• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN PERKERASAN JALAN DI JALAN TIGA RUNGGU KABUPATEN SIMALUNGUN (STUDI KASUS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERENCANAAN PERBAIKAN TANAH DAN PERKERASAN JALAN DI JALAN TIGA RUNGGU KABUPATEN SIMALUNGUN (STUDI KASUS)"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merencanakan perbaikan tanah dasar dan perkerasan Jalan Tiga Runggu Kabupaten Simalungun. Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah merencanakan perbaikan tanah dasar dan perkerasan Jalan Tiga Runggu Kabupaten Simalungun. Penelitian dibatasi pada perencanaan perbaikan lapisan bawah permukaan dan perkerasan jalan Tiga Runggu Kabupaten Simalungun.

Tanah jenuh penuh juga terdiri dari dua fase yaitu partikel padat dan air pori. Lapisan tanah bawah yang mempunyai kekuatan curah dan kestabilan yang rendah akan menyebabkan perkerasan mudah mengalami deformasi (misalnya gelombang atau alur) dan retak (Braja, 1998). Bahan yang sangat plastis dari kelompok A-7-6 tidak boleh digunakan sebagai substrat untuk pengendalian kualitas pekerjaan tanah.

Stabilisasi tanah dasar tanah dasar merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas tanah, daya dukung tanah yang buruk, dan meningkatkan kualitas tanah untuk mencapai kondisi tanah dasar yang memenuhi spesifikasi teknis yang dipersyaratkan. Stabilisasi tanah dasar bertujuan untuk meningkatkan daya dukung tanah dan mencapai tanah dasar yang stabil pada segala kondisi musim dan sepanjang umur rencana permukaan jalan (Braja, 1998). Pada proyek pembangunan jalan, pemadatan tanah dasar selalu dilakukan sebelum peletakan bagian perkerasan lainnya, guna meningkatkan daya dukung tanah dasar.

Perkerasan jalan jenis ini merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa jenis material yang ditempatkan pada substrat.

Gambar 2.1 Tiga fase elemen tanah
Gambar 2.1 Tiga fase elemen tanah

Jenis Kontruksi Perkerasan Jalan

  • Lapisan Permukaan (Surface Course)
  • Lapis Pondasi Atas (Base Course)
  • Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course)
  • Lapisan Tanah Dasar (Sub Grade)

Perkerasan ini terdiri dari tiga lapisan utama yaitu: lapisan permukaan, lapisan dasar, dan lapisan bawah pondasi. Merupakan lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang disemprot dengan lapisan agregat bergradasi seragam, dengan ketebalan maksimal 2 cm. Merupakan lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang disemprot agregat yang dilakukan dua kali berturut-turut dengan ketebalan padat maksimal 3,5 cm.

Merupakan lapisan permukaan yang terdiri atas lapisan aspal dan pasir alam bergradasi, dicampur secara terus menerus, disebar dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan ketebalan tetap 1 cm - 2 cm. Merupakan pelapis yang terdiri dari campuran abu bud dan plasticizer dengan perbandingan tertentu yang dicampur dingin dengan ketebalan padat maksimal 1 cm. Merupakan lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari agregat dasar dan agregat pengunci yang mutunya terbuka dan seragam, yang diikat aspal dengan cara dicampurkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis.

Merupakan lapisan dalam konstruksi jalan, terdiri dari campuran agregat, asbuton dan plasticizer, yang dicampur dingin, disebar dan ditekan. Merupakan lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi kontinyu, tercampur, terdispersi dan dipadatkan pada suhu tertentu. Bahan untuk lapisan dasar atas umumnya harus kuat dan tahan lama untuk menahan beban roda.

Sebelum menentukan suatu bahan yang akan digunakan sebagai bahan pondasi, harus dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik-baiknya mengenai persyaratan teknis lapisan pondasi atas tanpa bahan pengikat, biasanya dengan bahan yang mempunyai CBR > 50% dan plastisitas. indeks (PI) < 4% (Silvia Sukirman, 1999). Lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan pondasi atas dan lapisan dasar disebut lapisan pondasi bawah (Silvia Sukirman, 1999). Hal ini berkaitan dengan kondisi lapangan yang memaksa perlunya segera menutup tanah dasar terhadap pengaruh cuaca, atau buruknya daya dukung tanah untuk menopang roda peralatan berukuran besar.

Lapisan pondasi yang tingginya 50-100 cm di atasnya akan diletakkan lapisan pondasi bawah disebut lapisan pondasi. Sebelum lapisan lainnya dipasang, tanah dasar dipadatkan terlebih dahulu agar tercapai kestabilan yang tinggi. Kekuatan dan ketahanan konstruksi perkerasan jalan sangat ditentukan oleh karakteristik daya dukung lapisan tanah bawahnya (Silvia Sukirman, 1999).

Perkerasan Lentur Metode Bina Marga Tahun 2017

  • Umur Rencana (UR)
  • Lalu Lintas
  • Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) dan CBR
  • Alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
  • Faktor Regional (FR)
  • Indeks Permukaan (IP)
  • Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
  • Koefesien Kekuatan Relatif (a)
  • Batas-Batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
  • Pelapisan Tambahan
  • Analisa Komponen Perkerasan

Pemadatan tambahan akibat pembebanan lalu lintas dan penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar (granular soil) yang tidak dipadatkan dengan baik pada saat pelaksanaan. Umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah tahun sejak jalan tersebut dibuka untuk lalu lintas kendaraan sampai diperlukannya perbaikan struktural sampai diperlukan pelapisan ulang perkerasan (Silvia Sukirman, 1999). Tebalnya lapisan perkerasan jalan ditentukan oleh beban yang akan diangkut yang berarti arus lalu lintas yang akan menggunakan jalan tersebut.

Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas pada suatu ruas jalan raya yang menampung lalu lintas terbanyak. Apabila jalan tersebut tidak mempunyai batasan lajur, maka jumlah lajur ditentukan dari lebar perkerasan sesuai Tabel 2.2 di bawah ini. Koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat melalui jalur kendaraan yang direncanakan ditentukan berdasarkan Tabel 2.3 sebagai berikut.

Oleh karena itu, volume lalu lintas pada umumnya dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok diwakili oleh satu jenis kendaraan (SKBI, 1987). Semua beban kendaraan lain dengan beban gandar yang berbeda setara dengan beban gandar standar dengan menggunakan angka ekuivalen gaya gandar (E). Rata-rata lalu lintas harian adalah jumlah rata-rata lalu lintas kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang tercatat selama 24 jam per hari untuk kedua arah.

Lalu lintas ekivalen rencana adalah jumlah lalu lintas ekuivalen yang akan melewati jalan tersebut selama masa pelayanan, sejak pembukaan jalan tersebut sampai dengan berakhirnya umur rencana. Daya dukung substrat pada perencanaan perkerasan lentur dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio). Jadi nilai CBR merupakan suatu nilai yang menunjukkan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan material standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu lintas atau dinyatakan pada persamaan 2.8 dibawah ini.

CBRSegment = CBRAverage – (CBRmax – CBRmin) / R 2.9 Daya dukung tanah dasar (DDT) merupakan salah satu parameter yang digunakan dalam nomogram untuk menentukan indeks ketebalan perkerasan (ITP). Indeks permukaan ini menunjukkan tingkat kerataan/kehalusan dan ketegasan permukaan yang berhubungan dengan tingkat pelayanan lalu lintas yang lewat (SKBI, 1987). Saat menentukan indeks permukaan (IP) pada akhir umur rencana, faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah rute setara yang direncanakan (LER), yang ditentukan berdasarkan tabel 2.7 di bawah, harus diperhitungkan.

Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur desain (IPo), perlu memperhatikan jenis lapisan permukaan jalan (kerataan/keausan dan ketangguhan) pada awal umur desain, ditentukan berdasarkan tabel 2.8 di bawah ini . .

Tabel 2.2 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan  Lebar Perkerasan (L)  Jumlah Lajur (N)
Tabel 2.2 Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (N)

Contoh Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN

  • Lokasi Penelitian
  • Data Umum Proyek
  • Survey Pendahuluan
  • Metodologi Penelitian
  • Bagan Alir (Flowchart) Penelitian

Pada pendataan di lokasi penelitian proyek konservasi jalan Tiga Runggu-Tanjung Dolok diperoleh data umum mengenai proyek tersebut sebagai berikut. Pada tahap awal ini disusun beberapa hal penting yang perlu dilakukan agar waktu dan pekerjaan menjadi lebih efektif. Studi literatur terkait materi Tugas Akhir untuk dapat menguraikan tujuan dan permasalahan serta menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

Persiapan pada langkah-langkah di atas harus dilakukan dengan matang agar tidak ada bagian yang terlupa atau pekerjaan yang berulang sehingga mengakibatkan pekerjaan kurang maksimal pada tahap pengumpulan data. Survei dan Pengumpulan Data Di lokasi proyek, pengumpulan data yang dilakukan adalah data DCP yang digunakan untuk memperoleh nilai CBR. Studi literatur melalui studi terhadap buku-buku referensi yang tersedia di media cetak dan internet serta catatan perkuliahan yang mendukung penulisan tugas akhir ini.

Gambar

Gambar 2.1 Tiga fase elemen tanah
Tabel harga-harga berat spesifik beberapa mineral yang umum terdapat  dalam tanah.
Gambar 2.2 Batas-batas konsistensi tanah
Gambar 2.3 Sununan lapisan perkerasan lentur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor lalu lintas yang berpengaruh terhadap kecelakaan sepe- da motor pada ruas jalan di wilayah kota Batu adalah faktor kecepatan dan volume lalu lintas. Dari hasil uji

Perencanaan yang dilakukan oleh konsultan perencana, jumlah volume lalu lintas harian rata-rata atau LHR lebih sedikit dengan jumlah keseluruhan 298 kendaraan, dibandingkan

Saat ini kondisi jalan tersebut sudah tidak layak lagi untuk lalu lintas pelayanan yang disebabkan oleh kerusakan perkerasan jalan.. Makalah ini mengusulkan pemilihan

Berdasarkan perhitungan, terdapat perbedaan nilai ekivalen beban sumbu kendaraan (E) yang ada di lapangan dan beban standar. Ini menunjukkan bahwa terjadi kelebihan

Jalan merupakan salah satu sektor prasarana yang sangat penting peranannya dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Jalan mengalami peningkatan arus dan volume lalu lintas

Agar konstruksi oprit dapat melayani arus lalu lintas sesuai dengan umur rencana, maka perlu diadakan perencanaan perkerasan yang baik, karena dengan perencanaan perkerasan

Tegangan dan regangan pada struktur perkerasan tidak hanya dipengaruhi oleh beban lalu lintas yang terjadi di permukaan tetapi juga dipengaruhi oleh tebal setiap

Sedangkan lalu-lintas kendaraan, dimensi kendaraan dan beban muatan akan menimbulkan gaya tekan pada sumbu kendaraan yang menumpu pada perkerasan jalan yang disalurkan ke tanah dasar