PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dan guru yang berlangsung di dalam kelas guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran untuk mencapai perubahan tingkah laku dan juga perubahan sikap setiap siswa. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan menjalankan kurikulum, suatu kegiatan yang harus ada dalam dunia pendidikan sehingga dapat mempengaruhi siswa terutama dalam mempengaruhi perilaku siswa, baik dalam intelektual siswa maupun moral siswa untuk belajar. mencapai tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.
Rumusan dan Batasan Masalah
Tujuan dan Manfaat
Meningkatkan proses belajar mengajar di kelas agar siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti proses belajar mengajar dan selalu semangat dalam belajar. Penelitian ini berharap adanya manfaat bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas sekolah khususnya dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa tidak merasa bosan untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Definisi Operasional
Media dalam penyelidikan ini adalah bertujuan untuk menjadi sebuah filem, di mana filem adalah imej yang digerakkan dan diberi kekuatan supaya pelajar dapat memerhati pergerakan yang digunakan dalam cth. bahan kacang apabila mereka berbaring. Media audio-visual dalam penelitiannya adalah filem cereka yang berbentuk keletihan, sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh seorang guru, apabila seorang guru telah menyampaikan materi dengan media film, maka siswa akan lebih cepat memahami materi yang diajarkan.
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Kajian Pustaka
- Media Dalam Pembelajaran
- Pengertian Media Pembelajaran
- Manfaat Media Pembelajaran
- Pemilihan Media Pembelajaran
- Pengertian Audio Visual
- Macam-macam Audio Visual
- Elemen-elemen yang Harus Diperhatikan
- Tahapan Penggunaan Media AudioVisual
- Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual
Sesuai dengan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai, misalnya jika tujuan atau kompetensi bersifat hafalan, maka media yang digunakan adalah audio, jika tujuan atau kompetensi pembelajaran bersifat motorik (gerakan dan aktivitas), maka media yang cocok. . karena materinya bersifat audiovisual visual dengan adanya media gerak atau audiovisual maka guru akan dapat menyampaikan materi 24. Kata ini tersusun dari dua kata yaitu audio dan visual sehingga menjadi satu kata yaitu media audiovisual, yang dapat digunakan guru untuk berkomunikasi sesuai dengan materi pembelajaran yang diimplementasikan dalam pembelajaran. Abdurrokhman Gintings mengatakan bahwa “media audiovisual menyajikan materi pembelajaran berupa sesuatu yang dapat dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga manusia. Ada pula peralatan yang memiliki gambar audiovisual yang dapat bergerak, misalnya televisi, pemutar video dan komputer, slide proyektor yang digabungkan dengan tape recorder.” 26.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media audiovisual adalah penyajian materi pembelajaran dengan menggunakan alat dan media gambar yang dapat dilihat dengan mata manusia dan didengar dengan telinga manusia, khususnya siswa yang mengikuti proses belajar mengajar di kelas. sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik. Selain film dan video, televisi merupakan media yang menyampaikan pesan pembelajaran secara audiovisual yang disertai dengan unsur gerak. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa banyak sekali media audiovisual yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, sehingga siswa tidak bosan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
Media audiovisual akan terasa bermanfaat apabila yang menggunakannya memiliki keahlian dan keterampilan yang lebih memadai dalam penggunaannya, pengguna harus mengetahuinya. 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaen, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta, Renika.. 8) Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual. Setiap media pembelajaran itu “pasti ada kelebihan dan kekurangannya, begitu juga dengan media audiovisual.
Kerangka Berpikir
Film dan video yang tersedia selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang diinginkan, kecuali film atau video tersebut dirancang dan diproduksi untuk kebutuhannya sendiri. Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru dan siswa bisa pasif selama siaran. Setiap media tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tugas seorang guru harus dapat memilih media yang sesuai dengan materi yang diajarkan agar media yang digunakan terarah dan siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, karena seorang guru tidak bisa menandingi media yang digunakan dengan materi yang akan diajarkan, media tersebut tidak akan efektif.
Selama proses pembelajaran, ketika penyampaian hanya diberikan buku teks saja tanpa menggunakan media, siswa secara alami mengalami kebosanan, sehingga minat belajar menurun dalam proses belajar mengajar. Guru atau siswa pasti pernah merasakan kebosanan dan kebosanan dalam proses belajar mengajar dengan media audiovisual tersebut yang membuat siswa bertindak lebih semangat dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan oleh guru kepada siswa, maka tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Dalam proses belajar mengajar pada hakekatnya dalam konteks proses penyampaian isi pembelajaran berupa pesan atau informasi baik pengetahuan, sikap maupun keterampilan, agar keahlian pengalaman guru tersalurkan secara optimal kepada siswa, yang akan berdampak pada peningkatan kemampuan siswa. hasil belajar. Saat ini teknologi pendidikan semakin berkembang begitu juga dalam proses belajar mengajar yang akan berkembang dari zaman dahulu hanya dengan menggunakan papan tulis dan buku teks yang digunakan sebagai alat bantu mengajar dan sekarang dalam proses pembelajaran menggunakan media audiovisual yang dapat langsung didengar dan dilihat oleh peserta didik sehingga peserta didik proses belajar mengajar lebih berkembang.
Hipotesis Penelitian
Pada tahun pelajaran 2017/2018 tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran VII. mata pelajaran Fiqh di MTs Darul Muhajirin Praya.
METODE PENELITIAN
- Jenis dan Pendekatan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Waktu dan Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
- Instrument atau Alat Penelitian
- Observasi
- Dokumentasi
- Angket
- Tes
- Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian
- Metode Observasi
- Metode Angket
- Metode Dokumentasi
- Teknik Analisis Data
Tes ini untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media audiovisual dan sebelum menggunakan media audiovisual. Tes formatif ini untuk memperoleh data hasil belajar siswa kelas VII MTs Darul Muhajirin Praya setelah menerapkan media audiovisual pada kegiatan pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan media audiovisual.
Sedangkan data hasil tes formatif digunakan sebagai data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media audiovisual. Penulis menyajikan analisis data untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media audiovisual pada mata pelajaran Fiqh, di MTs Darul Muhajirin Praya Tahun Pelajaran 2017/2018. Berdasarkan uji normalitas sebelum menggunakan media audiovisual terlihat bahwa Xhitung = 6,36 lebih kecil dari Xtabel.
Oleh karena itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran fikih di MTs Darul Muhajirinpraya. Oleh karena itu, karena H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran VII. kelas fikih di MT. Setelah melakukan penelitian dan membahas hasil penelitian mengenai perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual pada mata pelajaran VII. kelas Fiqh di MT.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Data Madrasah Tsanawiyah
- Deskripsi Data
Pesantren Darul Muhajirin terletak di kota Praya, ibu kota Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 30 km arah timur kota Mataram – ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pesantren ini diberi nama “Darul Muhajirin” nama yang diberikan oleh ulama terkemuka Mekkah, Syekh Muhammad Yasin Isa Al-Fadani, guru utama Tuan Guru Haji Muhammad Najamuddin Makmun saat menuntut ilmu di Mekkah. Jika subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sampelnya, tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang maka subjek dapat diambil di antaranya.
Karena jumlah siswa kelas VII A dan VII D MT Darul Muhajirin tahun pelajaran 2017/2018 adalah 43 orang, maka peneliti mengambil seluruh populasi. Dalam penelitian yang menggunakan metode kuantitatif, kualitas pengumpulan data sangat ditentukan oleh kualitas instrument atau alat pengumpulan data yang digunakan. Peneliti kemudian menganalisis kedua variabel tersebut dengan menggunakan rumus chi-square, homogenitas dan pengujian hipotesis.
Untuk mengetahui perbandingan variabel X (hasil belajar siswa setelah menggunakan media audio visual) dengan variabel Y (hasil belajar siswa sebelum menggunakan media audio visual) menggunakan tes. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan uji normalitas setelah menggunakan media audio visual terlihat bahwa Xhitung = 7,06 lebih kecil dari Xtabel = 7,82, terlihat nilai Xhitung pada perhitungan uji normalitas lebih kecil dari Xtabel (Xhitung < Xtabel.
Langkah pertama untuk mengetahui apakah populasi homogen atau tidak adalah mengetahui variansnya terlebih dahulu. Dari perhitungan nilai tes dengan menggunakan rumus di atas diperoleh hasil untuk varian sebelum penggunaan media audiovisual adalah S12 = 6,75 dan untuk varian setelah penggunaan media audio.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian di Madrasah Tsanawiyah Darul Muhajirin Putri Praya diketahui bahwa populasi berasal dari distribusi normal, dan memiliki varian yang homogen artinya populasi memiliki kemampuan yang sama, sehingga dapat dijadikan populasi dalam penelitian ini. Setelah dilakukan pengolahan data, hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audio visual pada mata pelajaran Fiqih kelas VII di MTs Darul Muhajirin Praya pada tahun pelajaran yang diungkapkan dengan diterimanya Ho, dimana setelah thitung (1,29) Sehingga pada saat melakukan penelitian, hasil belajar siswa meningkat dengan bantuan media audiovisual. Penggunaan media audiovisual juga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, seperti aktif bertanya dan berdiskusi. Hipotesis awal penelitian ini menyatakan bahwa jika H0 diterima, maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual, dan jika H0 ditolak, maka tidak ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penggunaan media audiovisual. media. Pihak sekolah diharapkan dapat mendukung proses pembelajaran dengan menyediakan alat bantu pembelajaran berupa media audiovisual, sehingga kualitas lembaga akan terjamin dengan meningkatnya kualitas siswa di lembaga tersebut. Diharapkan kepada guru yang mengajar mata pelajaran fikih dan guru yang mengajar mata pelajaran lain menggunakan media audio visual sebagai alat bantu mengajar agar hasil belajar siswa terus meningkat. Siswa diharapkan selalu aktif dalam proses pembelajaran dengan media audio visual ini, seperti bertanya, menjawab atau berdiskusi. Selanjutnya data penelitian diuji dengan menggunakan uji normalitas dengan hasil Xhitung = 6,36 < Xtabel = 7,82 (sebelum menggunakan media audiovisual) dan Xhitung = 7,06 < Xtabel = 7,82 (setelah menggunakan media audiovisual), sehingga kedua data berdistribusi normal. SaranPENUTUP
Kesimpulan