• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK EFFLEURAGE PADA IBU BERSALIN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK EFFLEURAGE PADA IBU BERSALIN."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN TEKNIK EFFLEURAGE

PADA IBU BERSALIN Fauzia Laili1

Abstract: From survey early which done by March month;moon 2012 in Polindes Padusan Sub-Province of Mojokerto there are 8 showing 5 labor mother ( 62,5%) griping heavy labor pain in storey;level. This matter show still finding of condition of mother of labor pain in with weight. This research have a purpose to know difference of labor pain in one active phase before and after given technique of effleurage at labor mother in Polindes Padusan District Of Pacet Sub-Province of Mojokerto year 2012. Device which used in this research is analytic research of Population comparability all labor mother in one active phase with physiological of age 20 - 35 year bearing in Polindes Padusan Pacet a number of 32 . Its his counted 30 people. Free variable: Technique of Effleurage, Variable tied: Pain in labor one active phase before and afther treatment of. Instrument the used is. Data checklist which have been gathered by analsis with test of wilcoxon with : 0,05. Data which have been got by researcher indicate that after done by technique of effleurage obtained by result of that almost entirely responder of labor pain counted 24 people ( 80%). After to Test Wilcoxon Signed Ranks Test with result of Zhitung : 4,025 > Ztabel : 1,736 and level of signifikasi 0,05 got by probability = 0.000 < 0,05 Ho and ditto of H1 accepted by its meaning there is difference between labor pain in storey;level of one Active phase before and after given by technique of effleurage in Polindes Padusan District Of Pacet Sub-Province of Mojokerto year 2012. because technique of effleurage can improve and endorphin stimulating hormone which good for degrading labor pain. For the officer service of health expected can apply technique of effleurage in the case of pain management effort to degrade labor pain in intensity of one active phase.

Keyword : Technique of Effleurage , labor pain PENDAHULUAN

Menurut WHO kematian maternal adalah kematian ibu saat hamil atau dalam 90 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di ASEAN, sebesar 226/100.000 kelahiran hidup (SKDI 2010) artinya lebih dari 18.000 ibu tiap tahun atau 2 ibu tiap jam meninggal dunia (Depkes RI, Dirjen Binkesmas, 2006). Organsasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan diseluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau persalinan. Data

tahun 2005 menunjukkan, AKI Indonesia 262 per 100.000 kelahiran hidup, sementara Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup dan Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan, AKI Vietnam tahun 2002 hanya 95 per 100.000 kelahiran hdup (Moedjiono, 2007).

Di Indonesia jumlah ibu bersalin diperkirakan mencapai 4.620.400 mengalami nyeri persalinan, sedangkan di Jawa Timur mencapai 77,7% dari seluruh kelahiran mengalami nyeri persalinan. Di Kabupaten Mojokerto ibu yang mengalami nyeri persalinan 84,4% dari seluruh jumlah persalinan. Studi

(2)

pendahuluan yang dilakukan bulan Maret 2012 di Polindes Padusan Kabupaten Mojokerto terdapat 8 menunjukkan 5 ibu bersalin (62,5%) yang mengeluhkan tingkat nyeri yang berat yang ditandai pula dengan peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, peningkatan pernafasan, peningkatan tegangan otot, dan wajah pucat hingga mengalami mual dan muntah serta kelelahan saat fase pengeluaran bayi harus dilakukan. Pada kelima ibu tersebut tidak dilakukan teknik effleurage sebelumnya. Sedangkan 3 ibu bersalin lainnya (37,5%) tidak terlalu mengeluhkan sensasi nyeri yang dirasakan yang ditunjukkan dengan ibu masih sanggup berkomunikasi dengan baik, pernafasan normal, dan ibu tidak menunjukkan ketegangan otot yang berlebihan. Pada ketiga ibu tersebut dilakukan teknik effleurage.

Masih ditemukannya kondisi ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan yang hebat diPolindes padusan Kabupaten Mojokerto tahun 2012. Meskipun nyeri persalinan merupakan kondisi yang fsiologis akan tetapi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir, dan menimbulkan stress.Masalah kesehatan ibu dan perinatal ini merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang.

Sekitar 25-50% kematian ibu di Negara berkembang disebabkan oleh masalah terkait kehamilan, persalinan, dan nifas.Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan (13%), infeksi (sepsis) (10%), dan partus lama (9%).Penyebab tidak langsung atau resiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia (51%) dan penyakit menular seperti malaria, tuberculosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS (UNDP (Unites Nations Development Programme), 2011). Badan Pusat

Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat AKI menurun dari 334 tiap 100.000 kelahiran hidup tahun 1997, menjadi 262 setiap 100.000 tahun 2005. Namun penurunan ini belum menunjukkan prestasi yang membanggakan.Sebab idealnya AKI yang normal adalah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Sutantri, 2007).Data yang didapatkan dari Polindes Padusan Kota Mojokerto menyatakan sepanjang tahun 2011, partus lama merupakan penyebab terbanyak dari kasus rujukan sebanyak 65%, diikuti oleh perdarahan pervaginam, KPD, dan presentasi bukan belakang kepala.

Nyeri persalinan merupakan kondisi yang fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik dan kontraksi uterus (Sarwonoprawirohardjo,2006). Nyeri persalinan menurut Laily Y, 2008,Henderson, 2006 dan Rosyati, 2010) bisa disebabkan karena tidak didampingi keluarga, stress, cemas, tegang, takut, haus dan lapar serta lingkungan bersalin yang tidak nyaman. Menurut Ervan ragamuffin.blogspot.com.2010 ibu bersalin yang mengalami nyeri persalinan disebabkan oleh adanya dilatasi servik dan kontraksi uterus, namun kondisi nyeri akan menjadi lebih berat jika ibu bersalin tidak didampingi suami, atau keluarga (42%), stress, cemas, takut, haus, dan lapar (33%), serta lingkungan kamar bersalin yang tidak nyaman (25%).

Dampak mikro dari nyeri persalinan dan ketakutan adalah dapat menimbulkan stress, stress dapat berakibat meningkatkan sekresi adrenalin dan Adeno kortico Tropin (ACTH). Salah satu efek adrenalin adalah mempengaruhi kontraksi pembuluh darah sehingga suplai oksigen ke janin menurun. Penurunan alran darah menyebabkan melemahnya kontraksi uterus dan dapat mengakibatkan memanjangnya proses persalinan atau partus lama. Browridge menyatakan bahwa nyeri persalinan yang lama menyebabkan hiperventilasi dengan

(3)

frekuensi pernafasan 60-70 kali per menit, sehingga menurunkan kadar PaCO2 ibu dan peningkatan Ph. Bila PaCO2 rendah maka kadar PaCO2 janin juga rendah, sehingga menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin dan semua efek tersebut berpotensi membahayakan kondisi ibu dan janin, sedangkan dampak makro dari nyeri persalinan ini dapat memperbesar resiko peningkatan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematan Bayi.

Penanggulangan nyeri juga merupakan salah satu usaha untuk membantu menurunkan AKI dan AKB.Oleh karena itu fenomena tersebut memerlukan solusi secara teoritik. Bidan sebagai tenaga kesehatan dan sebagai profesi yang berhubungan secara langsung pada proses persalinan hendaknya bisa memberikan penyelesaian secara teori memberikan bimbingan kepada ibu bersalin dan menerangkan management nyeri, sehingga ibu bersalin bisa mengalami proses persalinan secara menyenangkan. Penanggulangan nyeri persalinan merupakan salah satu usaha untuk membantu memperlancar proses persalinan. Kondisi nyeri persalinan yang hebat memungkinkan para ibu cenderung memilih cara persalinan dengan operasi sesar dan banyak wanita yang merasa takut melakukan persalinan normal karena adanya nyeri persalinan yang hebat saat persalinan, maka solusi secara praktek dilakukan untuk menurunkan nyeri persalinan baik secara farmakologi maupun non farmakologi. Managemen nyeri secara farmakologi lebih efektif namun memiliki efek samping yang dapat membawa pengaruh yang merugikan bagi ibu dan janin ataupun bagi kemajuan persalinan, maka metode non farmakologi lebih baik dlakukan karena tidak menimbulkan efek samping (Jordan, 2004).

METODE

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan berbagai perspektif yaitu: Berdasarkan lingkup penelitian termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan pemikiran deduktif,Berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis penelitian dilapangan, Berdasarkan waktu pengumpulan data termasuk jenis time series. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk jenis rancangan eksperimen. Berdasarkan cara pengumpulan data termasuk jenis observasional. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk analitik komparatif.Berdasarkan sumber data termasuk jenis data primer.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin kala 1 fase aktif dengan persalinan fisiologis usia 20 -35 tahun yang melahirkan di Polindes Padusan Pacet sejumlah 30. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin kala 1 fase aktif yang bersalin di Polindes Padusan Kecamatan Pacet kabupaten Mojokerto tahun 2012. Pada penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik accidental sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada disuatu tempat sesuai dengan kontek penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel bebas (Independent variable) dan variabel tergantung (Dependent variable). Variabel bebas (Independent variable) pada penelitian ini adalah teknik effleurage (X). Variabel terikat (Dependent variable) pada penelitian ini adalah nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum perlakuan, dan nyeri persalinan kala 1sesudah diberikan perlakuan.

Bahan yang diperlukan untuk menilai teknik effleurage adalah kuesioner dan bahan yang diperlukan untuk menilai tingkat nyeri pada ibu

(4)

bersalin kala 1 fase aktif adalah Checklist of Nonverbal Pain Indicators (CNPI). X1 : Teknik effleurage dengan menggunakan cheklist (ordinal). Y1dan Y2: Checklist of Nonverbal Pain Indicators (CNPI) untuk mengukur tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah diberikan perlakuan(rasio). Tempat penelitian dilaksanakan di Polindes Padusan kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto pada bulan Juli 2012 sampai dengan September 2012.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan untuk meneliti perbedaan antara kedua variabel yang meliputi variabel bebas dan variabel terikat dengan ujiWilcoxon signed ranks test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Tabel 1.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

No Umur Frekuensi Persentas e (%) 1 2 3 <20 20-30 30-35 0 20 10 0 66,7 33,3 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar berumur 20-30 tahun, yaitu sebanyak 20 responden (66,7%).

Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Polindes Padusan tahun 2012 No Pendidikan Frekuensi Persentase

(%) 1 2 3 SD/SMP SMA Akademi/PT 16 12 2 53,3 40,0 6,7 Total 30 100

Sumber : data primer, 2012

Berdasarkan tabel 1.2 menunjukan bahwa dari 30 responden sebagian besar memiliki tingkat pendidikan dasar yaitu sebanyak 16 responden (53,3%).

Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Polindes Padusan Tahun 2012. N o Pekerjaan Frekuen si Persentas e (%) 1 2 3 4 Ibu rumah tangga Swasta Tani/dagan g Pegawai Negeri 18 4 7 1 60,0 13,3 23,3 3,3 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar memiliki pekerjaan Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 18 responden ( 60,0% ). Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Paritas Di Polindes Padusan Tahun 2012 N o Paritas Frekuens i Persentas e (%) 1 2 Primipar a Multipar a 13 17 43,3 56,7 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar multipara yaitu sebanyak 17 responden( 56,7%).

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendamping Persalinan Di Polindes Padusan Tahun 2012.

(5)

N o Pendampin g Persalinan Frekuen si Prosentas e (%) 1 2 3 Suami Keluarga Tanpa Pendampin g 16 12 2 53,3 40,0 6,7 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar pendamping persalinannya adalah suami yaitu sebanyak 16 responden ( 53.3% ). Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Intensitas

Nyeri Persalinan Sebelum Dilakukan Effleurage di Polindes Padusan tahun 2012 No Nyeri Persalinan Frekuensi Prosentas e (%) 1 2 3 Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat 0 8 22 0 26,7 73,3 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 1.6 menunjukkan bahwa sebelum dilakukan effleurage sebagian besar mengalami intensitas nyeri berat yaitu sebanyak 22 responden (73.3%).

Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Persalinan Setelah Dilakukan Effleurage Di Polindes Padusan Tahun 2012 N0 Nyeri Persalinan Frekuensi Persenta se (%) 1 2 3 Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat 1 15 14 3,3 50,0 46,7 Total 30 100

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan effleurage setengahnya mengalami intensitas nyeri sedang yaitu sebanyak 15 responden ( 50.0% ).

Tabel 1.8 Tabulasi silang tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah diberikan teknik effleurage pada ibu bersalin di polindes Padusan Kecamatan Pacet Mojokerto 2012 Sesudah Effleura ge Sebelum Effleurage Total

Ringan Sedang Berat

Ringa n Ringan 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% Sedang 1 3.3% 6 20.0% 1 3.3% 8 26.7% Berat 0 .0% 9 30.0% 13 43.3% 22 73.3% Total 1 3.3% 15 50.0% 14 46.7% 30 100.0 %

Sumber: data primer, 2012

Berdasarkan table 5.8 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan teknik effleurage diperoleh hasil bahwa hampir seluruhnya responden mengalami nyeri sedang sebanyak 24 orang (80%).

Hasil perhitungan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dapat dilihat di lampiran, dengan hasil Zhitung : 4,025 >

Ztabel : 1,736 dan taraf signifikasi 0,05

didapatkan probabilitas = 0.000 Dasar pengambilan keputusan dalam penalitian ini adalah berdasarkan probabilitas. Ho diterima jika probabilitas > 0,05 dan Ho ditolak jika probabilitas < 0,05. Disini didapatkan probabilitas kurang dari 0,05 ( .000 < 0,05 ) maka Ho ditolak. Ini artinya ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sebelum dan

(6)

sesudah dilakukan effleurage di Polindes Padusan tahun 2012.

Pembahasan

Intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dilakukan effleurage.

Berdasarkan tabel 1.6 diatas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan effleurage sebagian besar mengalami intensitas nyeri berat yaitu sebanyak 22 responden ( 73,3 % ).

Selama kala 1 persalinan, nyeri diakibatkan oleh dilatasi serviks dan segmen bawah rahim dan distensi korpus uteri ( Mander, 2004 ). Intensitas selama kala ini diakibatkan oleh kekuatan kontraksi dan tekanan yang dibangkitkan.Nyeri dirasakan sebagai nyeri tumpul yang lama pada awal kala 1 dan terbatas pada dermaton torasikus ke 11 (T11) dan T 12 (T12).Kemudian pada kala 1 persalinan, nyeri pada dermaton T11 dan T12 menjadi lebih berat, tajam menyebar ke dermaton T10 dan L1.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar mengalami intensitas nyeri meningkat. Terbukti bahwa masih banyak responden yang mengalami gejala-gejala yang ada di lembar check list diantaranya ada keluhan yang diucapkan secara non verbal seperti merintih, mengerang, atau menangis dan ada keluhan yang diungkapkan secara verbal seperti aduh sakit, atau mengumpat saat melakukan gerakan atau menunjukkan penolakan saat dilakukan tindakan. Nyeri persalinan ini ternyata sebagian besar masih tetap dirasakan oleh ibu bersalin meskipun mereka bersalin didampingi suami ( 53,3% ), sudah pernah melahirkan atau multigravida ( 53,3% ) dan usia ibu bersalin tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua atau usia 20-30 tahun ( 66,7% ), hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya metode distraksi untuk membantu mengurangi nyeri persalinan selain metode diatas salah satunya dengan dilakukan effleurage, hal ini sesuai

dengan penelitian Moeloek ( 2005 ) yang menjelaskan bahwa effleurage dapat meningkatkan dan menstimulasi endorphin( hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri ) serta mengatur hormone yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan kortisol.

Intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif sesudah dilakukan effleurage.

Berdasarkan tabel 1.7 menunjukkan bahwa sesudah dilakukan teknik effleurage dari 30 responden hampir seluruhnya mengalami intensitas nyeri sedang yaitu sebanyak 24 responden ( 80,0% ).

Berdasarkan penelitian Moeloek ( 2005 ) menjelaskan bahwa teknik effleurage dapat meningkatkan dan menstimulasi endorphin (hormone yang berguna untuk menurunkan nyeri) serta mengatur hormon yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan kortisol. Teknik effleurage memberikan stimulus atau rangsangan yang menenangkan, sehingga menyebabkan pelepasan endorphin.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas nyeri pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik effleurage sebagian besar mengalami penurunan rasa nyeri. Terbukti saat dilakukan teknik effleurage responden merasa rileks, secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik saat kontraksi.

Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan

Sesudah Dilakukan Teknik Effleurage. Berdasarkan tabel silang didapatkan hasil statistik perbedaan tingkat nyeri persalinan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesuadah dilakukan teknik effleurage dengan menggunakan SPSS.

Setelah dilakukan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan hasil Zhitung : 4,025 > Ztabel : 1,736 dan taraf signifikasi 0,05 didapatkan probabilitas = 0.000

(7)

Dasar pengambilan keputusan dalam penalitian ini adalah berdasarkan probabilitas. Ho diterima jika probabilitas > 0,05 dan Ho ditolak jika probabilitas < 0,05. Disini didapatkan probabilitas kurang dari 0,05 ( .000 < 0,05 ) maka Ho ditolak. Ini artinya ada perbedaan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan effleurage di Polindes Padusan tahun 2012.

Tujuan dilakukan teknik effleurage adalah menimbulkan efek relaksasi, memperlancar sirkulasi darah, mengurangi ketegangan dan stress, sehingga persalinan berjalan lancer.Teknik effleurage dapat mempengaruhi hipothalamus dan pintu gerbang nyeri.Hipotalamus merangsang hipofise anterior untuk menghasilkan endorphin yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan relaksasi (Danuatmaja, 2004:67).

Hal ini terbukti dari reaksi responden saat dilakukan teknik effleurage oleh peneliti, mereka merasa nyaman dan relaksasi.Terjadi penurunan intensitas nyeri pada ibu inpartu kala 1 fase aktif sesudah diberikan teknik effleurage.

SIMPULAN

Kesimpulan pada penelitian ini adalah tingkat intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dilakukan perlakuan teknik effleurage di polindes padusan sebagian besar mengalami nyeri meningkat yaitu sebanyak 22 responden ( 73,3% ), tingkat intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif sesudah dilakukan perlakuan teknik effleurage di polindes padusan sebagian besar mengalami nyeri menurun yaitu sebanyak 24 responden ( 80,0% ), ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik effleurage pada ibu bersalin di Polindes

Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto.

TINJAUAN PUSTAKA

Anderson,N. Kennet (2004). Mosby’s Dictionary ; Medical Nursing and Allied Health. Fourth Edition.ST Louise USA. Mosby’s Year Bookship.

Antoni Atmojo (2004). Kehamilan dan Persalinan. Penerbit 3 G Publisher. Jakarta

Arif Mansjoer,dkk(2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga.Penerbit Medi Aesculapius. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian: suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Barbara Acello (2002). Pain Relief. Journal Of Clinical Exellence:3 (4:23-28).

Cohen. M,et.al. (2001). Maternal, Neonatal And Women’s Healt Nursing. Pensylvania. Sringhause Company.

Danuatmaja dan Mila Meiliasari (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Penerbit Pusps Swara. Jakarta.

Farre H(2001). Perawatan Maternitas. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Gant. PM (2005).(Alih Bahasa Hariadi). Obstetri William. Airlangga University Press.

Hamilton. PM(2005). (Ni luh Gede Yasmin Asih). Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.

(8)

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Hermayanti (2006). Apa yang Perlu Perawat Pahami Dalam Mengurangi Nyeri Pada Ibu Saat Bersalin Dan Melahirkan. Nursing Jotnal Of Padjajaran Unifersity : (3 , 52-60)

Margo Mc Caverry(2006). Opioid and Pain Management. Jurnal Of Nursing (48-52)

Marry Nolan (2004). Kehamilan dan melahirkan. Penerbit buku Arcan. Jakarta

Notoatmojo S, (2010) Metodologi Penelitian Kesehatan , Rineka Cipta ,Jakarta.

Nursalam dan Siti Pariani (2006). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan , cetakan pertama,Sagung Seta. Jakarta. Neil Niven (2002). Psikologi Kesehatan.

Edisi 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Pilliterri (2000). Maternal And Child Health Nursing. Third Edition ,Lippincott, USA.

Patricia (2002). Riset Keperawatan. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta.

Prawiroharjo S(2002). Ilmu Kebidanan. Penerbit Yayasan Bina Pustaka , Jakarta.

Priharjo R (2003). Perawatan Nyeri Pemenuhan Aktifitas Istirahat Pasien. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Program Studi Ilmu Keperawatan FK Unair (2004). Buku Panduan Penyusunan Proposal Dan Skripsi. Penerbit Team PSIK Unair, Surabaya.

Rosemary M (2003). Alih Bahasa Berta Sugiarto. Nyeri Persalinan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Solomon, et al (2000). Human Anatomi Dan Physiologi. Second Edition. Saunders College Publishing, Florida.

Sulaiman S (2003). Obstetri Fisiologi. Penerbit Eleman. Bandung.

1 Dosen Program Studi Kebidanan

(DIII) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri

Gambar

Tabel  1.6  Distribusi  Frekuensi  Intensitas  Nyeri  Persalinan  Sebelum  Dilakukan  Effleurage  di  Polindes  Padusan tahun 2012  No  Nyeri  Persalinan  Frekuensi  Prosentase (%)  1  2  3  Nyeri  ringan Nyeri  sedang  Nyeri  berat  0 8  22  0  26,7 73,3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian sesudah dilakukan kompres hangat didapatkan responden paling banyak mengalami nyeri ringan. Nyeri

Tabel 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Kebutuhan Konsumen Untuk Menggunakan Kartu XL Pra Bayar Dalam Kehidupan Sehari-hari 108 Tabel 4.34 Tanggapan Responden

Myrobalan eksraktları Hindistanda  yetişen  Terminalia Chebula  adı  verilen  bir ağacın  kurutulmuş  meyvelerinden  elde  edilir.  Myrobalan 

 Bagi mahasiswa yang sudah melaksanakan perwalian dan memilih mata kuliah yang memiliki praktikum, tetapi tidak mendapat nomor random/jumlah praktikum yang diambil

Akhir dari hidup adalah salah satu saat yang paling penting dalam hu!ungan dokter'pasien&#34; #!at paliati( dapat dikom!inasikan dengan  peraatan atau modalitas lain dengan

Dan dari daya tahan nya juga bermasalah terutama pada � rambut � nya yang sering mudah patah, seringkali menjadi bahan penggangu sistem filtrasi yang lain misalkan pompa.&lt;/p&gt;

Siswa dibawah pengarahan guru membuka program MYOB, membuat dan mengedit akun.. Siswa di bawah pengarahan guru mencoba simulasi kasus

Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince