• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMEROLEHAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4-6 TAHUN TK NUR HIDAYAH DESA TULUNG INDAH KECAMATAN SUKAMAJU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMEROLEHAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4-6 TAHUN TK NUR HIDAYAH DESA TULUNG INDAH KECAMATAN SUKAMAJU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

14

PEMEROLEHAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 4-6 TAHUN TK NUR HIDAYAH DESA TULUNG INDAH

KECAMATAN SUKAMAJU

Chece Djafar1), Irayanti Nur2), Besse Mattayang3)

1)Dosen Universitas Andi Djemma, Email: chece.djafar@yahoo.com

2)Dosen Universitas Andi Djemma, Email: iranuramry@gmail.com

3)Dosen Universitas Andi Djemma, Email: mattayangbesse@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan pemerolehan bahasa anak. Sampel dalam penelitian ini sebanyak dua belas orang, pengambilan dilakukan secara acak (Simple Random Sampling), Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi. Data yang terkumpul berupa data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Data tersebut dianalisis berdasarkan apa yang diteliti, dan terakhir penyimpulan. Hasil analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan jenis pemerolahan bahasa yang diperoleh responden dengan penyajian dalam bentuk persentase dan sekaligus merupakan jawaban atas masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian. Hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif pada bagian hasil penelitian di atas, maka ada dua temuan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini. secara deskriftif penelitian ini memberikan informasi terhadap pemerolahan bahasa anak usia 4-6 tahun. hasil analisis dekriptif kualitatif anak usia 4-6 tahun TK Nur Hidayat Desa tulung Indah Kecamatan Sukamaju dalam perkembangan pemerolehan bahasa Indonesia, pada anak yang menggunakan bahasa Indonesia lebih besar dari yang menggunakan bahasa Jawa.

Kata Kunci : Pemerolehan, Perkembangan, Bahasa

PENDAHULUAN

Bahasa pertama (B1) merupakan pemerolehan bahasa atau akusisi dengan proses yang berjalan di dalam otak semua anak. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan proses-proses yang terjadi pada waktu seseorang kanak-kanak mempelajari bahasa kedua, setelah dia memperoleh bahasa pertamanya. Jadi, dapat dikatakan bahwa B1 atau bahasa pertama terkait bahasa asalnya, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua. Namun Namun banyak juga yang menggunakan istilah pemerolehan bahasa untuk bahasa kedua (Demografi et al., 2016). Fase perkembangan anak ini sudah ditandai dengan perkembangan bahasa dan berbagai bentuk representasi lainnya serta perkembangan konseptual yang pesat. Proses berpikir atau sentralisasi kanak- kanak tertuju pada mengetahui lambing-lambang seperti, kata-kata yang mampu mengungkapkan pengalaman masa lalu

Acquisition aatau yang biasa dikenal dengan nama pemerolehan, adalah suatu istilah yang digunakan pada struktur pemahaman B1 atau bahasa pertama, dari bagian bentuk pengembangan yang terjadi pada seorang anak sejak lahir (Zubaidah, 2003). Pernyataan sama juga dikemukakan oleh Arsanti, (2014) tentang pemerolehan bahasa itu, di tingkat alamiah karena menurutnya ketika seorang anak lahir, maka ia telah dibekali dengan sebuah alat tertentu yang membuatnya mampu mempelajari suatu bahasa. Alat tersebut dikenal dengan sebutan. Language Acquisition Device (LAD) atau biasa dikenal dengan Piranti

(2)

15

Pemerolehan Bahasa (PPB) yang memiliki sifat universal dan dibuktikan oleh adanya kesamaan pada anak-anak dalam proses pemerolehan bahasa mereka (Dewi, 2015).

1. Fase tumbuh kembang Prasekolah

a. Tingkat Pralinguistik. Beberpa orang mengganggap bahwa, tingkat kemampuan awal seorang anak untuk mengenal bahasa dimulai dari kemempuan dia mengucapkan kata-kata pertamanya dan inilah jadi pekerjaan pokok ibu-ibu mencatat/merekam tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya di agenda catatan bayi atau anak tersebut. Akan tetapi, hasil riset pada bayii mengarahkan sampai memberikan makna untuk menolak dugaan ini dan menerima bukti tumbuh kembang kemampuannya berkomunikasi sejak lahir.

b. Fase kata pertama adalah bagian dari kegiatan umum untuk mendukung anak mampu mengucapkan kata pertama dan kata berikutnya secara berkelanjutan, seperti mengenal dan menyebutkan nama-nama benda serta nama orang yang ada di sekitarnya.

c. Tuturan kombinasi tahap awal. Tingkat perkembangan bahasa pada tiga orang anak pada masa waktu yang cukup lama atau beberapa tahun akan memberikan gambaran terkait perkembangan bahasanya yang lebih baik dari usia-usia tertentu.

d. Perkembangan Interogatif. Bagian inti dari bentuk struktur interogatif dapat dibagi ke dalam tiga bentuk petanyaan, yaitu: Pertanyaan menuntut jawaban “ya” atau “tidak”, pertanyaan menuntut “informasi”., pertanyaan menuntut jawaban “salah satu dari yang berlawanan” ((atau “POLAR”) e. Pengembangan penggabungan bentuk kalimat.

f. Perkembangan Sistem Bunyi

2. Bahasa yang berkembang di fase sekolah yang paling utama dapat dibagi ke dalam tiga indikator atau ruang, yaitu:

a. Susunan bahasa, bidang semantic dan sintaksis sampai bagian terkecil yaitu fonologi, menyangkut bagian luas dan halusnya tuturan bahasa itu.

b. Penggunaan bahasa, bagian ini menyangkut tingkat kemampuan pengguna bahasa dalam berbagai fungsi yang digunakan beragam secara efektif., c. Kesadaran. Metalinguistic, merupaka bagian yang menekankan

perkembangan kemempuan untuk berpikir, berujar atau melakukan tindak tutur.

3. Tahap Pemerolehan Perkembangan Bahasa Anak

a. Anak di usia 3 dan 4 tahun. Tata bahasa dan ilmu pengetahuan anak terkait susunan kalimat yang akan terus mengalami perkembangan selama kurun waktu empat tahun, susunan bahasa tersebut akan hadir pada bagian lirika lagu anak yang mengandung beragam diksi dan preposisi.

b. Anak usia 4-6 tahun TK. Di fase ini, seorang anak akan lebih diarahkan dalam mengembangkan prakarsa, misalnya lebih senang memberikan pertanyaan berdasarkan apa yang dilihatnya, didengarkan, dan dirasakan.

Jika seorang anak tidak menemukan rintangan, maka prakarsa tersebut dapat dengan mudah dikembangkan dalam lingkungannya. Seorang anak

(3)

16

akan dapat membuat prakarsa serta bagian kreatif, juga bagian-bagian yang lebih produktif dalam bidang yang disukai.

c. Anak usia 5 dan 6 tahun. Tahap pertumbuhan anak terutama kemampuan dia berbicara sampai pada usia dewasa, tentunya memiliki banyak sistem perubahan yang kompleks, seperti penguasaan 2500 kosakata dengan tepat, bahkan secara jelas diucapkan. Akan tetapi, kemampuan menyebutkan beberapa jenis huruf masih memilki keterbatasan, yitu pada huruf l, r, dan sh pada bagian akhir kata. Fakta ini dapat dilihat ketika seorang anak akan menyebutkan beberapa kata atau menirukan gaya bahasa orang dewasa. .

Kridalaksana (1994) (dalam Mulyaningsih, n.d. 2015), bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer; digunakan para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, dan berkomunikasi untuk mengidentifikasi diri dihadapan orang lain. Berkaitan dengan hal tersebut Sehubungan dengan hal tersebut, Sebayang, (2018) meneyatakan bahwa bahasa sebagai satuan linguistic, parole merupakan wujud ujaran bersifat fakta yang disampaikan oleh beberapa pakar atau ahli bahasa. Pendapat tersebut memberikan gambaran tentang lingua yang disebutkan sebagai parole secara nyata dan menjadi bagian dari penutur bahasa.

Hal ini pula merupakan bagian dari bentuk objek yang abstrak sebagai suatu sistem yang utuh dalam bahasa.

METODE PENELITIAN

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis pendekatan deskriptif kualitatif... Jenis pendekatan deskriptif kualitatif dipilih karena bentuk penelitian ini menggunakan interaksi dan adaptasi sosial sebagai cara memperoleh data dari sumber data secara alamiah. Desain penelitian yang dipakai pada bagian penelitian ini, adalah bentuk korelasi bertujuan sebagai identifikasi adanya hubungan prediktif yang memakai sistem hudungan atau statistika yang lebih canggih. Tempat penelitian yang dipilih penulis yaitu, TK Nur Hidayah Desa Tulung Indah Kecamatan Sukamaju. Seorang peneliti memakai berapa bentuk sistem yang dianggap sesuai dengan sasaran akhir dari penelitian tersebut. Adapun bentuk sistem atau teknik yang dimaksudkan antara lain :

a. Teknik survey. Penelitian ini menggunakan teknik survey langsung untuk mengumpulkan data informasi terkait seluruh aspek yang akan digunakan dalam pengembangan hasil penelitian, seperti tingkah laku siswa pada saat melakukan proses belajar di dalam kelas. .

b. Teknik Tanya jawab. Penelitian ini menggunakan teknik tanyajawab kepada beberapa pihak terkait secara bebas dan terstruktur, untuk menggali lebih jauh data-data yang nantinya menjadi bagian penting dalam penelitian, seperti data dari guru yang ada di sekolah.

c. Dokumentasi audio, visual, dan audiovisual.

d. Teknik catat digunakan untuk mencatat data hasil perkembangan bahasa siswa yang ditemukan di dalam proses belajar di ruangan atau di luar ruangan.

Data yang terkumpul seperti bentuk data yang dihasilkan dari pengamatan langsung, diskusi atau tanyajawab, serta pengambilan gambar atau pengdokumentasian. Selanjutnya, data tersebut dianalisis sesuai apa kegiatan

(4)

17

penelitian, dan bagian akhir dapat disimpulkan. Langkah analisis ini dilakukan berulang-ulang, tahap analisis itu diuraikan sebagai berikut:

a. Menelaah data. Menelaah data yang dikumpukan, berupa data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.

b. Mereduksi data. Pada bagian mereduksi data, semua data yang telah terkumpul diseleksi dan diidentifikasi berdasarkan yang diinginkan.

c. Menyimpulkan hasil penelitian. Dilakukan setelah proses sebelumnya telah terlaksana.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Pemerolehan bBahasa Indonesiaa

Perkembangan pemerolehan Bahasa Indonesia anak di usia 4-6 ttahun TK Nur Hidayat Desa Tulung Indah Kecamatan Sukamaju, berdasarkan hasil observasi dan informasi langsung yang didapatkan peneliti baik dari orangtua maupun pada guru anak dinyatakan bahwa bahasa Indonesia sangat memperihatinkan karena anak kurang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia karena mereka berdomisili pada umumnya masyarakat Jawa khususnya Desa tulung Indah Kecamatan Sukamaju. Selain itu, berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu guru TK Nurhidayat, mengatakan bahwa guru yang mengajar di TK Nur Hidayat umunya merupakan putri daerah setempat. Jangankan saja anak, guru saja dalam berkomunikasi selalu menggunakan bahasa daerah Jawa, dengan kata lain bahwa bahasa utama yang digunakan dalam pergaulan adalah bahasa daerah. Bahasa daerah mudah digunakan, dilafalkan, dan dimengerti baik kalangan, anak-anak, remaja, dan orangtua.

Bahasa daerah Jawa sudah menjadi bahasa utama dalam berkomunikasi baik saat berada di lingkungan masyarakat, di rumah, maupun pada saaat di lingkungan sekolah. Banyak guru yang kurang memahami aturan penggunaan bahasa di waktu kegiatan pembelajaran di sekolah. Padahal secara umum mengajar mata pelajaran apa saja sebaiknya menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemandu saat berlangsungnya pembelajaran di lingkungan sekolah. Hal seperti penjelasan di atas, sudah menjadi kebiasaan pada masyarakat khsususnya masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Tulung Indah Kecamatan Sukamaju, karena dengan bahasa daerah Jawa yang digunakan merasa nyaman dalam berkomunikasi. Namun hal tersebut tidak bisa dibiarkan saja, perlu ada tindakan dari pemerhati bahasa atau guru agar kiranya menghilangkan kebiasaan menggunakan bahasa daerah Jawa khususnya apabila berada di lingkungan sekolah, terlebih lagi saat proses belajar mengajar.

Beberapa lirik lagu telah diuji coba pada penelitian ini, antara lain: lagu Topi Saya Bundar, lagu Balonku Ada Lima, lagu Cicak-cicak di dinding, dan lagu Dua Mata Saya. Dari beberapa lagu yang telah diberikan, setiap lagu memiliki ciri dan kesulitan tersendiri. hal tersebut untuk mengetahui tingkat perkembangan pemerolehan bahasa anak melalui lirik-lirik lagu yang didengarkan. Pada bagian pembelajaran bernyanyi menerapakan ddua bagian, seperti kegiatan menyanyi

(5)

18

secara keseluruhan dan kegiatan menyanyi per orangan. Pada teks, ada beberapa lirik atau syair yang ditampilkan, di antaranya lirik nyanyian anak-anak, yaitu :

Cicak-Cicak di Dinding Cicak-cicak di dinding Diam-diam merayap Datang seekor nyamuk Hap, lalu ditangkap

Syair lagu anak CCicak-cicak di Dindingg adalah bagian salah satu lirik lagu paling papolar dan semua anak TK Nur Hidayah Desa Tulung Indah Kecamatan Sukamaju. Pada kegiatan ini, diawali dengan kegiatan bernyanyi bersama dengan melibatkan guru sebagai pendamping yang paling dominan.

Menyanyikan lagu dengan nada dan suara lantang disertai dengan penyebutan lafal atau artikulasi yang jelas, sehingga penekanan pada suku-suku kata akhir terdengar jelas. Selain itu, dibutuhkan ekspresi dan gesture yang baik untuk mendukung penampilan siswa. Guru pendamping juga diharapkan berperan dalam kegiatan siswa dengan cara memberikan panduan gerakan tambahan yang sesuai dengan kata di dalam lagu tersebut, serta memperhatikan gerakan tambahan lainnya.

Lagu yang diulang beberapa kali, selanjutnya akan dikurangi volume suaranya begitu pula dengan kata-katanya, di sinilah peran guru untuk tetap focus mendampingi dan mengarahkan siswa. Di lagu tersebut ucapan awal ada terdengar dari mulut siswa (sebagian) adalah “hap”. Manakala seorang guru pemdamping mengucapkan “datang seekor nyamuk…hap…lalu ditangkap”.

Beberapa di antara siswa tersebut mengucapkan “hap” Setelah beberapa kali (minggu) lagu tersebut dinyanyikan mereka mulai mengikuti lirik tetapi baru sebatas suku akhir dari lagu tersebut. Misalnya “ding” setelah “Cicak-cicak di din… (ding)”. “Yap” setelah “Diam-diam mera … (yap,)”. “Muk, hap” setelah

“Datang seekor Nya…(Muk, hap). “Kap” sesudah “lalu ditang … (kap)”. Langkah berikutnya ialah para siswa mulai ikuti bentuk suku kata di akhir dari setiap kata yang ada dalam lirik lagu tersebut.

Ci cak-ci cak di din ding Di yam-di yam mera yap Da tang see kor nya muk Hap, la lu ditang kap

(((kosakat di atas yang tercetak tebal serta miring merupakan bentuk beberapa kata yang disebutkan semua siswa)……..

Data hasil perkembangan pemerolehan bahasa siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah :

Tabel 5. Hasil perkembangan kosakata anak

No Nama Responden Kata Benda Kata Kerja Kata Sifat 1 Andi Pratama Klambi (baju) Mangan (makan) Loro

(sakit) 2 Wahyu. S Sual (celana) Nules (menulis) Gede’

(6)

19

(besar) 3

4

Aprilia Didi Wahyudi

Petelot (pensil) Geni (api)

Ngambar (menggambar)

Cilik (kecil) 5 Hanum Animdita Radio (radio)

Mejo(meja)

Bandolan (ayunanan)

Meto (keluar) Nesu (marah)

6 Cika Arsita Watu (batu) Adus (mandi) Seneng

(senang)

7 Priadi Omah (rumah) Ngombe (minum)

8 Muh. Geis Uwet (pohon) Melebu (masuk)

9 Dwi Ardika Rambot (rambut) Nanges (menangis) 10 Asmi Nur Sari Capel (topi) Digepok

(dipukul) 11 Leni alisia Papan tules (papan

tulis)

Mbelayu (lari) 12 Fika Mutia Prosotan (seluncuran) Bares (baris) Sumber: Tk Nur Hidayah Desa Tulung Indah Kecamatan Sukamaju

2. Hasil yang diperoleh

Perkembangan bahasa yang cukup pesat terjadi pada anak usia 4-6 tahun (masa usia TK). Di usia seperti ini, siswa mempunyai banyak kelebihan yang baik dalam hal kemampuan interpretasi dan memahami cara berkomunikasi lisan dan tertulis. Pada usia tersebut, dapat pula dilihat beragam perkembangan bahasa dan perubahan penguasaan diksi dalam jumlah yang lebih banyak (Izzati, 2008) dalam (An-nuur et al., 2022). Anak di usia 4 sampai 6 tahun ini, bukan hanya belajar dalam pemakaian kata-kata, tetapi juga mampu memilih kata yang sesuai dengan penggunaannya. Siswa pada usia ini akan mulai sadar tentang cara berkomunikasi yang bermakna dan pencapaiannya tidak akan dipahami ketika anak tersebut tidak mengerti apa yang disampaikan oleh orang dewasa. Bentuk bahasa seperti ini dapat dikatakan sebagai bentuk bahasa kedua dan dalam penerapan atau pembelajarannya seorang anak akan melakukan adaptasi dan interaksi sosial yang disebut dengan persiapan psikolinguistik.

Faktor yang menyebabkan siswa sangat kurang dalam menggunakan bahasa Indonesia, khususnya di lingkungan keluarga atau masyarakat, karena mereka tinggal di lingkungan masyarakat Jawa dan bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa daerah Jawa. Anak hanya menggunakan bahasa Indonesia pada saat berkomunikasi dengan guru dalam proses belajar, saat berkomunikasi pada umumnya bahasa yang digunakan anak terjadi campur kode dan alih kode, dalam artian bahasa yang digunakan dalam bertutur adalah percampuran antara bahasa Indonesia dan bahasa daerah Jawa dalam penggunaan kalimat.

(7)

20 SIMPULAN

Dengan mengacu pada hasil penelitian dan pembahasaan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa anak usia 4-6 tahun TK Nur Hidayat DesaTulung Indah Kecamatan Sukamaju sangat kurang menggunakan bahasa Indonesia baik berada di lingkungan sekolah, lebih lagi saat di lingkungan keluarga dan masyarakat. Anak lebih terbiasa menggunakan bahasa daerah Jawa dari pada bahasa Indonesia saat berdiskusi dan berkomunikasi dengan siswa lain. Anak usia 4-6 tahun TK Nur Hidayat Desa tulung Indah Kecamatan Sukamaju dalam lingkungan keluarga, masyarakat, pergaulan dan lingkungan sekolah siswa hanya menggunakan bahasa Indonesia seadanya saja, seperlunya dan saat-saat tertentu saja. Perkembangan pemerolehan bahasa Indonesia anak usia 4-6 tahun TK Nur Hidayat Desa tulung Indah Kecamatan Sukamaju, berdasarkan hasil observasi dan informasi langsung yang didapatkan peneliti baik dari orangtua maupun pada guru anak dinyatakan bahwa bahasa Indonesia sangat memperihatinkan karena anak kurang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia karena mereka berdomisili pada umumnya masyarakat Jawa khususnya Desa tulung Indah Kecamatan Sukamaju. Selain itu hasil data penelitian diperoleh dari kegiatan pembelajaran bernyanyi siswa di kelas.

SARAN

Sebagai tindak lanjut dari hasil pengamatan ini, maka saran sebagai implikasi penelitian :

1. Kepada pihak Depdiknas diharapkan ikut membantu upaya guru disekolah dalam peningkatan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pemahaman pengajaran bahasa Indonesia.

2. Kepada pihak sekolah diharapkan untuk lebih banyak memberikan pengalaman dan pendalaman materi pengajaran bahasa Indonesia.

.

DAFTAR PUSTAKA

An-nuur, P. Y., Izzati, H., Irawan, S., Galupamudia, N., & Darwin, W. A. (2022).

Konsultasi Desain Rencana Pengembangan MDTA An-Nuur. 02(4).

Demografi, P., Profil, D. A. N., & Terhadap, P. (2016). PEMerolehan Afiks Bahasa Indonesia Anak:Studi Kasus Anak Usia 4-5 Tahun.

Dewi, Y. A. S. (2015). Pola Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini dalam Perspektif Pendidikan Islam. SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 1, 181–

191. http://jurnal.stitnualhikmah.ac.id/index.php/seling/article/view/248 MEILAN ARSANTI. (2014). Pemerolehan Bahasa pada Anak (Kajian

Psikolinguistik). 3(2), 24–47.

Mulyaningsih, I. (n.d.). Pemerolehan Bahasa Anak Pada Usia 4 Tahun Dengan Whole Language. 1–13.

Sebayang, S. K. H. (2018). Analisis Pemerolehan Bahasa Pertama (Bahasa Melayu) pada Anak Usia 3 Tahun. Jurnal Pena Indonesia, 4(1), 105–114.

(8)

21

Zubaidah, E. (2003). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Yogyyakarta, 1–

142.

Referensi

Dokumen terkait

Indikator hasilnya adalah berupa hasil belajar matematika siswa kelas 5 SDN Karangaren pada penelitian penelitian tindakan kelas dianggap berhasil jika siswa dapat

HP tidak akan menggunakan informasi tersebut dengan cara apa pun yang dapat digunakan untuk mengenali Anda kecuali sepanjang untuk menyempurnakan Penggunaan oleh Anda atau

Hasilnya adalah pada menit ke–0 kedua kelompok menunjukkan derajat nyeri skala berat, menit ke-30 sampai menit ke-240 kelompok perlakuan menunjukkan derajat

Analisisi data yang digunakan adalah hasil wawancara dengan enam narasumber yang bearasal dari tiga lembaga yang berbeda, yaitu sebagai berikut: 1 Ulama Majelis Ulama Indonesia

Menurut Nursing Interventions Classification intervensi yang diberikan pada klien masalah keperawatan bersihan jalan tidak efektif yaitu: peningkatan manajemen batuk yaitu:

Untuk membantu menganalisis permasalahan yang terjadi maka dilakukan pendekatan six big losses dan analisis menggunakan metode seven tools yaitu histogram untuk mencari

Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola komponen budi daya secara selektif, di antaranya pemilihan varietas tahan, penggunaan benih sehat, pengolahan tanah sempurna, penggunaan

Sumber: Diolah dari data hasil penelitian Berdasarkan tabel 1 tersebut di atas, tampak bahwa persepsi pegawai mengenai pemberian tunjangan kinerja ditinjau dari dasar yang