1
PERENCANAAN MATERIAL DENGAN PENERAPAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) DENGAN PENGGUNAAN LOT FOR LOT (LFL) DAN PERIOD ORDER
QUANTITY (POQ) SEBAGAI TEKNIK LOT SIZlNG DALAM PENGENDALIAN BAHAN
(Studi Kasus: Renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota Pontianak)
Muhammad Ayasy Irham Ramadhan 1), Rafie 2) dan Safaruddin M Nuh 3)
1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak
2,3) Dosen Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak Email : muhammadayas58@gmail.com
ABSTRAK
Manajemen material yang baik dapat dinilai dari sistem manajemen yang konsisten, komprehensif, dan mendukung pada saat pengadaan dan konstruksi. Perencanaan kebutuhan material dibutuhkan agar dalam pelaksanaan penggunaan bahan material dapat digunakan dagan efektif dan efisien. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) dengan dua teknik lot sizing yang berbeda sehingga mendapatkan hasil perhitungan yang paling ekonomis pada perencanaan material Proyek Renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota Pontianak. Teknik lot sizing yang digunakan adalah teknik Lot For Lot (LFL) dan Period Order Quantity (POQ). Material yang dikendalikan adalah minipile 25 cm x 25 cm, bekisting, scaffolding, dan besi tulangan U32 berdasarkan harga bahan tertinggi dari anggaran biaya. Persediaan material (tulangan, bekisting, minipile, dan scaffolding dengan metode MRP (Material Requirement Planning) cukup baik dan optimum, karena persediaan material selalu sama atau lebih tinggi dari kebutuhan material. Lotting dengan hasil biaya terendah berdasarkan rekap hasil kebutuhan biaya material Tulangan U32, Bekisting, dan Scaffolding didapatkan dengan menggunakan teknik Period Order Quantity, tetapi pada teknik Period Order Quantity akan menyebabkan penumpukan material jika pada lapangan tidak dilakukan kontrol yang baik terhadap penggunaan material, sedangkan untuk Minipile didapatkan biaya terendah dengan lotting Lot For Lot.
Katakunci: material, MRP, perencanaan
ABSTRACT
Good material management is a consistent, comprehensive, and supportive management system at the time of procurement and construction. Planning material needs is needed so that in the implementation of the use of materials can be used effectively and efficiently. The purpose of this study is to determine the application of the Material Requirement Planning (MRP) method with two different lot sizing techniques so as to obtain the most economical calculation results in material planning for the Kapuas Indah Market Renovation Project and Pontianak City Public Service Mall (Multiyears). The lot sizing techniques used are Lot For Lot (LFL) and Period Order Quantity (POQ) techniques. The controlled materials are 25 cm x 25 cm minipile, formwork, scaffolding, and U32 reinforcing iron based on the highest material price from the cost budget. Material inventory (reinforcement, formwork, mini pile, and scaffolding with the MRP (Material Requirement Planning) method is quite good and optimal, because material inventory is always equal to or higher than material needs. Lotting with the lowest cost results based on a recap of the results of material cost needs of U32 Rebar, Formwork, and Scaffolding is obtained using the Period Order Quantity technique, but in the Period Order Quantity technique will cause material buildup if in the field there is no good control over the use of materials, while for Minipile the lowest cost is obtained with Lot For Lot lotting.
Keywords:material, MRP, planning
I. PENDAHULUAN
Keputusan Mentri MENPAN-RB No. 23 Tahun 2017 tentang Pendirian Pusat Pelayanan Publik diterbitkan untuk melaksanakan Undang – Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Reformasi Administrasi
dan Bentuk Birokrasi Republik Indonesia yang mengatur pelayanan yang cepat, mudah dan akuntabel. Mal Pelayanan Publik sebagai inovasi untuk mewujudkan pelayanan yang prima. Mal Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut MPP
2 adalah tempat kegiatan penyelenggara pelayanan publik baik barang maupun jasa diatur dalam suatu tempat pelayanan yang diberikan secara cepat, mudah dan bertanggung jawab. Setiap proyek konstruksi umumnya mempunyai rencana dan jadwal pelaksanaan kapan proyek tersebut harus dimulai dm dielesaikan, bagaimana proyek tersebut akan dikerjakan dan bagaimana penyediaan sumber dayanya.
Material adalah salah satu sumber daya yang paling banyak memakan biaya dan waktu. Oleh karena itu, manajemen material merupakan unsur terpenting dalam pembangunan proyek konstruksi.
Pengendalian material yang baik dari segi waktu, biaya dan tenaga kerja yang tersedia dapat meningkatkan kualitas proyek dengan mengurngi biaya konstruksi. Manajemen material memastikan akurasi, identifikasi, dan ketepatan waktu, serta mengontrol semua material yang diperlukan mulai dari perencanaan hingga penerimaan material di lokasi.
Manajemen material yang baik dapat dinilai dari sistem manajemen yang konsisten, dan dapat mendukung pada saat pengadaan dan konstruksi.
Perencanaan kebutuhan material dibutuhkan agar dalam pelaksanaan penggunaan bahan material dapat digunakan dagan efektif dan efisien.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pembangunan konstruksi adalah keterlambatan distribusi material dari pemasok material sehingga menyebabkan keterlambatan jadwal pekerjaan pada saat pelaksanaan. Selain itu, penumpukan material diluar tempat penyimpanan juga kurang baik untuk pelaksanaan proyek, karena mempengaruhi ruang kerja dan mobilitas karyawan selama bekerja.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, khususnya masalah perencanaan kebutuhan bahan baku, sebenarnya telah dikembangkan suatu metode.
Metode ini adalah Material Requirements Planning (MRP). Dalam salah satu tahapan metode MRP yaitu tahapan penentuan ukuran pemesanan (lotting) digunakan beberapa teknik lot sizing, diantaranya adalah teknik Lot for Lot yang dapat menghasilkan jumlah pesanan yang optimal dan memberikan total biaya persediaan minimum tergantung kondisi dari perusahaan.
Pada perencanaan persediaan material terdapat beberapa teknik lot sizing. Setiap teknik menghasilkan jumlah pesanan dan frekuensi pesan yang berbeda-beda sehingga menghasilkan biaya persediaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui teknik lot sizing mana yang menghasilkan biaya pengeluaran atau cost persediaan paling minimum Dengan mengetahui teknik lot sizing yang optimal, maka diharapkan dapat mengurangi biaya pengeluaran serta mencegah terjadinya keterlambatan jadwal pekerjaan dan pembengkakan biaya total proyek
karena kekurangan atau kelebihan material persediaan.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana mengendalikan pengadaan material bangunan dengan menggunakan metode MRP dan lot sizing dengan teknik Lot For Lot (LFL) dan Period Order Quantity (POQ), serta bagaimana teknik lot sizing yang digunakan untuk mendapatkan hasil biaya paling rendah pada Proyek Renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota Pontianak.
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan metode Material Requirement Planning (MRP) dengan dua teknik lot sizing yang berbeda sehingga mendapatkan hasil perhitungan yang paling ekonomis pada perencanaan material Proyek Renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota Pontianak.
Agar penelitian ini terarah, maka batasan masalah dalam ruang penelitian ini adalah:
1. Data proyek yang dianalisis adalah Proyek Renovasi Pasar Kapuas Indah dan Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota Pontianak.
2. Metode yang digunakan dalam perencanaan material adalah metode Material Requirement Planning (MRP).
3. Teknik lotting atau lot sizing yang digunakan adalah teknik Lot For Lot (LFL) dan Period Order Quantity (POQ).
4. Material yang dikendalikan adalah minipile 25 cm x 25 cm, bekisting, scaffolding, dan besi tulangan U32 berdasarkan harga bahan tertinggi dari anggaran biaya.
II. METODOLOGI DAN PUSTAKA Data Penelitian
• Data Primer :
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari PT. Sinar Cahaya Pelita. Teknik pengumpulan data ini untuk mendapatkan data langsung, data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan pihak perusahaan, baik mengenai penerimaan material, pengiriman material, dan kondisi material dilapangan untuk mengetahui waktu siklus material dilapangan.
• Data Sekunder :
Data Sekunder merupakan data yang dimiliki perusahaan itu sendiri seperti:
1. Data Schedule S-Curve 2. RAB dan volume pekerjaan
Studi Kasus
Studi Kasus dilakukan pada proyek Pasar Kapuas Indah Mall Pelayanan Publik (Multiyears) Kota
3 Pontianak yang terletak di Jalan Kapten Marsan, Pontianak. Proyek ini direncanakan selesai dalam 740 hari kalender (2 tahun). Dengan waktu pelaksanaan proyek mulai bulan Desember 2021 sampai dengan Desember 2023. Material yang akan dikendalikan adalah minipile 25 cm x 25 cm, bekisting, scaffolding, dan besi tulangan U32 dalam kurun waktu pemasokan mulai Desember 2022.
Teknik Analisis Data Lot For Lot
Data diolah dengan metode pengolahan data dari perencanaan konstruksi, dalam analisis data menggunakan metode MRP Langkah-langkah yang dilakukan ialah
1. Menentukan kebutuhan kotor material (GR) Kebutuhan kotor adalah jumlah kebutuhan material dilapangan yang diperoleh dari perhitungan kebutuhan material, yaitu hasil perkalian antara volume pekerjaan dengan koefisien material berdasarkan AHSP 2022.
2. Menentukan kebutuhan material setiap minggu (R)
Kebutuhan materiał setiap minggu tergantung pada time schedule pekerjaan.
3. Menentukan rencana pemesanan (ROP)
Pengendalian kebutuhan materiał dilakukan tiap minggu. Untuk proyek konstruksi, kebutuhan materiał tidak selalu tetap setiap minggunya, sehingga ROP juga berbeda untuk setiap minggunya, tergantung pada kebutuhan.
4. Menentukan rencana terima pesanan (POP) Rencana terima pesanan diperkirakan 1 minggu setelah pemesanan dilakukan. Karena diasumsikan lead time sama dengan 1 minggu.
5. Menentukan jumlah persediaan ditangan (OH) 6. Menentukan kebutuhan bersih/sisa kebutuhan
(NR)
Kebutuhan bersih (NR) adalah sisa kebutuhan yang didapatkan dari pengurangan antara kebutuhan total (Kt) dengan kebutuhan kotor (GR).
7. Menghitung biaya penyimpanan material.
8. Teknik Analisis Data Periodic Order Quantity Pembelian dilakukan secara periodik, jangka waktu antara pemesanan selalusama, misalnya setiap sebulan sekali atau tiga minggu sekali. Jumlah yang dipesan adalah kebutuhan selama jangka waktu antara pemesanan ditambah safety stock dikurangi persediaan awal pada suatu periode.
9. Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data sebagai berikut :
1. Dilakukan proses perhitungan dengan komputer (komputasi).
2. Data dianalisis untuk mendapatkan jumlah pesanan dan jumlah realisasai pemakaian barang setap bulan selama proyek berlangsung.
Diagram Alir
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
Material Requirement Planning (MRP) Metode MRP adalah sistem yang mengatur material yang diperlukan untuk memproduksi produk akhir, seperti jumlah yang diperlukan dan kapan untuk material-material ini harus dikeluarkan dan diterima dalam kegiatan produksi.
Masukan (Input) Untuk Sistem MRP
Sistem MRP memerlukan beberapa input dalam penggunaannya, dimana dengan input tersebut akan diperoleh suatu output tertentu yang digunakan untuk pengendalian persediaan. Ada 3 (tiga) input utama dari suatu sistem MRP, yaitu
1. Jadwal Induk Produksi atau Master Production Schedule
2. Struktur Produk atau Product Structure Record
& Bill of Material
3. Status Persediaan atau Inventory Master File
Keluaran (Output) Untuk Sistem MRP Keluaran MRP sekaligus juga mencerminkan kemampuan dan ciri dari MRP menurut Gasperz (1998) yaitu
1. Jadwal Pesanan Terencana atau Planned
Mulai
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Primer:
1. Biaya Pemesanan 2. Biaya Persediaan
Data Sekunder:
1. Time Schedule 2. RAB 3. Gambar Struktur
Material Requirement Planning
Perhitungan Kebutuhan
Penentuan Jumlah Pesanan (Lotting)
Perbandingan Total Biaya Minimum
Kesimpulan
Selesai
4 Order Schedule adalah penentuan jumlah kebutuhan material serta waktu pemesenannya untuk masa yang akan datang.
2. Laporan Pengeluaran Pesanan atau Order Release Report berguna untuk pembeli yang akan bernegosiasi dengan pemasok, dan berguna juga untuk manajer proyek, dalam mengontrol proses konstruksi.
3. Perubahan Pesanan Terencana atau Changes to Planning Orders adalah yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan, pengubahan jumlah pesanan.
4. Laporan Penampilan atau Performance Report adalah suatu tampilan yang menunjukan sejauh mana sistem bekerja, serta kaitannya dengan kekosongan stock dan ukuran yang lain.
Gambar 2. Sistem Input dan Output Material Requirement Planning (MRP)
Langkah – Langkah Dasar Pengolahan MRP Langkah-langkah dasar proses pengolahan MRP dilakukan guna mengatasi perubahan-perubahan yang perlu disesuaikan dalam proses perencanaan, untuk itu dalam pengolahan harus mengetahui 4
(empat) langkah dasar penyusunan MRP, yaitu 1. Kebutuhan Bersih (Netting)
2. Kuantitas Pesanan (Lotting) 3. Rencana Pemesanan (Offsetting) 4. Explosion
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan MRP dengan Lot For Lot Proses perhitungan MRP dengan Lot For Lot adalah sebagai berikut :a.
Menentukan kebutuhan kotor (GR)b.
Menentukan jumlah persediaan di tangan (OH)c.
Menentukan kebutuhan bersih = kebutuhan kotor (NR)d.
Menentukan rencana terima pesanan (POP)e.
Menentukan rencana pemesanan (POR)Perhitungan MRP dengan Period Order Quantity
Alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan bersih material untuk pembangunan yaitu menggunakan Material Requirement Planning dengan metode Periodic Order Quantityy (POQ). Dalam menentukan ukuran lot dengan metode POQ ini pemesanan dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja dan seterusnya jangka waktu antara pemesanan selalu sama. Besarnya kebutuhan tidak berdasarkan ramalan tetapi dengan cara penjumlahan kebutuhan bersih pada periode yang di ambil sehingga jumlah pemesanan tidak tetap.
Periode pembelian material dilakukan sebanyak 4 (empat) kali selama periode produksi. Penentuan ini bertujuan untuk memberikan alternatif untuk perusahaan.
BOM (Bill of Material)
Biil of Material adalah suatu laporan yang berisi keterangan semua bahan material yang dibutuhkan untuk pekerjaan pada proyek konstruksi. BOM berupa diagram pohon, yang dapat dilihat dibawah ini.
Status Persediaan (Inventory Status
Record)
Jadwal Induksi Produksi (Master Production
Schedule)
Struktur Produk (Product Structure Record & Bill of
Material)
Sistem MRP
Rencana Pemesanan (Aksi)
Jadwal Pesanan Terencana
(Planned Order Schedule)
Laporan Pengeluaran
Pesanan (Order Release Report)
Perubahan Terhadap Pesanan yang
Telah Direncanakan
(Change to Planning)
Laporan Penampilan (Performance
Report)
5 Gambar 3. Bagan Struktur Pekerjaan Pada Proyek Perhitungan Biaya
Diketahui :
Biaya Pesan :Rp.5.000,00 dalam sekali pemesanan (Biaya Telfon)
Biaya Simpan papan : Rp.25,00 (per satuan material) Biaya Simpan tulangan U-32 : Rp.789,93 (per satuan
material)
Biaya Simpan tulangan Scaffolding : Rp.389,77 (per satuan material)
Biaya Simpan tulangan U-32 : Rp.2.976,19 (per satuan material)
Biaya Bongkar : Rp. 100.000,00 Tabel 1. Biaya Pemesanan Material
Komponen Biaya Pesan Biaya Simpan/hari Satuan Biaya Bongkar
Papan Rp5.000,00 Rp25,15 kpg Rp100.000,00
Tulangan U32 Rp5.000,00 Rp784,93 kg Rp100.000,00
Scaffolding Rp5.000,00 Rp389,77 set Rp100.000,00
Minipile Rp5.000,00 Rp2.976,19 btg Rp100.000,00
Perhitungan biaya yang diperlukan dari Lotting Lot For Lot
Total Cost =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 +Jumlah Pemesanan x Biaya Pesan + (biaya bongkar x jumlah pemesanan)
Total Cost Tulangan U32
= 1870,69 𝑏𝑡𝑔
14 𝑥 𝑅𝑝. 784,92 + 14 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 14
= Rp1.574.883,27
Total Cost Bekisting
= 66028,83 𝑘𝑝𝑔
18 𝑥 𝑅𝑝. 25,15 + 18 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 x 18
= Rp.1.982,260,27 Total Cost Minipile
= 430 𝑏𝑡𝑔
6 𝑥 𝑅𝑝. 2.976,190 + 6 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 6
= Rp.630.000,00 Total Cost Scaffolding
= 430
3 𝑥 𝑅𝑝. 389,774 + 3 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 3
= Rp.836.428,57
Perhitungan biaya yang diperlukan dari Lotting Period Order Quantity
Total Cost
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑆𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 + Jumlah Pemesanan x Biaya Pesan + (biaya bongkar x jumlah pemesanan)
Total Cost Tulangan U32
Proyek
Minipile 25 cm x 25 cm Bekisting Besi Tulangan U32
Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Struktur LT 1
Pekerjaan Struktur LT 2
Pekerjaan Struktur LT 3
Pekerjaan Struktur LT 4 (DAK)
P S K B K B K B K
Pekerjaan Pondasi Pekerjaan Struktur LT 1
Pekerjaan Struktur LT 2
Pekerjaan Struktur LT 3
Pekerjaan Struktur LT 4 (DAK)
P S L K S L K S L K S L K
6
= 1870,69 𝑏𝑡𝑔
11 𝑥 𝑅𝑝. 784,92 + 11 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 11
= Rp1.288.487,79
Total Cost Bekisting
= 66028,83 𝑘𝑝𝑔
7 𝑥 𝑅𝑝. 25,15 + 7 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 x 7
= Rp.972.240,71
Total Cost Minipile
= 430 𝑏𝑡𝑔
2 𝑥 𝑅𝑝. 2.976,190 + 2 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 2
= Rp.849.880,95
Total Cost Scaffolding = 430
2 𝑥 𝑅𝑝. 389,774 + 2 𝑥 𝑅𝑝. 5.000 + 𝑅𝑝. 100.000 𝑥 2
= Rp.317.142,86 Rekap Kebutuhan Biaya Material
Tabel 2. Rekap Kebutuhan Biaya Material Rekap Kebutuhan Biaya Material No Material Lot For Lot
1 Tulangan U32 Rp1.574.883,00 2 Bekisting Rp1.982.260,00 3 MiniPile Rp630.000,00 4 Scaffolding Rp386.429,00 No Material Period Order Quantity
1 Tulangan U32 Rp1.288.488,00 2 Bekisting Rp972.241,00 3 MiniPile Rp849.881,00
4 Scaffolding Rp317.143,00 Grafik 1. Rekap Kebutuhan Biaya Material
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan1. Persediaan material (tulangan, bekisting, mini pile, dan scaffolding dengan metode MRP (Material Requirement Planning) cukup baik dan optimum, karena persediaan material selalu sama atau lebih tinggi dari kebutuhan material. Sehingga proyek tidak mengalami kekurangan material dan pekerjaan-pekerjaan di proyek dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan. Metode MRP merupakan metode yang digunakan dalam bidang industri, pada tugas akhir ini metode MRP dicoba untuk diterapkan pada proyek konstruksi. Penerapan metode MRP pada proyek konstruksi harus disesuaikan dengan beberapa karakteristik proyek konstruksi seperti kebutuhan material yang tidak tetap dan rencana penyelesaian pekerjaan diproyek.
2. Lotting dengan hasil biaya terendah berdasarkan rekap hasil kebutuhan biaya material Tulangan U32, Bekisting, dan Scaffolding didapatkan dengan
menggunakan teknik Period Order Quantity, tetapi pada teknik Period Order Quantity akan menyebabkan penumpukan material jika pada lapangan tidak dilakukan kontrol yang baik terhadap penggunaan material, sedangkan untuk Minipile didapatkan biaya terendah dengan lotting Lot For Lot.
Saran
1. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi perlu adanya seksi/bagian perencanaan dan pengendalian material, agar tidak terjadi penumpukan material atau kekurangan material pada saat dibutuhkan. Sehingga pelaksanaan pekerjaan di proyek dapat berjalan sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan.
2. Pada tiap pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek sebisa mungkin dipastikan material digunakan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, agar menghindari kekurangan material akibat penggunaan material yang tidak maksimal atau tidak sesuai fungsi yang direncanakan.
Rp0 Rp1.000.000 Rp2.000.000
1 2 3 4
Rekap Kebutuhan Biaya Material
Lot For Lot Period Order Quantity
7
REFERENSI
Agus Ahyari, 1977, Efisiensi Persediaan Bahan, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Amirullah Muh. Amin, 2007, Analisis Model Penjadwalan dan Pengendalian Material Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Dimas Fajar Ardinto, 2006, Efisiensi Penyediaan Bahan Baku Dengan Metode Material Requirement Planning Pada PT.PANDATEX, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Erlina, S, 2000, Manajemen Persediaan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Limbong Inggried, 2013, Manajemen Pengadaan Material Bangunan Dengan Metode MRP (Material Requirement Planning (Studi Kasus : Revitalisasi Gedung Kantor BPS Provinsi Sulawesi Utara). Jurnal. Universitas Sam Ratulangi.
Muammar Renaldi Lizamza, 2019, Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku Bata Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP), Universitas Muhammadiyah Palembang, Palembang.
Sigit Adityawan, 2017, Studi Komparasi Metode EOQ dan POQ Dalam Efisiensi Biaya Persediaan Material (Studi Kasus : Perusahaan paving Block). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.