PERBEDAAN PEMBERIAN TEKNIK YOGA TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA
Rika Nurhasanah
Program Studi Kebidanan. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Email: [email protected]
ABSTRAK
Proses persalinan seringkali menimbulkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu, ketidaknyamanan yang paling dirasakan ibu adalah rasa nyeri akibat kontraksi uterus. Banyak teknik untuk mengurangi rasa nyeri pada saat proses persalinan. Teknik pengurangan nyeri pada prinsipnya dibedakan menjadi dua, yaitu teknik farmakologi dan teknik nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, sedangkan metode nonfarmakologi lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Burns
Blamey, 1994; Cook & Wilcox, 1997) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara ibu bersalin yang diberikan Therapi Teknik Yoga dan yang tidak diberikan Therapi Teknik Yoga terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida. Desain penelitian ini mengguakan metode kuasi eksperimen, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling, populasi dalam penelitian ini yaitu 38 orang ibu bersalin primigravida kala I fase aktif di klinik swasta Eneng Rohayati yang dibagi dalam 2 grup yaitu grup perlakuan dan kontrol. Analisis penelitian ini menggunakan independent t-test dan paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukan ada perbedaan signifikan antara ibu bersalin yang diberikan terapi teknik Yoga dan yang tidak diberikan terapi teknik Yoga terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida. Disarankan bagi seluruh tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk menggunakan yoga sebagai metode untuk dapat mengurangi nyeri dalam persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin Primigravida.
Kata Kunci : Yoga, Nyeri Persalinan Kala I
PENDAHULUAN
Kelahiran dan persalinan adalah peristiwa alamiah yang dialami oleh seorang wanita.
Peristiwa alamiah ini tidak hanya melibatkan kondisi fisiologis saja tapi juga banyak dipengaruhi oleh komponen psikologis, sedangkan proses persalinan itu sendiri berlangsung bervariasi, berbeda peristiwa antar satu wanita dengan wanita lain. (Suryani Eko, 2009).
Proses persalinan seringkali menimbulkan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu, ketidaknyamanan yang paling dirasakan ibu adalah rasa nyeri akibat kontraksi uterus. Nyeri merupakan bagian integral dari persalinan dan melahirkan (Melzack, 1984 dalam Rosemary Mander, 2004). Nyeri saat persalinan tidak semua dapat diadaptasi oleh ibu meskipun nyeri tersebut merupakan hal yang fisiologis dalam proses persalinan, sehingga tidak jarang nyeri persalinan menyebabkan meningkatnya rasa takut pada ibu. Terutama bagi ibu bersalin primigravida, seorang ibu primigravida
biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang menyebabkan ketidaknyamanan akibat nyeri kontraksi uterus selama persalinan berlangsung, sehingga menyebabkan ibu primigravida tidak tahu cara mengatasi ketidaknyamanan yang ibu rasakan.
(Bobak, 2004 ). Akan tetapi rasa nyeri yang dirasakan saat bersalin harus diatasi, Browridge (1995) meyatakan bahwa nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fungsional yang menyebabkan respon stress fisiologis, berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi, bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Niven dan Gijsbern pada tahun 1984 didapatkan bahwa nyeri persalinan jauh melebihi keadaan penyakit. (Setiawan Rusmini, www.scribd.com, 2010 ).
Banyak teknik untuk mengurangi rasa nyeri pada saat proses persalinan. pada prinsipnya
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 480
Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533 Tlp: 0226631622 - 6631624
teknik pengurangan rasa nyeri dibedakan menjadi dua, yaitu teknik farmakologi dan teknik nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibanding dengan metode nonfarmakologi, namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik, bahkan dapat menimbulkan ketidaknormalan sedangkan metode nonfarmakologi lebih murah, simple, efektif dan tanpa efek yang merugikan (Burns & Blamey, 1994; Cook &
Wilcox, 1997).
Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan peran ibu dalam mengontrol perasaan ketidaknyamanan sehingga ibu dapat mengelola perasaan nyeri yang dirasakan.
Metode yang dapat dilakukan pada ibu dengan pendekatan nonfarmakologi diantaranya relaksasi, massase, aroma terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga (Gadysa, 2009).
Yoga merupakan suatu metode yang dapat membawa perubahan sehingga dapat menenangkan pikiran dan membuat lebih terpusat, sehingga dapat meminimalisasi ketegangan dan emosi dengan cara menyeimbangkan emosi dan ketenangan sehingga menimbulkan relaksasi.
Studi yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukkan bahwa 90% wanita merasakan
Jalannya Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yang didapat dari data primer yaitu teknik Perlakuan, dan wawancara, Perlakuan artinya melakukan perlakuan yaitu terapi yoga kepada responden. Wawancara
Analisa Data
Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment
manfaat relaksasi dan pijatan untuk meredakan nyeri (Findley dan Chamberlain,1999).
Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia seorang mahasiswa asal Amerika Serikat pada tahun 2001, menggunakan 10 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada sample 46 orang didapatkan bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur dan massage merupakan teknik yang paling efektif menurunkan nyeri saat persalinan.
(Arifin, 2008). Yoga merupakan teknik nonfarmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan.
Phenomena sekarang menunjukan bahwa ibu seringkali merasa khawatir bahkan cemas saat menghadapi persalinan karena rasa nyeri yang dirasakan, bahkan tidak sedikit memilih persalinan secara section sesaria atas keinginan sendiri karena tidak merasa percaya diri saat mengahadapi persalinan.
Berdasarkan latar belakang diatas, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Pemberian therapy yoga terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Bersalin Primigravida di Klinik Swasta Eneng Rohayati di Kampung Leles, Desa Mekar Sari, Kecamatan Ciparay Tahun 2017”.
pada penelitian ini untuk mengetahui skala nyeri yang dirasakan setelah dilakukan therapy yoga. Insrtrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan skala penilaian (Rating scale) 1 sampai 10
Design), dengan rancangan Non Eqivalent Control Group satu kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol pre dan post test.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin primigravida dalam kala I fase aktif. Teknik pengambilan sample dengan menggunakan purposive sampling dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pemberian Therapi Yoga Pada Ibu Bersalin Primigravida Kala I Fase
Aktif Di Klinik Swasta Eneng Rohayati Pemberian
Frekuensi Presentase
Terapi Yoga (%)
Ya 19 50
Tidak 19 50
Jumlah 38 100
Pada tabel 4.1 didapatkan data jumlah responden adalah 38 ibu bersalin primigravida dengan jumlah 19 responden yang dilakukan terapi yoga dan sisanya (19 orang) tidak dilakukan therapy yoga.
Tabel 4.2. Perbedaan Skala Pengurangan Nyeri Persalinan kala I Fase Aktif Primigravida Pre test
dan Post test Pada Grup Perlakuan
Terapi Skala Nyeri
Jumlah Berat Sedang Ringan
Pre test 14 5 0 19
perlakuan (73,7%) (26,3%) (0%) (50%)
post test 0 7 12 19
perlakuan (0%) (36,8%) (63,1%) (50%)
Jumlah 14 12 12 38
(36,8%) (63,1%) (31,6%) (100%)
Pada tabel 4.2 di dapatkan hasil bahwa perbedaan skala nyeri persalinan pre test pada
kriteria inklusi ibu hami primigravida. Kriteria eksklusi adalah adanya kegawatdaruratan pada ibu dan ibu, dengan jumlah 38 orang.
grup perlakuan menunjukan hasil bahwa dari 19 responden yang diberikan terapi yoga sebagian besar mengalami nyeri berat yaitu 14 responden (73,7%), sedangkan pada grup post test didapatkan hasil bahwa sebagian besar mengalami nyeri ringan yaitu 12 responden (63,1%), dan tidak satupun mengalami nyeri berat (0%).
Tabel 4.3. Distribusi Skala Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida Grup Kontrol
Terapi Skala Nyeri
Jumlah Berat Sedang Ringan
Grup 4 15 0 19
Kontrol (31,5%) (78,9%) (0%) (100%)
Jumlah 4 15 0 19
(31,5%) (78,9%) (0%) (100%)
Pada tabel 4.3 di dapatkan hasil bahwa dari 19 responden yang tidak diberikan therapy yoga sebagian besar ibu bersalin kala I primigravida mengalami nyeri dalam kategori sedang yaitu 15 responden (78,9%), dan sebagian kecil mengalami nyeri dalam kategori berat yaitu 4 responden (31,5%), dan tidak yang mengalami nyeri ringan (0%).
Tabel 4.4. Perbedaan Pemberian Therapi yoga Terhadap Pengurangan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada Primigravida
Skala Pengurangan Nyeri Persalinan
Grup Pre test Post test Selisih Keterangan Signifikan
Perlakuan 6,1 2,1 4 Menurun 0.000
Kontrol 6 6,1 0,1 Meningkat 0.331
Berdasarkan analisis tabel 4.4 didapatkan skala nilai pre test yaitu 6 dan post test 6,1 rata-rata pengurangan skala nyeri persalinan dengan selisih 0,1, sehingga didapatkan hasil
pada grup perlakuan mengalami penurunan bahwa ada perbedaan skala nyeri persalinan nyeri persalinan dengan signifikan 0.000 pada grup perlakuan dan grup kontrol yang dengan skala nilai pre test yaitu 6,1 dan post diberikan therapy yoga.
test 2,1 dengan selisih 4, sedangkan pada grup Yoga merupakan salah satu therapy kontrol mengalami peningkatan nyeri yang dapat digunakan dalam menghilangkan persalinan dengan signifikan 0.0331 dengan rasa nyeri dalam persalinan, posisi yoga dapat
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 482
membantu seseorang untuk mendapatkan dapat menimbulkan system saraf menjadi relaksasi melalui latihan pernafasan, bahkan tenang, kuat dan seluruh sel akan mendapatkan teknik yoga ini dapat dilakukan pada semua nutrisi pada seluruh jaringan otot sehingga usia, dan tanpa melihat status kesehatannya akan menjadi rileks, sehingga pada saat terjadi (Chynthia, 2007). Posisi yoga dapat his/kontrkasi jaringan otot akan tetap memperbaiki sirkulasi darah. Tekanan yang mendapatkan nutrisi dan oksigenisasi yang dari otot abdomen dapat melatih diafragma dan baik sehingga otot-otot akan tetap jantung sehingga dapat membantu relaksasi mendapatkan suplai oksigen, selain itu teknik sistem syaraf simpatik sehingga menimbulkan relaksasi alam sadar akan secara sistematis
relaksasi. membimbing dalam keadaan rileks yang
Saat melakukan teknik yoga akan mendalam, sehingga dapat melepaskan terjadi proses teknik pernafasan yang dapat ketegangan otot
mengendalikan pernafasan dan pikiran, yang
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pemberian Yoga pada ibu bersalin 3. Skala nyeri pada grup kontrol sebagian primigravida di klinik swasta Eneng besar mengalami nyeri sedang pada ibu Rohayati yaitu 19 responden yang diberikan bersalin Kala I primigravida di klinik
therapy yoga dan 19 responden yang tidak swasta Eneng Rohayati.
diberikan therapy yoga 4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara 2. Terdapat pengurangan skala nyeri grup yang diberikan therapy yoga dengan
persalinan pada grup post test yaitu lebih yang tidak diberikan yoga terhadap rendah dibandingkandengan skala pengurangan skala nyeri persalinan Kala I
pengurangan nyeri persalinan pre test pada pada ibu bersalin primigravida di klinik grup perlakuan pada ibu bersalin Kala I swasta Eneng Rohayati.
primigravida di klinik swasta Eneng Rohayati.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden maka penulis menyarankan, therapy yoga dapat dijadikan tindakan pengurangan rasa nyeri pada saat persalinan, dan diharapkan
.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Sudart. (2004). Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta: EGC.
Eko Suryani, Widyaningsih Hesty. (2009), Psikologi Ibu dan Anak, Yogyakarta:
Fitramaya.
Davis.E (2005). Panduan Relaksasi dan Reduksi Stres. Jakarta:EGC
Henderson Christine, Jones Kathleen. (2005).
Konsep Kebidanan, Jakarta: EGC.
Irene M Bobak, D. Jensen Margaret. (2000).
Keperawatan Maternitas dan Ginekologi, Bandung: YIA-PKP.
dilakukan penelitian lanjutan terhadap perbedaan tingkat nyeri persalinan antara yoga dengan therapy non therapy lainnya
JNPK KR. (2004). Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Depkes RI.
Koensoemardiyah. (2009). A-Z Aromaterapi Untuk Kesehatan, Kebugaran, dan Kecantikan, Yogyakarta: Lily Publisher.
Kozier. (2003). Fundamental Of Nurshing Concep and Proceure. California: Addison Wesley Publishing Company, Jakarta:
EGC.
Manuaba, I.G.B. (2010). Ilmu Kebidanan, Shone N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Jakarta: Arcan.
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Sumarah, Widyastuti Yani, Nining. (2009).
Prawirohardjo Sarwono. (2009). Buku Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Kebidanan Pada Ibu Bersalin), Yogyakarta:
Neonatal. Jakarta: PT Bina Pustaka Fitramaya.
Sarwono Prawirohardjo. Tamsuri A. (2007). Konsep dan Primadiati Rachmi. (2002). Aromatherapy Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Untuk Kecantikan dan Kesehatan Kulit, Varney Helen. (2004). Buku Ajar Asuhan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kebidanan Volume 2, Jakarta: EGC.
Potter Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Widyantoro (2010). Yoga yuk, biar fit. Jakarta Konsep, Proses dan Praktik, Jakarta: Ratekoindo Primedia Mandiri
EGC. Worby (2007) Memahami Segala Tentang
Prihardjo R (1993). Perawatan Nyeri, Yoga. Tangerang:Karisma Pemenuhan Aktifitas Istirahat, Jakarta: www.//4-akbid.blogspot.com
EGC. www.bidanshop.blogspot.com
Ramaiyah (2009) Yoga Untuk Kesehatan. www.scribd.com Tangerang:Karimsa
PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | Halaman 484