PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK
Riska Hikmah Alwiyah (03052011036)
DEFINISI BAHASA
rINGKASAN
ASPEK BAHASA
03
01 KARAKTERISTIK
BAHASA
02
TAHAPAN PERKEMBANGAN
BAHASA
04 PEMEROLEHAN TEORI
BAHASA
05
KESIMPULAN
06
DEFINISI BAHASA
Bahasa ialah kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan suatu pengertian, seperti halnya bentuk-bentuk komunikasi, tertulis, lisan, tanda, air muka, gerak tangan, pantomime dan seni.
Bahasa merupakan hal yang hakiki yang membedakan manusia dengan binatang. Berbahasa merupakan suatu tingkah laku yang membantu membentuk dunia si anak, yang membawanya dari dunia egosentris kepada dunia sosiosentris.
KARAKTERISTIK BAHASA
Perkembangan bahasa anak usia dini terbagi menjadi 2, yaitu:
Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 4 tahun
▪ Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak.
▪ Anak sudah dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
▪ Telah menguasai 90% dari fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
▪ Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan.
Anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
KARAKTERISTIK BAHASA
Karakteristik kemampuan bahasa anak usia 5 –6 tahun
▪ Sudah dapat mengungkapkan lebih dari 2500 kosakata.
▪ Lingkup kosakata yang dapat diungkapkan anak menyangkut:
warna, ukuran, bentuk, rasa, bau, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan jarak dan permukaan (kasar - halus).
▪ Anak usia 5-6 tahun dapat melakukan peran pendengar yang baik.
▪ Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak sudah dapat mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
▪ Percakapan yang dilakukan oleh anak usia 5-6 tahun telah menyangkut berbagai komentaranya terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya. Anak pada usia 5-6 tahun sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.
Aspek Sintaksis (susunan kebahasaan)
Suatu aturan penggabungan kata-kata menjadi kalimat atau frasa/klausa yang mengandung makna.
Contoh pernyataan ‘bunda, ayo main sini’sedikit berkembang dari sisi susunan kata-katanya. Secara tidak disadari, anak tersebut sudah mulai menggunakan tatanan kalimat yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yakni ‘bunda’ sebagai subjek sapaan,
‘ayo main’ sebagai ajakan suatu kegiatan atau perbuatan dan ‘sini’
merupakan keterangan tempat dimana si penutur berada walau belum menggunakan kata depan‘di’.
Aspek Semantik (pemahaman/makna)
Suatu pemahaman yang ada hubungannya dengan pengetahuan konseptual. Hubungan seperti kata dengan maknanya merupakan fokus dari aspek ini. Anak yang mengekspresikan bentuk-bentuk bahasa tentunya memiliki maksud yang hendak disampaikannya.
Contoh yang sering muncul adalah ketika seorang anak menyebut suatu objek dengan suara yang dihasilkan seperti mobil disebut
‘ngeng-ngeng’, anjing disebut ‘guk- guk’,dan sebagainya.
ASPEK BAHASA
Aspek Fonetik
Suatu sistem bunyi yang membentuk suatu tatanan yang akhirnya dapat dimaknai. Anak mulai dapat memberikan respon kepada bunyi panggilan terhadap namanya, menirukan nada bicara orang tua, memproduksi bunyi- bunyian dengan maksud berbicara walau belum mengandung makna (baby talk) dan hal-hal serupa lainnya. Aspek ini diyakini sebagai tahap awal produksi bahasa.
Aspek Pragmatik (nilai guna bahasa)
Suatu kesadaran terhadap maksud dari penggunaan bahasa. Dapat dikatakan bahwa aspek pragmatik merupakan suatu aspek yang memiliki fokus pada bentuk bahasa (language form) yang dikaitkan dengan penggunaannya (language use).
Sebagai contoh, satu kalimat sederhana akan diterima berbeda jika ditempatkan pada konteks yang berbeda. Anak yang mengungkapkan kalimat‘aku tidak mau’ketika ditempatkan pada konteks orang tua menawarkan makanan ke anaknya, kecenderungan diterima (oleh orang tua) dengan baik sesuai dengan maksud sebenarnya dari si penutur bahasa (anak). Berbeda halnya ketika kalimat yang sama diletakkan pada konteks anak berada di jalan dan ada orang asing yang menawarkan permen dengan bergitu memaksa.
Jawaban tersebut, tentunya dengan modifikasi tekanan suara, memiliki maksud yang berbeda.
ASPEK BAHASA
Aspek Morfologi (bentuk kata)
Suatu pengetahuan terhadap bentuk kata. Bagaimana satu kata dasar yang memiliki kedudukan sebagai kata benda yang dijadikan objek dapat menjadi kata yang menerangkan suatu tindakan.
Contoh yang dapat mewakili aspek morfologi pada anak yaitu ketika menyebutkan kata‘main’. Pada awalnya, kata
‘main’ digunakan untuk mengungkapkan maksud mengajak orang lain bermain, atau memainkan suatu objek, atau dipermainkan oleh orang lain. Dengan berkembangnya aspek morfologis sesuai tahapan yang ada, anak tidak lagi menggunakan kata-kata polos seperti ‘main’ namun sudah secara spesifik menggunakan kata ‘bermain’, ‘memainkan’,
‘dipermainkan’,dan sejenisnya.
TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA
Tahap Meraban Kedua (0,5 - 1 Tahun)
p e r t a m a
tahap meraban (pralinguistik)
pertama (0 - 0,5 tahun)
Tahap Linguistik
▪ 0 - 2 minggu : anak sudah dapat menghadapkan muka ke arah suara. Anak sudah dapat membedakan suara manusia dengan suara lainnya, seperti bel, bunyi gemerutuk maupun bunyi peluit. Anak akan berhenti menangis jika mendengar orang berbicara.
▪ 1 - 2 bulan : anak dapat membedakan suku kata (seperti, bu dan pa). Anak dapat merespon secara berbeda terhadap kualitas emosi suara manusia.
▪ 3 - 4 bulan : anak sudah dapat membedakan suara laki- laki dan suara perempuan.
▪ 5 bulan : anak mulai memperhatikan intonasi dan ritme dalam ucapan.
m e r a b a n t a h a p
p e r t a m a
p r a l i n g u i s t i k
( )
▪ 5 - 6 bulan : kemampuan bahasa pada anak semakin baik dan luas, anak semakin mengerti beberapa makna kata, misalnya: nama, larangan sederhana, perintah sederhana maupun ajakan singkat.
▪ 7 - 8 bulan : orangtua sudah dapat mengenalkan hal baru bagi anaknya. Anak sudah dapat mengenal bunyi kata untuk objek yang sering diajarkan dan dikenalkan oleh orangtuanya secara berulang-ulang.
▪ 8 bulan - 1 tahun : anak sudah dapat berinisiatif memulai komunikasi. la selalu menarik perhatian orang dewasa, selain mengoceh ia pun pandai menggunakan bahasa isyarat, misalnya: dengan cara menunjuk atau meraih benda-benda.
m e r a b a n t a h a p
k e d u a
p r a l i n g u i s t i k
( )
▪ Tahap Holofrastik (1 - 2 tahun) : anak sudah mulai mengucapkan satu kata. Satu kata itu dapat berupa perintah, pemberitahuan, penolakan, pertanyaan, dan lain- lain.
▪ Tahap II, Kalimat Dua Kata (2 - 3 tahun) : komunikasi yang ingin anak sampaikan berupa bertanya dan meminta. Kata-kata yang digunakan untuk itu semua sama seperti perkembangan awal, yaitu: sana, sini, itu, lihat, mau, dan minta.
▪ Tahap Linguistik III, Pengembangan Tata Bahasa (3 - 4 tahun) : anak mulai sudah dapat bercakap - cakap dengan teman sebaya dan mulai aktif memulai percakapan. Pada tahap ini, pergaulan anak makin luas yang berarti menambah pengetahuan dan menambah perbendaharaan kata.
▪ Tahap Linguistik IV : Bahasa Menjelang Dewasa / Pradewasa (4 - 5 tahun) : anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dan kalimat - kalimat yang agak rumit. Misalnya: kalimat majemuk sederhana, contoh: 'Ibu beli sayur dan krupuk'; 'Ayo nyanyi dan nari'.
▪ Tahap Linguistik V : Kompetensi Penuh (5 tahun - lebih) : sejak usia lima tahun umumnya anak - anak yang perkembangannya normal telah menguasai elemen - elemen sintaksis bahasa ibunya dan telah memiliki kompetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secara memadai.
t a h a p l i n g u i s t i k
Teori pemerolehan bahasa
Teori nativisme
Teori behaviorisme
Teori kognitif
Teori nativisme
Nativisme berpendapat bahwa selama proses pemerolehan bahasa pertama, kanak-kanak (manusia) sedikit membuka kemampuan lingualnya yang secara genetis telah diprogramkan. Teori ini tidak menganggap lingkungan punya pengaruh dalam pemerolehan bahasa, melainkan menganggap bahwa bahasa merupakan pemberian biologis, sejalan dengan yang disebut “hipotesis pemberian alam”.
Menurut Chomsky manusia mempunyai “kapling-kapling intelektual‟ dalam benak atau otaknya. Menurutnya, salah satu kapling tersebut adalah bahasa.
Kapling kodrati yang dibawa Chomsky sejak lahir tersebut dinamakan Language Acquisition Device (LAD) yang telah diterjamahkan menjadi Piranti Pemerolehan Bahasa.
Teori
behaviorisme
Kaum behavioris menekankan bahwa proses pemerolehan bahasa pertama dikendalikan dari luar diri si anak, yaitu oleh ransangan yang diberikan melalui lingkungan. Istilah bahasa bagi kaum behavioris dianggap kurang tepat karena istilah bahasa itu menyiratkan suatu wujud, sesuatu yang dimiliki atau digunakan, dan bukan sesuatu yang dilakukan.
Menurut Skinner kaidah gramatikal atau kaidah bahasa adalah perilaku verbal yang memungkinkan seseorang dapat menjawab atau mengatakan sesuatu.
Namun, kalau kemudian anak dapat berbicara, bukanlah karena “penguasaan kaidah (rule-governed)” sebab anak tidak dapat mengungkapkan kaidah bahasa, melainkan dibentuk secara langsung oleh faktor di luar dirinya.
Teori kognitif
Jean Piaget menyatakan bahwa bahasa itu bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Menurut Pieget, bahasa distrukturi oleh nalar; maka perkembangan bahasa harus berlandas pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi.
Perkembangan bahasa pada anak merupakan proses kompleks yang dimulai sejak usia dini dan memainkan peran penting dalam kemampuan komunikasi anak. Pemahaman akan tahapan perkembangan bahasa anak penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung anak dalam menguasai bahasa dengan baik.