See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/352674025
Perekonomian Terbuka
Book · December 2018
CITATIONS
0
READS
10,139
2 authors:
Fitriani Fitriani politeknik negeri lampung 71PUBLICATIONS 247CITATIONS
SEE PROFILE
Muhammad Zaini politeknik negeri lampung 3PUBLICATIONS 11CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Fitriani Fitriani on 23 June 2021.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Perpustakan Nasional RI: Katalog dalam terbitan (KDT)
ISBN: 978-602-5730-15-3
Perekonomian Terbuka 2018, viii, 159 hlm. 21,0 x 29,7cm
Copyright © pada penerbit
Penulis:
Fitriani Muhammad Zaini
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak isi buku ini dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penulis
Penerbit UP Politeknik Negeri Lampung Bandar Lampung 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmatNya buku ajar yang berjudul Perekonomian Terbuka dapat tersusun. Buku ajar ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Jurusan Ekonomi dan Bisnis secara umum, sedangkan secara khusus bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Ekonomi Makro. Tujuan khusus penyusunan buku ajar ini adalah untuk menyediakan salah satu perangkat pengajaran yang diperlukan dalam mencapai kompetensi mata kuliah. Kompetensi mata kuliah Ekonomi Makro adalah penguasaan kemampuan menggunakan informasi makroekonomi untuk pengembangan usaha agribisnis. Oleh karena itu, diperlukan Buku Ajar Ekonomi Makro yang senantiasa mengikuti perkembangan ekonomi global.
Mata kuliah tersebut merupakan salah satu mata kuliah yang ada dalam Kurikulum KKNI berbasis SN-Dikti (Peraturan Meneteri Pendidikan dan kebudayaan tahun 2014). Kurikulum ini telah diterapkan sejak semester ganjil 2015/2016.
Buku ini tersusun berkat bantuan dana dari Program Hibah PEDP Plinela, sehingga diharapkan dapat membantu meningkatkan daya serap informasi situasi makro ekonomi yang penting dalam pengembangan Agribisnis oleh mahasiswa.
Akhirnya kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ajar ini. Semoga bermanfaat.
Bandar Lampung, 26 Desember 2017
Penulis
1 | Perekonomian Terbuka
2 | Perekonomian Terbuka
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... 4
BAB I. KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO ... 6
1.1 Konsep Dasar Teori Ekonomi Makro ... 6
1.2 Masalah Utama Perekonomian... 8
1.3 Kebijakan dalam Perekonomian ... 19 BAB II. PENDAPATAN NASIONALError! Bookmark not defined.
2.1 Perhitungan Pendapatan Nasional ...Error! Bookmark not defined.
2.2 Pendekatan Penerimaan/Pendapatan ...Error! Bookmark not defined.
2.3 Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan ...Error! Bookmark not defined.
BAB III. TINGKAT KEGIATAN EKONOMI ... Error! Bookmark not defined.
3.1 Pandangan Mahzab Klasik ... Error! Bookmark not defined.
3.2 Pandangan Keynesian ... Error! Bookmark not defined.
3.3 Perbandingan Pandangan Klasik dan Keynes ... Error!
Bookmark not defined.
3.4 AD-AS (Agregat Demand-Agregat Supply) ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV ... Error! Bookmark not defined.
TINGKAT KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN ... Error!
Bookmark not defined.
4.1 Siklus aliran pendapatan perekonomian ...Error! Bookmark not defined.
4.2 Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan Nasional ... Error!
Bookmark not defined.
4.3 Investasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB V ... Error! Bookmark not defined.
KESEIMBANGAN ... Error! Bookmark not defined.
PEREKONOMIAN TERBUKA ... Error! Bookmark not defined.
3 | Perekonomian Terbuka
5.1 Perekonomian Tiga Sektor ... Error! Bookmark not defined.
5.2 Perekonomian 4 Sektor ... Error! Bookmark not defined.
5.3 Keseimbangan Perekonomian ... Error! Bookmark not defined.
5.4 Perubahan keseimbangan (multiplier perekonomian) ... Error!
Bookmark not defined.
BAB VI. ... Error! Bookmark not defined.
MONETER DALAM PEREKONOMIAN ...Error! Bookmark not defined.
6.1 Standar Moneter ... Error! Bookmark not defined.
6.2 Pasar Uang dan Kurva LM (Liquid Money) .... Error! Bookmark not defined.
BAB VII. ... Error! Bookmark not defined.
PEMERINTAH DAN KEBIJAKAN FISKAL .Error! Bookmark not defined.
7.1 Konsep Kebijakan Ekonomi... Error! Bookmark not defined.
7.2 Kebijakan Fiskal: efek dan masalahnya ...Error! Bookmark not defined.
7.3 Masalah-masalah administratif kebijakan fiskal Error! Bookmark not defined.
BAB VIII. ... Error! Bookmark not defined.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL ...Error! Bookmark not defined.
8.1 Keterkaitan perekonomian domestik dengan luar negeri .... Error!
Bookmark not defined.
8.2 Keterbukaan dan globalisasi perekonomian ... Error! Bookmark not defined.
8.3 Neraca Pembayaran ... Error! Bookmark not defined.
8.4 Nilai Tukar (Exchange Rate)... Error! Bookmark not defined.
4 | Perekonomian Terbuka
DAFTAR TABEL
Table 1 Statistik tenaga kerja dan pengangguran (absolut) di Indonesia (dalam juta orang) ... 13 Table 2. Tingkat inflasi di Indonesia ... 16 Table 3. Neraca perdagangan Indonesia tahun 2013-2017 (Juta US$) . 18 Table 4. Perhitungan nilai tambah tepung tapioka, contoh hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
Table 5. Pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran (%) ... Error! Bookmark not defined.
Table 6. Pendapatan nasional melalui pendekatan pengeluaran
(klasifikasi baru) ... Error! Bookmark not defined.
Table 7. Contoh perhitungan keseimbangan perekonomian dalam angka ... Error! Bookmark not defined.
Table 8. Kondisi prasyarat untuk menjaga statibilitas jenis uang dalam perekonomian ... Error! Bookmark not defined.
Table 9. Neraca pembayaran (penyajian baku) ...Error! Bookmark not defined.
Table 10. Kerangka dasar neraca pembayaran ...Error! Bookmark not defined.
5 | Perekonomian Terbuka
DAFTAR GAMBAR
Figure 1. Pendekatan dasar ekonomi makro ... 6 Figure 2. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia... 9 Figure 3. Fleksibilitas tingkat bunga, tabungan, dan investasi ... Error!
Bookmark not defined.
Figure 4.Grafik pandangan klasik dan Keynes tentang penentu tabungan ... Error! Bookmark not defined.
Figure 5. Kurva AS pada berbagai tingkat harga Sumber: (Mankiw 2010) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 6. Pergeseran Kurva AS Sumber: (Mankiw 2010) ... Error!
Bookmark not defined.
Figure 7. Pembentukan Kurva AD dari AE Sumber: (Mankiw 2010) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 8. Grafik pergeseran Kurva AD Sumber: (Mankiw 2010) . Error!
Bookmark not defined.
Figure 9.Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna Sumber: (Mankiw 2010) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 10. Keseimbangan AD-AS Keynes dan Klasik (Mankiw 2010) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 11. Keseimbangan AD-AS (Mankiw 2010) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 12. Sirkulasi Aliran Pendapatan Dalam Perekonomian ... Error!
Bookmark not defined.
Figure 13. Grafik fungsi konsumsi ... Error! Bookmark not defined.
Figure 14. Grafik fungsi tabungan ... Error! Bookmark not defined.
Figure 15. Marginal Efficiency Of Capital ...Error! Bookmark not defined.
Figure 16. Investasi Terpengaruh ... Error! Bookmark not defined.
Figure 17Grafik Keseimbangan perekonomian nasional dua sektor ... Error! Bookmark not defined.
Figure 18. Grafik Keseimbangan perekonomian nasional tiga sektor ... Error! Bookmark not defined.
Figure 19. Mekanisme multiplier akibat kenaikkan investasi ... Error!
Bookmark not defined.
Figure 20. Bentuk-bentuk uang dalam system ekonomi islam (Karim, 2011) ... Error! Bookmark not defined.
Figure 21. Penurunan Kurva LM ... Error! Bookmark not defined.
6 | Perekonomian Terbuka
Figure 22. Keseimbangan umum dan nilai-nilai ekuilibrium variabel- variabel endogen ... Error! Bookmark not defined.
Figure 23. Tiga aspek pemikiran dalam merumuskan kebijakan ekonomi ... Error! Bookmark not defined.
Figure 24. Fungsi ekspor dan impor... Error! Bookmark not defined.
Figure 25. Mekanisme pertukaran kurs dan perubahannya ... Error!
Bookmark not defined.
7 | Perekonomian Terbuka
BAB I. KONSEP DASAR EKONOMI MAKRO 1.1 Konsep Dasar Teori Ekonomi Makro
Ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian secara keseluruhan atau secara agregat. Ruang lingkup ekonomi makro meliputi kestabilan kegiatan ekonomi, ouput barang dan jasa perekonomian (pendapatan nasional), laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan pengangguran, serta neraca pembayaran (Bagan 1).
Figure 1. Pendekatan dasar ekonomi makro Sumber: Hasyim, 2008
Pada Figure 1 dapat dijelaskan bahwa konsep ekonomi makro secara menyeluruh menganalisis output (pendapatan nasional),
Pasar Uang dan
Pasar Modal
Suku bunga (kebijakan moneter)
PENDAPATAN NASIONAL (penentu tingkat keseimbangan kegiatan suatu perekonomian (Y= AD =AS, Pertumbuhan ekonomi dan kestabilan ekonomi)
Permintaan Agregat
Penawaran Agregat Kebijakan
Fiskal (pajak dan pengeluaran pemerintah )
Upah, Ekspektasi Masyarakat
Pasar Barang
Harga Output(inflasi) , Kesempatan Kerja (pengangguran)
8 | Perekonomian Terbuka
inflasi, dan laju pertumbuhan, serta peran kebijakan pemerintah dalam konteks perilaku agregat yaitu permintaan agregat dan penawaran agregat. Permintaan agregat sangat ditentukan oleh kebijakan moneter, terutama melalui tingkat suku bunga, harapan masyarakat, dan oleh kebijakan fiskal. Penawaran agregat sangat ditentukan oleh kebijakan fiskal dan juga oleh berbagai faktor eksternal seperti perubahan penawaran minyak dunia.
Permintaan agregat dan penawaran agregat merupakan unsur pokok dalam menetukan output dan tingkat harga. Penawaran agregat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal, perilaku upah dan ekspektasi masyarakat. Permintaan agregat dipengaruhi oleh kebijakan fiskal dan moneter. Permintaan agregat dan penawaran agregat dipertemukan pada pasar barang dan dari sanalah harga output ditentukan sehingga menciptakan pendapatan nasional yang merupakan salah satu penentu tingkat keseimbangan suatu perekonomian. Terjadi distorsi antara penawaran agregat dengan permintaan agregat akan menimbulkan persoalan makroekonomi.
Seanjutnya, dapat disimpulkan bahwa ekonomi makro merupakan cabang dari ilmu ekonomi yang ruang lingkupnya secara menyeluruh atau agregat serta terdapat peran serta pemerintah berupa regulasi dan kebijakan terutama apabila terjadi permasalahan. Maka dari itu, siklus ekonomi mendapatkan perhatian yang penting dalam teori ekonomi makro, karena dampak-dampak yang ditimbulkannya. Misalnya resesi ekonomi yang berkepanjangan akan menjerumuskan perekonomian ke keadaan depresi. Sebaliknya ekspansi yang berkepanjangan juga akan menyulut inflasi, kemandekan ekonomi dan akhirnya juga resesi. Upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi siklus ekonomi disebut kebijakan antisiklus.
9 | Perekonomian Terbuka
1.2 Masalah Utama Perekonomian
Masalah utama ekonomi makro yang selalu dihadapi suatu negara adalah: (a) Pertumbuhan ekonomi, (b) Pengangguran, (c) Inflasi, dan (d) Neraca perdagangan dan neraca pembayaran
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan output (barang dan jasa) yang diproduksi masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Perkembangan kemampuan memproduksi output sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Kemampuan suatu negara menghasilkan output dapat dilihat dari perkembangan Kurva Kemungkinan Produksi (KKP). KKP adalah kurva yang menggambarkan batas maksimum produksi yang dapat diciptakan oleh suatu negara.
Pengukuran pertumbuhan ekonomi menggunakan data pendapatan nasional, yaitu pendapatan nasional (Gross National Product=GNP atau Gross Domestic Product=GDP). Rumus untuk menghitung pertumbuhan ekonomi atau economic growth (g) adalah:
GNP riil i - GNP riil i-1
gi = --- x 100 % ... (1)
GNP riil I-1
atau
GDP riil i - GDP riil i-1
gi = --- x 100 % ... (2)
GDP riil I-1
keterangan:
gi = Pertumbuhan ekonomi pada tahun I GNP riil i = GNP riil pada tahun i
GDP riil i = GDP riil pada tahun I GNP riil i-1 = GNP riil pada tahun I-1 GDP riil I-1 = GDP riil pada tahun I-1
10 | Perekonomian Terbuka
Figure 2. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
Pendapatan nasional juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu negara. Pengukuran tingkat kemakmuran terlebih dulu menghitung pendapatan per kapita, yaitu:
Pendapatan nasional i
Tingkat pendapatan per kapita = --- ... (3) Jumlah penduduk i
Pendapatan/kapita i - Pendapatan/ kapita i-1 Pertumbuhan pendapatan/kapita --- x 100 % ..(4)
Pendapatan/kapita i-1 Keterangan: i = tahun ke i i-1= tahun i-1
Sumber terjadinya masalah pertumbuhan ekonomi adalah: (1) Pengangguran dan inflasi, (2) Penggunaan faktor produksi tidak sepenuhnya, (3) Pertumbuhan ekonomi aktual lebih kecil dari ekonomi potensial.
Contoh Kasus:
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2017) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2017 mencapai 5,07 persen. Angka ini, merupakan angka pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun
11 | Perekonomian Terbuka
2014. Angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 tersebut lebih rendah dari target yang dipasang pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5,01 persen, tahun 2015 sebesar 4,88 persen, dan tahun 2016 sebesar 5,03 persen.
Kasus Lampung:
Berdasarkan sensus tahun 2010, penduduk Propinsi Lampung sebesar 7.608.405 jiwa. Masih terdapat 1.163.060 penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan, atau sebesar 14,86% dari total penduduk Lampung. Persentasi penduduk miskin tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kondisi tahun 2011 sebesar 16,93% (1.253.830 orang). Sebagian besar penduduk miskin berada di kabupaten (76,26%) dan merupakan masyarakat perdesaan yang bergantung pada sektor pertanian sebagai mata pencahariannya. Penduduk miskin perkotaan sebesar 24,74%.
Kabupaten Lampung Utara memiliki penduduk miskin terbesar (25,17%), selanjutnya Lampung Timur (18,59%), dan Pesawaran (18,01). Pertanian perdesaan minim memberikan tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang memadai bagi masyarakatnya.
Kemiskinan struktural perdesaan tidak terlepas dari terbatasnya akses masyarakat perdesaan dalam kepemilikan lahan (Fitriani, et.al., 2017).
b. Pengangguran
Pengangguran (unemployment) adalah suatu keadaan pada saat seseorang yang tergolong angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya. Pada saat seseorang yang termasuk usia kerja, tetapi tidak ingin bekerja maka bukan disebut pengangguran, contohnya ibu rumah tangga, pelajar, atau mahasiswa, namun disebut pengangguran sukarela (volountary unemployment).
Faktor utama yang menyebabkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran agregat (agregate expenditure = AE)
12 | Perekonomian Terbuka
atau permintaan agregat (agregate demand = AD). Penyebab lainnya adalah (a) menganggur karena ingin mencari kerja lain yang lebih baik (frictional unemployment), (b) pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, dan (c) ketidaksesuaian antara keterampilan pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan industri.
Akibat buruk pertama pengangguran adalah penurunan pendapatan nasional. Turunnya pendapatan nasional berarti penurunan tingkat kemakmuran. Bagi individu yang menganggur, ini berarti ia harus mengurangi konsumsi. Hal ini selanjutnya akan mengganggu kesehatan fisik. Jika pengangguran berlangsung lama maka dapat menimbulkan dampak psikologis bagi penganggur dan keluarganya. Pada kondisi suatu negara mengalami pengangguran besar-besaran maka akan terjadi kekacauan keamanan, sosial dan politik.
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan, dengan demikian dapat dirumuskan:
PUKi = penduduk usia lebih dari 10 tahun ke atas pada tahun i
Bukan AKi = PUKi yang tidak ingin bekerja (pelajar, mahasiswa, ibu RT dan penganggur sukarela lain) pada tahun i AKi = PUKi - Bukan AKi ... (5) AKi bekerja = AKi yang mendapat pekerjaan pada tahun i Pengangguran = AKi - AKi bekerja ... (6)
Pengangguran i
Tingkat pengangguran = --- x 100% ... (7)
AKi
Keterangan i adalah tahun i
U = Pengangguran i X 100%
Angkatan kerja i
13 | Perekonomian Terbuka
Pengangguran yang wujud dalam perekonomian, ditinjau dari penyebabnya dikenal sebagai:
1. Pengangguran friksional/pengangguran normal merupakan pengangguran yang ditimbulkan karena ingin memperoleh pekerjaan lebih baik.
2. Pengangguran struktural terjadi pada saat pekerja diberhentikan karena kemunduran ekonomi/penurunan permintaan agregat
3. Pengangguran teknologi terjadi pada saat tenaga manusia diganti tenaga mesin.
Selain itu, terdapat juga istilah pengangguran yang lain, yaitu pengangguran tersembunyi atau tak kentara yang terjadi pada saat penambahan tenaga kerja yang tidak mempengaruhi produktivitas. Pengangguran musiman yang terjadi pada masa- masa tertentu dalam setahun. Istilah setengah pengangguran juga berarti bahwa tenaga kerja bekerja, namun tidak memenuhi waktu standar kerjanya (< 7 jam/hari atau 25 jam/minggu).
Pengangguran berimplikasi luas dalam menyebabkan timbulnya biaya ekonomi dan sosial dalam perekonomian. Besarnya nilai biaya ekonomi pengangguran dapat ditentukan dari selisih antara pendapatan nasional aktual dengan pendapatan nasional potensial.
Sementara nilai biaya sosial pengangguran dapat diperhitungkan dari biaya yang timbul untuk mengatasi kekacauan sosial politik, kriminal, kehilangan kemahiran dan percaya diri, perselisihan keluarga, kesehatan menurun, dll.
Contoh kasus
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus
14 | Perekonomian Terbuka
bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Dengan jumlah total penduduk sekitar 260 juta orang, Indonesia adalah negara berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat). Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan. Oleh karena itu, pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara perlu disiapkan (Fitriani, et.al., 2015).
Table 1 Statistik tenaga kerja dan pengangguran (absolut) di Indonesia (dalam juta orang)
Tahun 2016 2017 2018¹
Tenaga Kerja 127.8 128.1 133.9
- Bekerja 120.8 121.0 127.1
- Menganggur 7.0 7.0 6.9
Penduduk Usia Kerja, Bukan
Angkatan Kerja 63.7 64.0 59.6
- Sekolah 15.9 16.5 15.6
- Mengurus Rumah Tangga 39.3 39.9 36.0
- Lainnya 8.4 7.6 8.0
Pengangguran (% dari total tenaga
kerja) 5.6 5.5 5.1
¹ data dari Februari 2018 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
15 | Perekonomian Terbuka
c. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang terjadi dalam suatu perekonomian (negara). Inflasi umumnya disebabkan oleh dua sumber. Pertama, tarikan permintaan (demand pull inflation), terjadi karena tingkat AE=AD melebihi kemampuan inflasi ini disebut demand pull inflation. Kedua, desakan ongkos/biaya produksi (cost push inflation). Pekerja-pekerja di berbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah, atau BBM naik. Akibatnya terjadi kenaikkan biaya produksi yang pada gilirannya akan menaikkan harga barang dan jasa yang diproduksi. Ketiga disebabkan oleh kombinasi tarikan permintaan dan desakan ongkos/biaya produksi. Selain itu, inflasi dapat juga terjadi karena (1) kenaikkan harga barang impor, (2) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan produksi dan penawaran barang, dan (3) kekacauan politik dan ekonomi akibat pemerintahan yang tidak bertanggung jawab.
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang terjadi dalam suatu perekonomian (negara). Inflasi merangkak bila kenaikan harga relatif lambat ± 5%/tahun. Sementara inflasi liar adalah kenaikan harga sangat cepat, bisa mencapai 2 kali lipat.
Akibat buruk inflasi yang pertama adalah penurunan daya beli masyarakat. Pendapatan riil masyarakat menurun akibat inflasi.
Penurunan daya beli menyebabkan penurunan tingkat kemakmuran masyarakat. Inflasi yang bertambah serius akan mengurangi investasi dan ekspor serta menaikkan impor.
Akhirnya, inflasi berakibat pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Penghitungan inflasi dilakukan melalui:
1. Menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) 2. Menghitung Tingkat inflasi
Perhitungan tingkat inflasi membutuhkan data indeks harga atau Indeks Harga Konsumen (IHK), yaitu indeks harga barang-barang yang digunakan konsumen. Langkah-langkah dalam membentuk IHK adalah:
16 | Perekonomian Terbuka
(1) menetapkan tahun dasar perhitungan IHK, yaitu yang dijadikan titik tolak dalam membandingkan perubahan harga,
(2) menentukkan jenis-jenis barang yang diamati perubahannya serta menentukkan bobot (weights) tiap barang. Weights suatu jenis barang dapat ditentukan dengan cara menghitung persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk barang tersebut, dan menghitung indeks harga konsumen.
Rumus perhitungan IHK tahun i adalah:
Harga x weights tahun i
IHKi = --- x 100% ... (8) Harga x weihts tahun dasar i
Tingkat inflasi pada tahun i dapat dihitung dengan rumus
IHKi - IHKi-1
Pi = --- x 100% ... (9) IHKi-1
Keterangan:
IHKi = Indeks Harga Konsumen pada tahun i IHKi-1= Indeks Harga Konsumen pada tahun i-1 Pi = Tingkat inflasi
Dengan diketahuinya IHKi maka data GNP dan GDP menurut harga berlaku atau GNP dan GDP nominal dapat dikonversi menjadi GNP dan GDP riil, dengan rumus:
IHK tahun dasar
GNP riil tahun i = --- x GNP nominal tahun i... (10) IHK tahun i
IHK tahun dasar
GDP riil tahun i = --- x GDP nominal tahun i... (11) IHK tahun i
Contoh Kasus
Secara historis, tingkat inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding dengan negara-negara berkembang lain. Sementara negara-negara berkembang lain mengalami tingkat inflasi di antara 3 - 5 persen per tahun pada periode 2005 - 2014, Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi tahunan
17 | Perekonomian Terbuka
sekitar 8,5 persen dalam periode yang sama. Baru mulai dari tahun 2015 inflasi di Indonesia boleh dikatakan terkendali. Inflasi di Indonesia berkolerasi dengan penyesuaian harga-harga yang ditetapkan pemerintah. Harga-harga energi (bahan bakar dan listrik) ditetapkan oleh Pemerintah dan karenanya tidak bergerak sesuai dengan kondisi pasar, berarti defisit yang dihasilkannya harus diserap oleh Pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Program yang berumur beberapa dekade ini menempatkan tekanan yang serius pada neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan juga membatasi belanja publik untuk proyek-proyek berjangka panjang dan produktif, seperti pembangunan infrastruktur atau pembangunan sosial.
Table 2. Tingkat inflasi di Indonesia
Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Inflasi (%
perubahan tahunan)
5.1 5.4 4.3 8.4 8.4 3.4 3.0 3.6 Sumber: Bank Indonesia, 2018
d. Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Pada saat kegiatan ekonomi melintasi batas negara (ekonomi terbuka) maka akan timbul masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Neraca perdagangan mencatat transaksi perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Selain transaksi ekspor dan impor, neraca pemabayaran mencatat modal masuk (capital inflow) dan arus modal keluar (capital outflow). Defisit neraca pembayaran berarti, pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Hal ini dapat terjadi jika impor melebihi ekspor atau capital inflow melebihi capital outflow.
Pada saat defisit terjadi karena impor yang berlebihan maka kegiatan ekonomi dalam negeri akan mengalami penurunan, karena konsumen menggantikan barang dalam negeri dengan barang impor. Nilai tukar valuta asing akan naik dan menyebabkan harga barang impor bertambah mahal. Penurunan kegiatan ekonomi dalam negeri mengurangi kegiatan pengusaha dalam menanam modal dan membangun usaha baru. Akibatnya,
18 | Perekonomian Terbuka
masalahpengangguran bertambah serius. Akibat lebih jauh adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonominegara tersebut dalam jangka panjang. Dengan demikian modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri dan modal dari luar negeri tidak akan ditanam di dalam negera tersebut. Keadaan ini selanjutnya dapat memperlampat pertumbuhan ekonomi pada masa depan.
Neraca perdagangan mencatat transaksi perdagangan, yaitu ekspor dan impor. Neraca pembayaran mencatat transakasi perdagangan, arus modal masuk (capital inflows) dan arus modal keluar (capital outflows). Defisit neraca pembayaran berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.
Hal ini dapat terjadi jika impor melebihi ekspor atau capital outflows melebihi capital inflows.
Pada saat defisit terjadi karena impor yang berlebihan maka kegiatan ekonomi barnag impor. Nilai tukar valuta asing akan naik dan menyebabkan harga barang impor bertambah mahal.
Penurunan dalam negeri akan mengalami penurunan, karena konsumen menggantikan barang dalam negeri dengan kegiatan ekonomi dalam negeri akan mengurangi kegiatan pengusaha dalam menanmkan modal dan membangun usaha baru.
Akibatnya masalah pengangguran menjadi semakin serius.
Akibat lebih jauh adalah hilangnya kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi di negara tersebut. Kondisi tersebut membuat modal dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, sedangkan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut.
Contoh Kasus
Kondisi neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2013-2017 mengalami fluktuasi (Tabel 3). Hal ini tercermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang pada 2013 dan 2014 mengalami defisit sebesar US$4,07 miliar dan US$2,19 miliar.
Perbaikan kinerja NPI terjadi karena surplus transaksi modal dan finansial meningkat dalam jumlah yang lebih besar daripada
19 | Perekonomian Terbuka
kenaikan defisit transaksi berjalan mulai tahun 2015. Mulai tahun 2010 NPI mengalami surplus sebesar US$7,6 miliar. Surplus terus meningkat sampai tahun 2017 sebesar US$11,8 miliar.
Kepercayaan investor yang tetap terjaga dengan baik, didukung oleh tambahan likuiditas di pasar keuangan global yang bersumber dari ekspansi moneter di negara-negara maju, menyebabkan transaksi modal dan finansial pada tahun 2015 kembali mengalami surplus (Bank Indonesia, 2016). Surplus tahun 2017 mencapai US$11,8 miliar, hampir dua kali lipat dari surplus USD7,6 miliar pada tahun 2015. Kenaikan surplus ini antara lain bersumber dari meningkatnya arus masuk investasi portofolio asing dalam bentuk pembelian surat berharga negara, baik berdenominasi rupiah maupun valuta asing. Arus masuk juga terjadi dalam bentuk penarikan dana milik perbankan domestik yang disimpan di luar negeri sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan valuta asing di dalam negeri. Selain itu, investasi langsung asing (PMA) masih mengalir masuk dalam jumlah yang hampir sama dengan tahun sebelumnya.
Table 3. Neraca perdagangan Indonesia tahun 2013-2017 (Juta US$)
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 2013-2017 Trend (%)
I Ekspor 182.551,8 175.980,0 150.366,3 145.186,2 168.828,0 -3,43 - Migas 32.633,0 30.018,8 18.574,4 13.105,5 15.744,3 -20,44
- Non migas 149.918,8 145.961,2 131.791,9 132.080,8 153.083,7 -0,58
II Impor 186.628,7 178.178,8 142.694,8 135.652,9 156.985,6 -6,00 - Migas 45.266,4 43.459,9 24.613,2 18.739,3 24.316,0 -18,81
- Non migas 141.362,3 134.718,9 118.081,6 116.913,6 132.669,5 -2,65
III Total 369.180,5 354.158,8 293.061,1 280.839,1 325.813,6 -4,70
20 | Perekonomian Terbuka
No Uraian 2013 2014 2015 2016 2017 Trend (%) 2013-2017 - Migas 77.899,4 73.478,7 43.187,5 31.844,8 40.060,3 -19,48
- Non migas 291.281,1 280.680,1 249.873,5 248.994,3 285.753,2 -1,57
IV Neraca -4.076,9 -2.198,8 7.671,5 9.533,3 11.842,5 - Migas -12.633,3 -13.441,1 -6.038,8 -5.633,9 -8.571,7
- Non migas 8.556,4 11.242,3 13.710,3 15.167,2 20.414,1 22,61
Sumber: BPS, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan Keterangan: *) Angka Sementara
1.3 Kebijakan dalam Perekonomian
Sistem ekonomi di dunia didominasi oleh dua sistem, yaitu sistem ekonomi kapitalis dan sistem ekonomi sosialis. Sistem ekonomi kapitalis bersandar kepada pemilikan pribadi maupun swasta, sehingga memberikan akses berada penuh di tangan swasta.
Sistem ekonomi kapitalis mendominasi secara keseluruhan dari sistem ekonomi yang dianut oleh negara-negara di dunia. Yang kedua sistem ekonomi sosialis. Sistem ekonomi ini kegiatan- kegiatan ekonominya mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dilakukan oleh pemerintah secara terpusat. Ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi jalan tengah menjadi harapan terwujudnya sistem ekonomi yang berkeadilan menuju kemakmuran dan pemerataan “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” dapat tercipta (Tho’in 2015)
Sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, defisit neraca pembayaran dapat menyebabkan pengaruh buruk terhadap prestasi kegaiatan ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, setiap negara berusaha menghindari masalah-masalah tersebut melalui serangkaian kebijakan
21 | Perekonomian Terbuka
makroekonomi. Secara umum kebijakan makroekonomi dapat dibedakan menjadi empat aspek:
a. Menstabilkan kegiatan ekonomi.
b. Tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi.
c. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan mantap.
d. Meminimalkan masalah inflasi.
Pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan melalui tiga bentuk kebijakan: (1) kebijakan fiskal, (2) kebijakan moneter, dan (3) kebijakan segi penawaran. Kebijakan fiskal merupakan langkah- langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran agregat (AE) dalam perekonomian.
Menurut Keynes, pada masa terjadi pengangguran kebijakan fiskal yang penting adalah ekspansi pengeluaran pemerintah dan pengurangan pajak. Sebaliknya, pada masa inflasi, pengeluaran pemerintah harus dikurangi dan pajak harus dinaikkan. Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah melalui otoritas moneter (bank sentral) untuk mengubah penawaran uang atau tingkat bunga dalam perekonomian dengan tujuan untuk mempengaruhi pengeluaran agregat (AE).
Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat dari sisi permintaan.
Kegiatan perekonomian negara dapat pula dipengaruhi melalui sisi penawaran. Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan sehingga dapat menawarkan barang dengan harga lebih murah atau mutu lebih baik.
Rangkuman
Ekonomi makro adalah ilmu yang mempelajari perilaku perekonomian secara keseluruhan atau secara agregat. Ruang lingkup ekonomi makro meliputi kestabilan kegiatan ekonomi (kemakmuran atau resesi), ouput barang dan jasa perekonomian
22 | Perekonomian Terbuka
(pendapatan nasional), laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan pengangguran, serta neraca pembayaran dan nilai kurs.
Masalah utama ekonomi makro yang selalu dihadapi suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, inflasi, neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Setiap negara berusaha menghindari masalah-masalah tersebut di atas melalui serangkaian kebijakan ekonomi makro. Pencapaian tujuan tersebut dilaksanakan melalui tiga bentuk kebijakan: (1) kebijakan fiskal, (2) kebijakan moneter, dan (3) kebijakan segi penawaran.
Latihan
1. Jelaskan persoalan utama yang dihadapi dalam perekonomian makro suatu negara!
2. Jelaskan kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan untuk dapat mencapai kondisi kestabilan ekonomi!
3. Diketahui Pendapatan nasional dan IHK 2010-2013:
Tahun Pendapatan Nasional menurut harga berlaku
(Rp triliun) IHK
2010 2011 2012 2013
150.457 170.794 185.471 200.345
148,1 160,2 170,4 180,9 Hitunglah:
a. Pendapatan nasional riil tahun 2010-2013 jika tahun 2010dijadikan tahun dasar
b. Tingkat pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2010-2013
23 | Perekonomian Terbuka Daftar Pustaka
Ackley, Gardner. 1973. Teori Ekonomi Makro. Penerbit UI Press.
Jakarta. Hal 549-504
Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. UI-Press. Jakarta. Hal 36-71
Dornbusch, R, Stanley Fisher dan Richard Startz. 2001.
Makroekonomi. PT Media Global Medika. Jakarta. Edisi Bahasa Indonesia. Hal 211-271
Gilarso, T. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Hasyim, Ali Ibrahim. 2008. Ekonomi Makro. Pascasarjana Ekonomi Pertanian/Agribisnis Universitas Lampung. Dikta Kuliah.
Reksoprayitno, Soediyono. 2000. Ekonomika Makro. Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregatif. BPFE-Yogyakarta. Hal 59-89
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori makroekonomi. Edisi Kedua.
PT Raja Grafindo Persada. Yakarta.
Suparmoko. 2000. Pengantar Ekonomika Makro. Edisi ke-4. BPFE.
Yogyakarta. Hal 31-61
24 | Perekonomian Terbuka
25 | Perekonomian Terbuka
DAFTAR INDEX
a quit pro quo, 144 accomodating item, 149 Aggregate Demand, 39 Aggregate Supply, 39 agregate demand, 10, 11 agregate expenditure, 10, 11 asset demand for money, 94 autonomous investment, 55 balance of payments, 137, 141 Basic balance, 149
budget deficit, 70
capital inflow, 16, 70, 75, 149 capital inflows, 16
capital outflows, 16 commodity standard, 85 contractionary fiscal policy,
118
cost push inflation, 13 creator of money, 89 current account, 70, 75, 83,
141, 148, 153
current account deficit, 70, 75, 83, 153
decision lag-nya, 127 defisit, 15, 16, 17, 18, 70, 74,
75, 83, 84, 119, 122, 123, 128, 129, 130, 132, 135, 139, 141, 142, 148, 149, 150, 153, 154
demand pull inflation, 13 Deposit Money, 89, 147 devaluasi, 143
direct method, 21, 29 Discount Rate, 106
disposible income, 67, 74, 134 double counting, 23
durability, 88
economic value of time, 91 exhaustive expenditure, 113 expansionaryfiscal policy
fiscal, 118
Expenditure Approach, 22, 30 factor services, 144
Fiat standard, 86
flexible exchange rate, 150 foreign assets or liabilitis, 144 frictional unemployment, 10 full employment, 6
Government Consumption Expenditure, 28
government securities, 105 Gross Domestic Product, 7 Gross National Product, 6 Income Approach, 22, 30 inconvinient, 88
indirect method, 21, 29 induced investment, 55, 59 International Monetary Fund,
145
Keynesian, 1, 35, 69, 109, 125, 129
Klasik, 1, 33, 35, 36, 42, 43, 93, 119
Kurva Kemungkinan Produksi, 5, 6
Liquid Money, 2, 96
marginal effeciency of capital, 57
Marginal Propensity to Consume, 50, 51 marginal propensity to
investment, 59
Marginal Propensity to Save, 51
26 | Perekonomian Terbuka medium of exchange, 88, 89,
91, 94
Monetary Contractive Policy, 105
Moneter, 2, 85, 93, 104, 105, 136
multiplier, 2, 64, 76, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 115, 116, 120, 121, 123, 124, 125, 127, 128, 154
National Income, 21, 26 National Product, 7, 21 nominal interest rate, 95 non-factor services, 144 nonresident, 143, 153 Open Market Operation, 105 Overalll balance, 149 Production Approach, 22, 30 progresif, 114, 115, 121 proporsional, 68, 69, 80, 81, 82,
114, 115, 116, 120, 121, 123 purveyors of money, 89 rational expectations, 96
real money balances, 97 regresif, 113
Reserve Requirement Ratio, 106
rush, 140 Scarcity, 88
store of value, 88, 94 the gold and silver standard,
86
the gold standard, 86 the silver standard, 86 tight money policy, 105 time value of money, 91 Token money, 89 trade off, 105, 110 uang giral, 89 unemployment, 9
volountary unemployment, 9 without a quit pro quo, 144 World Trade Organization, 69,
136
written order, 89
27 | Perekonomian Terbuka
View publication stats