaliknya.

Data primer dalam penelitian ini adalah tata letak Stasiun Z, ketinggian lantai masuk kereta api dari lantai peron, ukuran layar informasi lintasan, foto-foto kondisi fasilitas naik dan turun penumpang kereta api, serta ukuran dan jumlah tangga tambahan yang tersedia di Stasiun Z serta hasil survei wisatawan. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis alur penelitian yaitu flowchart penelitian umum dan flowchart pengolahan data Macroergonomics Analysis and Design (MEAD). Di Stasiun Z, penelitian perbaikan fasilitas akan dilakukan dengan metode Macroergonomics Analysis and Design (MEAD).

Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap objek yang diteliti, melakukan wawancara langsung mengenai permasalahan yang ada dan mencatat hal-hal yang diperlukan dalam penelitian, sehingga peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada di lapangan dan dapat dijadikan bahan. untuk menentukan permasalahan yang ada. rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menemukan permasalahan mengenai kurangnya fasilitas informasi dan selanjutnya merancang tampilan informasi yang baik dan benar, antara lain mengenai fasilitas kemudahan keluar masuk gerbong kereta api di stasiun Z. Tujuan penelitian diidentifikasi dalam rumusan masalah, hal-hal yang ingin dicapai dengan penelitian yang dilakukan.

Batasan masalah dalam penelitian ini dilakukan di Stasiun Z, penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2020 sampai dengan bulan Februari 2020, kuesioner yang akan diisi adalah oleh pengunjung yang berada disana pada saat itu. Berikut tahapan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini: Identifikasi menggunakan metode Macroergonomics Analysis and Design (MEAD). Analisis dan pembahasan dalam penelitian ini menyangkut analisis kondisi di Stasiun Z, hasil identifikasi menggunakan metode MEAD dan rancangan usulan perbaikan.

Pada penelitian ini dilakukan permasalahan pada stasiun Z yaitu tampilan pada stasiun Z kurang informatif artinya stasiun Z belum memenuhi standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah.

Gambar 3. Flowchart Penenelitian Umum
Gambar 3. Flowchart Penenelitian Umum

DAFTAR PUSTAKA

Evaluasi Tracer study untuk pembelajaran di Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan pendekatan makro ergonomi. Analisis Ergonomi Berdasarkan Praktikum Laboratorium Teknik Industri - Usahid dan Penerapan Ergonomi Pada Industri Germent “AB”.

Gambar

Tabel 1. Penelitian Terdahulu
Gambar 1. Penerapan Tujuan Ergonomi ( Sumber: Hussen,  2017)
Gambar 3. Flowchart Penenelitian Umum
Gambar 4. Flowchart Pengolahan Data Metode MEAD

Referensi

Dokumen terkait

The study design for this study was Classroom Action Research (CAR). This research uses several tools. In short, field notes improve students' reading comprehension. Before doing