• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU SATWA KAKATUA JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea) DI HABITAT EKSITU

N/A
N/A
Fadhel Fatara

Academic year: 2023

Membagikan "PERILAKU SATWA KAKATUA JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea) DI HABITAT EKSITU "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU SATWA KAKATUA JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea) DI HABITAT EKSITU

Fadhel Fatara1 Akbar Ash Shiddiqi Faedloni1 Noel Fransisco Manullang1 Octavia Ferdelisa Silalahi1

1)Rekayasa Kehutanan, Institut Teknologi Sumatera, Jl. Terusan Ryacudu, Way Huwi, Kec. Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung 35365.

Email: [email protected]

ABSTRAK

Aves (burung) ialah sekelompok hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap.Perilaku satwa liar merupakan gerak gerik satwa liar untuk memenuhi rangsangan dalam tubuhnya dengan memanfaatkan rangsangan yang diperoleh dari lingkungannya, karena sebagian besar aves merupakan binatang yang beradaptasi dengan kehidupan secara sempurna. Perilaku Pergerakan adalah perilaku yang dilakukan untuk mencari makan, berkembangbiak dan melindungi diri dari serangan predator/musuh. Tujuan pengamatan perilaku ini adalah untuk mengetahui perilaku harian burung yaitu Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea). Seperti Perilaku Makan, Seksual, Sosial, Khas, dan perilaku Pergerakannya.

Kata Kunci : Aves, Kakatua Jambul Kuning, Perilaku.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Aves adalah makhluk berbulu, bersayap, bipedal, endotermik (berdarah panas) yang menghasilkan telur (Nurwatha, P, F. 2013). Burung menurut (Widyasari 2013) adalah sekelompok makhluk yang termasuk dalam kelas Aves dan memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan hewan lainnya. Burung adalah hewan berdarah panas atau homoitermal, yang berarti mereka memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuhnya agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Burung merupakan hewan endotermik yang menggunakan panas metabolismenya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuhnya, menurut (Campbell et al, 2003).

(2)

Burung juga merupakan suatu komponen ekosistem yang memiliki peranan penting untuk berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme dan sebagai sumber utama yang memberikan warna tersendiri bagi kekayaan fauna yang ada di Indonesia.

(Kuswanda W, 2010). Burung (Aves) yaitu salah satu hewan yang bisa dilihat dan dinikmati dari berbagai seni baik keindahan corak maupun warna-warna yang terdapat pada bulu nya atau keindahan dari suaranya. Banyak jenis burung yang dicari untuk ditangkap, dijual, serta dipelihara. kegiatan tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi penurunan jumlah jenis dan populasi burung yang ada di Alam. (Ezi 2014). Burung juga memiliki nilai ekonomis tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan (daging, telur, sarang), diperdagangkan dan dipelihara oleh masyarakat (Darmawan, M.P. 2006). Oleh karena itu burung di Indonesia seringkali dikaitkan dengan kondisi lingkungan, karena semakin tinggi keanekaragaman jenis burung (Aves) maka semakin seimbang suatu ekosistem di wilayah tempat hidup burung tersebut. (Iwan Setia Kurniawan 2019).

Pada praktikum pengamatan perilaku satwa liar pada habitat eksitu di lembah hijau adalah burung kakatua jambul kuning. Burung kakatua merupakan burung yang banyak disukai karena memiliki bulu jambul atau mahkota yang sangat indah dan bervariasi di ubun-ubun kepalanya, serta suara lengkingan yang sangat nyaring.

Kekhasan keindahan bulu dan suaranya ini, menyebabkan burung kakatua ini banyak diburu orang untuk diperdagangkan, sehingga ancaman laju laju kepunahannya pun meningkat dari waktu ke waktu. Salah satu anak jenis (sub-species) dari burung kakatua adalah kakatua-kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea sulphurea) yang diketahui sebagai salah satu burung yang banyak diburu, akibatnya populasinya terancam kepunahan (PHPA, LIPI 1998). Pemerintah Indonesia telah menetapkan burung kakatua ini sebagai salah satu jenis burung yang dilindungi (PP No. 7 Tahun 1999). Dalam perdagangan internasional burung Cacatua sulphurea juga masuk ke dalam Appendiks I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) yang berarti dilarang untuk diperdagangkan.

Diantara langkah yang dapat dilakukan untuk mendukung pelestariannya sekaligus kemungkinan pengembangan pemanfaatannya adalah melalui penangkaran atau upaya pengembangbiakan di luar habitat alaminya dalam strategi makro konservasi eksitu (ex situ conservation strategy). Untuk merumuskan langkah pengelolaan yang tepat di penangkaran, maka salah satu aspek pengetahuan penting yang perlu diketahui adalah terkait dengan aktivitas harian perilaku makan burung ini di penangkaran. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui aktivitas harian dan perilaku makan burung kakatua jambul kuning di penangkaran.

(3)

BAB II METODELOGI 2.1 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung pada tanggal 16 Mei 2022. Objek yang diamati yaitu kakatua jambul kuning, penelitian ini dilakukan mulai pukul 08:45-16:15 WIB, dengan menggunkan metode Observasi. Metode Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan objek hasil pengamatan secara sistematis dan teratur. Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengamati aktivitas Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) dan dimasukkan kedalam tally sheet.

2.2 Metode Analisis Data

Alat dan bahan yang digunakan pada pengamatan kali ini yaitu tally sheet (lembar kerja), kamera digital untuk memotret aktivitas kakatua jambul kuning, penunjuk waktu (jam tangan), alat tulis, dan individu yang diamati yaitu Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea).

(4)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

a. Gambar 1 b. Gambar 2

3.2 PEMBAHASAN

Aktivitas harian yang ditemukan selama pengamatan perilaku burung kakatua jambul kuning, antara lain aktivitas berjalan, mematuk benda, diam, geser, siaga, mengangkat kaki, menelisik bulu, makan, bersuara, buang kotoran, dan aktivitas lain.

Hasil pengamatan diketahui bahwa diantara aktivitas lain yang dilakukan oleh burung kakatua jantan antara lain aktivitas memeriksa keadaan, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar, bermain dan bersembunyi. Terdapat perilaku tertinggi yang dilakukan oleh Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yaitu alellomimetik. Merupakan perilaku paling dominan yang dilakukan burung kakatua yang ditunjukan dengan perilaku diam, bertengger, berpidah tempat, tidur, dan sesekali melihat keadaan sekitar. (Gill F 2007) mengungkapkan bahwa perilaku istirahat dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi aktivitas agar suhu tubuh tidak meningkat. Hasil penelitian ini selaras dengan (Anggraini DM 2016) yang

11% 65%

7%

5% 6% 0% 3% 3%

Ethogram Kakaktua-kecil Jambul Kuning

Allelomimetik Shelter-seeking Agonistik Ingestive Investigatory Epimeletik Seksual Eliminatif

180

120

30 25 20

10 10 5 0

20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

Waktu Lokasi 1

Waktu Lokasi 1

(5)

melaporkan bahwa perilaku burung kakatua dalam penangkaran didominasi oleh perilaku resting atau istirahat.

Perilaku dominan lainya yaitu preening atau menelisik bulu (Alellomimetik), dalam penelitian ini biasanya dilakukan sekitar satu hingga lebih dari 30 menit tergantung pada masing-masing individu, menurut Van lersel dan Angela Bol (1958) preening atau biasa disebut menelisik bulu dapat dilakukan pada intensitas waktu satu setengah detik dan preening dilakukan pada bagian bulu-bulu yang besar, bagian ekor, dan sayap. Kakatua juga melakukan perilaku menggosokkan paruh ke kayu, selain menjaga kebersihan juga untuk menjaga agar kondisi paruh tetap baik (Lefebvre L 1982); (Rowley I 1990).

Perilaku dominan lainnya yaitu Agonistik, perilaku Agonistik pada penelitian ini hanya ditemukan pada satu individu yang cukup agresif dan tinggal pada kandang 2 bersama dengan individu lain. Di alam perilaku ini biasanya dilakukan ketika kakatua melakukan kontak fisik dengan individu lain maupun mengejar untuk mempertahankan sarangnya (Kennedy KA 1990). Individu melakukan agresi saat dirinya merasa terancam, hal ini dapat mengindikasi bahwa kakatua mempertahankan sifat alaminya, namun perilaku ini ditunjukkan oleh kakatua bersamaan dengan perilaku (menegakan dan menundukkan kepala, menegakkan jambul dan membuka paruh). Bersuara dilakukan untuk mempertahankan diri serta memikat betina dalam proses perkawinan (Rianti D 2010).

Kakatua jantan pada penelitian ini menghasilkan perilaku yang lebih aktif, perilaku aktif pada kakatua jantan salah satunya dalam bergerak (lokomosi). Hal ini sesuai dengan penelitian (Rekapermana M 2006) menyatakan bahwa pada umumnya satwa jantan lebih aktif bergerak dibandingkan dengan satwa betina. Selain itu saat berada di habitat alaminya, kakatua jantan lebih banyak melakukan perilaku sosial (Meehan CL 2003)

(6)

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN

Terdapat 11 jenis aktivitas harian burung Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang ditemukan dipenangkaran eksitu taman satwa Lembah Hijau, antara lain aktivitas bertengger, bergerak, berciuman, melirik, menelisik, bersuara, mengepakkan sayap, menggaruk kepala, buang kotoran, makan dan tidur. Terdapat aktivitas harian pada burung kakatua jambul kuning yang diklasifikasikan menjadi aktivitas lain. Aktivitas lain yang dilakukan oleh burung kakatua jambul kuning adalah aktivitas bermain, memeriksa keadaan, mengibaskan sayap, menggantung dan berputar. Aktivitas tertinggi yang dilakukan oleh burung kakatua jambul kuning adalah aktivitas bermain. Ada hubungan antara jenis kelamin burung dengan aktivitas harian, dimana burung jantan relatif lebih aktif dari burung betina.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini DM, Rahayu SE, Susilowati. "Perilaku harian burung salmoncrested cockatoo (Cacatua moluccensis) di penangkaran eco green park kota batu propinsi jawa timur." Ilmu Hayati, 2016: 1:1-14.

Darmawan, M.P. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe Habitat Di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Bogor: Devartement konservasi Sumberdaya hutan dan ekowisata fakultas Kehutanan Institut pertanian bogor, 2006.

Ezi F,. Jenis-Jenis Burung Yang Diperdagangkan Di Kabupaten Solok . Sumatera Barat, 2014.

Gill F. Ornithology 3rd Ed. New York. New York: WH Freeman Company, 2007.

Iwan Setia Kurniawan, F. S. T. T. H. D. W. S.,. "Keanekaragaman Aves Di Kawasan Cagar Alam Pananjung Pangandaran." Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 2019:

Vol. 11 No. 1, P. 37.

Kennedy KA, Draper DD. "Common psittacine behavioral Common psittacine behavioral." Iowa State University Veterinarian, 1990: 53:21-25.

Kuswanda W,. "PENGARUH KOMPOSISI TUMBUHAN TERHADAP POPULASI BURUNGDI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS, SUMATERA UTARA." Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 2010: Pp. 193-213.

Lefebvre L. "The organization of grooming in budgerigars." Behavioural Processes, 1982: 7:93-106.

Meehan CL, MillamJR, Mench JA. "Meehan CL, MillamJR, Mench JA and increased physical complexity both prevent and reduce psychogenicmfeather picking by young Amazon parrots." Appl, 2003: 80:71–85.

Nurwatha P F. Pelatihan Inventarisasi & Monitoring Flora dan Fauna. Bandung:

BBTNGP Jawa Barat, 2013.

PHPA, LIPI. Birdlife Internasional-Indonesia Programme 1998. Rencana pemulihan spesies kakatua-kecil jambul kuning. Bogor: PHPA/LIPI/Birdlife Internasional-Indonesia Programme, 1998.

Rekapermana M, Thohari M, Masy’ud B. "Pendugaan jenis kelamin menggunakan ciri-ciri morfologi dan perilaku harian pada gelatik jawa (Padda oryzivora

(8)

Linn 1758) di penangkaran." Media Konservasi (Media Konservasi), 2006:

Media Konservasi.

Rianti D. Perilaku prakawin burung cenderawasih belah rotan (Cicinnurus magnificus) di Syoubri kawasan penyangga cagar alam pegunungan arfak [Skripsi]. Manokwari, Indonesia. Manokwari, Indonesia: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Papua., 2010.

Rowley I. Behavioral ecology of the galah, Eolophus roseicapillus: In the wheatbelt of Western Australia. Australia: Chipping Norton, NSW: Surrey Beatty, 1990.

Widyasari, K., L. Hakim, dan B. Yanuwiadi. "Kajian Jenis-jenis Burung di Desa Ngadas sebagai Dasar Perencanaan Jalur Pengamatan Burung (Birdwatching)." Journal of IndonesiaTourism and Development Studies, 2013: Vol.1 No.3: 108-114.

(9)

LAMPIRAN Letak

Waktu mulai- Waktu akhir

X Y Subtrat

Deskripsi Ethogram

08:52-08:52 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 08:53-08:53 5 2 Pagar Berpindah ke kanan Allelomimetik 08.53-08:54 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 08.54-08.54 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 08.54-08.54 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 08.54-08.54 4 2 Dahan besi Berpindah Allelomimetik 08.55-08.56 4 2 Dahan besi Berciuman dengan

pasangan

Seksual 08.56-08.56 4 2 Dahan besi Melirik ke kanan Investigatory 08.57-08.57 4 2 Dahan besi Berpindah ke kiri Allelomimetik 08.58-08.58 4 2 Dahan besi Berpindah ke kanan Allelomimetik 08.59-09.00 4 2 Dahan besi Digaruk kepalanya seksual

09.00-09.00 4 2 Dahan besi Berpindah ke kiri Allelomimetik 09.00-09.02 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.02-09.02 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 09.02-09.02 4 2 Dahan besi Berpindah kekiri Allelomimetik 09.02-09.02 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 09.03-09.04 4 2 Dahan besi Berpindah ke kanan Allelomimetik 09.05-09.05 4 2 Dahan besi Berpindah ke kiri Allelomimetik 09.05-09.05 4 2 Dahan besi Mengepakkan sayap Allelomimetik 09:05-09.05 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.06-09.06 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.06-09.06 4 2 Dahan besi Terbang ke kanan Allelomimetik 09.06-09.06 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 09.07-09.07 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.08-09.08 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.08-09.09 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.09-09.09 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 09.09-09.11 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.13-09.13 4 2 Dahan besi Menggaruk kepala

pasangan

Epimeletik 09.14-09.14 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.15-09.15 5 2 Pagar Terbang ke kanan Allelomimetik 09.15-09.15 5 2 Pagar Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.15-09.15 5 2 Pagar Bergeser ke kiri Allelomimetik

(10)

09.16-09.16 5 2 Pagar Mengepakkan sayap Allelomimetik 09.16-09.17 5 2 Pagar Melihat individu lain Agonistik 09.18-09.18 5 2 Pagar Terbang ke kanan Allelomimetik 09.18-09.18 5 2 Pagar Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.18-09.22 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 09.22-09.22 5 2 Pagar Terbang ke kanan Allelomimetik 09.22-09.22 5 2 Pagar Terbang ke kanan Allelomimetik 09.22-09.22 4 2 Dahan besi Mengepakkan sayap Allelomimetik 09.22-09.22 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 09.23-09.23 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 09.23-09.23 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 09.24-09.24 4 2 Dahan besi Buang kotoran eliminatif 09.24-09.24 4 2 Dahan besi Melirik kanan kiri Allelomimetik 09.25-09.25 4 2 Dahan besi Mengepakkan sayap Allelomimetik 09.25-09.25 4 2 Dahan besi Terbang ke kiri Allelomimetik 09.25-09.25 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 09.26-09.26 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 09.27-09.28 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.28-09.28 4 2 Dahan besi Bergeser ke kiri Allelomimetik 09.28-09.28 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.29-09.29 4 2 Dahan besi Memperhatikan

sekitar

Investigatory 09.30-09.31 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.31-09.31 5 2 Pagar Terbang ke kanan Allelomimetik 09.31-09.31 5 2 Pagar Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.31-09.31 5 2 Pagar Bergeser ke kiri Allelomimetik 09.32-09.33 5 2 Pagar Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.34-09.34 5 2 Pagar Bertengger Shelter seeking 09.35-09.35 5 2 Pagar Bergeser ke belakang Allelomimetik 09.35-09.35 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.38-09.38 4 2 Dahan besi Mengamati sekitar Investigatory 09.41-09.42 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.45-09.48 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 09.48-09.48 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 09.50-09.50 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 09.50-09.51 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 09.52-09.52 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.53-09.53 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.53-09.53 4 2 Dahan besi Buang kotoran eliminatif 09.53-09.53 4 2 Dahan besi Meregangkan badan Allelomimetik 09.53-09.54 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 09.58-10.01 3 1 Dahan

Kayu

Makan pisang Ingestive

(11)

10.01-10.02 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 10.04-10.04 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 10.04-10.10 4 2 Dahan besi Menguyah Ingestive 10.10-10.10 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 10.10-10.10 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 10.19-10.19 4 2 Dahan besi Tidur Allelomimetik 10.21-10.21 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 10.22-10.22 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 10.25-10.25 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 10.25-10.25 4 2 Dahan besi Berpindah Allelomimetik 10.26-10.26 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 10.33-10.33 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik 10.33-10.33 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 10.53-10.54 4 2 Dahan besi Buang air eliminatif 10.59.11-02 4 2 Dahan besi Menggaruk/menelisik Allelomimetik 11.24-11.24 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 11.24.11.25 4 2 Dahan besi Merengkan badan Allelomimetik 11.39.11.39 4 2 Dahan besi Agresif Agonistik 11.39.11.39 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 11.39-11.39 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 11.40-11.41 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 11.43-11.50 3 1 Dahan

Kayu

Makan Ingestive

11.50-11.50 4 2 Udaara Terbang Allelomimetik 11.51-12.33 4 2 Dahan besi Tidur Allelomimetik 12.33-12.33 4 2 Dahan besi Menggaruk kepala

pasangan

Epimeletik 12.34-12.34 4 2 Dahan besi Berciumam Seksual 12.35-12.36 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 12.39-12.43 4 2 Dahan besi Tidur Allelomimetik 12.43-12.43 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 12.50-12.52 4 2 Dahan besi Menggerakan badan Allelomimetik 12.53-12.53 4 2 Dahan besi Berpindah ke kanan Allelomimetik 12.53--

12.53

4 2 Dahan besi Menggaruk badan pasangan

Epimeletik 12.54-12.54 4 2 Dahan besi Menggaruk kepala

pasangan

Epimeletik 12.55-12.56 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 12.56-12.58 4 2 Dahan besi Menggaruk badan

pasangan

Epimletik 12.58-12.58 4 2 Dahan besi Bergerak ke kanan Allelomimetik 12.58-12.58 4 2 Dahan besi Bergerak ke kiri Allelomimetik 12.59-12.59 4 2 Dahan besi Kepalanya digaruk Seksual

(12)

12.59-12.59 4 2 Dahan besi Menggaruk kepala pasangan

Seksual 12.59-12.59 5 2 Pagar Terbang Allelomimetik 12.59-12.59 5 2 Pagar Bergerak ke kanan Allelomimetik 13.00-13.00 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 13.01-13.01 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 13.03-13.03 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 13.05-13.05 4 2 Dahan besi Berpindah ke kanan Allelomimetik 13.06-13.06 5 2 Pagar Terbang Allelomimetik 13.06-13.06 5 2 Pagar Bergeser ke kiri Allelomimetik 13.06--

13.06

3 1 Dahan kayu

Terbang Allelomimetik

13.07-13.07 3 1 Dahan kayu

Makan Ingestive

13.08-13.08 5 2 Pagar Terbang Allelomimetik 13.08-13.08 5 2 Pagar Memanjat pagar Agonistik 13.10-13.10 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 13.11-13.13 4 2 Dahan besi Memanjat pagar Agonistik 13.20-13.20 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 13.40-13.40 4 Dahan besi Mengepakkan bulu Allelomimetik 13.43-13.43 4 2 Dahan besi Memperhatikan

sekitar

Investigatory 13.53-13.53 4 2 Dahan besi Bergeser ke kiri Allelomimetik 13.54-13.56 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 13.56-13.56 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 13.57-13.57 4 2 Dahan besi Meregangkan badan Allelomimetik 13.58-13.58 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik 14.04-14.04 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik 14.04-14.05 4 2 Dahan besi Buang air eliminatif 14.07-14.07 4 2 Dahan besi Berbunyi Investigatory 14.08-14.08 4 2 Dahan besi Melihat Sekitar Investigatory 14.18-14.19 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik

14.19-14.20 4 2 Dahan besi Bersuara Agonistik

14.21-14.21 4 2 Dahan besi Ditelisik bulu oleh pasangan

Seksual 14.22-14.23 4 2 Dahan besi Saling Menlisik Epimeletik 14.23-14.24 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik 14.25-14.25 4 2 Dahan besi Saling Menelisik Epimeletik 14.26-14.27 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik 14.28-14.28 4 2 Dahan besi Slaing Menlisik Epimeletik 14.30-14.30 4 2 Dahan besi Buang air Eliminatif 14.32-14.34 4 2 Dahan besi Menelisik Bulu Allelomimetik 14.34-14.34 5 2 Pagar Terbang Allelomimetik

(13)

14.34-14.34 5 2 Pagar Bergelantungan Allelomimetik

14.35-14.35 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

14.36-14.36 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking 14.39-14.3 5 2 Pagar Mengamati sekitar Investigatory

14.44-14.44 3 1 Dahan

kayu

Mengamati sekitar Investigatory

14.46-14.46 3 1 Dahan

kayu

Makan Ingestive

14.48-14.48 5 2 Pagar Terabng Allelomimetik

14.48-14.48 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik 14.49-14.51 4 2 Dahan besi Mengunyah ngestive

14.51-14.51 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking

14.56-14.56 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

14.57-14.57 4 2 Dahan besi Berdiam Investigatory 15.01-15.01 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik

15.06-15.06 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

15.08-15.08 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

15.14-15.14 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking

15.16-15.16 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

15.21-15.24 4 2 Dahan besi Meggaruk kepala Allelomimetik 15.24-15.30 4 2 Dahan besi Bertengger Shelter seeking

15.30-15.30 3 1 Dahan

kayu

Terbang Allelomimetik

15.30-15.30 3 1 Dahan

kayu

Makan Ingestive

15.43-15.43 5 2 Udara Terbang Allelomimetik

15.44-15.44 5 2 Pagar Bergelantungan Allelomimetik

15.45-15.45 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

15.45-15.45 4 2 Dahan besi Membersihkan Paruh Ingestif 15.45-15.45 3 1 Udara Membersihkan paruh Ingestif

15.47-15.47 3 1 Dahan

kayu

Terbang Allelomimetik

15.47-15.48 3 1 Udara Membersihkan paruh Ingestif

15.48-15.48 4 2 Dahan besi Terbang Allelomimetik

15.48-15.49 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 15.49-16.00 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 16.01-16.01 4 2 Dahan besi Melihat sekitar Investigatory 16.02-16.02 4 2 Dahan besi Mengunyah ingestive 16.03-16.03 4 2 Dahan besi Menelisik bulu Allelomimetik 16.04-16.04 4 2 Dahan besi Mergeangkan sayap Allelomimetik 16.05-16.05 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik 16.05-16.06 4 2 Dahan besi Bergeser ke kiri Allelomimetik 16.06-16.06 4 2 Dahan besi Bergeser ke kanan Allelomimetik

(14)

16.01-16.01 3 1 Dahan Kayu

Menelisik bulu Allelomimetik

16.07-16.10 3 1 Dahan

Kayu

Bertengger Shelter seeking

Referensi

Dokumen terkait

Diagram Alir Penelitian Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).. Monyet

Tujuan dari studi ini untuk mendeskripsikan perilaku harian, perilaku lek , dan karakteristik habitat burung hibrida cendrawasih kuning besar ( P. raggiana ) di

a.1) Gejala : Kotoran burung yang terserang tampak bercampur darah. Selain itu, burung terlihat lemah, tidak dapat terbang, dan tidak mempunyai nafsu makan. a.2)

Perbandingan proporsi perilaku harian monyet hitam di alam dan dalam kandang pada penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro.. Satwa Wisata

Penangkaran rusa secara ek-situ di Bandar Lampung telah dilakukan di Taman Satwa Lembah Hijau, dengan 23 rusa timor yang terdiri dari 12 individu jantan dewasa, 9 individu

Salah satu kawasan konservasi ek-situ rusa timor yang ada di Bandar Lampung adalah Taman Satwa Lembah Hijau, yang memiliki jumlah individu rusa 23 ekor terdiri jantan dewasa 8

Pengamatan perilaku secara deskripsi mencatat pola terbang, jumlah kelompok, jenis dan waktu makan, lokasi yang disukai serta perilaku beristirahat kakatua pada siang

Siamang Boy dan Momi di Taman Satwa Lembah Hijau Bandar Lampung melakukan perilaku tertinggi berupa istirahat diikuti dengan perilaku bergerak, perilaku sosial, perilaku menelisik,