• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKIBAT HUKUM PERBUATAN WANPRESTASI OLEH DEBITUR STUDI NASABAH YANG TIDAK MELUNASI KREDIT DI BANK SYARIAH INDONESIA CABANG TAKENGON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "AKIBAT HUKUM PERBUATAN WANPRESTASI OLEH DEBITUR STUDI NASABAH YANG TIDAK MELUNASI KREDIT DI BANK SYARIAH INDONESIA CABANG TAKENGON"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan hukum dan kewajiban para pihak yang menyebabkan debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit di Bank Takengon Cabang Syariah Indonesia. Apa akibat hukum tidak terbayarnya debitur dalam perjanjian kredit pada Bank Syariah Indonesia cabang Takengon. Bagaimana cara menghilangkan wanprestasi debitur terkait perjanjian kredit di Bank Syariah Indonesia Cabang Takengon.

Faedah Penelitian

Secara teoritis yaitu untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang hukum perdata guna mengetahui lebih jauh akibat hukum dari tidak dipenuhinya kewajiban debitur kepada bank syariah.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa hubungan hukum antara Bank BSI cabang Takengon dengan nasabah bersifat kontraktual, apapun yang diperjanjikan dalam perjanjian nantinya akan menjadi hak dan kewajiban kedua belah pihak, dalam hal ini yaitu. Bank BSI Cabang Takengon sebagai Debitur dan nasabah yang mengajukan kredit dana sebagai Kreditur. Bank Syaria'ah Indonesia Takengon bahwa tata cara yang dilakukan bank sebelum memberikan dana kredit kepada nasabah adalah sebagai berikut; Bank Syaria'ah Indonesia Takengon bahwa hak dan kewajiban bank sebagai penyedia dana kredit kepada nasabah adalah sebagai berikut; 67.

Bank Syaria'ah Indonesia Takengon bahwa hak dan kewajiban nasabah terhadap bank sebagai penerima dana kredit adalah sebagai berikut; 68. Bank Syaria'ah Indonesia Takengon bahwa yang dilakukan Bank BSI cabang Takengon dalam menyikapi nasabah wanprestasi perjanjian kredit dengan bank adalah sebagai berikut;87. Bank Syaria'ah Indonesia Takengon baik BSI Bank cabang Takengon tidak menerapkan aturan khusus untuk memberikan fasilitas kredit kepada nasabah yaitu sebagai berikut; 89.

Bank Syaria'ah Indonesia Takengon apabila dapat dilakukan lelang dengan jaminan dari nasabah apabila telah wanprestasi terhadap perjanjian pinjaman dengan Bank BSI cabang Takengon masing-masing sebagai berikut; 91. Kami di Bank akan mengajukan permohonan lelang jaminan hipotek di Rumah Lelang Swasta. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa Bank BSI Cabang Takengon mempunyai pemahaman mengenai kredit macet terkait dengan keterlambatan pembayaran yang dilakukan nasabah sebagai debitur kepada Bank BSI Cabang Takengon sebagai kreditur.

Bank Syaria'ah Indonesia Takengon, langkah-langkah apa yang dilakukan Bank BSI Cabang Takengon apabila nasabah mengalami gagal bayar atas kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit, yaitu sebagai berikut: 107. Bank Syariah Indonesia Takengon, apakah Bank BSI Cabang Takengon dapat memberikan penjadwalan ulang kepada nasabah yang kesulitan dalam melakukan pembayaran kredit yaitu sebagai berikut; 112. Bank Syariah Indonesia Takengon bahwa langkah-langkah apa yang akan diambil oleh Bank BSI Cabang Takengon apabila nasabah tetap gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian kredit dan jelas-jelas telah melakukan wanprestasi, yaitu sebagai berikut: 114.

Takengon akan melelang surat berharga yang digunakan nasabah sebagai jaminan perjanjian kredit dengan bank, melalui prosedur dan peraturan hukum yang berlaku. Penyelesaian wanprestasi debitur terhadap Bank BSI Cabang Takengon berarti kredit macet yang berkaitan dengan keterlambatan hari pembayaran yang dilakukan oleh nasabah sebagai debitur kepada Bank BSI Cabang Takengon sebagai kreditur. Bank BSI cabang Takengon melakukan upaya terakhir, jika nasabah wanprestasi namun belum menyelesaikan isi perjanjian kredit yang telah disepakati, maka jaminan yang diberikan nasabah nantinya akan dilelang untuk menutupi sisa pembayaran perjanjian kredit yang dilakukan. pelanggan . pelanggan.

Berapa batas waktu yang diberikan Bank Syariah Indonesia cabang Takengon kepada debitur untuk melunasi utangnya?

Defenisi Operasional

Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran di lapangan serta literatur dan media internet, penulis berpendapat bahwa telah banyak penelitian yang mengkaji tentang analisis hukum wanprestasi yang dilakukan debitur kepada kreditur, namun dari penelusuran di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Sumatra. Universitas Utara dan lainnya, melalui pencarian di internet, penulis tidak menemukan penelitian yang sama dengan tema dan topik pembahasan yang penulis teliti “ Akibat hukum dari undang-undang wanprestasi oleh debitur. Kajian terhadap nasabah yang tidak melunasi kredit dari bank .Syariah Indonesia, cabang Takengon". Veryna Indah Kesuma, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Medan 2018 dengan judul “Akibat Hukum Debitur Gagal Bayar Perjanjian Kredit Multiguna (Studi Pada Bank Sumut)” Tesis ini diteliti untuk mengetahui apakah perjanjian kredit multiguna jarang menggunakan jalur hukum untuk mengatasi permasalahan gagal bayar atau kredit macet yang ada, PT.

Meminjamkan uang secara lisan terhadap debitur yang wanprestasi” Penelitian tesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya bentuk perlindungan hukum terhadap kreditur dengan cara meminjam dan meminjamkan uang secara lisan apabila debitur wanprestasi berupa preventif dan represif, sedangkan penulis melakukan penelitian. tentang tindakan apa saja yang dilakukan oleh Bank Syariah cabang Takengon terhadap wanprestasi yang dilakukan debiturnya. Berdasarkan penjelasan mengenai perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa lain, maka terlihat jelas bahwa penelitian dalam skripsi ini memiliki belum pernah dilaksanakan sehingga asli dari segi judul, bahan penelitian dan pembahasan serta tidak mengandung unsur plagiarisme.

Metode Penelitian

  • Jenis Dan Pendekatan Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Alat Pengumpul Data
  • Analisis Data

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa nasabah sebagai penerima dana kredit tidak hanya berhak memperoleh dana kredit yang disepakati oleh Bank BSI Cabang Takengon, namun juga berhak atas informasi yang benar, menerima jaminan setelah pembayaran kredit dilakukan. dibayar penuh sesuai kesepakatan kedua belah pihak, maka nasabah wajib melakukan pembayaran sesuai kesepakatan dalam perjanjian. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan adanya peran Otoritas Jasa Keuangan terhadap kegiatan keuangan syariah yang dilakukan oleh Bank BSI cabang Takengon, hal ini dilakukan agar kegiatan Bank tersebut terarah dan terpantau sehingga tidak terjadi kegagalan operasional secara berkelanjutan. mempunyai persentase yang kecil. Akibatnya, hasil pekerjaan yang kurang maksimal dan kualitasnya buruk sehingga mempengaruhi minat masyarakat dalam mengkonsumsi produk yang dijualnya, sehingga otomatis pendapatannya berkurang sehingga tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada Bank BSI Cabang Takengon.

Sejak surat teguran (SP3) ke-3, Bank Syariah Indonesia melimpahkan data nasabahnya ke Pemulihan yang artinya nasabah menunggak dan Bank Syariah Indonesia melimpahkan datanya ke Pemulihan. Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa Bank BSI Cabang Takengon dalam menyikapi nasabah yang wanprestasi akan diberikan surat teguran agar dapat memenuhi kewajibannya kepada bank setelah seluruh mekanisme pengiriman surat dilakukan sebanyak lima kali, namun terdapat tidak adanya itikad baik dari nasabah Bank BSI cabang Takengon akan melelang surat berharga yang digunakan nasabah sebagai jaminan perjanjian kredit dengan bank melalui prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa Bank BSI Cabang Takengon akan melelang surat berharga yang dijadikan jaminan nasabah sebagai jaminan perjanjian kredit dengan pihak bank, seperti benda tetap yaitu sertifikat hak milik, kepada rumah lelang. mengembalikan sisa dana yang telah diberikan kepada nasabah, agar keuangan bank tidak terganggu, sehingga kegiatan bank dapat berjalan kembali dikemudian hari, karena tidak terhambat oleh dana yang telah diberikan kepada nasabah pada dasar perjanjian kredit awal.

Hal ini terlihat dari Bank BSI Cabang Takengon yang sangat berhati-hati dan cermat dalam memilih calon nasabah yang akan disetujui untuk membuat perjanjian kredit, dimulai dari penilaian terhadap kemampuan nasabah, usahanya dan terakhir menilai apa yang digunakan nasabah. sebagai jaminan atas jaminan kredit kontrak yang dibuat dengan bank BSI cabang Takengon. Upaya tersebut dilakukan semata-mata agar keuangan bank tidak terganggu di kemudian hari, meskipun terjadi gagal bayar pada pinjaman tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka Bank BSI Cabang Takengon akan mengadakan lelang terhadap agunan yang dijadikan jaminan oleh nasabah dengan pihak bank atas perjanjian kredit yang telah disepakati, agunan tersebut dapat berupa real estate, misalnya tanah yaitu Sertifikat Hak Milik yang nantinya akan dilelang dengan menggunakan Harga yang sesuai dengan perhitungan juru lelang, setelah uang diterima digunakan untuk menutupi sisa pembayaran kredit pelanggan, dan sisanya dikembalikan kepada pelanggan. Adapun langkah bank dalam mengatasi kredit macet, pertama-tama kami bekerja sama dengan nasabah secara tenang sebelum melanjutkan proses hukum.

Berdasarkan hal tersebut ternyata Bank BSI Cabang Takengon mempunyai perlakuan khusus terhadap nasabahnya yang tidak memenuhi kewajibannya tepat waktu, tidak secara langsung mengatakan bahwa nasabah tersebut gagal, melainkan memberikan teguran kepada nasabah melalui telepon genggam dan maka dengan adanya surat yang dikirimkan langsung ke alamat rumah nasabah, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab.Tanggung jawab Bank adalah memastikan bahwa nasabahnya beritikad baik dalam melaksanakan perjanjian pinjaman yang telah dibuat. Dengan adanya rekondisi yang dilakukan oleh pihak bank maka nasabah akan lebih mudah dalam melunasi sisa pinjaman yang dipinjamnya.113. Berdasarkan hal tersebut menandakan bahwa Bank BSI cabang Takengon melakukan upaya terakhir apabila nasabah mengalami wanprestasi namun tidak melaksanakan isi perjanjian pinjaman yang telah disepakati, maka agunan yang diserahkan nasabah nantinya akan dilelang untuk menutupi sisanya. pembayaran atas perjanjian pinjaman yang dilakukan nasabah di Bank BSI Cabang Takengon.

Hubungan hukum antara cabang Bank BSI Takengon dengan nasabah bersifat kontraktual, apapun yang diperjanjikan dalam perjanjian nantinya akan menjadi hak dan kewajiban bagi kedua belah pihak, dalam hal ini yaitu cabang Bank BSI Takengon selaku Debitur dan nasabah yang telah mengajukan permohonan dana kredit sebagai kreditur, Bank BSI Takengon menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pemilihan dan pengklasifikasian calon nasabah yang akan terikat perjanjian sebagai penerima dana kredit. Akibat hukum atas perbuatan debitur yang tidak membayar, Bank BSI cabang Takengon akan mengirimkan surat teguran agar dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank, setelah seluruh mekanisme pengiriman surat tersebut dilakukan sebanyak lima kali, namun tidak ada itikad baik. dari pihak klien dan cabang Bank BSI. Pemberian teguran kepada nasabah melalui telepon seluler kemudian dengan surat yang dikirimkan langsung ke alamat rumah nasabah, hal ini merupakan bentuk tanggung jawab pihak Bank agar nasabah mempunyai itikad baik dalam melaksanakan perjanjian pinjaman yang dilakukan.

Bank BSI Cabang Takengon hendaknya melakukan edukasi kepada masyarakat sebelum mengajukan permohonan dana kredit agar kedepannya tidak semakin banyak masyarakat yang belum memahami dan memahami mekanisme kredit yang berlaku di Bank BSI Cabang Takengon.

Referensi

Dokumen terkait

Penyelesaian wanprestasi antara pihak bank Syariah dengan nasabah menurut hukum Islam, dapat juga diarahkan ke BAM Badan Albitrase Mu’amalah ‘Indonesia yakni satu badan yang didirikan