ABSTRACT
STUDY OF BEHAVIOR AND DROP IN FOOD OF SULAWESI BLACK MONKEY (Macaca nigra) IN AGRO ANIMAL AND GARDEN TOURS BUMI
KEDATON (TASWBK) By
Dwi Suherli
Sulawesi black monkey (Macaca nigra) is endemic animal in Sulawesi. Habitat of sulawesi black monkey are in tropical rain forest, primary and secondary forest. Sulawesi black monkeys are hunted for consumption, trade, and used as pets. The efforts of breeding and protection of the existence of sulawesi black monkey can be performed by insitu or eksitu conservation. For successful breeding, we need information about the behavior and food nutrient content , therefore the study was conducted. The aims of this study are to determine the daily behavior and nutritional value of drop in food in the breeding cage. The research was done in Agro Animal And Garden Tours Bumi Kedaton (TASWBK).
The research methods of daily behavioral used focal sampling and nutrient content of sulawesi black monkey food were analyzed by proximate and conversion methods of food composition. The results showed the highest proportion of daily activities of sulawesi black monkey is resting (34.22%), followed by eating (32.89%), moving (24.89%), and others (8%). The type of drop in food provided form muli bananas, carrots, sweet potatoes, cucumbers, kale, spinach, beans and corn.
ABSTRAK
KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI TAMAN AGRO SATWA DAN WISATA
BUMI KEDATON (TASWBK)
Oleh
Dwi Suherli
Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan hewan endemik Sulawesi berada di hutan hujan tropis, primer dan sekunder. Monyet hitam sulawesi diburu untuk dikonsumsi, diperdagangkan, dan dijadikan hewan peliharaan. Upaya penangkaran dan perlindungan keberadaan monyet hitam sulawesi dapat dilakukan secara konservasi insitu maupun eksitu. Untuk keberhasilan penangkaran diperlukan informasi mengenai perilaku dan kandungan gizi pakan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku harian dan kandungan gizi pakan drop in dalam kandang penangkaran. Penelitian ini di lakukan di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).
Metode penelitian perilaku harian menggunakan metode focal animal sampling. Kandungan gizi pakan monyet hitam sulawesi dianalisis dengan metode proksimat dan metode konversi komposisi bahan makanan. Hasil penelitian menunjukan aktivitas harian monyet hitam sulawesi paling tinggi adalah istirahat ( 34,22%), diikuti makan (32,89%), pindah (24,89%), dan lain-lain (8%). Jenis pakan drop in yang diberikan berupa pisang muli, wortel, ubi, mentimun, kangkung, bayam, kacang panjang dan jagung. Nilai kandungan gizi tertinggi yang dikonsumsi monyet hitam sulawesi per hari yaitu kadar air (550,09 gr/hr), kadar abu (33,95 gr/hr), protein (33,12 gr/hr), serta diikuti serat kasar (19,43 gr/hr) terdapat pada pisang muli dan lemak (13,48 gr/hr) diperoleh dari ubi.
KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) DI TAMAN AGRO SATWA WISATA
BUMI KEDATON
Oleh
Dwi Suherli
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KEHUTANAN
pada
Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
KAJIAN PERILAKU DAN PAKAN DROP IN MONYET HITAM SULAWESI (Macaca nigra) di TAMAN AGRO, SATWA DAN WISATA
BUMI KEDATON
(Skirpsi)
Oleh
DWI SUHERLI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Alir Penelitian Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Taman Agro Satwa dan
Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) ... 6
2. Perbandingan Proporsi Perilaku Harian Monyet Hitam di Alam dan dalam Kandang pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi
Kedaton, Mei 2015 ... ... 31
3. Diagram Tingkat Palatabilitas Pakan Drop In Monyet Hitam dari yang Tertinggi Hingga yang Terendah pada Penelitian Kajian Perilaku
dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di TASWBK ... 39
4. Foto Kegiatan Mencatat Berat dan Jenis Pakan Monyet pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) ... 82
5. Foto Salah Satu Pakan Drop In Pisang Muli (Musa paradisiaca) yang diberikan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton
(TASWBK) ... 82
6. Foto Salah Satu Pakan Drop In Bayam (Amaranthus hibridus) yang diberikan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton
(TASWBK) ... 83
7. Perilaku Monyet Hitam Sulawesi Saat Memilih Pakan Kesukaan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK). ... 83
8. Perilaku Pakan Monyet Hitam pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan
1
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C.Tujuan Penelitian ... 3
D.Manfaat Penelitian ... 4
E. Kerangka Pemikiran ... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Klasifikasi Monyet Hitam Sulawesi ... 7
B. Morfologi Monyet Hitam Sulawesi ... 8
C.Tingkah Laku Kawin Monyet Hitam Sulawesi ... 10
D. Reproduksi Monyet Hitam Sulawesi ... 10
E. Habitat dan Penyebaran Monyet Hitam Sulawesi ... 11
ii
G.Pakan Monyet Hitam Sulawesi ... 13
H.Populasi dan Status Konservasi Monyet Hitam Sulawesi ... 14
I. Analisis Proksimat ... 15 A. Perilaku Harian Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 30
B.Jenis dan Jumlah Pakan Drop In yang dimakan Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 32
5.1 Pisang Muli (Musa paradisiaca) ... 34
iii
5.3 Ubi (Discorea batatas) ... 35
5.4 Ketimun (Cuccumis sativus) ... 35
5.5 Kangkung (Ipomoea reptans) ... 35
5.6 Bayam (Amaranthus hibridus) ... 36
5.7 Kacang Panjang (Vigna unguculata) ... 36
5.8 Jagung (Zea mays)... 36
C.Pakan Kesukaan dan Tingkat Palatabilitas Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 38
D.Nilai Gizi Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton ... 40
E. Kesesuain Pakan ... 42
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 44
B. Saran ... 45
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Lembar Kerja Pengamatan Perilaku ... 20
2. Lembar Kerja Perilaku Makan Monyet dimulai bulan Mei 2015 ... 21
3. Daftar Jenis-jenis Tumbuhan di TASWBK ... 27
4. Jenis Satwa yang ada di TASWBK... 28
5. Data Perilaku Harian Monyet Hitam dalam kandang penangkaran di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton 2015 ... 31
6. Bagian dan Cara Makan Monyet pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton 2015... 33
7. Jumalah Nilai Persentase Jumlah Pakan Drop In yang dimakan pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, Mei 2015 ... 37
8. Komposisi Kandungan Gizi Pakan Drop In Monyet Hitam pada Penelitian Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, 2015 ... 40
MOTO
“Jika kamu sudah berazzam/bertekad bulat, maka bertawakkallah pada Allah” (QS. 3: 159).
“Dan bersabarlah, dan tidaklah ada kesabaranmu itu kecuali dari Allah” (QS. An-Nahl: 128)
Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan
RIWAYAT HIDUP
Dengan rahmat Allah SWT penulis Dwi Suherli dilahirkan di
Bandar Lampung pada tanggal 06 Juni 1993. Penulis merupakan
anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan ayahanda Alm.
Agus Suherli dan Ibunda Sumiyati. Penulis menempuh
pendidikan di Taman Kanak-kanak Tunas Melati 11 Tahun 1999,
Sekolah Dasar (SD) Al-Kautsar Bandar lampung Tahun 2005, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 22 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Lampung Selatan dan selesai pada tahun 2011.
Penulis menjadi mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian tahun 2011
melalui jalur Ujian Mandiri (UM). Pada tahun 2014 penulis melakukan Praktek
Umum selama 40 hari di KPH Randu Blatung BKPH Banyuurip. Dalam organisasi,
penulis pernah menjadi anggota utama Himpunan Mahasiswa Kehutanan
(Himasilva).
Kemudian pada Januari 2015 penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
di Pekon Dalam, Kecamatan Bengkunat, Kabupaten Pesisir Barat dan pada tahun
Sarjana Kehutanan di Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
dengan judul skripsi “Kajian Perilaku dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati, Ku persembahkan karya kecil ini untuk
Ayahanda (Alm. Agus Suherli) dan Ibunda tercinta (Sumiyati)
atas doa yang tak pernah putus, bimbingan, pengorbanan serta
kasih sayang yang berlimpah.
Saudara-saudaraku yang senantiasa menantikan keberhasilanku,
Dewi Suherli, Devi Suherli, M. Agus Suderajat, M. Agus Hidayah
serta Keluarga Besarku terima kasih atas semangat, doa, dan
dukungan selama ini.
Teman se-angkatan 2011 (FOREVER), Rekan di Himasylva,
abang/mbak dan adik tingkat terima kasih atas bantuan dan
motivasinya selama ini serta kebersamaan yang tak kan
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilalamin penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan
judul “Kajian Perilaku Harian dan Pakan Drop In Monyet Hitam Sulawesi
(Macaca nigra) di Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton”.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto., M.Si selaku Pembimbing Utama atas
kesedian memberikan waktu, bimbingan, ilmu, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Ir. Yusuf Widodo, M.P., selaku pembimbing kedua atas bimbingan,
saran dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Ir. Agus Setiawan, M.Si., selaku Penguji Utama pada ujian
skripsi. Terimakasih untuk masukan dan saran-saran pada seminar proposal
terdahulu.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Lampung..
5. Kepala Pengelola Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton, atas pemberian
izin pemakaian lokasi penelitian dan fasilitas yang diberikan selama
penelitian.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Oktober 2015
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan salah satu dari delapan jenis
Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di Cagaralam Dua Saudara, Pulau Bacan, Menembo Nembo, Kota Mobagu dan
Modayah (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi mempunyai
ciri khas khusus, pada bagian kepala terdapat rambut panjang, lebat dan halus
berwarna hitam yang biasa disebut jambul. Bagian punggung berambut panjang,
lebat, dan halus berwarna hitam serta bagian wajahnya berwarna hitam.
Berdasarakan Undang-Undang No.5 tahun 1990 monyet hitam sulawesi
dilindungi oleh pemerintah RI dan SK Menteri Pertanian 29 Januari 1970
No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/
1991 (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi diklasifikasikan
sebagai spesies yang terancam punah (endangered) (Internasional Union for
Conservionan and Resources, 2007), sedangkan CITES menggolongkan monyet
hitam sulawesi dalam daftar Appendix II.
Menurut Supriyanti dan Andayani (2008), saat ini kepadatan monyet hitam
Sulawesi di alam diperkirakan 3 individu/km2, dan di Cagar Alam Tangkoko
2
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah konversi habitat,
fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan gangguan manusia.
Timbulnya berbagai ancaman menyebabkan semakin banyak lembaga - lembaga
yang mengedepankan perlindungan monyet hitam sulawesi dengan tujuan
menjaga populasi monyet hitam sulawesi di alam (Akhtariana, 2013). Berbagai
kebijakan dan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah masih belum
berjalan secara optimal, pemerintah telah meningkatkan pengamanan dan
pengelolaan satwa dibeberapa kawasan koservasi seperti Taman Nasional, Suaka
Marga Satwa dan Cagar Alam agar dapat menjamin kelestarian satwa liar dari
kepunahan. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk mempertahankn
populasi monyet hitam sulawesi adalah dengan memelihara di alam (insitu) dan di
luar habitatnya (exsitu).
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) merupakan taman
wisata yang berbasis pelestarian satwa. Keberadaan TASWBK menjadi alternatif
fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung (Taman Agro Satwa dan
Wisata Bumi Kedaton, 2009). Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu
satwa yang terdapat di TASWBK. Di alam monyet hitam sulawesi dapat
dijumpai pada hutan primer dan sekunder serta aktif di pagi sampai sore hari
(diurnal) (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi merupakan satwa frugivor, dan
memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock
dan Harvey 1977 dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini
juga memakan daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996) Lebih dari 145
jenis buah-buahan (60% dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata
3
(Supriyatna dan Wahyono, 2000). Beberapa jenis serangga yang dimakan monyet
ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun Pongamia sp., lebah,
semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005).
Untuk mengetahui perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in selama di dalam
penangkaran, maka diperlukan penelitian mengenai perilaku dan kandungan
nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan pertimbangan dalam pengelolaan
pakan dan pemenuhan kebutuhan nurtisi yang ada di TASWBK.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.
2. Bagaimana palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in
yang diberikan di TASWBK.
3. Berapa besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.
2. Mengetahui palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in
yang diberikan di TASWBK.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku
harian dan kandungan nutrisi pakan drop in di dalam penangkaran sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan monyet hitam sulawesi yang
meliputi pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi monyet hitam
sulawesi yang berada di TASWBK.
E. Kerangaka Pemikiran
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata yang juga
merupakan pelestartian alam. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu dari
delapan jenis Macaca endemik Sulawesi. Populasinya saat ini semakin menurun.
Salah satu penyebab penurunan populasi satwa dalah peningkatan populasi
penduduk yang membutuhkan lahan untuk tempat kehidupan, persaingan
pemanfaatan untuk lahan hidup akibat perburuan liar, dan penebangan liar.
Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang di tangkarkan di
TASWBK yang keberdaannya hampir punah.
Sebagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan populasi monyet
hitam sulawesi yaitu dengan cara melakukan konservasi di luar habitat atau exsitu.
Monyet hitam sulawesi yang ditangkarkan membutuhkan sediaan pakan yang
cukup per hari. Pemberian pakan monyet hitam sulawesi berupa buah segar dan
jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu Pola makan sangat
berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup satwa, yang pada
5
2001). Menurut Maple (1980), Satwa yang hidup di penangkaran memiliki waktu
aktif yang berkolerasi positif dengan waktu pemberian pakan.
Penelitian perilaku monyet hitam sulawesi dilakukan dengan mengamati perilaku
harian monyet menggunakan metode focal animal sampling, sehingga dapat
diketahui proporsi aktivitas harian monyet terhadap aktivitas lainnya. Perilaku
makan diamati secara deskriptif dan kandungan nutrisi dalam pakan drop in
monyet diketahui dengan menggunakan metode analisi proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat di Laboraturium
Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Diagram alir kerangka pemikiran
6
Perilaku Harian Palatabilitas Pakan Kandungan Nutrisi
Focal Animal Pakan Drop In Monyet hitam Sulawesi
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Monyet hitam sulawesi (Macaca nigra) merupakan salah satu dari delapan jenis
Macaca endemik Sulawesi yang dapat dijumpai di Sulawesi Utara, antara lain di Cagaralam Dua Saudara, Pulau Bacan, Menembo Nembo, Kota Mobagu dan
Modayah (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi mempunyai
ciri khas khusus, pada bagian kepala terdapat rambut panjang, lebat dan halus
berwarna hitam yang biasa disebut jambul. Bagian punggung berambut panjang,
lebat, dan halus berwarna hitam serta bagian wajahnya berwarna hitam.
Berdasarakan Undang-Undang No.5 tahun 1990 monyet hitam sulawesi
dilindungi oleh pemerintah RI dan SK Menteri Pertanian 29 Januari 1970
No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/
1991 (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet hitam sulawesi diklasifikasikan
sebagai spesies yang terancam punah (endangered) (Internasional Union for
Conservionan and Resources, 2007), sedangkan CITES menggolongkan monyet
hitam sulawesi dalam daftar Appendix II.
Menurut Supriyanti dan Andayani (2008), saat ini kepadatan monyet hitam
Sulawesi di alam diperkirakan 3 individu/km2, dan di Cagar Alam Tangkoko
2
Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah konversi habitat,
fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan gangguan manusia.
Timbulnya berbagai ancaman menyebabkan semakin banyak lembaga - lembaga
yang mengedepankan perlindungan monyet hitam sulawesi dengan tujuan
menjaga populasi monyet hitam sulawesi di alam (Akhtariana, 2013). Berbagai
kebijakan dan perundang-undangan yang telah dibuat pemerintah masih belum
berjalan secara optimal, pemerintah telah meningkatkan pengamanan dan
pengelolaan satwa dibeberapa kawasan koservasi seperti Taman Nasional, Suaka
Marga Satwa dan Cagar Alam agar dapat menjamin kelestarian satwa liar dari
kepunahan. Upaya konservasi yang dapat dilakukan untuk mempertahankn
populasi monyet hitam sulawesi adalah dengan memelihara di alam (insitu) dan di
luar habitatnya (exsitu).
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK) merupakan taman
wisata yang berbasis pelestarian satwa. Keberadaan TASWBK menjadi alternatif
fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung (Taman Agro Satwa dan
Wisata Bumi Kedaton, 2009). Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu
satwa yang terdapat di TASWBK. Di alam monyet hitam sulawesi dapat
dijumpai pada hutan primer dan sekunder serta aktif di pagi sampai sore hari
(diurnal) (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi merupakan satwa frugivor, dan
memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock
dan Harvey 1977 dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini
juga memakan daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996) Lebih dari 145
jenis buah-buahan (60% dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata
3
(Supriyatna dan Wahyono, 2000). Beberapa jenis serangga yang dimakan monyet
ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun Pongamia sp., lebah,
semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005).
Untuk mengetahui perilaku dan kandungan nutrisi pakan drop in selama di dalam
penangkaran, maka diperlukan penelitian mengenai perilaku dan kandungan
nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan pertimbangan dalam pengelolaan
pakan dan pemenuhan kebutuhan nurtisi yang ada di TASWBK.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.
2. Bagaimana palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in
yang diberikan di TASWBK.
3. Berapa besar kandungan nutrisi pakan drop in monyet hitam sulawesi di TASWBK.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui perilaku harian monyet hitam sulawesi yang berada di TASWBK.
2. Mengetahui palatabilitas monyet hitam sulawesi terhadap jenis pakan drop in
yang diberikan di TASWBK.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku
harian dan kandungan nutrisi pakan drop in di dalam penangkaran sehingga dapat
menjadi bahan pertimbangan dalam pemeliharaan monyet hitam sulawesi yang
meliputi pengelolaan pakan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi monyet hitam
sulawesi yang berada di TASWBK.
E. Kerangaka Pemikiran
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata yang juga
merupakan pelestartian alam. Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu dari
delapan jenis Macaca endemik Sulawesi. Populasinya saat ini semakin menurun.
Salah satu penyebab penurunan populasi satwa dalah peningkatan populasi
penduduk yang membutuhkan lahan untuk tempat kehidupan, persaingan
pemanfaatan untuk lahan hidup akibat perburuan liar, dan penebangan liar.
Monyet hitam sulawesi merupakan salah satu satwa yang di tangkarkan di
TASWBK yang keberdaannya hampir punah.
Sebagai upaya konservasi untuk mempertahankan keberadaan populasi monyet
hitam sulawesi yaitu dengan cara melakukan konservasi di luar habitat atau exsitu.
Monyet hitam sulawesi yang ditangkarkan membutuhkan sediaan pakan yang
cukup per hari. Pemberian pakan monyet hitam sulawesi berupa buah segar dan
jumlah pakan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu Pola makan sangat
berpengaruh terhadap kondisi biologis dan aktivitas hidup satwa, yang pada
5
2001). Menurut Maple (1980), Satwa yang hidup di penangkaran memiliki waktu
aktif yang berkolerasi positif dengan waktu pemberian pakan.
Penelitian perilaku monyet hitam sulawesi dilakukan dengan mengamati perilaku
harian monyet menggunakan metode focal animal sampling, sehingga dapat
diketahui proporsi aktivitas harian monyet terhadap aktivitas lainnya. Perilaku
makan diamati secara deskriptif dan kandungan nutrisi dalam pakan drop in
monyet diketahui dengan menggunakan metode analisi proksimat yang meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan kadar serat di Laboraturium
Fakultas Peternakan Universitas Lampung. Diagram alir kerangka pemikiran
6
Perilaku Harian Palatabilitas Pakan Kandungan Nutrisi
Focal Animal Pakan Drop In Monyet hitam Sulawesi
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi
Di Seluruh dunia, terdapat 20 jenis spesies Macaca yang tersebar di Afrika bagian
utara, Eropa, Rusia bagian tenggara, dan Asia (Nowak, 1999). Dari 20 spesies
tersebut delapan spesies merupakan endemik pulau Sulawesi yakni Macaca nigrescens, Macaca heckii, Macaca maura, Macaca brunescens, Macaca ochreata, Macaca tonkeana, Macaca ochreata, dan Macaca nigra (Bercovitch
dan Huffman, 1999). Klasifikasi monyet hitam sulawesi adalah sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Primata
Keluarga : Cercopithecidae
Kelas : Macaca
Spesies : Macaca nigra Desmarest, 1822.
Nama Inggris : Celebes Crested Macaque, Black Crested Macaque
8
B. Morfologi
Monyet hitam sulawesi memiliki ciri tubuh yang mudah dibedakan dengan jenis
monyet sulawesi lainnya. Panjang tubuh betina 445-550 mm, sedangkan jantan
520-570 mm (Rowe, 1996). Panjang ekor rata-rata 20 mm, dan berat tubuh antara
7 sampai 15 kg. Rambut menutupi seluruh tubuh berwarna sampai hitam kelam
dengan bagian belakang dan paha berwarna lebih terang dibandingkan pada
bagian lain. Wajahnya juga berwarna hitam dan tidak ditumbuhi rambut
(Supriyatna dan Wahyono, 2000).
Monyet hitam sulawesi memiliki moncong jauh lebih menonjol dibandingkan
dengan monyet sulawesi lainnya. Kepala memiliki jambul, yang merupakan ciri
khas dari monyet Sulawesi lainnya. Betina dan juvenil memiliki warna yang
sedikit pucat dibandingkan dengan jantan dewasa. Monyet ini memiliki bantalan
tungging berbentuk seperti ginjal dan berwarna kuning (Supriyatna dan Wahyono,
2000).
Saroyo (2005) mengelompokkan monyet hitam sulawesi kedalam beberapa
kelompok umur yakni bayi, anak, remaja, dan dewasa. Ciri-ciri kelompok umur
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bayi (0-1 Tahun), mempunyai muka yang berwarna putih dan hal ini
membedakan dengan kelompok umur yang lain. Rentang umur bayi adalah
saat baru lahir, diasuh oleh induknya, sampai dengan masa sapih. Bayi jantan
memiliki penis yang sangat panjang bila dibandingkan dengan ukuran
9
2. Anak, fase yang dimulai setelah bayi yang sebelum dewasa. Ditunjukkan
dengan fase reproduksi yang belum matang. Ciri yang paling khas dari
kelompok umur ini adalah kebiasaan bermain. Jenis kelamin dibedakan
dengan melihat organ genital luarnya.
3. Remaja, ukuran tubuh lebih besar dibandingkan dengan ukuran tubuh anak dan
sedikit lebih kecil dibandingkan ukuran tubuh dewasa. Terdapat dimorfisme
seksual pada ukuran tubuh yakni jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih
besar dibandingakan betina. Jantan remaja memiliki warna tubuh yang sudah
mulai menyerupai jantan dewasa yakni berwarna hitam terang pada bagian
tangan dan bahu. Skrotum mulai membesar dan memisahkan diri dari
kelompok anak tetapi belum bergabung dengan kelompok dewasa. Betina
remaja ukurannya hampir sama dengan betina dewasa, namun pada betina
remaja puting susu masih pendek dan berwarna putih.
4. Dewasa, ciri umum kelompok umur dewasa yakni pertumbuhan yang sudah
penuh dan matang secara reproduksi. Jantan mencapai kedewasaan pada saat
umur 7-8 tahun, sedangkan betina pada umur 5 tahun. Jantan dewasa memiliki
ciri skrotum yang sudah membesar dan berwarna merah, sedangkan betina
dewasa dicirikan dengan adanya estrus yang dapat dilihat dengan
membengkaknya daerah ischial serta memiliki puting susu panjang,
10
C. Tingkah Laku Kawin Macaca nigra
Tingkah laku kawin muncul karena adanya rangsangan dari dalam kemudian
terjadi perkawinan jikka ada rangsangan dari lawan jenisnya, dan dilakukan oleh
satwa liar jantan dewasa dan betina dewasa (Alikodra, 1990). Tingkah laku
kawin yang dilakukan oleh primata jantan dan betina dengan berbagai alas an
antara lain untuk reproduksi, dan juga sebagai penampakan tingkah laku aviliatif
(Siwi, 2001).
Tingkah laku kawin Macaca nigra dilakukan oleh jantan dewasa Dan betina dewasa, yang ditandai dengan sinyal awal dari betina dewasa yang selalu dan
melihatkan bagian bokongnya untuk memberikan sinyal berupa pancingan pada
jantan dewasa untuk melaksanakan perkawinan. Adanya beberapa kegiatan yang
berupa inspeksi oleh jantan sebelum kopulasi, yaitu dengan mencium, meraba dan
menyentuh bagian belakang betina dewasa (bokong).
D. Reproduksi
Masa kehamilan monyet hitam sulawesi berkisar antara 170-190 hari dan jarak
kelahiran 18 bulan. Persentase kematian bayi cukup besar yakni 21% (Rowe,
1996). Monyet ini dapat bertahan hidup hingga 26 tahun (Supriyatna dan
Wahyono, 2000), Tetapi Rowe (1996) menyatakan bahwa masa hidup jenis ini
11
E. Habitat dan Penyebaran
Marga macaca merupakan marga dengan pesebaran yang paling luas saat ini dan merupakan marga dengan kemampuan adaptasi terhadap iklim serta habitat yang
paling paik dibandingkan dengan marga primata yang lain (Bercovitch dan
Huffman, 1999). Monyet hitam sulewasi dapat dijumpai pada hutan primer dan
sekunder (Rowe, 1996). Monyet hitam sulawesi lebih sering melakukan aktivitas
di perkebunan masyarakat dan mengambil hasil panen perkebunan sehingga
seringkali jenis ini dianggap sebagai hama perkebunan.
Monyet hitam sulawesi dapat dijumpai di Sulawesi Utara antara lain di Cagar
Alam Dua Saudara, Pulau Bacan, Manembo Nembo, Kota Mobagu dan Modayak
(Supriyatna dan Wahyono, 2000). Di Cagar Alam Tangkoko, monyet hitam
Sulawesi dapat dijumpai di semua ketinggian (O’Brien dan Kinnaird, 1997).
F. Perilaku Monyet Hitam Sulawesi
Monyet hitam sulawesi merupakan primata dengan struktur sosial
multimale-multifemale dengan perbandingan nisbah kelamin (sex ratio) 1: 3,4 (Rowe, 1996).
Grooming adalah perilaku sosial yang bersifat mendekatkan sedangkan untuk
perebutan wilayah, pakan dan betina dilakukan dengan perkelahian yang
seringkali memakan korban karena gigitan dari gigi taring jantan yang berukuran
besar. Komunikasi antar individu dilakukan dengan bersuara dan beberapa mimik
muka dan postur tubuh (Cawthon, 2006).
Menurut O’Brien dan Kinnaird (1997) terdapat lima kelas aktivitas harian yang
12
1) Moving : Pergerakan, termasuk berjalan, berlari, memanjat dan
melompat.
2) Feeding : Pendekatkan, memetik, menggerakkan, mengunyah atau
menempatkan makanan di mulut.
3) Foraging : Bergerak perlahan dengan perhatian tertuju pada sumber
pakan potensial atau menggerakkan substrat untuk mencari
pakan.
4) Resting : Tubuh tidak bergerak, biasanya duduk atau berbaring, tidak
terlibat dalam aktivitas sosial termasuk mengutu.
5) Social : Mengutu, bermain, noncopulatory mounting, kopulasi, dan
berkelahi.
Pergerakan dari monyet hitam sulawesi adalah menggunakan keempat anggota
geraknya atau quadropedal, aktif di pagi sampai sore hari (diurnal), dan lebih banyak melakukan aktivitasnya di atas tanah (terrestrial) (Rowe, 1996).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh O’Brien dan Kinnaird di Cagar Alam
Tangkoko, monyet hitam sulawesi menghabiskan lebih dari 60% waktu hariannya
untuk beraktivitas secara terrestrial baik untuk istirahat dan pergerakan yang
menempuh jarak yang jauh (O’Brien dan Kinnaird, 1997).
Homerange dari monyet hitam sulawesi adalah 114-320 ha dengan jelajah harian mencapai 6000 meter (Rowe, 1996). Namun luasan homerange dan jelajah harian
tersebut dapat berubah tergantung pada akses dari monyet tersebut terhadap hutan
primer. Saat monyet hitam sulawesi mendapatkan akses terhadap hutan primer
13
mendapatkan kelimpahan yang tinggi dari buah-buahan di wilayah tersebut
sehingga dapat disimpulkan bahwa saat musim berbuah, jelajah harian Macaca
nigra tidak terlalu jauh (Kinnaird & O'Brien, 2000 dalam Cawthon, 2006).
Betina menampakkan perilaku seksual yaitu pembengkakan (swellings) pada
bantalan pantat (ischial callosities) dari merah muda menjadi merah. Dewasa
kelamin pada betina adalah 49 bulan dengan siklus estrus 36 hari dan interval
kelahiran 18 bulan (Rowe, 1996). Betina mengutu pada jantan lebih sering dari
pada jantan yang mengutu pada betina saat mereka berada pada masa birahi (Reed
et al., 1997 dalam Cawthon, 2006). Pada jantan, perilaku seksual ditunjukkan
dengan sistem hirarki yang ditentukan dengan perkelahian. Jantan dominan akan
mendapatkan sumberdaya dan perhatian dari betina lebih besar dari pada jantan
tidak dominan (Cawthon, 2006).
G. Pakan Monyet Hitam Sulawesi
Monyet hitam Sulawesi adalah jenis hewan frugivor, dan memakan buah sebanyak 60-90% dari total konsumsi pakannya (Clutton-Brock dan Harvey 1977
dalam Bercovitch dan Huffman, 1999). Selain buah, monyet ini juga memakan
daun, tunas, umbi, serangga, dan ulat (Rowe, 1996). Menurut O’Brien dan
Kinnaird (1997), pakan monyet ini terdiri lebih dari 145 jenis buah-buahan (66%
dari total konsumsi), tumbuhan hijau (2,5%), invertebrata (31,5%), dan
kadang-kadang memangsa satwa vertebrata yang lebih kecil. Beberapa jenis serangga
yang dimakan monyet ini antara lain tawon, rayap, ulat dalam gulungan daun
Pongamia sp., lebah, semut, dan belalang (Saroyo, 2002 dalam Saroyo, 2005). Di
14
mencari moluska sebagai salah satu sumber pakan (Supriyatna dan Wahyono
2000).
H. Populasi dan Status Konservasi
Saat ini kepadatan monyet hitam sulawesi di alam diperkirakan 3 ind/km2, dan di
Cagar Alam Tangkoko kepadatannya diperkirakan sebesar 60 ind/km2
(Supriyatna dan Andayani, 2008). Monyet hitam sulawesi berdasarakan SK
Menteri Pertanian 29 Januari 1970 No.421/Kpts/um/8/1970, SK Menteri
Kehutanan 10 Juni 1991 No.301/Kpts-II/ 1991 dan undang-undang No.5 tahun
1990 dilindungi oleh pemerintah RI (Supriyatna dan Wahyono, 2000). Monyet
hitam sulawesi menurut IUCN termasuk dalam kategori Critically Endangered atau satwa hampir punah. Sedangkan menurut CITES Macaca nigra tergolong
dalam daftar Appendix II. Masalah serius dalam pelestarian Macaca nigra adalah
konversi habitat, fragmentasi, perburuan, bencana alam, faktor genetik, dan
gangguan manusia.
Meningkatnya populasi manusia di wilayah Sulawesi utara menyebabkan
kebutuhan terhadap lahan semakin tinggi yakni untuk kebutuhan pertanian dan
perumahan, perkebunan, permintaaan hasil hutan menyebabkan dibukanya lahan
yang awalnya merupakan habitat Macaca nigra. Monyet hitam sulawesi juga
dijadikan sebagai makanan tradisional dan digunakan sebagai makanan khas pada
saat perayaan agama terutama pada saat natal. Monyet hitam sulawesi juga
dipandang sebagai hama yang merusak perkebunan dan dijual sebagai binatang
15
I. Analisis Proksimat
Analsis proksimat merupakan metode analisis yang tidak menguraikan kandungan
nutrien secara rinci, namun berupa nilai perkiraan (Soejono, 1990). Analisis
proksimat menggolongkan komponen bahan pakan berdasarkan komposisi kimia
dan fungsinya, yaitu : air (moisture), abu (ash), protein kasar (crude protein),
lemak kasar (etherextract), serat kasar (crude fiber) dan bahan ekstrak tanpa
nitrogen (nitrogen free extract). Analisis proksimat menggolongkan vitamin
berdasarkan kelarutannya. Vitamin yang larut dalam air dimasukkan ke dalam
fraksi air, sedang yang larut dalam lemak dimasukkan ke dalam lemak kasar
(Suparjo, 2010).
J. Penangkaran
Penangkaran adalah upaya perbanyakan melalui pngembangbiakan dan
pembesaran tumbuhan satwa liar dengan tetap mempertahankan kemurnian
jenisnya. Penangkaran tumbuhan dan satwa liar berbentuk pengembangbiakan
satwa, pembesaran satwa, yang merupakan pembesaran anakan dari telur yang
diambil dari habitat alam yang ditetaskan di dalam lingkungan terkontrol dan atau
dari anakan yang diambil dari alam (ranching/rearing) dan perbanyakan
tumbuhan secara buatan dalam kondisi yang terkontrol (artificial propagation)
(BKSDA Bali, 2011).
Tujuan penangkaran adalah untuk mendapatkan spesimen tumbuhan dan satwa
liar dalam jumlah, mutu, kemurnian jenis dan keanekaragaman genetik yang
16
terhadap populasi alam serta mendapatkan kepastian secara administratif maupun
secara fisik bahwa pemanfaatan spesimen tumbuhan atau satwa liar yang
dinyatakan berasal dari kegiatan penangkaran adalah benar-benar berasal dari
17
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton
(TASWBK). Waktu pengamatan untuk penelitian ini adalah 12 hari pada bulan
Mei 2015.
B. Alat dan Objek Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital, jam digital,
timbangan, dan lembar kerja. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat yang
terdiri dari timbangan analitik, desikator, oven, tang penjepit, kertas saring, gelas
ukur, corong kaca. Objek penelitian yang diamati yaitu monyet hitam sulawesi di
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).
C. Batasan Penelitian
Batasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah monyet hitam sulawesi dalam kandang di Taman
Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton (TASWBK).
2. Peneliti mengamati perilaku harian dan menghitung kandungan nutrisi pakan
monyet hitam sulawesi dari pakan drop in yang diberikan oleh keeper dalam
18
D. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang
diteliti (Suryana 2010). Data primer meliputi perilaku, dan palatabilitas serta
kandungan nutrisi pakan monyet hitam sulawesi. Penimbangan bobot berat badan
Monyet hitam sulawesi pada awal dan akhir penelitian.
2. Data Sekunder
Data deskriptif yaitu data yang dideskrisipsikan secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu (Suryana,
2010). Data sekunder diperoleh dari studi pustaka seperti jurnal dan terbitan
lainnya untuk mendukung data primer. Data sekunder meliputi karakteristik
lokasi penelitian dan komposisi bahan pakan Indonesia.
E. Metode Pengambilan Data
1. Data Primer
1.1. Pengamatan perilaku harian
Dilakukan dengan metode focal animal sampling (Altman, 1974) yang terdiri dari
aktivitas moving, feeding, dan resting. Perilaku makan diamati secara deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang tidak dimaksudkan untuk mengkaji
hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya mengenai suatu
variabel, gejala, atau keadaan (Arikunto, 2010). Perilaku makan yang diamati
meliputi : waktu makan, sumber pakan, jenis pakan, cara makan dan bagian yang
19
1.2 Pengumpulan data jumlah konsumsi pakan dan palatabilitas drop in.
Monyet hitam sulawesi yaitu dengan penimbangan berat awal pakan dikurangi
sisa pakan monyet hitam sulawesi per hari. Jumlah konsumsi pakan yang
diperoleh diolah kedalam presentase dan ditabulasikan untuk melihat
perbandingan per jenis pakan monyet hitam sulawesi.
1. 3. Analisis Proksimat
Analsis proksimat merupakan metode analisis yang tidak menguraikan kandungan
nutrien secara rinci, namun berupa nilai perkiraan (Soejono, 1990). Analisis
proksimat menggolongkan komponen bahan pakan berdasarkan komposisi kimia
dan fungsinya, yaitu: air (moisture), abu (ash), protein kasar (crude protein),
lemak kasar (etherextract), dan serat kasar (crude fiber).
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi literatur dengan menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan sedang diteliti. Informasi tersebut
diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan ilmiah, skripsi,
tesis, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia, dan
sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.
F. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif. Data
deskriptif merupakan pencarian data fakta dengan interpretasi yang tepat
(Moh.Nazir, 2005). Penjelasan mengenai perilaku dan kandungan nutrisi pakan
20
1. Analisis Perilaku Harian
Analisis perilaku harian dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus
metode focal animal sampling. Data perilaku moving, feeding, dan resting ditabulasikan pada lembar kerja (Tabel 1).
Tabel 1. Lembar Kerja Pengamatan Perilaku
No Waktu Perilaku Keterangan
Moving Feeding Resting
1
2
Rumus metode focal animal sampling :
Analisis Kegiatan = � ℎ ��
� ℎ �� x 100 %
Analisis Waktu = � ℎ�
� ℎ x 100 %
2. Tingkat Palatabilitas Satwa
Jumlah konsumsi pakan monyet hitam sulawesi dapat dihitung dengan rumus
(Sari, 2006).
Jumlah konsumsi per jenis pakan (%) = � ℎ� � � �
� ℎ� � � � � x 100 %
Sedangkan perilaku makan monyet yang meliputi waktu makan, sumber pakan,
jenis pakan, cara makan dan bagian yang dimakan dicatat dalam lembar kerja
21
Tabel 2. Lembar Kerja Perilaku Makan monyet di mulai bulan Mei 2015 .
No Sumber
Komposisi kandungan gizi pakan drop in monyet hitam sulawesi dapat diketahui
dengan analisis proksimat. Komposisi kandungan gizi pakan drop in menurut
Sari, (2006) dapat dihitung dengan rumus :
a. Kadar air
B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah dipanaskan (gram)
Kemudian dihitung kadar air rata-rata dengan rumus:
22
A : Bobot cawan porselein (gram)
B : Bobot cawan porselein berisi sampel sebelum diabukan (gram) C : Bobot cawan porselein berisi sampel sesudah diabukan (gram)
Kemudian dihitung kadar abu rata-rata dengan rumus:
KAb (%) = KAb1 + KAb2 Lblanko : Volume titran untuk blanko (ml) Lsampel : Volume titran untuk sampel ( ml) N basa : Normalitas NaOH sebesar 0,1 N : Berat atom nitrogen sebesar 14 A : Bobot kertas saring biasa (gram)
B : Bobot kertas saring biasa berisi sampel (gram)
Kadar protein rata- rata dapat dihitung dengan rumus :
23
Keterangan :
KL : Kadar lemak (%) BK : Kadar bahan kering (%)
A : Bobot kertas saring (gram)
B : Bobot kertas saring berisi sampel sebelum dipanaskan (gram) D : Bobot kertas saring berisi sampel sesudah dipanaskan (gram)
Kadar lemak rata-rata dapat dihitung dengan rumus :
KL (%) : KL1 + KL2 2
Keterangan :
KL1 : Kadar lemak ulangan ke 1 KL2 : Kadar lemak ulanganm ke 2
e. Kadar Serat
KS = (D-C) – (F-E) x 100% A-B
Keterangan :
KS : Kadar serat (%) A : Bobot kertas (gram)
B : Bobot kertas berisi sampel (gram)
C : Bobot kertas saring whatman ashles (gram)
D : Bobot kertas saring whatman ashles berisi residu (gram) E : Bobot cawan porselein (gram)
24
IV. GAMBARAN UMUM
A.Sejarah Taman Agro Satwa Wisata Bumi Kedaton
Keberadaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton Resort di Kota
Bandar Lampung, merupakan area yang pada awalnya berupa sebidang
tanah dan kebun tanaman keras yang terletak di Kelurahan Batu Putu,
Kecamatan Teluk Betung Utara.
Pada tanggal 20 Oktober 2004 PT Bumi Kedaton dengan akta Nomer :
C-3149 HT.01.01.2004 didirikan dengan sistem penataan lingkungan, serta
membuat sarana dan prasarana dengan melakukan kerjasama dengan pihak
Taman Nasional Way Kambas. Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi
Kedaton pertama dibuka untuk umum pada hari raya pertama Idul Fitri 1
Syawal 1425 H. Keberdaan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton
Resort menjadi fasilitas rekreasi masyarakat Kota Bandar Lampung
khususnya dan masyarakat Provinsi Lampung umumnya.
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton merupakan taman wisata
yang berbasis edukasi hal ini ditunjukan dengan adanya sejumlah satwa liar
25
(Elephans maximus sumatranus), beruk (Macaca nemerstrina), siamang
(Symphalangus syndactylus), monyet hitam sulawesi (Macaca nigra), kera
ekor panjang (Macaca fascicularis), ayam hutan (Gallus gallus), elang
(Folconidae), biawak (Varanus salvator) dan berbagi jenis satwa lainnya
(Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009).
B.Letak dan Luas
Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton terletak tujuh kilometer dari
pusat Kota Bandar Lampung arah Kampung Sukarame II, Kelurahan
Batuputu, Kecamatan Teluk Betung Barat Provinsi Lampung, dengan luas
wilayah keseluruhan 30 ha dan 5 ha merupakan wilayah Taman Agro
Satwa dan Wisata Bumi Kedaton.
Batas-batas wilayah Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton adalah
sebagai berikut :
Sebelah utara : berbatasan dengan Jalan WA. Rahman,
Sebelah selatan : berbatasan dengan kebun Bapak Hi. Fachrudin,
Sebelah barat : berbatasan dengan kebun Bapak Syarif Hidayah
Sebelah timur : berbatasan dengan kebun Bapak Winarta.
26
C.Keadaan Fisik Lokasi Penelitian
1. Iklim
Kawasan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton mempunyai curah
hujan lebih dari 100 mm/bulan merupakan bulan-bulan basah hanya terjadi
pada Desember sampai Maret, curah hujan 60-100 mm/bulan merupakan
bulan-bulan lembab terjadi selama 5 bulan dan curah hujan kurang dari 60
mm/bulan merupakan bulan-bulan kering terjadi pada Mei-Juli (Taman Agro
Satwa dan Wisata Bumi Kedaton, 2009).
2. Topografi
Pada umumnya kawasan Taman Agro Satwa dan Wisata Bumi Kedaton
memiliki topogarfi bergelombang ringan sampai berat, serta sebagian kecil
datar. Ketinggian 153 mdpl dan kemiringan lereng yang bervariasi dari
landai sampai berbukit.
3. Keadaan tanah
Jenis tanah di Wilayah ini berasal dari bahan induk batuan vulkanik muda
dan terbentuk dengan fisiologi pegunungan serta beriklim basah. Tanah ini
termasuk jenis Inceptisol (tanah yang baru berkembang), dengan kondisi umum sebagai berikut : keadaan tanah cukup dalam, tekstur liat berlempung,
struktur kubus membulat (angular blocky), reaksi tanah masam, serta
27
2. Belimbing Averrhoa carambola
3. Bungur Lagerstroemia flosreginae
4. Cemara Casuarina equisetifolia
5. Dadap Erythrina fusca
6. Durian Durio zibethinus
7. Jambu Biji Psidium guajava
8. Jati Tectona grandis
9. Jengkol Pithecellobium lobatum
10. Kayu manis Cinnamomum burmanii
11. Kelapa Cocos nucifera
12. Kemiri Aleurites mollucana
13. Kopi Coffea sp.
14. Kuweni Mangifera odorata
15. Mahoni Swietenia mahagoni
16. Maja Aegle marmelos
17. Mangga Mangifera indica
18. Nangka Artocarpus integra
19. Petai Parkia speciosa
20. Petai cina Leucaena glauca
21. Rambutan Nephelium lappaceum
22. Sengon Paraserianthes falcataria
23. Sirsak Annona muricata
24. Sukun Artocarpus communis
25. Tangkil Gnetum gnemon
28
Berdasarkan Tabel . Jenis vegetasi yang ada di dalam kawasan TASWBK
sebanyak 26 jenis vegetasi dan didominasi oleh tumbuhan Jati (Tectona
grandis) . Vegetasi TASWBK banyak dimanfaatkan oleh salah satu satwa
yaitu kera ekor panjang (Macaca fascicularis) untuk aktivitas mereka berayun
dan makan, karena jenis satwa ini diliarkan oleh pengelola TASWBK
karena dianggap tidak mengganggu aktivitas pengunjung.
45
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan :
1. Pengamatan aktifitas harian monyet di TASWBK dalam kandang secara
kontinu 108 jam dengan 225 kali kegiatan meliputi moving 55 kali, feeding 74
kali, resting 77kali, dan lain-lain 18 kali. Dengan perbandingan proporsi
perilaku harian monyet hitam di alam makan 25,1%, mencari makan 9,0%,
berpindah 18,3%, istirahat 28,9%, dan sosial 18,7% dan dalam kandang
diperoleh 24,89% moving, 32,89% feeding, 34,22% resting, dan 8% lain-lain.
2. Jenis pakan drop in yang diberikan adalah pisang muli, wortel, ubi, mentimun,
kangkung, bayam, kacang panjang, dan jagung. Total presentasi pakan drop
in monyet yang dimakan terhadap palatabilitas ketimun 100%, jagung 100%,
ubi ungu 98,86%, pisang muli 97,83%, bayam 95,23, kacang panjang 92,5%,
kangkung 90,83%, wortel 83,6%.
3. Pakan drop in yang memiliki kandungan gizi tertinggi adalah pisang muli dengan kadar abu 550,09 gr/hari, kadar air 33,95 gr/hari, protein33,12 gr/hari,
dan serat kasat 19,43 gr/hari. Ubi ungu memiliki lemak tertinggi dengan
45
B. Saran
Saran dari penelitian ini adalah:
1. Pemberian pakan drop in monyet hitam sulawesi dalam kandang sebaiknya ditambah dengan pakan alami dari satwa serta disesuaikan dengan kebutuhan
gizi pakan perhari satwa tersebut.
2. Kandang penangkaran untuk monyet hitam sulawesi sebaiknya dibuat sesuai
dengan ukuran tubuh dan perilaku satwa atau seperti dihabitat alaminya. Agar
tidak terjadi perilaku menyimpang yang membahayakan kesehatan dan
DAFTAR PUSTAKA
Akhtariana, R. 2013. Aktivitas Makan dan Preferensi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii Lesson, 1827) di Resort Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Altman, J. 1974. Observational Study of Behavior. Sampling Methods. Illinois: Alle Laboratory of Animal Behavior 48: 227 – 265p.
Alikodra, H.S.1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat antar Universitas Ilmu Hayati. IPB. Bogor.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Bercovitch, FB dan Huffman, MA. 1999. The Macaques di dalam: Dolhinow P, Fuentes A. editor. The Non-Human Primates. California: Mayfield
Publishing Company. hlm 77-85.
Cawthon, L. 2006. Primate Factsheet Crested Balck Macaque (Macaca nigra) Taxonomy,Morphology,andEcology.http://pin.primate.wisc.edu.factsheet/e ntry/crested_black_macaque. (di akses pada tanggal 17 April 2015).
Clutton-Brock dan P.H.Harvey, 1977. Spesies Differences in Feeding and Ranging Behaviour In Primates. In : Primate Ecology, T.H. CLUTTON-BROCK (ed), Academic Press, New York, pp. 557-584.
International Union for Conservation and Natural Resources (IUCN). 2007 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN, Gland, Switzerland. Http://www.iucnredlist.org. (diakses pada tanggal 14 April 2015).
Kinnaird, MF dan O’Brien, TG. 1999. A Contextual Analysis of The Loud Call of The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). Tropical
Biodiversity 6 (1&2): 37-42.
Leger, D. W. 1992. Biologycal Foundation of BehaviourAn Integrative Approach,
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nowak, RM. 1999. Walker’s Primates of The World. Baltimore: The John Hopkins University Press.
O’Brien TG, Kinnaird MF. 1997. Behaviour, diet, and movement of the Sulawesi crested black macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(3): 321-351p.
Quiatt, D dan Reynolds, V. 1993. Primate Behaviour. University Press, Cambridge. Great Britain.
Reed, C., O’Brien, TG., dan Kinnaird, MF. 1997. Male Social Behaviour and Dominance in The Sulawesi Crested Black Macaque (Macaca nigra). International Journal of Primatology 18(2): 247-260.
Rahasia, R. F., J. S. Tasirin., dan S. Sumarno. 2013. Potensi Tumbuhan Pakan Alami Bagi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Hutan Lindung Gunung Masarang. Tomohong.
Rinaldi, D. 1992. Penggunaan Metode Triangle dan Concentrasion Count dalam Penelitian Sebaran dan Populasi Hylobatidae(Hylobatidae). Media KonservasiVol.IV(1):9-2.
Rowe, N. 1996. Pictorial Guide to the Living Primates. New York: Pogonias Press.
Sari, D.R.K. 2006. Studi Perilaku Makan Drop In Orang utan Kalimantan (Pongo Pygmaeus, Linnaeus 1760) di Pusat Primata Schmutzer. Taman Margasatwa Ragunan. Jakarta.
Saroyo. 2005. Karakteristik Dominansi Monyet Hitam Sulawesi (Macaca nigra) di Cagar Alam Tangkoko Batuangus Sulawesi Utara [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana, Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Suparjo. 2010. Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi: Analisis Proksimat & Analisis Serat. Jambi: Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Supriatna J, Andayani N. 2008. Macaca nigra. 2008 IUCN Red List of Threatened Species. www.iucnredlist.org. [16 April 2015].
Supriyatna, J dan E.H. Wahyono. 2000. Panduan Lapangan Primata Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Jakarta.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Modul Praktis Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.