• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Pemilik Tanah dalam Perjanjian Kerjasama dan Bagi Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perlindungan Hukum Pemilik Tanah dalam Perjanjian Kerjasama dan Bagi Hasil"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Perjanjian Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil. Skripsi.

Ariska Dewi Wulandari 1, Dr. Afif Khalid, SHI.,SH.,MH 2, Nahdhah, SHI.,MH 3

Fakultas Hukum UNISKA Muhammad Arsyad Al – Banjari Banjarmasin Email: [email protected]

Abstrak

Berbagai sengketa yang dilakukan sering antara individu ataupun kelompok imasyarakat

idengan iperusahaan. iApabila isengketa itersebut itidak idapat idiselesaikan isecara idamai, iapabila isatu

ipihak iyang imerasa ihaknya idiganggu imaka iterpaksa imembawa iperkara iatau imengajukan ituntutan

ihaknya ike iPengadilan iuntuk i ipenyelesaian isengketa isecara ihukum iyang idiputus ioleh ihakim iyang

iberwenang iberdasarkan ipertimbangan-pertimbangan ihukumnya, idengan iUndang-undang iatau

ihukum iyang iberlaku. iPengadaan itanah iialah ilembaga iyang idigunakan iuntuk imemperoleh itanah

ibagi ipelaksanaan ipembangunan iuntuk ikepentingan iumum iseperti iperumahan. iPerolehan itanah

idilakukan idengan icara ipelepasan iatau ipenyerahan ihak iatas itanah idari ipemegang ihak iatas itanah

ikepada iinstansi ikontraktor iyang imemerlukan itanah. iSebagai iwujud ipenghormatan ihak-hak ibagi

ipemegang ihak iatas itanah, ipihak iyang imemerlukan itanah idalam ihal iini iinstansi ikontraktor imemberikan iganti irugi iyang ilayak iatas idasar ikesepakatan ikedua ibelah ipihak imelalui iperjanjian

imembangun iperumahan. iBentuk iperlindungan ihukum iyang idiberikan ibagi ipemegang ihak iatas

itanah iyaitu ipenetapan iganti irugi ididasarkan iatas iperjanjian, iganti irugi iyang ilayak iyang idapat

imemberikan ikelangsungan ihidup iyang ilebih ibaik idari itingkat ikehidupan isosial iekonomi isebelum

iterkena ipengadaaan itanah, iserta ipengajuan ikeberatan iterhadap ibesarnya iganti irugi. iGanti irugi

iatas itidak ibisa idijadikan idasar iuntuk imengambil itanah ipemegang ihak iatas itanah ioleh iinstasi ikontraktor iyang imemerlukan itanah. iDikenakan iPasal i1338 iayat i(1) iKitab iundang-undang iHukum

iPerdata iyang imenyatakan ibahwa, iSemua iperjanjian iyang idibuat isecara isah iberlaku isebagai

iUndang-undang ibagi iyang imembuatnya. iArtinya ipara ipihak idiberikan ikebebasan iuntuk

imengadakan idan imenentukan iperjanjian idengan imengacu iPasal i1338 ijo iPasal i1320 Kitab

Undang-undang Hukum Perdata. Apabila telah terbangun sepenuhnya maka kedua belah pihak berhak memisahkan diri. Menunjukan bahwa pemilik tanah juga mendapatkan perlindungan dari peraturan perundang-undangan di Indonesia. Perlindungan itu merupakan hukum dasar negara dan Undang Undang, yang digunakan pemerintah pusat, menteri, dan pemerintahan daerah.

Kata kunci : perlindungan hukum, hak atas tanah, perjamjian

.

ABSTRACT

Various disputes are carried out often between individuals or community groups and companies. If the dispute cannot be resolved amicably, if one party feels that their rights are being compromised, they are forced to bring a case or submit a claim for their rights to the Court for legal dispute resolution which is decided by the competent judge based on their legal considerations, by

(2)

law or law applies. Land acquisition is an institution used to acquire land for the implementation of development for public purposes such as housing. Acquisition of land is carried out by releasing or transferring land rights from the holder of land rights to the contracting agency requiring the land.

As a form of respect for the rights of holders of land rights, parties who need land, in this case the contracting agency, provide appropriate compensation based on an agreement between the two parties through an agreement to build housing. iThe iform iof ilegal iprotection iprovided ito iholders iof

iland irights, inamely ithe idetermination iof icompensation ibased ion ian iagreement, iappropriate

icompensation ithat ican iprovide ia ibetter isurvival ithan ithe ilevel iof isocio-economic ilife ibefore ibeing

iexposed ito iland iacquisition, ias iwell ias ifiling ian iobjection ito ithe iamount iof icompensation.

iCompensation ifor ithis icannot ibe iused ias ia ibasis ifor itaking ithe iland iof ithe iland ititle iholder iby ithe icontractor iinstasi irequiring ithe iland. iArticle i1338 iparagraph i(1) iof ithe iCivil iCode iis iimposed iwhich

istates ithat, iAll iagreements imade ilegally iare ivalid ias ilaws ifor ithose iwho imake ithem. This means that

the parties are given the freedom to enter into and determine agreements with reference to Article 1338 in conjunction with Article 1320 of the Civil Code. When fully awakened, both parties have the right to separate. Show that land owners also get protection from the laws and regulations in Indonesia. This protection is the basic law of the state and laws, which are used by the central government, ministers and local governments.

Keywords: legal protection, land rights, legal protection agreements, land rights, agreements.

(3)

PENDAHULUAN

Perjanjian adalah isalah isatu ibentuk ihubungan ihukum iyang imempunyai

ikekuatan ihukum iyang imengikat ibagi ipara ipihak iyang imengadakan isuatu ihubungan

ihukum. iDan iketentuan-ketentuan iyang iwajib idipenuhi ioleh ikarena iwanprestasi,

iyaitu ikemungkinan ipemutusan iperjanjian, ipenggantian ikerugian iatau ipemenuhan.

Pengguna ijasa ipasti imenghendaki ikontraktor iyang ipelaksana ibertanggung

ijawab iatas ikewajibannya isesuai idengan iapa iyang idimuat idalam ikontrak. iAkan

itetapi, idalam ikenyataannya imasih iterdapat ipara ipelaksana ijasa ikonstruksi iyang

itidak imelaksanakan iprestasinya isebagaimana iyang itelah iditentukan. iDemikian

idalam ihal ipembangunan yaitu pemilik melakukan kerjasama dengan kontraktor dengan sistem bagi hasil. Akan tetapi, semua pihak atas kontrak kurang memperhatikan resiko akan terjadi dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, akibatnya menimbulkan kelalaian sehingga mengakibatkan wanprestasi didalam melaksanakan kontrak pembangunan tersebut. Dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna memenuhi tugas akhir yaitu skripsi dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Perjanjian Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil.

METODE

Metode yang digunakan ada dua yaitu :

Penelitian ini yaitu untuk menemukan menemukan, mengembangkan suatu pengetahuan. Sehingga kebenaran akan dilakukan seandainya apa yang sudah ada masih menjadi diragukan kebenarannya. Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif analitis. Secara deskriptif penelitian ini menggambarkan secara

(4)

sistematik mengenai aiPerlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil. Analitis artinya penelitian ini menganalisa unsur-unsur yang terkait dengan sanksi hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil.

Peneliti Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, yaitu:

a. Bahan hukum primer yang dipergunakan dalam penelitian hukum ini sebagai berikut:

1) Undang-Undang iNegara iRepublik iIndonesia iTahun i1945.

2) Kitab iUndang-Undang iHukum iAcara iPerdata.

3) Undang-Undang iNomor i5 iTahun i1960 itentang iPeraturan iDasar

iPokok- ipokok iAgraria, iyang idimuat idalam iStaatsblaad inomor i104

itahun i1960. i

4) Peraturan iPemerintah iNomor i10 iTahun i1961 itentang iPendaftaran

iTanah. i

5) Peraturan iPemerintah iNomor i40 iTahun i1996 itentang iHak iGuna

iUsaha, iHak iGuna iBangunan idan iHak iPakai iAtas iTanah, iyang idimuat

idalam iStaatsblaad inomor i58 itahun i1996.

b. Bahan hukum sekunder terdiri atas buku, karya tulis ilmiah yang membahas persoalan yang berkenaan dengan tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil

(5)

c. Bahan hukum tersier, berupa kamus hukum yang memuat istilah-istilah hukum, Ensiklopedia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Wanprestasi iberasal idari iBahasa iBelanda, iyang iartinya iprestasi iburuk.

iAdapun iyang idimaksud idengan iwanprestasi iadalah isuatu ikeadaan iyang idikarenakan

ikelalaian iatau ikesalahannya, idebitur itidak idapat imemenuhi iprestasi iyang itelah

iditentukan idi idalam iperjanjian idan ibukan idalam ikeadaan iyang imemaksa.

Namun pelaksanaannya atas terjadinya wanprestasi apabila salah satu pihak melakukan kerugian bagi pihak lain yaitu pemilik tanah dengan melanggar perjanjian yang sudah ditetap kan kedua belah pihak, contohnya menjual rumah tanpa sepengatahuan pemilik tanah dan pembangunan tidak sesuai dengan pejanjian sehingga merugikan pemilik tanah. Perlindungan kepada pemilik tanah yaitu : 1. Membayar kerugian yang di derita oleh kreditur, yang sering diperinci menjadi

tiga unsur sebagai berikut;

a. Membayar Uang adalah atas pengeluaran atau perongkosan yang dikeluarkan oleh salah satu pihak;

b. Rugi adalah penggantian kerugian atas kerusakan barang yang dimiliki oleh kreditur yang disebabkan oleh kelalaian debitur, pembatasan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan Pasal 1248 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

c. Bunga adalah pembayaran atas kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh salah satu pihak,

(6)

atau dengan kata lain yaitu keuntungan yang seharusnya diperoleh kreditur apabila debitur tidak lalai.

2. Pembatalan perjanjian

Pembatalan iperjanjian iatau ipemecahan iperjanjian ibertujuan imembawa

ikedua ibelah ipihak idalam iperjanjian ikembali ipada ikeadaan isebelum iperjanjian

idiadakan;

3. Peralihan risiko

Peralihan irisiko iadalah ikewajiban iuntuk imemikul ikerugian ijika iterjadi isuatu

iperistiwa idi iluar ikesalahan isalah isatu ipihak iterhadap ibarang iyang imenjadi iobyek

iperjanjian isesuai idengan iPasal i1237 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata.

Dari iketentuan ipasal i1238 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata idapat

idikatakan ibahwa ikontraktor idinyatakan iwanprestasi iapabila isudah iada isomasi i( iin

igrebeke istelling i). iSomasi iitu ibermacam ibentuk, iseperti imenurut ipasal i1238 iKitab

iUndang-undang iHukum iPerdata iadalah:

a. Surat iperintah itersebut iberasal idari ihakim iyang ibiasanya iberbentuk

ipenetapan. iDengan isurat ipenetpan iini ijuru isita imemberitahukan isecara ilisan

ikepada idebitur ikapan iselambat-lambatnya idia iharus iberprestasi.

b. Akta isejenis, iakta iini idapat iberupa iakta idibawah itangan imaupun iakta inotaris.

c. Tersimpul idalam iperikatan iitu isendiri iMaksudnya isejak ipembuatan

iperjanjian, ikreditur isudah imenentukan isaat iadanya iwanprestasi.

iAda ikemungkinan ibahwa iingkar ijanji i(wanprestasi) iitu iterjadi ibukan ihanya

ikarena ikesalahan idebitur i(lalai iatau ikesengajaan), itetapi ijuga iterjadi ikarena ikeadaan

imemaksa. iKesengajaan iadalah iperbuatan iyang idiketahui idan idikehendaki.

(7)

iKelalaian iadalah iperbuatan iyang imana isi ipembuatnya imengetahui iakan

ikemungkinan iterjadinya iakibat iyang imerugikan iorang ilain. Kemudian bisa dianggap sebagai penipuan dan penggelapan karena sudah melakukan penjualan tanpa seizin pemilik tanah. iDalam ipenipuan, idimilikinya isuatu ibenda ioleh iseseorang

idilakukan idengan icara imelawan ihukum, iyaitu idengan iperbuatan iyang itidak isah:

imemakai inama ipalsu, itipu imuslihat, iatau irangkaian ikebohongan. iSeorang iyang

imelakukan ipenipun, idengan ikata-kata ibohongnya iitu, imenyebabkan iorang ilain

imenyerahkan isuatu ibenda ikepadanya. iTanpa iadanya ikebohongan itersebut, ibelum

itentu iorang iyang ibersangkutan iakan imenyerahkan ibenda iitu isecara isukarela.

Penggelapan diatur dalam pasal 372 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Sedangkan penipuan diatur dalam pasal 378Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Dasarnya terjadinya perjanjian bangun kurang lebih latar belakang yang sama dengan perjanjian bagi hasil dalam hukum adat, adapun perjanjian bangun bagi yang saat ini merupakan bentuk perjanjian bisnis biasa. Adapun\karena pemilik tanah tidak efektif dalam mengelola tanah, tidak ada waktu, tidak ada biaya untuk pengurusan dan pembangunan, serta tidak adanya pembeli atas tanah yang harganya relatif tinggi apabila dibeli oleh perseorangan. Sedangkan disisi lain pihak pengembang yang selanjutnya disebut sebagai ideveloper imembutuhkan itanah

ikosong iuntuk imendirikan ibangunan iyang ihendak idibisniskannya. iPerjanjian

ibangun ibagi idapat iterjadi iapabila ipemilik itanah idan ipihak ideveloper isepakat iuntuk

imelakukan isuatu iperjanjian, iadapun iperjanjian itersebut iberisi ibahwa ipemilik itanah

imemberikan iijin ikepada ipihak ideveloper iuntuk imengelola itanahnya, idengan icara

(8)

membangun beberapa unit bangunan sebagai objek perjanjian yang mana hasilnya akan dibagi oleh para pihak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.

Di dalam Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata mengatur tentang perikatan, untuk sahnya perjanjian dalam pembangunan rumah harus mengikuti syarat-syarat sahnya perjanjian menurut ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang- undang Hukum Perdata. Syarat sah perjanjian dalam pasal 1320 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata :

a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri b. Cakap untuk membuat suatuperjanjian c. Mengenai suatu hal tertentu;

d. Suatu sebab yang halal.

Menurut Undang-Undang Pokok Agragria Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria, Pasal 2, Pasal 19, Dan Pasal 20 dalam undang agrarian ini cuman mengatur tentang tanah tidak ada perlindungan hukumnya .

Kemudian perlindungan hukum pemilik tanah atas kontraktor idalam

iUndang-Undang iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, idari iPasal

i19 iPasal i28, iPasal i19 iayat i(1) iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen,

idapat idiketahui ibahwa itanggung ijawab ipelaku iusaha imeliputi i: a. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ikerusakan,

b. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ipencemaran, c. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ikerugian ikonsumen

Bisa juga masuk dalam kasus penipuan karena Develover tidak sesuai dengan perjanjian yang telak disepaki antara kedua belak pihak. Apabila kemudian

(9)

konsumen dirugikan karna pembangunannya tidak sesuai dengan perjanjian dan lebih lama dari perjanjian maka Perlindungan didalam iPasal i1 iangka i4 iUndang- Undang inomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, ipasal i25 iUndang- Undang iNomor i8 iTahun i1999 imenyatakan ijasa ikonstruksi ibertanggung ijawab iatas

ikegagalan ibangunan, ipaling ilama i10 itahun isejak ipenyerahan iakhir ipekerjaan

ikonstruksi. iKegagalan iini iharus idinilai ioleh ipihak iketiga iselaku ipihak iahli. iDalam

iPasal i38 iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen

imemberikan ihak ibagi imasyarakat iyang idirugikan iuntuk imengajukan igugatan.

Dalam ipasal i47 iUndang- iUndang inomor i28 iTahun i2002 idiatur ibahwa iorang

iatau ibadan iyang ikarena ikelalaiannya imelanggar iketentuan idalam iundang-undang

iini isehingga imengakibatkan ibangunan itidak ilayak ifungsi idapat idipidana ikurungan

idan/atau idenda. iSelain iketentuan idi iatas ijuga ibisa imenggunakan iketentuan idalam

iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen. iMenurut

ipasal i4 ihuruf ib iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999, ikonsumen i(dalam ihal iini

ipengguna ijasa ikontraktor) iberhak imendapatkan ibarang idan iatau ijasa itersebut isesuai

idengan inilai itukar idan ikondisi iserta ijaminan iyang idijanjikan. iPasal i4 ihuruf ig

iUndang-Undang inomor i8 itahun i1999 ijuga imengatur ibahwa ikonsumen iberhak

imendapatkan ikompensasi, iganti irugi iatau ipenggantian, iapabila ibarang iatau ijasa

iyang iditerima itidak isesuai idengan iperjanjian iatau itidak isebagaimana imestinya.

Apabila memenuhi wanprestasi kontraktor akan dikenakan pasal 378 tentang penipuan, Sedangkan dalam pasal 372 tentang tindak pidana penggelapan, Pelaku tindak pidana penggelapan diancam penjara maksimal 4 tahun.

(10)

PENUTUP

Berdasarkan Apabila kontraktor melakukan wanprestasi terjadi kerugian pemilik tanah yang dilakukan kontraktor seperti tidak memenuhi perjanjiaan atau melakukan penjualan tidak atas izin pemilik tanah, dan apabila itu terjadi maka perlindungan hukum atas kontaktor yaitu Membayar kerugian yang di derita oleh kreditur, yang sering diperinci menjadi tiga unsur sebagai berikut; Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak; Rugi adalah penggantian kerugian atas kerusakan barang yang dimiliki oleh kreditur yang disebabkan oleh kelalaian debitur, pembatasan ganti rugi itelah idiatur idalam iPasal i1247 idan iPasal i1248 iKitab iUndang-undang iHukum

iPerdata. iPeralihan irisiko iadalah ikewajiban iuntuk imemikul ikerugian ijika iterjadi

isuatu iperistiwa idi iluar ikesalahan isalah isatu ipihak iterhadap ibarang iyang imenjadi

iobyek iperjanjian isesuai idengan iPasal i1237 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata. i

Kemudian iTanggung ijawab ipelaku iusaha iatas ikerugian ipemilik itanah idalam

iUndang-Undang iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, idiatur

ikhusus idalam iBAB iVI, imulai idari iPasal i19 isampai idengan iPasal i28, iMemperhatikan

isubstansi iPasal i19 iayat i(1) iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen,

iketentuan ipasal i1238 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata idapat ididuga iatau

isepatutnya ididuga ipada isaat iwaktu iperikatan idibuat. Apabila memenuhi wanprestasi kontraktor akan pasal 378 tentang penipuan Sedangkan dalam pasal 372 itentang itindak ipidana ipenggelapan, idilihat idari imotifnya ibertujuan iuntuk

imemiliki ibarang iatau iuang iyang iketika iitu iada idalam ipenguasannya iyang imana

(11)

ibarang/uang itersebut isebenarnya iadlaah ikepunyaan iorang ilain. iPelaku itindak ipidana

ipenggelapan idiancam ipenjara imaksimal i4 itahun.

Pemerintah disarankan agar memberikan pertanggung jawaban yang lebih berat kapada pelaku atas terjadinya wanprestasi, terlebih diadakan sanksi pidana dan anti rugi secara sekaligus, agar menjadi efek jera terhadap kontraktor yang melakukan wanprestasi, dan apabila terjadi penggelapan seperti menjual rumah tanpa seizin pemilik tanah maka pemerintah harus mempertinggi hukuman kurungan beserta denda ganti rugi.

Oleh karenanya perlu dibuatkan aturan atau payung hukum yang khusus mengatur tentang perjanjian pemilik tanah dengan kontraktor agar menjamin perlindungan hukum kepada pemilik tanah, sehingga pemilik tanah merasa aman dan tidak khawatir. Belum adanya aturan yang mengatur perjanjian kerja sama dalam undang-undang pokok agragria mengakibatkan terjadi kekaburan hukum, perlindungan perjanjian hanya diambil dari buku III kitab undang-undang perdata dan apabila melakukan wanprestasi akan dikenakan pasal 378 dan 372. Jadi Pemerintah diharapkan membuat undang-undang baru yang mengatur lebih khusus, sehingga jika seandainya ada masalah tentang perjanjian tanah, maka akan hanya berfokus pada undang-undang itu saja.

REFERENSI Buku 1 Penulis

Lexy, J. Moleong. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarja.

Buku 2 Penulis

Barda, Nawawi. Arief. (2018). Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Buku 3 Penulis

R.Subekti, (2008), Hukum Perjanjian Jakarta: Intermasa

(12)

Buku 4 Penulis

Ronny Hanitjo, Soemitro, (1990) Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Jurnal

Daryono, (2010), Transformation of Land Rights in Indonesia: A Mixed Private And Public Law Model, Pacific Rim Law & Policy Journal.

http://www.google.com/url?.uinsu.ac.id%2Findex.php%2Fiblr%2Farticle

%2Fview%2F1366&usg=AOvVaw0Vhvku5DRF2GaEZqpAqF1U 1 juni 2020, Pukul 20.00 Wita.

Edy Suparyono, (2008), Kutipan Buku Letter C Sebagai Alat Bukti Untuk Memperoleh Hak Atas Tanah Di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, TesisHukum,FHUNDIPhttps://jurnal.undip.ac.id/repertorium/article/downl oad/27794/1915 1 july 2020 Pukul 20.05 Wita.

Lalu Buhari Hamni, (2012), Perlindungan Hukum Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah, Jurnal Hukum Universitas Mataram, hal. 13-14.

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-gunakan-letter-of-credit-untuk-

transaksi-perdagangan-internasional-bisnis-anda/ 1 July 2020 Pukul 20.20 Wita

Rahmad Hendra, (2011) Kepastian Hukum Sertifikat Hak Milik Tanah Dalam Kaitan Dengan Pembatalan Sertifikat OlehPengadilan, Jakarta: Jurnal Ilmu Hukum, Vol 2 No. 1 Februari 2011 Jurnal. Hal.249 https://media.neliti.com/media/publications/9132-ID-status-kepemilikan- tanah-hasil-konversi-hak-barat-berdasarkan-uu-no-5-tahun-1960.pdf 2 july 2020, Pukul 20.20 W

(13)
(14)

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan bank untuk menjaga agar tidak dirugikan oleh debitur, apabila terjadi wanprestasi dengan cara meminimalkan /mitigasi risiko sebelum

Rukun dalam akad muzāra’ah dan mukhābarah yang pertama terdiri dari pemilik lahan (mālik) dan penggarap (‘āmil). Untuk orang yang melakukan akad disyaratkan bahwa keduanya

Dalam perjanjian kredit yang dijamin dengan jaminan fidusia, penerima fidusia apabila terjadi debitor wanprestasi, maka ada beberapa hal yang diatur dalam UUF untuk

Kerugian-kerugian yang diderita oleh pemilik tanah dalam perjanjian bangun bagi hasil adalah tidak terdapatnya keseimbangan dalam sistem bagi hasil pembangunan ruko antara

Apabila tanah Hak Milik atau Hak Guna Bangunan perorangan atau tanah yang dikuasai pemerintah, pemegang haknya tidak memiliki kemampuan secara ekonomi dan/atau Instansi Pemerintah

Pihak yang tidak sengaja, wanprestasi ini dapat terjadi karena memang tidak mampu untuk memenuhi prestasi tersebut atau juga terpaksa untuk tidak melakukan prestasi tersebut.36 Dalam

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dalam hal terdapat sisa dari bidang tanah tertentu yang terkena pengadaan tanah bagi pembangunan demi kepentingan umum yang tidak lagi

Dan tidak hanya seorang tergugat yang dapat melakukan perbuatan wanprestasi, tetapi tergugat juga bisa dikatakan melakukan perbuatan wanprestasi apabila terbukti dalam persidangan.5