• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERHITUNGAN BOX CULVERT 2,2 X 1,6

N/A
N/A
Ajeng Swariyanatar Putri

Academic year: 2024

Membagikan "PERHITUNGAN BOX CULVERT 2,2 X 1,6"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. DATA STRUKTUR ATAS

Lebar box culvert (sisi dalam) l = 2.20m

Tinggi box culvert (sisi dalam) H = 1.60m

Tebal plat atas h1 = 0.20m

Tebal plat dinding h2 = 0.18m

Tebal plat bawah h3 = 0.18m

Lebar saluran L = 2.56m

Lebar jalan (jalur lalu-lintas) B1 = 27.00m

Tebal selimut beton ts = 0.02m

Tebal slab Rigid Pavement ts = 0.25m

Tebal lapisan aspal + overlay ta = 0.05m

Tinggi genangan air hujan th = 0.05m

(2)

B. BAHAN STRUKTUR

Mutu beton : K -350

Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 29.05 MPa

Modulus elastik, Ec = 4700 *  fc' = 25332.08 MPa

Angka poisson  = 0.20

Modulus geser G = Ec / [2*(1 + )] = 10555 MPa

Koefisien muai panjang untuk beton α = 1.0.E-05C

Mutu baja :

Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U -39

Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 390 Mpa

Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U -24

Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa

Specific Gravity :

Berat beton bertulang, wc = 25.00kN/m3

Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00kN/m3

Berat aspal padat, wa = 22.00kN/m3

Berat jenis air, ww = 9.80kN/m3

C. ANALISIS BEBAN 1. BERAT SENDIRI (MS)

Faktor beban ultimit : KMS = 1.3

Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian saluran yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Beban berat sendiri saluran dihitung sbb. :

Berat sendiri plat rigid pavement, QMS = h1 * l * wc = 15.36 kN/m

Berat sendiri saluran, QMS = h2 * l * wc = 36.60 kN/m

QMS = 51.96 kN/m Gaya geser dan momen akibat berat sendiri (MS) :

VMS = 1/2 * QMS * L = 66.51 kN

MMS = 1/8 * QMS * L2 = 42.57 kNm

(3)

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) Faktor beban ultimit :

Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh ba KMA = 1.3 menimbulkan suatu beban pada saluran yang merupakan elemen non-struktural, dan

mungkin besarnya berubah selama umur saluran. Saluran dianalisis harus mampu memikul beban tambahan seperti :

1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,

2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,

Panjang bentang Saluran, L 27.00 m

Beban mati tambahan pada saluran

No. Jenis Lebar Lebar Tebal Berat Beban

(m) (m) (m) (kN/m3) (kN/m)

1 Lap.Aspal+overlay 2.56 m 0.10 22.00 5.63

2 Air hujan 2.56 m 0.05 9.80 1.25

Beban mati tambahan : QMA = 6.89

Gaya geser dan momen akibat beban tambahan (MA) :

VMA = 1/2 * QMA * L = 8.81 kN

MMA = 1/8 * QMA * L2 = 5.64 kNm

4. BEBAN LALU-LINTAS 4.1. BEBAN LAJUR "D" (TD) Faktor beban ultimit :

Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi rata (KTD = 1.0 Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ), KEL seperti pd Gambar 1.

UDL mempunyai intensitas q (kPa) yg besarnya tergantung pd panjang bentang L yg dibebani lalu-lintas seperti Gambar 2 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

q =

q = 8.0 kPa untuk L ≤ 30

8.0 *( 0.5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30

(4)

Untuk panjang bentang,

KEL mempunyai intensitas, L= 27.00 m q = 8.00 kPa

Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil p = 44.00 kN/m sebagai berikut :

DLA = 0.40 untuk L ≤ 50 m

DLA = 0.4 - 0.0025*(L - 50) untul 50 < L < 90 m

DLA = 0.30 untuk L ≥ 90 m

Lebar Saluran s = 2.56 m

DLA = 0.40

Beban lajur pada saluran, QTD = q * s = 20.48 kN/m

PTD = (1 + DLA) * p * s = 157.70 kN Gaya geser dan momen akibat beban lajur "D" :

VTD = 1/2 * ( QTD * L + PTD ) = 105.06 kN MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 * PTD * L = 117.70 kNm

(5)

4.2. BEBAN TRUK "T" (TT) Faktor beban ultimit :

Beban hidup pada slab rigid berupa beban roda KTT = 1.0

ganda oleh Truk (beban T) yang besarnya,

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, T = 80 kN

P

TT

= 80 kN

Gaya geser maksimum akibat beban, T Momen maksimum akibat beban, D

VTT = 1/2 * PTT = 40.00 kN

MTT = 1/2 * PTT * 1/2 * L = 51.20 kNm Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yg

memberikan pengaruh terbesar terhadap saluran di antara beban "D" dan beban "T".

Gaya geser maksimum akibat beban, D VTT = 105.06 kN

Momen maksimum akibat beban, D MTT = 117.70 kNm

5. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE

No. Jenis Beban Faktor Komb

Beban

1 Berat sendiri (MS) 1.30 

2 Beban mati tambahan (MA) 1.30  3 Beban lajur "D" (TD) 1.00 

Gambar 4. Pembebanan Truk "T"

(6)

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb

No. Jenis Beban Faktor M Mu

Beban (kNm) (kNm)

1 Berat sendiri (MS) 1.30 42.57 55.34

2 Beban mati tambahan (MA) 1.30 5.64 7.33 3 Beban lajur "D" (TD/TT) 1.00 117.70 117.70 180.37

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb

No. Jenis Beban Faktor V Vu

Beban (kN) (kN)

1 Berat sendiri (MS) 1.30 66.51 86.46

2 Beban mati tambahan (MA) 1.30 8.81 11.46 3 Beban lajur "D" (TD/TT) 1.00 105.06 105.06 202.98

Momen ultimate rencana saluran Mu = 180.37 kNm

Gaya geser ultimate rencana saluran Vu = 202.98 kN

6. TULANGAN ARAH X

Lebar plat fondasi yang ditinjau b = 2560 mm

Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = 2560 mm

Tebal plat fondasi, h = 200 mm

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 20 mm

Tebal efektif plat, d = h - d' = 180 mm

Kuat tekan beton, fc' = 29 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa

Modulus elastis baja, Es = 200000 MPa

Faktor distribusi teg. beton, 1 = 0.85

b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.032616 Faktor reduksi kekuatan lentur,  = 0.80 Rmax = 0.75 * b * fy * [1-½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.697

Mn = Muy /  = 225.465 kNm Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 2.71828

Rn < Rmax(OK)

Rasio tulangan yang diperlukan,

 = 0.85 * fc’ / fy *[ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0074

(7)

Rasio tulangan minimum, min = 0.0025

Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.0074

Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 3411.16 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan, s =  / 4 * D2 * b / As = 100 mm

Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

Jarak tulangan yang digunakan,  s = 100 mm

Digunakan tulangan, D 13 - 100

Luas tulangan terpakai, As =  / 4 * D2 * b / s = 3411.16 mm2 7. TULANGAN ARAH Y

Lebar plat fondasi yang ditinjau, b = 2560 mm

Tebal plat fondasi, h = 200 mm

Jarak pusat tulangan thd. sisi luar beton, d' = 20 mm

Tebal efektif plat, d = h - d' = 180 mm

Kuat tekan beton, fc' = 29 MPa

Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa

Modulus elastis baja, Es = 200000 MPa

Faktor distribusi teg beton  = 0 85

Faktor distribusi teg. beton, 1 = 0.85

b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.032616 Faktor reduksi kekuatan lentur,  = 0.80 Rmax = 0.75 * b * fy * [1-½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 7.697

Mn = Muy /  = 225.465 kNm Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 2.71828

Rn < Rmax(OK)

Rasio tulangan yang diperlukan,

 = 0.85 * fc’ / fy *[ 1 -  {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0.0074

Rasio tulangan minimum, min = 0.0025

Rasio tulangan yang digunakan,  = 0.0074

Luas tulangan yang diperlukan, As = * b * d = 3411.16 mm2

Diameter tulangan yang digunakan, D13 mm

Jarak tulangan yang diperlukan, s =  / 4 * D2 * b / As = 100 mm

Jarak tulangan maksimum, smax = 200 mm

Jarak tulangan yang digunakan,  s = 100 mm

Digunakan tulangan, D 13 - 100

Luas tulangan terpakai, As =  / 4 * D2 * b / s = 3411.16 mm2

(8)

Gambar 5. Detail Penulangan Box Culvert

Referensi

Dokumen terkait

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar KKM Indikator Pencapaian Kompetensi Alokasi Waktu Eratosthenes serta mencari faktor prima suatu bilangan 2.3 Menentukan kelipatan persekutuan

Cat : Gambar diatas kemudian diputar 360 0 terhadap sumbu y( kasih masukkan ya, kalau anda tahu cara menggambar kurva dengan putaran 360 0 ).. Dari gambar sebenarya terlihat