PERBEDAAN KEPADATAN POPULASI KERANG Donax faba DAN Donax compressus DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG
SUMATERA BARAT
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)
RINA FITRIANI NIM. 11010026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
PERBEDAAN KEPADATAN POPULASI KERANG Donax faba DAN Donax compressus DI PANTAI NIRWANA KOTA PADANG
SUMATERA BARAT
Oleh
Rina Fitriani, Nurhadi, dan Febri Yanti
Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan IlmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
email: [email protected]
ABSTRACT
Nirwana Beach is one of the beaches used as a place of recreation and tourism in the city of Padang. This beach has a high pressure environment due to the activity of the surrounding community, so as to threaten the existence of biota communities that live in itincluding clams mussel that is Donax fabaand Donax compressus. This study aims to determine differences in population densityclams Donax faba andDonax compressus Nirwana Beach City in Padang, West Sumateraas well as physical-chemical factors that affect. This study was implemented in April 2015 at Nirwana Beach Padang.The method used is descriptive surveythat is with technicalpurposive sampling. Sampling consists of three stations .Sampling was done during low tides in the intertidal region where sampling using belt transects . Results showsthat there are significant differences between population density clams Donax fabaand Donax compressus . Density clams Donax fabaand Donax compressus those found in the intertidal zone of Padang Nirwana Beach each 2,00 ind /m2 and 1,40 ind /m2.
Key words: Bivalves, Mussels, Donax faba dan Donax compressus, Population density.
PENDAHULUAN
Pantai Nirwana terletak 14 km dari pusat Kota Padang. Pantai ini merupakan daerah pantai yang dikelola sebagai tempat wisata, pelabuhan kapal dan pemukiman penduduk serta memiliki taman bermain.Kondisi ini dapat mengancam keberadaan komunitas biota yang hidup di dalamnya termasuk kerang remis yaitu Donax faba dan Donax compressus dan hal ini perlu di kaji. Pentingya mengkaji perbedaan kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus untuk mengetahui jumlah individu mana yang lebih banyak di temukan.
Kerang Donax faba dan Donax compressus adalah hewan filter feeder yang memakan fitoplankton dan detritus yang tersuspensi dalam perairan. Manfaat lain dari kerang ini adalah sebagai sumber protein bagi penduduk karena memiliki protein yang sangat tinggi. Biasanya, penduduk mengkonsumsi kerang Donax faba dan Donax compressussebagai sayuran oleh penduduk
pantai sedangkan cangkangya dapat dimanfaatkan sebagai hiasan ( Nontji, 1993).
Kerang Donax faba dan Donax compressus hidup membenamkan diri dalam substrat. Gerakan membenamkan diri ini dibantu oleh gerakan otot kaki dan faktor eksternal seperti arus, ombak, dan aktifitas pasang surut. Kerang ini dapat menggali substrat hingga kedalaman 10-15 cm (Arma, 2011).
Penyebaran kerang remis pada substrat ada dua tipe yaitu secara vertikal dan horizontal. Penyebaran secara vertikal berhubungan dengan kedalaman kerang ini menggali substrat, sedangkan secara horizontal merupakan gerakan berpindah pada permukaan substrat pada rentang daerah intertidal yang mempengaruhi kelimpahan kerang ini ( Hines and Comtois, 1985). KerangDonax faba dan Donax compressusmerupakan kerang laut yang termasuk kedalam kerang pipih family Donacidae. Kerang ini hidup di substrat dasar perairan di sepanjang daerah intertidal pantai substrat pasir dan tergolong pada kelompok infauna yang hidup menggali dalam substrat
(Herrmann, 2008).Distribusi kerang Donax faba dan Donax compressusmeliputi daerah tropis sampai temperata dan sangat jarang ditemukan pada daerah kutub (Laudien, Brey, Arntz, 2003).Distribusi kerang Donax faba dan Donax compressus pada daerah intertidal pantai dipengaruhi oleh ukuran partikel substrat, kemiringan pantai, arus gelombang dan kandungan organik substrat (Moosa, kastoro, dan Romimohtarto, 1980).
Di Sumatera Barat umumnya ditemukan di kawasan pesisir Kabupaten Pasaman, Agam, Padang Pariaman, Pesisir Selatan dan Kota Padang (Jabang,Supriatna, Patria, and
Budiman, 2008).Kerang aktif
melakukanpergerakan dan migrasi pada saat gelombang pasang dimana pada saat pasang naik bermigrasi menuju pantai dan saat pasang surut menuju ke laut. Dalampergerakannya, kerang remis jugamendengarkan suara ombak untukmemprediksi besarnya gelombang yang datang.Suara deburan ombak yang besar menyebabkankerang ini muncul lebih banyak ke permukaan (Ellers, 1995).
Kerang remis memiliki peranan penting dalam jaring-jaring makanan di ekosistem pantai sebagai sumber makanan bagi burung, ikan, dan kepiting (Carstensen, Laudien, Leese, Arntz, and Held., 2009). Beldi, Gimbert, Maas, Scheifler and Soltani (2006) menambahkan D.
trunculus juga dapat dijadikan sebagai bioindikator yang mengakumulasi logam berat di lautan.
Berdasarkan wawancara dengan para nelayan pada tanggal 10 September 2014 yang tinggal di sekitar pantai, pemanfaatan kerang sebagai bahan konsumsi dulunya memang ada dan cangkangnya yang dijadikan hiasan.
Sekarang ini, kerang tidak lagi dimanfaatkan oleh masyarakat karena jumlah kerang yang di temukan semakin sedikit.
Jadi jika hal ini di biarkan secara terus menerus maka populasi dari kerang ini lama kelamaan akan menurun. Mengingat pentingnya kerang air laut dalam ekosistem dan besarnya ancaman terhadap menurunya populasi kerang ini, maka penting diadakan upaya konservasi terhadap populasi kerang ini.
Untuk mendukung upaya tersebut tentu dimulai dari kajian-kajian berbagai aspek dari kerang ini dan salah satunya adalah kajian tentang ekologi diantaranya mengetahui perbedaan kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus.Sehubungan dengan hal tersebut telah dilakukan penelitian
mengenai “Perbedaan Kepadatan Populasi Kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang Sumatera Barat”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan survey deskriptif dengan pengamatan langsung ke lapangan dan teknik pengambilan sampelmenggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel terdiri dari tiga stasiun yaitu stasiun1: dekat pemukiman penduduk. Stasiun 2: dekat tempat wisata.
Stasiun 3: dekat mangrove. Pengambilan sampel di lakukan saat pasang surut pada wilayah intertidal dimana pengambilan sampel mengunakan belt transek yang letaknya tegak lurus dengan garis pantai. Belt transek berukuran 1x10 m² yang dibagi atas 10 bingkai kuadrat, total bingkai kuadrat yang digunakan pada 3 stasiun adalah 90 bingkai kuadrat dan masing-masing bingkai kuadrat berukuran 1x1 m².Jarak antara stasiun I ke stasiun II kurang lebih 400 m dan jarak antara stasiun II ke stasiun III kurang lebih 600 m. Jarak antara tempat pengambilan pertama dari rataan 1 ke rataan berikutnya adalah 20 m dimana masing- masing lokasi pengambilan sampel dibagi dalam tiga rataan yaitu, rataan tepi, rataan tengah, rataan tubir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Kepadatan populasi kerang Donax faba dengan Donax compressus dan faktor fisika kimia yang ditemukan di zona intertidal Pantai Nirwana
Parameter
Stasiun
I II III
Kepadatan (ind/m2)
a. Donax faba b. Donax compres
sus
2,16 ind/m2
1,67 ind/m2
2,01 ind/m2
1,37 ind/m2
1,83 ind/m2
1,17 ind/m2
Suhu (0C) 27 28 30
pH 7 7 7
Salinitas (mg/L) 34,33 31,64 35,38
DO (ppm) 4,4 3,6 6,3
Kadar Organik Substrat
0,41 0,48 0,49
Berdasarkan Tabel 1 kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus yang ditemukan di zona intertidal Pantai Nirwana. Donax faba berkisar antara 1,83-2,16 ind/m2 dan Donax compressus berkisar antara 1,17-1,67 ind/m2. Di sini terlihat jelas Donax faba lebih banyak ditemukan jumlah individunya dibandingkan Donax compressus.Pada penelitian terlihat bahwa kepadatan populasi yang tinggi ditemukan pada stasiun I yaitu Donax faba sebesar 2,16 ind/m2 dan Donax compressus sebesar 1,67 ind/m2.
Analisis uji kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana. Tabel 2. Perbedaan kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang Sumatera Barat
Stas iun
Ming gu
Kepadatan Donax faba
Kepadatan Donax compressus I I 1,90 ind/m2 1,87 ind/m2
II 2,43 ind/m2 1,47 ind/m2 II I 1,80 ind/m2 1,47 ind/m2 II 2,23 ind/m2 1,27 ind/m2 III I 1,77 ind/m2 1,07 ind/m2 II 1,90 ind/m2 1,27 ind/m2 Berdasarkan tabel diatas dengan mengunakan hasil Uji Mann Whitney didapat nilai Sig. sebesar 0,010 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti menunjukkanbahwa terdapat perbedaan yang nyata antara kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang Sumatera Barat.
Kepadatan Populasi yang tertinggi ditemukan pada Stasiun I yaitu Donax faba sebesar 2,16 ind/m2 dan Donax compressus sebesar 1,67 ind/m2. Tingginya kepadatan populasi pada stasiun I karena kondisi substrat yang sesuai. Material organik substrat merupakan sumber makanan bagi setiap kelompok umur kerang remis yang menyaring partikel-partikel organik dan fitoplankton yang terdeposit di dasar perairan (filter feeder).Tingginya kepadatan kerang remis Donax faba dibandingkan Donax compressus karenakerang Donax faba lebih banyak di konsumsi oleh masyarakat disekitar sana. Di beberapa Negara di dunia, kerang remis Donax spp. merupakan sumber makanan yang bernilai tinggi dan menjadi salah satu komoditas ekspor, misalnya Donax denticulatus dan
Donax striatus di Karabia, Donax trunculus di Eropa, Donax serra di Afrika, Donax cuneatus dan Donax faba di Asia, dan Donax deltoides di Australia (Herrmann, 2008).Namun di Indonesia, jenis kerang Donax tidak menjadi sumber perikanan yang komersial karena harga dagingnya yang rendah. Pemanfaatannya hanya sebatas untuk konsumsi bagi masyarakat lokal.
Faktor abiotik juga mendukung kehidupan bivalvia di perairan. Seperti suhu, oksigen terlarut (DO), pH, salinitas, kadar organik substrat. Menurut Kordi (2011), kehidupan kerang juga di pengaruhi oleh suhu, suhu optimal untuk pertumbuhan yang baik dengan toleransi suhu berkisar 15-320 C. Suhu air laut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap aktifitas metabolisme pergerakan maupun penyebaran Donax faba dan Donax compressus. Suhu perairan Pantai Nirwana adalah 27-30 0C, kisaran suhu tersebut kisaran suhu yang dapat di tolerir oleh biota laut termasuk Bivalvia kelompok Donacidae sehingga masih bisa bertahan hidup dan berkembang biak. Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan, proses fisiologis dan siklus reproduksi Bivalvia. Fluktuasi suhu yang terjadi pada beberapa pantai berpasir akan mempengaruhi musim memijah bagi kelompok Bivalvia (Marcano,dkk 2003).
Keasaman (pH) merupakan jumlah ion hidrogen dalam air laut yang mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan kimia dalam air. Nilai pH menunjukkan derajat keasaman atau kebasaan suatu perairan.
Perairan dengan nilai pH = 7 adalah netral, pH
< 7 dikatakan kondisi perairan bersifat asam, sedangkan pH > 7 perairan bersifat basa (Effendi, 2003). Perairan yang baik dan ideal untuk pertumbuhan organisme laut berkisar antara 6,7-8,9 (Soegianto, 1994). pH rata-rata di Pantai Nirwana yaitu 7 (netral) dan termasuk kedalam kisaran yang baik untuk kehidupan biota laut termasuk bagi kelompok Bivalvia.
Salinitas merupakan takaran bagi keasinan air laut. Zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses outgassing, yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan dasar laut (Rumimohtarto dan Juwana, 2001).
Nilai salinitas sangat berpengaruh bila salinitas turun dapat menyebabkan organisme di perairan intertidal akan sulit bertahan hidup bahkan menyebabkan kematian. Dari hasil
penelitian di lapangan salinitas rata-rata di Pantai Nirwana berkisar antara 31,64-35,38 mg/L. Nybakken dan Bertness (2005) mengatakan salinitas optimum untuk kehidupan organisme laut berkisar antara 34-37 mg/L. Berarti kisaran salinitas Pantai Nirwana ini masih termasuk kedalam batas toleransi salinitas bagi kelompok Bivalvia. Menurut Nontji (1993) yang menyatakan bahwa perairan pantai di Indonesia umumnya berada pada kondisi yang masih mentolerir kehidupan kerang laut.
Kadar organik substrat di Pantai Nirwana daerah intertidal berkisar antara 0,41- 0,49 %. Kadar organik substrat tertinggi terdapat pada Stasiun III yaitu 0,49 % dan terendah pada Stasiun I dan Stasiun II yaitu 0,41 % dan 0,48 %. Tingginya kadar organik substrat pada Stasiun III disebabkan karena banyaknya bahan organik yang masuk ke laut.
Bahan organik tersebut berasal dari pecahan- pecahan kulit kerang yang mati dan masukan material organik yang berada dekat pantai.
(Marganof, 2007) menyatakan bahwa substrat dengan ukuran partikel yang halus memiliki kandungan bahan organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan substrat dengan ukuran partikel yang kasar.
Kadar organik substrat di Pantai Nirwana tergolong sangat rendah. Menurut Sitorus (2008) membagi persentase kadar organik yaitu < 1% (sangat rendah); 1-2%
(rendah); 2,01-3% (sedang); 3,01- 4% (tinggi);
4,01-5% (sangat tinggi). Material organik yang tersuspensi di dalam perairan merupakan sumber makanan bagi kelompok kerang filter feeder. Ketersediaan makanan akan mempengaruhi distribusi, pertumbuhan dan reproduksi kerang.Oksigen terlarut (DO) adalah faktor penting terhadap kehidupan Donax faba dan Donax compressus. Dari hasil penelitian di lapangan DO Pantai Nirwana berkisar antara 3,6-6,3 ppm. Nybakken dan Bertness (2005) mengatakan batas minimum DO untuk organisme perairan yaitu 5,4 ppm berarti oksigen terlarut (DO) di Pantai Nirwana baik untuk kehidupan Donax faba dan Donax compresss.
Dari hasil uji kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donaxcompressus dengan uji Mann Whitney yang telah dilakukan didapat nilai Sig. Sebesar 0,010 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyataantarakepadatan populasi kerang Donax
faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang Sumatera Barat. Pada penelitian ini kepadatan kerang Donax faba lebih tinggi.
Hal ini disebabkan karena kerang ini lebih banyak di konsumsi oleh masyarakat sekitar dan bagi masyarakat lokal, kerang ini dikenal dengan nama “rimih”. Kerang ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk dikonsumsi (Fauzi, 1992). Sedangkan kepadatan kerang Donax compressus ditemukan paling rendah. Hal ini disebabkan karena kelompok umur kerang Donax compressus yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang selalu terendam dan menerima hempasan gelombang air laut terbatas dan biasanya ditempati oleh spesies yang mampu beradaptasi terhadap gelombang air laut (Arma, 2011).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perbedaan kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang Sumatera Barat, ditemukan Kepadatan kerang Donax faba dan Donax compressus yang ditemukan pada zona intertidal Pantai Nirwana Kota Padang masing-masing 2,00 ind/m2 dan Donax compressus sebesar 1,40 ind/m2 dan ada perbedaan kepadatan populasi kerang Donax faba dan Donax compressus di Pantai Nirwana Kota Padang.Faktor fisika kimia air pada zona intertidal di Pantai Nirwana Kota Padang antara lain suhu, pH, Salinitas, DO dan Kandungan organik substrat mendukung untuk kelangsungan hidup kerang Donax faba dan Donax compressus.
DAFTAR PUSTAKA
Arma, S. P.2011. Ekologi dan Reproduksi Kerang remis Donax . 1ompresus di Pantai Tiku Kabupaten Agam . Tesis.Universitas Andalas: Padang.
Beldi, H., F. Gimber., S. Maas., R. Scheifler and N. Soltani. 2006. Seasonal variations of Cd, Cu, Pb and Zn in the edible Mollusc Donax trunculus (Molusca, Bivalvia) from the Golf of Annaba, Algeria. African Journal of Agricultural Research. 1 (4) : 85-90.
Carstensen, D., J. Laudien., F. Leese., W. Arntz and C. Held. 2009. Genetic variability, shell and sperm morphology suggest that the surf clams Donax marincovichi
and D. Abesulus are one spesies. J.
Moll. Stu. 1-10.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius:
Yogyakarta.
Ellers, O. 1995. Behavioralcontrol of swash- riding in the clam Donax variabilis.
Biol. Bull. 1989 : 120-127.
Fauzi, A. G. 1992. Populasi Kerang (Lamellibranchiata) di Pantai Muko- Muko Bengkulu. Thesis. Sarjana Biologi. Universitas Andalas: Padang.
Hermann, M. 2008. Population dynamics of the Argentinean surf clams Donax hanieyanus and Mesodesma mactroides from Open-Atlantic Beaches off Argentina. Doctoral Thesis. Alfred Wegener Institute for Polar and marine Reseacrch: Germany.
Hines, A. H. , and K. L. Comtois. 1985. Verical Distribution of Infauna in sediments Subestuary of Central Chesapeake Bay.
Estuaries. 8 (3) : 296-304.
Jabang, J. Supriatna., M. P. Patria., dan A.
Budiman. 2008. Kepadatan dan Keanekaragaman Kerang Intertidal (Mollusca : Bivalvia) di Perairan Pantai Sumatera Barat. Prosiding. Seminar Nasional Sains dan Teknologi – II 2008.
Universitas Lampung : 505-520.
Kordi, M. G. H. 2011. Budidaya 22 Komoditas Laut (Untuk Konsumsi Lokal dan Ekspor). Lily Publisher: Yogyakarta.
Laudien, J., T. Brey and W. E. Amtz. 2003.
Population structure, growth and production of the surf clam Donax serra (Bivalvia, Donacidae) on two Namibiun sandy beaches. Estuarine. Coastal and Shelf Scien. 58 : 105-115.
Marcano, J. S., A., Prieto., A. Larez., H.
Salazar., 2003. Growth of Donax denticulatus (Linne, 1758) (Bivalvia, Donacidae) in La Guardia Inlet, Margarita Island Venezuela. Zoo. Trop.
21 (2): 237-259.
Marganof. 2007. Model Pengendalian Pencemaran Perairan di Danau Maninjau Sumatera Barat. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor:
Bogor.
Moosa, M. K., W. Kastoro dan K.
Romimohtart. 1980. Peta sebaran Geografi beberapa biota laut di perairan Indonesia. LON-LIPI : Jakarta.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan:
Jakarta.
Nybakken , J. W dan Bertness, M. D. 2005.
Marine Biologi dan Ecological Approach Pearson. Benjamin:
Cummings Sanfransisco.
Romimohtarto, K dan Juwana, S. 2001. Biologi Laut : Ilmu Tentang Biota Laut.
Djambatan: Jakarta.
Sitorus, BR. D. 2008. Keanekaragaman dan Distribusi Bivalvia serta Kaitannya dengan Faktor Fisik-Kimia di Perairan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang.
Tesis. Universitas Sumatera Utara:
Medan.
Soegianto, A. 1994. Ekologi kuantitatif : Metode Analisis Populasi dan Komunitas. Usaha Nasional: Surabaya.