• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Struktur Organisasi Rumah Sakit Berdasarkan Tipe dan Jenisnya

N/A
N/A
Irvan

Academic year: 2024

Membagikan " Perbedaan Struktur Organisasi Rumah Sakit Berdasarkan Tipe dan Jenisnya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Organisasi Manajemen

dan Perilaku Organisasi Rumah Sakit

TUGAS

PERBEDAAN STRUKTUR ORGANISASI SESUAI TIPE DAN JENIS RUMAH SAKIT

Dosen:

Dr. Syahrir A. Pasinringi, MS.

Oleh:

Fikran Siddik K022211023

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2021

(2)

1. Definisi Rumah Sakit

Menurut Permenkes nomor 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Bentuk dan Jenis Pelayanan

Menurut Permenkes nomor 3 tahun 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit,Berdasarkan bentuknya, Rumah Sakit dapat berbentuk Rumah Sakit statis, Rumah Sakit bergerak, atau Rumah Sakit lapangan.

Berdasarkan jenis pelayanannya, Rumah Sakit dikategorikan : a. Rumah Sakit Umum

b. Rumah Sakit Khusus Uraian :

2.1. Rumah Sakit umum memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Paling sedikit terdiri atas:

a. pelayanan medik dan penunjang medik;

pelayanan medik dan penunjang medik terdiri atas : 1) pelayanan medik umum

2) pelayanan medik spesialis 3) pelayanan medik sub spesialis

b. pelayanan keperawatan dan kebidanan; dan c. pelayanan nonmedik, terdiri atas :

1) farmasi

2) laundry/binatu 3) gizi

4) sarana prasarana dan alat kesehatan 5) informasi dan komunikasi

6) pemulasaran jenazah

7) dan pelayanan non medik lain

(3)

Sumber daya manusia pada rumah sakit umum berupa tenaga tetap : a. tenaga medis; dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan subspesialis b. tenaga psikologi klinis;

c. tenaga keperawatan;

d. tenaga kebidanan;

e. tenaga kefarmasian;

f. tenaga kesehatan masyarakat;

g. tenaga kesehatan lingkungan;

h. tenaga gizi;

i. tenaga keterapian fisik;

j. tenaga keteknisian medis;

k. tenaga teknik biomedika;

l. tenaga kesehatan lain; dan m. tenaga nonkesehatan.

2.2. Rumah Sakit khusus memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Rumah Sakit dapat menyelenggarakan pelayanan lain di luar kekhususannya meliputi pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan. Pelayanan rawat inap untuk pelayanan lain di luar kekhususannya paling banyak 40% dari seluruh jumlah tempat tidur.

Rumah Sakit khusus terdiri atas Rumah Sakit khusus:

a. ibu dan anak;

b. mata;

c. gigi dan mulut;

d. ginjal;

(4)

e. jiwa;

f. infeksi;

g. telinga-hidung-tenggorok kepala leher;

h. paru;

i. ketergantungan obat;

j. bedah;

k. otak;

l. orthopedi;

m. kanker; dan

n. jantung dan pembuluh darah.

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit khusus paling sedikit terdiri atas:

a. pelayanan medik dan penunjang medik;

b. pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan;dan c. pelayanan nonmedik.

Sumber daya manusia pada Rumah Sakit khusus berupa tenaga tetap meliputi:

a. tenaga medis;

b. tenaga keperawatan dan/atau tenaga kebidanan;

c. tenaga kefarmasian;

d. tenaga kesehatan lain; dan e. tenaga nonkesehatan,

sesuai dengan pelayanan kekhususan dan/atau pelayanan lain di luar kekhususannya.

(5)

3. Klasifikasi

3.1. Klasifikasi Rumah Sakit umum terdiri atas:

a. Rumah Sakit umum kelas A;

b. Rumah Sakit umum kelas B;

c. Rumah Sakit umum kelas C; dan d. Rumah Sakit umum kelas D.

Rumah Sakit umum kelas D sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d terdiri atas:

a. Rumah Sakit umum kelas D; dan b. Rumah Sakit kelas D pratama Uraian :

Rumah Sakit umum kelas A memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 250 (dua ratus lima puluh) buah.

Rumah Sakit umum kelas B memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 200 (dua ratus) buah.

Rumah Sakit umum kelas C memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah.

Rumah Sakit umum kelas D memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 50 (lima puluh) buah.

3.2 Klasifikasi Rumah Sakit khusus terdiri atas:

a. Rumah Sakit khusus kelas A;

b. Rumah Sakit khusus kelas B; dan c. Rumah Sakit khusus kelas C.

Uraian :

Rumah Sakit khusus kelas A memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 100 (seratus) buah.

Rumah Sakit khusus kelas B memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 75 (tujuh puluh lima) buah.

(6)

Rumah Sakit khusus kelas C memiliki jumlah tempat tidur paling sedikit 25 (dua puluh lima) buah.

4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Rumah Sakit dibuat dan ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Pasal 4 :

(1) Organisasi Rumah Sakit disesuaikan dengan besarnya kegiatan dan beban kerja Rumah Sakit.

(2) Struktur organisasi Rumah Sakit harus membagi habis seluruh tugas dan fungsi Rumah Sakit.

Pasal 6 :

(1) Organisasi Rumah Sakit paling sedikit terdiri atas:

a. kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit;

b. unsur pelayanan medis;

c. unsur keperawatan;

d. unsur penunjang medis;

e. unsur administrasi umum dan keuangan;

f. komite medis; dan

g. satuan pemeriksaan internal.

(2) Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite dan/atau satuan sesuai dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit.

(3) Unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf e dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/atau klasifikasi Rumah Sakit.

Pasal 23 :

Selain unsur organisasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Rumah Sakit dapat membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(7)

Pasal 24

Dewan Pengawas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 merupakan unit nonstruktural yang bersifat independen, dibentuk, dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.

Tipe-tipe struktur organisasi rumah sakit:

1. Desain Fungsional

 Pembagian berdasarkan fungsi kegiatan

 Pelayanan terdiri dari pelayanan medik dan umum yang memiliki beberapa departemen terkait jumlah departemen sekitar 4-6 unit

 Untuk RS dengan tempat tidur sedikit : 100 TT atau kurang

 Sentralistik dan hirarkial

2. Desain Divisional

 Pembagiannya berdasarkan jenis kegiatan

 Pelayanannya terdiri dari pelayanan medik yang memiliki beberapa departemen terkait dengan jenis pelayanan

(8)

 Otonomi departemen sangat tinggi dengan dukungan manajerial dari pelayanan non medik

 Pendekatan pelayanan integrative

 Desentralistik, Non-hirarkial, dan prinsip akuntabilitas

 Responsif terhadap perubahan lingkungan

 Biasa pada Rumah Sakit Pendidikan atau akademik

3. Desain Matriks

 Bersifat Dual authority

 Pembagiannya berdasarkan jenis produk

 Otonomi departemen sangat tinggi dengan dukungan pelayanan non medik

 Pendekatan pelayanan dengan multidisiplin dan integrase tinggi

 Berorientasi pada pasien

 Responsive terhadap perubahan lingkungan

(9)

 Pengembangan SDM nya diselenggarakan ekternal maupun internal

 Biasa pada rumah sakit besar

4. Desain Program

 Bersifat Semi-Dual Authority

 Pembagian berdasarkan jenis produk

 Tiap departemen bertanggung jawab terhadap kualitas program

 Manajer Pelayanan bertanggung jawab terhadap manajemen program

 Berorientasi pada pasien

 Biasa pada Rumah Sakit Pendidikan atau Akademik

(10)

Contoh Struktur Organisasi RS Khusus Tipe A

(11)

Contoh Struktur Organisasi RS Tipe C

Contoh Struktur Organisasi RS Tipe B

(12)

Contoh Struktur Organisasi RS Tipe C

Contoh Struktur Organisasi RS Tipe D

(13)

Contoh Struktur Organisasi RS Pendidikan

(14)

Contoh Struktur Organisasi RS Pusat Rujukan Pemerintah (Kemenkes) Tipe A

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, Jakarta.. Universitas

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit Berdasarkan Fasilitas dan Kemampuan Pelayanan.. Peraturan Menteri

Pembentukan organisasi dan tata kerja masing-masing rumah sakit di lingkungan Departemen Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah terlebih dahulu mendapat

Pengertian Rumah Sakit Khusus Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit, rumah sakit khusus

bahwa dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit adalah setiap rumah sakit harus

Republik Indonesia, (2014), Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.. Jakarta: Menteri Kesehatan

Tujuan umum dari akreditasi rumah sakit adalah meningkatkan mutu layanan rumah sakit sedangkan khususnya adalah memberikan jaminan, kepuasan, dan

Dokumen ini berisi tentang pembangunan Rumah Sakit Tipe A sebagai tugas praktikum aplikasi