PERHITUNGAN INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT
Dosen Pengampu:
Pomarida Simbolon, S.KM., M.Ke
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VII
Maria Magdaleana Lintaang NS 102022013 Rield Rivaldo 102022015
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN STIKES SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Atas segala limpahan Rahmat dan Karunianya kepada semua makhluknya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul “Indikator Pelayana” dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini kelompok menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu beserta Dosen yang membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kelompok merasa masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kelompok harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan semua pembaca.
Peny usun
Kelompok VII
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi Singkat
Indikator pelayanan rawat inap rumah sakit dapat menggambarkan kondisi /keadaan rumah sakit secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan dengan pengukuran indikator pelayanan yang ada, dapat diketahui hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan atau jenis pelayanan apa saja yang membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen rumah sakit. Pelayanan kesehatan adalah suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Peranan pelayanan dalam pelayanan kesehatan masyarakat adalah untuk memberikan pelayanan kepada pasien dengan sebaik mungkin.pemberi layanan kesehatan harus memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara efektif menyelenggarakan layanan Kesehatan.
Indikator kesehatan merupakan variabel yang digunakan sebagai patokan untuk mengetahui kondisi dan perubahan di bidang kesehatan. Secara umum, indikator kesehatan merupakan langkah – langkah ringkasan yang menangkap informasi yang relevan tentang atribut kesehatan yang berbeda dimensi, dan kerja sistem Kesehatan. Menurut WHO (2002), Indikator adalah variabel yang membantu untuk mengukur suatu perubahan baik langsung maupun tidak langsung
1.2 Relevansi
Indikator pelayanan kesehatan di lakukan sesuai dengan kebutuhan dari masing- masing rumah sakit. Indikator dapat disimpulkan sebagai variabel untuk mengukur perubahan-perubahan dari suatu kejadian atau kondisi baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengukuran indikator dibutuhkan sarana pelayanan kesehatan untuk mengetahui bagaimana keberhasilan suatu program dan membuat perencanaan yang berdasarkan pada hasil temuan di lapangan.
1.3 Tujuan umum
Setelah mempelajari materi perhitungan indikator pelayanan rumah sakit ini mahasiswa mampu :
1. Mampu melakukan perhitungan indikator pelayanan kamar operasi 2. Mampu melakukan perhitungan indikator radiologi
3. Mampu melakukan perhitungan indikator rujukan 4. Mampu melakukan perhitungan indikator perinatologi
1.4 Petunjuk pembelajaran
a. Baca pendahuluan dengan cermat sebelum membaca materi kegiatan belajar!
b. Baca materi kegiatan belajar mengajar dengan cermat!
c. Bacalah dan pahami dengan baik uraian materi yang disajikan oleh kelompok. Apabila terdapat materi yang kurang jelas segera tanyakan setelah presentasi kelompok selesai
d. Setiap Latihan yang diberikan oleh kelompok di materi pembahasan maka semua audiens Bersama-sama mengerjakan dalam mencari jawaban dari soal tersebut, dan soal latihan dikerjakan dengan baik untuk melatih kemampuan penguasaan pengetahuan konseptual dan literasi.
e. Untuk kegiatan “Kegiatan Diskusi” yang berisi kegiatan praktik, perhatikan hal-hal cara dan Langkah- Langkah dalam mengerjakan soal.
Jika ada pemaparan pengerjaan soal belum dipahami, tanyakan pada kelompok dan dibahas berasama-sama hingga jelas
BAB II
KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI
Perhitungan indikator pelayanan rumah sakit:
2.1 Kognitif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk :
Sensus data pasien rawat inap yang dilakukan secara berkelompok, yang mencakup:
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perhitungan indikator pelayanan kamar operasi
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perhitungan indikator Radiologi c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perhitungan indikator Rujukan d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang perhitungan indikator Perinatologi
2.2 Afektif, mahasiswa akan dapat/mampu untuk
a. Mampu menyesuaikan perhitungan indikator pelayanan kamar operasi
b. Mampu menyesuaikan tentang perhitungan indikator Radiologi c. Mampu menyesuaikan tentang perhitungan indikator Rujukan d. Mampu menyesuaikan tentang perhitungan indikator Perinatologi
2.3 Psikomotor, mahasiswa akan dapat/mampu :
a. Mampu melakukan perhitungan indikator pelayanan kamar operasi b. Mampu melakukan tentang perhitungan indikator Radiologi
c. Mampu melakukan tentang perhitungan indikator Rujukan d. Mampu melakukan tentang perhitungan indikator Perinatologi
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Pengertian indikator pelayanan kesehatan
Indikator kesehatan merupakan variabel yang digunakan sebagai patokan untuk mengetahui kondisi dan perubahan di bidang kesehatan.
Secara umum, indikator kesehatan merupakan langkah – langkah ringkasan yang menangkap informasi yang relevan tentang atribut kesehatan yang berbeda dimensi, dan kerja sistem Kesehatan.
Indikator pelayanan rawat inap rumah sakit dapat menggambarkan kondisi keadaan rumah sakit secara keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan dengan pengukuran indikator pelayanan yang ada, dapat diketahui hal-hal apa saja yang perlu ditingkatkan atau jenis pelayanan apa saja yang membutuhkan perhatian khusus dari pihak manajemen rumah sakit.
Pelayanan kesehatan adalah suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
3.2 Prosedur menghitung indikator pelayanan kamar operasi
a. Rerata Operasi/Hari
Dengan mengetahui rata-rata pasien operasi maka rumah sakit dapat merencanakan kebutuhan sumber daya di bagian kamar bedah, baik Dokter Spesialis Bedah, Dokter Spesialis Narkose, perawat dan kebutuhan sumber daya kesehatan lainnya.
Rumus=Jumlah tindakan operasi Jumlah hari
b. Persentase Operasi Darurat
Operasi berdasarkan waktunya dibagi dua kategori yaitu terencana/elektif dan darurat/cito. Operasi darurat umumnya dapat terjadi pada waktu kapan saja, dengan
mengetahui persentase darurat rumah sakit dapat menyiapkan sumber daya yang diperlukan.
Rumus=Jumlah operasi darurat
Jumlah operasi x100 %
c. LOS post operasi
Rumah sakit perlu menyiapkan standar pelayanan medis atau dikenal dengan clinical pathway, agar pelayanan pasien operasi sesuai dengan standar. Oleh karena itu pada saat tertentu rumah sakit perlu menghitung LOS post operasi.
Rumus= Jumlah LOS post operasi Jumlah pasien operasi keluar
d. LOS Pre operasi
LOS pre operasi di buat agar rumah sakit mengetahui berapa lama pasien dirawat sebelum dilakukan operasi. Pada era JKN saat ini tentu rumah sakit perlu mengendalikan biaya dimana hal ini terkait dengan LOS pasien.
Rumus= Jumlah LOS pre operasi Jumlah pasien operasi keluar
3.3 Prosedur menghitung indikator radiologi a. Rerata periksa perhari
Indikator ini untuk mengetahui rata-rata pasien diperiksa per hari. Hal ini tentu bermanfaat bagi perencanaan bagian radiologi di masa yang akan datang.
Rumus=Jumlah Periksa Jumlah hari
b. Persentase thorax
Pemeriksaan rutin yang dilakukan salah satunya adalah thorax foto. Oleh karena itu rumah sakit kadang membuat indikator ini.
Rumus=Jumlah periksa thorax
Jumlah periksa x100 %
c. Persentase pemeriksaan yang tidak ditemui adanya kelainan(di luar rujukan)
Dari seluruh pemeriksaan yang dilakukan, tidak semua pemeriksaan ditemui adanya kelainan. Indikator ini bisa memberikan gambaran bagi rumah sakit berapa banyak pemeriksaan Radiologi yang tidak ditemui adanya kelainan.
Rumus=Jumlah pemeriksaan tanpa kelainan
Jumlah pemeriksaan x100 %
d. Persentase pemeriksaan dari luar RS
Indikator ini bisa memberikan gambaran kepada rumah sakit berapa persen dari seluruh pasien yang yang berasal dari luar rumah sakit. Hal ini tentu berkaitan dengan bagaimana rumah sakit melakukan kerjasama eksternal dengan mitra kerja agar loyal mengirim pasien ke rumah sakit.
Rumus=Jumlah periksa dari luar rs
Jumlah pemeriksaan x100 %
e. Rasio pemakaian bahan pemeriksaan
Indikator ini menggambarkan berapa rasio pemakaian bahan dengan pemeriksaan per jenis. Rumah sakit dapat menilai bagaimana efisiensi di bagian Radiologi dilaksanakan.
Rumus=Jumlah bahan yang dipakai Jumlah pemeriksaan
3.4 Indikator rujukan
Rujukan adalah penderita yang datang ke Rumah Sakit dengan pengantar/rujukan dari instansi kesehatan lain (rumah sakit lain, puskesmas, balai pengobatan), petugas kesehatan (dokter, bidan, perawat), polisi dan hukum.
a. Persentase pasien yang dirujuk rawat jalan dan rawat inap
Indikator ini untuk mengetahui berapa persen pasien yang dirujuk keluar rumah sakit baik dari rawat jalan maupun rawat inap. Perlu dilakukan kajian mengapa pasien dirujuk keluar rumah sakit, oleh karenanya indikator ini akan membantu rumah sakit merencakan ke depan lebih baik lagi.
Rumus= Jumlah pasien yang dirujuk
Jumlah pasien rawat jalan/rawatinap x100 %
b. Persentase pasien rujukan rawat jalan dan rawat inap
Untuk dapat menghitung indikator ini, maka rumah sakit perlu mengumpulkan data sejak pasien mendaftar. Rujukan dari luar rumah sakit dapat menjadikan arah perencanaan rumah sakit terkait rujukan menjadi lebih baik.
Rumus= Jumlah pasienrujukan
Jumlah pasien rawat jalan/rawatinap x100 %
c. Rasio pasien BPJS
Dengan indikator ini rasio pasien Askes/ BPJS dapat diketahui bila dibandingkan dengan pasien umum. Walaupun secara umum terjadi peningkatan jumlah pasien BPJS jika dibandingkan pasien umum terutama di rumah sakit milik pemerintah.
Rumus=Jumlah pasien BPJS Jumlah pasien
3.5 Indikator perinatalogi
Pelayanan rawat inap perinatologi adalah pelayanan rawat inap yang khusus disediakan bagi bayi baru lahir.
a. Rasio kelahiran hidup <2500 gr: jumlah kelahiran
Indikator ini memberikan gambaran berapa banyak bayi lahir dengan berat badan lahir rendah <2500 gram.
Rumus=Jumlah kelahiran hidup<2500gr Jumlah kelahiran di RS
b. Rasio kelahiran hidup ≥ 2500 gr :jumlah kelahiran
Bayi yang dilahirkan dengan berat badan ≥ umumnya lebih banyak terjadi di rumah sakit dan bayi termasuk lahir dengan berat badan normal.
Rumus=Jumlah kelahiran hidup ≥2500gr Jumlah kelahiran di RS
c. Rasio kelahiran mati: jumlah kelahiran
Rasio kelahiran mati biasanya menggambarkan berapa jumlah pasien lahir mati. Angka ini dapat menggambarkan berapa banyak kelahiran mati di suatu rumah sakit.
Rumus= Jumlah kelahiran mati Jumlah kelahiran di RS d. Rasio mati neonatal: jumlah kelahiran
Neonatal sebagaimana diketahui adalah bayi umu 0-14 hari, kematian bayi ini bisa disebabkan oleh penyakit bawaan lahir atau penyakit yang diderita setelah lahir.
Rumus= Jumlah mati neonatal Jumlah kelahiran di RS
e. Rasio kematian asphyxia: jumlah kematian perinatal
Rasio kematian karena asphyxia menggambarkan berapabanyak pasien yang meninggal karena asphyxia.
Rumus=Jumlah kematian asphyxia Jumlah kematian perinatal
f. Rasio kematian ISPA: jumlah kematian perinatal
Rasio kematian karena ISPA menggambarkan berapabanyak pasien yang meninggal karena ISPA.
Rumus= Jumlah kematian ISPA Jumlah kematian perinatal
g. Rasio kematian diare: jumlah kematian perinatal
Rasio kematian karena Diare menggambarkan berapabanyak pasien yang meninggal karena diare.
Rumus= Jumlah kematian Diare Jumlah kematian perinatal
BAB IV LATIHAN 1. Rerata Operasi/Hari:
Pada Rumah Sakit pinix pada bulan januari jumlah tindakan operasi yang adalah 532. Jumlah hari pada bulan januari adalah 30 hari; maka rata-rata pasien operasi pada bulan April adalah:
pembahasan :
jumlah tindakan operasi= jumlah tindakan operasi jumlah hari 352
30 = 11,7 dibulatkan menjadi 12 tindakan operasi / hari
a. Persentase Operasi Darurat
Di Rumah Sakit pada bulan April sebuah tragedi kecelakaan jumlah operasi darurat adalah 89.Jumlah operasi pada bulan April 126.; maka persentaseoperasi darurat adalah
Pembahasan :
persentase operasi Darurat= jumlah operasi darurat jumlah operasi 89
126x100 %
= 70%
b. LOS post operasi
Seorang petugas RS Pelita ingin menghitung jumlah LOS post operasi, dalam bulan April jumlah LOS post operasi adalah 5.611. Jumlah operasi keluar pada bulan januari 231.; maka jumlah LOS post operasi adalah:
LOS post Operasi= jumlahlost post operasi jumlah pasien operasi keluar 5.611 321= 17 hari ❑
c. LOS Pre operasi
Seorang petugas RS X ingin menghitung jumlah LOS pre operasi, dalam bulan April jumlah LOS pre operasi adalah 687. Jumlah operasi pada bulan April 426.; maka jumlah LOS post operasi adalah:
Pembahasan :
LOS Pre Operasi= jumlah LOS pre operasi jumlah pasien operasi keluar 687
426= 1,6 hari
2. Radiologi
a. Rerata periksa perhari
Di Rumah Sakit X Dalam bulan April jumlah pemeriksaan radiologi 1.864.
Kunjungan hari pada bulan April adalah 30 hari; maka rerata jumlah pemeriksaan per hari adalah:
Penyelesaian :
Rerata periksa perhari= jumlah periksa jumlah hari 1.864
30 = 62 pemeriksaan perhari
b. Persentase thorax
Di Rumah Sakit X jumlah pemeriksaan thorax 985 pada bulan April. Jumlah pemeriksaan Radiologi adalah 1.864; maka persentase pemeriksaan thorax adalah:
Penyelesaian:
Persentase pemeriksaan Thorax=jumlah periksa thorax
jumlah periksa x100 % 985
1864x100 %= 52,8 %
c. Persentase pemeriksaan yang tidak ditemui adanya kelainan(di luar rujukan)
Di Rumah Sakit X jumlah pemeriksaan tanpa kelainan adalah 321 pada bulan April.Jumlah pemeriksaan laboratorium adalah 1.864; maka persentase pemeriksaan tanpa kelainan adalah:
Penyelesaian :
persentase pemeriksaan yg tidak ditemui kelainan(diluar rujukan)
¿ jumlah periksa tanpa kelainan
jumlah pemeriksaan x100 % 321
1864x100 %=17,22 %
d. Persentase pemeriksaan dari luar RS
Di Rumah Sakit X jumlah pemeriksaan dari luar rumah sakit adalah 827 pada bulan april.Jumlah pemeriksaan laboratorium adalah 13.098 ; maka persentase pemeriksaan dari luar RS adalah:
jumlah pemeriksaan dari luar RS=jumlah periksa dari luar RS
jumlah pemeriksaan x100 % 827
13098x100 %=6,31%
e. Rasio pemakaian bahan dengan pemeriksaan sejenis
Di Rumah Sakit X pada bulan April jumlah bahan yang dipakai adalah 1.569.Jumlah pemeriksaan per jenis adalah 1.430; maka rasio pemakaian bahan dengan pemeriksaan sejenis adalah:
Rasio pemakaian bahan dengan pemeriksaan sejenis
¿ jumlah bahan yg di pakai jumlah pemeriksaan
1569
1430 = 1,1 rasio pemakaian bahan pemeriksaan sejenis
3. Indikator rujukan
a. Persentase Pasien yang dirujuk Rawat Jalan/Rawat Inap
Di Rumah Sakit X jumlah pasien yang dirujuk 16 orang pada bulan April.
Jumlah pasien rawat jalan/rawat inap adalah 7.654; maka persen tase pasien yang dirujuk rawat jalan/rawat inap adalah:
persentase pasien yg di rujuk RJ/RI= jumlah Pasien yg dirujuk
jumlah pasien RJ/RI X 100 %
= 16
7654 X 100 % = 0,2 %
b. Persentase Pasien Rujukan Rawat jalan/Rawat inap
Di Rumah Sakit X pada bulan April jumlah pasien rujukan 1.863 orang.
Jumlah pasien rawat jalan/rawat inap adalah 7.654; maka persentase pasien yang rujukan rawat jalan/rawat inap adalah:
Penyelesaian :
persentase pasien yg rujukan RJ/RI= jumlah Pasien rujukan
jumlah pasien RJ/RI X 100 %
= 1,863
7654 X 100 % = 24,34 %
c. Rasio pasien BPJS
Di Rumah Sakit X pada bulan April jumlah pasien BPJS 9.726, jumlah pasien adalah 12.671; maka rasio pasien BPJS adalah:
Penyelesaian :
Rasio pasien Bpjs= jumlah Pasien BPJS jumlah pasieN
= 9726
12671 = 0,76
4. Indikator perinatalogi
a. Rasio kelahiran hidup < 2500 Gr: jumlah kelahiran
Di Rumah Sakit X pada bulan April jumlah kelahiran hidup < 2500 Gr 12 orang.Jumlah kelahiran bayi di rumah sakitadalah239; makarasio kelahiran hidup < 2500 Gr dengan jumlah kelahiran adalah:
Penyelesaian :
Rasio kelahiran hidup < 2500 gr : jumlah kelahiran
Rasio kelahiran hidup<2500=Jumlah kelahiran hidup<2500gr jumlah kelahiran di Rumah Sakit
= 12
239 = 0,05
b. Rasio kelahiran hidup≥2500 gr :jumlah kelahiran
Di Rumah Sakit X pada bulan April jumlah kelahiran hidup ≥ 2500 Gr 227 orang.Jumlah kelahiran bayi di rumah sakit adalah 239; maka rasio kelahiran hidup ≥ 2500 Gr dengan jumlah kelahiran adalah:
Penyelesaian :
Rasio kelahiran hidup ≥2500=Jumlah kelahiran hidup ≤2500gr jumlah kelahiran di Rumah Sakit
= 227
239 = 0,99
c. Rasio kelahiran mati: jumlah kelahiran
Di Rumah Sakit pada bulan April X jumlah kelahiran mati 3 orang. Jumlah kelahiran bayi di rumah sakit adalah 239; maka rasio kelahiran mati adalah:
Penyelesaian:
Rasio kelahiran= Jumlah kelahiran mati jumlah kelahiran di Rumah Sakit
= 3
239 = 0,01
d. Rasio mati neonatal: jumlah kelahiran
Di Rumah Sakit X pada bulan Mei jumlah mati neonatal 1 orang.Jumlah kelahiran bayi di rumah sakit adalah 239; maka rasio mati neonatal adalah:
Penyelesaian:
Rasio mati neonatal= Jumlah mati neonatal jumlah kelahiran di Rumah Sakit
= 1
239 = 0,004
e. Rasio kematian asphyxia : jumlah kematian perinatal
Di Rumah Sakit X pada bulan Mei jumlah kematian karena asphyxia 1 orang.
Jumlah kematian perinatal adalah 3; maka rasio kematian karena asphyxia adalah:
Penyelesaian
Rasio kematian asphyxia=Jumlah kematian asphyxia jumlah kematian perinatal
= 1
3 = 0,333
f. Rasio kematian ISPA: jumlah kematian perinatal
Di Rumah Sakit X pada bulan Mei jumlah kematian karena ISPA 2 orang.
Jumlah kematian perinatal adalah 3; maka rasio kematian karena ISPA adalah:
Penyelesaian :
Rasio kematian ISPA= Jumlah kematian ISPA jumlah kematian perinatal
= 2
3 = 0,666
g. Rasio kematian diare: jumlah kematian perinatal
Di Rumah Sakit X pada bulan Mei jumlah kematian karena Diare 4 orang.
Jumlah kematian perinatal adalah 2; maka rasio kematian karena Diare adalah:
Penyelesaian :
Rasio kematian Diare= Jumlah kematian Diare jumlah kematian perinatal
= 4 2 = 2
DAFTAR PUSTAKA
Hosizah, & Maryati, Y. (2018). Sistem Informasi Kesehatan.
Wandek, A. (2020). Rumah Sakit Di Provinsi Jawa Tengah Developing Hospital Patient ... Jurnal Manejemen Pelayanan Kesehatan, 09, 177–184.