• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbandingan gambaran sitologi permukaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perbandingan gambaran sitologi permukaan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

Kegunaan Penelitian

  • Kegunaan Ilmiah
  • Kegunaan Praktis

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, PREMIS

Kajian Pustaka

  • Fisiologi Lapisan Film Air Mata
  • Regulasi Sekresi Kelenjar Lakrimal
  • Sindrom Mata Kering
  • Patogenesis terjadinya Mata Kering
  • Pemeriksaan Mata Kering
  • Pengaruh OHT Terhadap Mata Kering
  • Pemeriksaan Sitologi Impresi

LFU ini menunjukkan hubungan erat antara struktur anatomi permukaan mata dan lapisan air mata.7,8. Sindrom mata kering merupakan kelainan permukaan mata dan air mata multifaktorial yang menimbulkan keluhan rasa tidak nyaman pada mata, penurunan ketajaman penglihatan, ketidakstabilan lapisan air mata yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelainan permukaan mata. Situasi ini berhubungan dengan peningkatan osmolaritas lapisan air mata dan peradangan subakut pada permukaan mata.

Defisiensi air mata yang terjadi mengakibatkan kerusakan epitel dan glikokaliks, serta hilangnya sel epitel permukaan mata. Hal ini menyebabkan penggumpalan lendir, yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakstabilan lapisan film air mata dan kerusakan kornea.1,7. -Obat sistemik seperti antihipertensi menyebabkan mata kering melalui mekanisme refleks hiposekresi yang mengurangi produksi kelenjar lakrimal.

Mekanisme utama yang berkontribusi terhadap mata kering termasuk hiperosmolaritas air mata dan stabilitas lapisan air mata. Tahap awal mata kering disebabkan oleh kerusakan permukaan mata akibat perubahan tekanan osmotik, respon inflamasi dan tekanan mekanis (kehilangan pelumasan permukaan mata), sehingga terjadi rangsangan pada kelenjar lakrimal. Pada EDE tidak terjadi gangguan pada kelenjar lakrimal (misalnya disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibom), namun mekanisme kompensasi yang terjadi adalah peningkatan volume air mata.

Oleh karena itu, terjadi gangguan pada lapisan lipid pada ATD sehingga menyebabkan lapisan air pada film air mata menjadi lebih tipis. Pemeriksaan mata kering meliputi pemeriksaan konjungtiva, permukaan mata, pemeriksaan lapisan film air mata seperti TBUT. Kerusakan pada permukaan mata dan peningkatan osmolaritas lapisan film air mata dapat terjadi pada ATD dan EDE.14.

Sindrom mata kering merupakan kelainan pada lapisan lapisan air mata yang timbul akibat berkurangnya produksi air mata atau peningkatan penguapan lapisan air mata. Sindrom mata kering terjadi akibat penurunan jumlah air mata, gangguan distribusi air mata pada permukaan kornea dan konjungtiva, gangguan pelumasan kornea, ketidakteraturan permukaan kornea, dan kelainan lapisan lipid pada lapisan film air mata. Keadaan ini mempengaruhi sekresi air mata oleh kelenjar lakrimal yang berperan dalam terjadinya sindrom mata kering.

Penelitian Valerie menyatakan bahwa efek CCB pada mata kering adalah melalui terganggunya lapisan lipid pada lapisan air mata.

Gambar 2.1  Komponen lapisan air mata yang diproduksi epitel permukaan  kelenjar lakrimal dan sel goblet yang melubrikasi, proteksi  terhadap inflamasi dan menstimulasi penyembuhan  Dikutip dari : Foster 8
Gambar 2.1 Komponen lapisan air mata yang diproduksi epitel permukaan kelenjar lakrimal dan sel goblet yang melubrikasi, proteksi terhadap inflamasi dan menstimulasi penyembuhan Dikutip dari : Foster 8

Kerangka Pemikiran

Kertas saring ditempatkan pada permukaan medial konjungtiva bulbar, difiksasi pada satu sisi dengan forsep konjungtiva dan ditekan dengan lembut. Pewarnaan gelas kimia dapat dilakukan dengan PAS, Papaniculaou atau HE, sediaan kemudian diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x. Rata-rata kepadatan sel goblet dihitung dari jumlah sel goblet per lapang pandang atau rata-rata jumlah sel goblet pada 3 area terkait yang dinyatakan dalam jumlah sel/bidang pandang.21.

Golongan BB merupakan agen penghambat β-adrenergik yang menghambat reseptor β-adrenergik pada kelenjar lakrimal sehingga menurunkan kadar lisozim lakrimal, sIgA dan menurunkan sekresi kelenjar lakrimal. Penghambat saluran kalsium menyebabkan mata kering dengan mengganggu lapisan lipid lapisan air mata, sehingga merusak stabilitas lapisan lapisan air mata. Golongan ACE inh dan ARB mempunyai efek yang sama terhadap mata kering yaitu mengganggu fungsi kelenjar ludah dan lakrimal 4,16 Penelitian Smidt dkk menemukan bahwa ACE inh/ARB menyebabkan bradikinin tidak dapat berubah menjadi bentuk tidak aktif 17 Bradykinin (BK) dalam bentuk aktif dan Lys-BK merupakan senyawa peptida yang dilepaskan dalam konsentrasi tinggi pada penderita alergi mata.

Peptida ini diduga akan mengaktifkan reseptor spesifik pada permukaan mata yaitu epitel kornea sehingga epitel kornea menjadi salah satu organ sasaran kina tersebut. Kina mempunyai efek yang kuat terhadap terjadinya efek inflamasi dengan merangsang vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, sehingga merangsang sekresi cairan dan ion oleh sel epitel.23. Studi Mata Beaver Dam menemukan insiden mata kering yang lebih rendah pada subjek yang menggunakan ACE inh dibandingkan dengan kelompok OHT lainnya.

Pemeriksaan sitologi impresi merupakan parameter penting selain parameter lain seperti TBUT, uji Schirmer dan skor OSDI dalam diagnosis mata kering, karena dapat memberikan gambaran sel goblet penghasil musin pada lapisan film air mata. Sehingga penilaian terhadap keadaan mata kering ini dapat membantu dalam memilih pengobatan bagi penderita hipertensi dan penatalaksanaan yang tepat terhadap terjadinya mata kering pada pengguna OHT.

Gambar 2.9 Kerangka alur pikir
Gambar 2.9 Kerangka alur pikir

Premis

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Subjek Penelitian
    • Populasi Penelitian
    • Cara Pemilihan sampel
    • Kriteria Inklusi
    • Kriteria Eksklusi
    • Kriteria Drop Out
    • Penentuan Besar Sampel
  • Metode Penelitian
    • Rancangan Penelitian
    • Identifikasi Variabel
    • Definisi Operasional
    • Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data
  • Implikasi/Aspek Etik Penelitian
  • Alur Penelitian

Variabel bebas pada penelitian ini adalah kombinasi OHT kelompok ACE inh/ARB dan kombinasi non-ACE inh/ARB. Obat yang digunakan adalah golongan ACE inh/ARB dan golongan non-ACE inh/ARB yaitu golongan diuretik, CCB dan BB. Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat penurunan kepadatan sel goblet yang signifikan dari awal hingga minggu ke 4 setelah pengobatan pada kelompok obat ACE inh/ARB dan kelompok non-ACE in/ARB (p=0,045).

Ketika kami membandingkan kedua kelompok pada minggu ke 4, ditemukan bahwa penurunan kepadatan sel goblet lebih rendah secara signifikan pada kelompok ACE inh/ARB dibandingkan dengan kelompok non-ACE inh/ARB (p=0,044). Terdapat tingkat metaplasia epitel konjungtiva yang lebih tinggi pada kelompok non-ACE inh/ARB. Penurunan kepadatan sel goblet pada kombinasi ACE inh/ARB OHT lebih sedikit dibandingkan pada kombinasi non-ACE inh/ARB.

Peningkatan laju metaplasia sel epitel konjungtiva pada kelompok kombinasi ACE inh/ARB pada kelompok OHT lebih kecil dibandingkan pada kelompok kombinasi non-ACE inh/ARB. Terdapat peningkatan laju metaplasia epitel konjungtiva dengan median 1 pada kelompok ACE inh/ARB dan 2 pada kelompok non-ACE inh/ARB. Namun penelitian Akcay dkk menemukan bahwa kombinasi ACE inh/ARB tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mata kering.

Kepadatan sel goblet menunjukkan penurunan yang signifikan antara kedua kelompok yaitu kelompok ACE inh/ARB, kelompok non-ACE inh/ARB dengan p-value = 0,045. Penelitian ini juga menemukan bahwa selain penurunan jumlah sel goblet pada kedua kelompok, penurunan kepadatan sel goblet tampak lebih sedikit pada kelompok ACE inh/ARB dibandingkan dengan kelompok non-ACE inh/ARB. Hal ini menunjukkan bahwa risiko kerusakan permukaan mata pada kelompok ACE inh/ARB lebih kecil dibandingkan dengan kelompok non-ACE inh/ARB.

Peningkatan derajat metaplasia pada kelompok ACE inh/ARB lebih sedikit dibandingkan kelompok non-ACE inh/ARB p=0,003. Hal ini sesuai dengan penelitian Akcay yang menyatakan bahwa kelompok ACE inh/ARB memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mata kering pada bulan pertama setelah terapi.

Tabel 3.1 Pemeriksaan Sitologi Impresi dengan Kriteria Tseng
Tabel 3.1 Pemeriksaan Sitologi Impresi dengan Kriteria Tseng

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Karakteristik Subjek Penelitian
  • Perbandingan Densitas Sel Goblet pada Kedua Kelompok
  • Perbandingan Derajat Metaplasia Epitel Konjungtiva pada

Hasil penelitian yang dipaparkan meliputi karakteristik pasien dan analisis perbandingan kepadatan sel goblet dan laju metaplasia konjungtiva antara kelompok yang diberi ACE inh atau ARB dengan kelompok yang tidak diberikan obat tersebut pada awal dan minggu ke 4 setelah terapi. Derajat karakteristik sindrom mata kering dilihat secara keseluruhan berdasarkan kepadatan sel goblet dan metaplasia epitel konjungtiva sesuai kriteria Tseng sebagaimana tercantum pada Bab 3. Pada minggu ke 4 terjadi sindrom mata kering derajat ringan.kering pada ACE inh/ ARB kelompok sebesar 66,67% dan non ACE inh/ARB sebesar 83,3% berbeda bermakna dengan p value = 0,012. Berdasarkan tabel 4.1 terlihat tidak terdapat perbedaan jenis kelamin dan usia yang signifikan antara kedua kelompok (p value > 0,05).

Perbandingan derajat kepadatan sel goblet pada kedua kelompok penelitian disajikan pada tabel 4.2, meliputi nilai pemeriksaan pada awal dan 4 minggu pasca terapi, serta perbandingan kepadatan sel goblet pada awal dan minggu ke 4. Proporsi sebesar 44.4% pada grade 1 dan 2 terlihat pada kelompok ACE inh/ARB dan 55.6% pada grade 3 pada kelompok non-ACE inh/ARB pada minggu ke 4 pasca terapi yang signifikan (p =0.016) .

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian  Karakteristik
Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik

Pengujian Hipotesis

Pembahasan

Penelitian Akcay dkk menemukan bahwa tidak ada perbedaan penggunaan OHT kurang dari satu bulan terhadap sindrom mata kering. Keadaan ini akan menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata yang merupakan proses penting terjadinya sindrom mata kering. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inti dari mekanisme mata kering adalah ketidakstabilan permukaan mata yang menyebabkan hiperosmolaritas air mata.

Obat antihipertensi seperti diuretik, BB, CCB, ACE inh, ARB disebut dapat menyebabkan sindrom mata kering. Penelitian Valerie dkk menemukan bahwa CCB dapat menyebabkan mata kering, yaitu melalui terganggunya lapisan lipid pada lapisan air mata, sedangkan efek ACE inh/ARB pada mata kering mungkin disebabkan oleh disfungsi kelenjar ludah dan lakrimal, menurutnya. riset. oleh Smith dkk. Penelitian yang dilakukan oleh Akcay et al menyelidiki variabel mata kering dengan mengukur osmolaritas air mata, TBUT, skor OSDI, uji FL, uji RB dan uji Schirmer.

Dry Eye Workshop (DEWS) pada tahun 2007 membagi faktor risiko mata kering menjadi sebagian besar konsisten, sugestif, dan tidak jelas. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian obat tetes mata disertai air mata buatan pada bulan pertama penggunaan OHT tidak perlu dilakukan, namun perlu dilakukan observasi jangka panjang dengan kajian subjektif dan objektif mengenai mata kering pada pengguna OHT selama lebih dari 1 bulan. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa subjek dapat mulai mengalami tanda dan gejala mata kering pada waktu yang berbeda-beda hingga 3 bulan.

Hasan Sadikin Bandung, saat ini sedang melakukan penelitian untuk mengetahui efek obat antihipertensi berupa mata kering yang terjadi pada pasien yang menjalani pengobatan hipertensi di RSUD Ujung Berung selama bulan Agustus – September 2017. Mata kering merupakan penyakit pada air mata dan permukaan mata. Mata dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga menimbulkan gejala ketidaknyamanan, gangguan penglihatan dan ketidakstabilan lapisan air mata disertai kerusakan pada permukaan mata. Diuretik, beta blocker, CCB, ACE inhibitor, dan angiotensin receptor blocker (ARB) diketahui menyebabkan mata kering dengan menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata dan meningkatkan osmolaritas lapisan air mata, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa ACE inhibitor dan ARB tidak berpengaruh pada mata kering. tidak. .

Pada kondisi mata kering, terjadi perubahan pada permukaan mata, seperti kerusakan epitel konjungtiva, kerusakan koneksi antar sel epitel konjungtiva, dan hilangnya sel goblet. Dalam penelitian ini, jika Anda menderita sindrom mata kering, Anda akan diberikan obat tetes air mata buatan. Melalui hasil penelitian tersebut, diharapkan gambaran permukaan mata dapat terlihat sehingga dapat dilakukan terapi air mata buatan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada permukaan mata terkait dengan munculnya kondisi mata kering.

Diuretik, penghambat beta, CCB, penghambat ACE, dan penghambat reseptor angiotensin (ARB) diketahui menyebabkan mata kering dengan menyebabkan ketidakstabilan lapisan air mata dan meningkatkan osmolaritas lapisan air mata, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa penghambat ACE dan ARB. tidak berpengaruh pada mata kering.

Gambar 1.    Derajat 0 metaplasia konjungtiva pada baseline terapi ACE inh/ARB  Keterangan : Gambaran sel goblet (tanda panah merah), sel epitel
Gambar 1. Derajat 0 metaplasia konjungtiva pada baseline terapi ACE inh/ARB Keterangan : Gambaran sel goblet (tanda panah merah), sel epitel

SIMPULAN DAN SARAN

Gambar

Gambar 2.1  Komponen lapisan air mata yang diproduksi epitel permukaan  kelenjar lakrimal dan sel goblet yang melubrikasi, proteksi  terhadap inflamasi dan menstimulasi penyembuhan  Dikutip dari : Foster 8
Gambar 2.2  Komponen lapisan film air mata  Dikutip dari : Foster 8
Gambar 2.3  a. Anatomi kelenjar lakrimal, b. Persarafan kelenjar lakrimal     Dikutip dari : Dartt 10
Gambar 2.4  Skema penyebab Mata Kering
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Isi 1.Menjelaskan defenisi Diabetes Melitus 2.Menyebutkan penyebab Diabetes Melitus 3.Menyebutkan tanda dan gejala serta keluhan yang sering terjadi pada penderita

penyakit yang ditandai dengan frekuensi buang air besar 2 kali per hari dengan konsistensi lunak/cair?. penyakit yang ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3

IPH 332 3(2-3) IPH 322 Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa mampu menjelaskan tentang etiologi, gejala penyakit, patogenesa, diagnosa, epidemiologi,

Mata Pelajaran :   Matematika Kelas/Semester :    XI/3 Pertemuan ke :   1, 2, 3 dan 4  Alokasi Waktu

Menurut PPDGJ III, episode depresif ditandai dengan gejala utama, yaitu: 1) afek depresif; 2)kehilangan minat dan kegembiraan; dan 3) berkurangnya energi yang

menit Saat menggunakan tablet computer dengan waktu 2-3 jam rata-rata responden sudah mulai mengalami keluhan penglihatan pada mata Responden memiliki keluhan

13% SIMILARITY INDEX 13% INTERNET SOURCES 2% PUBLICATIONS 0% STUDENT PAPERS 1 2% 2 2% 3 1% 4 1% 5 1% 6 1% 7 1% 8 1% 9 1% Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat

1 Pasien datang, 2 Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang dibutuhkan, 3 Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya, 4