Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Perjanjian Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil. Skripsi.
Ariska Dewi Wulandari 1, Dr. Afif Khalid, SHI.,SH.,MH 2, Nahdhah, SHI.,MH 3
Fakultas Hukum UNISKA Muhammad Arsyad Al – Banjari Banjarmasin Email: [email protected]
Abstrak
Berbagai sengketa yang dilakukan sering antara individu ataupun kelompok imasyarakat
idengan iperusahaan. iApabila isengketa itersebut itidak idapat idiselesaikan isecara idamai, iapabila isatu
ipihak iyang imerasa ihaknya idiganggu imaka iterpaksa imembawa iperkara iatau imengajukan ituntutan
ihaknya ike iPengadilan iuntuk i ipenyelesaian isengketa isecara ihukum iyang idiputus ioleh ihakim iyang
iberwenang iberdasarkan ipertimbangan-pertimbangan ihukumnya, idengan iUndang-undang iatau
ihukum iyang iberlaku. iPengadaan itanah iialah ilembaga iyang idigunakan iuntuk imemperoleh itanah
ibagi ipelaksanaan ipembangunan iuntuk ikepentingan iumum iseperti iperumahan. iPerolehan itanah
idilakukan idengan icara ipelepasan iatau ipenyerahan ihak iatas itanah idari ipemegang ihak iatas itanah
ikepada iinstansi ikontraktor iyang imemerlukan itanah. iSebagai iwujud ipenghormatan ihak-hak ibagi
ipemegang ihak iatas itanah, ipihak iyang imemerlukan itanah idalam ihal iini iinstansi ikontraktor imemberikan iganti irugi iyang ilayak iatas idasar ikesepakatan ikedua ibelah ipihak imelalui iperjanjian
imembangun iperumahan. iBentuk iperlindungan ihukum iyang idiberikan ibagi ipemegang ihak iatas
itanah iyaitu ipenetapan iganti irugi ididasarkan iatas iperjanjian, iganti irugi iyang ilayak iyang idapat
imemberikan ikelangsungan ihidup iyang ilebih ibaik idari itingkat ikehidupan isosial iekonomi isebelum
iterkena ipengadaaan itanah, iserta ipengajuan ikeberatan iterhadap ibesarnya iganti irugi. iGanti irugi
iatas itidak ibisa idijadikan idasar iuntuk imengambil itanah ipemegang ihak iatas itanah ioleh iinstasi ikontraktor iyang imemerlukan itanah. iDikenakan iPasal i1338 iayat i(1) iKitab iundang-undang iHukum
iPerdata iyang imenyatakan ibahwa, iSemua iperjanjian iyang idibuat isecara isah iberlaku isebagai
iUndang-undang ibagi iyang imembuatnya. iArtinya ipara ipihak idiberikan ikebebasan iuntuk
imengadakan idan imenentukan iperjanjian idengan imengacu iPasal i1338 ijo iPasal i1320 Kitab
Undang-undang Hukum Perdata. Apabila telah terbangun sepenuhnya maka kedua belah pihak berhak memisahkan diri. Menunjukan bahwa pemilik tanah juga mendapatkan perlindungan dari peraturan perundang-undangan di Indonesia. Perlindungan itu merupakan hukum dasar negara dan Undang Undang, yang digunakan pemerintah pusat, menteri, dan pemerintahan daerah.
Kata kunci : perlindungan hukum, hak atas tanah, perjamjian
.
ABSTRACT
Various disputes are carried out often between individuals or community groups and companies. If the dispute cannot be resolved amicably, if one party feels that their rights are being compromised, they are forced to bring a case or submit a claim for their rights to the Court for legal dispute resolution which is decided by the competent judge based on their legal considerations, by
law or law applies. Land acquisition is an institution used to acquire land for the implementation of development for public purposes such as housing. Acquisition of land is carried out by releasing or transferring land rights from the holder of land rights to the contracting agency requiring the land.
As a form of respect for the rights of holders of land rights, parties who need land, in this case the contracting agency, provide appropriate compensation based on an agreement between the two parties through an agreement to build housing. iThe iform iof ilegal iprotection iprovided ito iholders iof
iland irights, inamely ithe idetermination iof icompensation ibased ion ian iagreement, iappropriate
icompensation ithat ican iprovide ia ibetter isurvival ithan ithe ilevel iof isocio-economic ilife ibefore ibeing
iexposed ito iland iacquisition, ias iwell ias ifiling ian iobjection ito ithe iamount iof icompensation.
iCompensation ifor ithis icannot ibe iused ias ia ibasis ifor itaking ithe iland iof ithe iland ititle iholder iby ithe icontractor iinstasi irequiring ithe iland. iArticle i1338 iparagraph i(1) iof ithe iCivil iCode iis iimposed iwhich
istates ithat, iAll iagreements imade ilegally iare ivalid ias ilaws ifor ithose iwho imake ithem. This means that
the parties are given the freedom to enter into and determine agreements with reference to Article 1338 in conjunction with Article 1320 of the Civil Code. When fully awakened, both parties have the right to separate. Show that land owners also get protection from the laws and regulations in Indonesia. This protection is the basic law of the state and laws, which are used by the central government, ministers and local governments.
Keywords: legal protection, land rights, legal protection agreements, land rights, agreements.
PENDAHULUAN
Perjanjian adalah isalah isatu ibentuk ihubungan ihukum iyang imempunyai
ikekuatan ihukum iyang imengikat ibagi ipara ipihak iyang imengadakan isuatu ihubungan
ihukum. iDan iketentuan-ketentuan iyang iwajib idipenuhi ioleh ikarena iwanprestasi,
iyaitu ikemungkinan ipemutusan iperjanjian, ipenggantian ikerugian iatau ipemenuhan.
Pengguna ijasa ipasti imenghendaki ikontraktor iyang ipelaksana ibertanggung
ijawab iatas ikewajibannya isesuai idengan iapa iyang idimuat idalam ikontrak. iAkan
itetapi, idalam ikenyataannya imasih iterdapat ipara ipelaksana ijasa ikonstruksi iyang
itidak imelaksanakan iprestasinya isebagaimana iyang itelah iditentukan. iDemikian
idalam ihal ipembangunan yaitu pemilik melakukan kerjasama dengan kontraktor dengan sistem bagi hasil. Akan tetapi, semua pihak atas kontrak kurang memperhatikan resiko akan terjadi dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, akibatnya menimbulkan kelalaian sehingga mengakibatkan wanprestasi didalam melaksanakan kontrak pembangunan tersebut. Dari pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna memenuhi tugas akhir yaitu skripsi dengan judul Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Perjanjian Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil.
METODE
Metode yang digunakan ada dua yaitu :
Penelitian ini yaitu untuk menemukan menemukan, mengembangkan suatu pengetahuan. Sehingga kebenaran akan dilakukan seandainya apa yang sudah ada masih menjadi diragukan kebenarannya. Penelitian ini menggunakan sifat penelitian deskriptif analitis. Secara deskriptif penelitian ini menggambarkan secara
sistematik mengenai aiPerlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil. Analitis artinya penelitian ini menganalisa unsur-unsur yang terkait dengan sanksi hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil.
Peneliti Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, yaitu:
a. Bahan hukum primer yang dipergunakan dalam penelitian hukum ini sebagai berikut:
1) Undang-Undang iNegara iRepublik iIndonesia iTahun i1945.
2) Kitab iUndang-Undang iHukum iAcara iPerdata.
3) Undang-Undang iNomor i5 iTahun i1960 itentang iPeraturan iDasar
iPokok- ipokok iAgraria, iyang idimuat idalam iStaatsblaad inomor i104
itahun i1960. i
4) Peraturan iPemerintah iNomor i10 iTahun i1961 itentang iPendaftaran
iTanah. i
5) Peraturan iPemerintah iNomor i40 iTahun i1996 itentang iHak iGuna
iUsaha, iHak iGuna iBangunan idan iHak iPakai iAtas iTanah, iyang idimuat
idalam iStaatsblaad inomor i58 itahun i1996.
b. Bahan hukum sekunder terdiri atas buku, karya tulis ilmiah yang membahas persoalan yang berkenaan dengan tinjauan Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Tanah Yang Melakukan Kerjasama Dengan Kontraktor Dengan Sistem Bagi Hasil
c. Bahan hukum tersier, berupa kamus hukum yang memuat istilah-istilah hukum, Ensiklopedia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Wanprestasi iberasal idari iBahasa iBelanda, iyang iartinya iprestasi iburuk.
iAdapun iyang idimaksud idengan iwanprestasi iadalah isuatu ikeadaan iyang idikarenakan
ikelalaian iatau ikesalahannya, idebitur itidak idapat imemenuhi iprestasi iyang itelah
iditentukan idi idalam iperjanjian idan ibukan idalam ikeadaan iyang imemaksa.
Namun pelaksanaannya atas terjadinya wanprestasi apabila salah satu pihak melakukan kerugian bagi pihak lain yaitu pemilik tanah dengan melanggar perjanjian yang sudah ditetap kan kedua belah pihak, contohnya menjual rumah tanpa sepengatahuan pemilik tanah dan pembangunan tidak sesuai dengan pejanjian sehingga merugikan pemilik tanah. Perlindungan kepada pemilik tanah yaitu : 1. Membayar kerugian yang di derita oleh kreditur, yang sering diperinci menjadi
tiga unsur sebagai berikut;
a. Membayar Uang adalah atas pengeluaran atau perongkosan yang dikeluarkan oleh salah satu pihak;
b. Rugi adalah penggantian kerugian atas kerusakan barang yang dimiliki oleh kreditur yang disebabkan oleh kelalaian debitur, pembatasan ganti rugi telah diatur dalam Pasal 1247 dan Pasal 1248 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
c. Bunga adalah pembayaran atas kerugian yang berupa kehilangan keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh salah satu pihak,
atau dengan kata lain yaitu keuntungan yang seharusnya diperoleh kreditur apabila debitur tidak lalai.
2. Pembatalan perjanjian
Pembatalan iperjanjian iatau ipemecahan iperjanjian ibertujuan imembawa
ikedua ibelah ipihak idalam iperjanjian ikembali ipada ikeadaan isebelum iperjanjian
idiadakan;
3. Peralihan risiko
Peralihan irisiko iadalah ikewajiban iuntuk imemikul ikerugian ijika iterjadi isuatu
iperistiwa idi iluar ikesalahan isalah isatu ipihak iterhadap ibarang iyang imenjadi iobyek
iperjanjian isesuai idengan iPasal i1237 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata.
Dari iketentuan ipasal i1238 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata idapat
idikatakan ibahwa ikontraktor idinyatakan iwanprestasi iapabila isudah iada isomasi i( iin
igrebeke istelling i). iSomasi iitu ibermacam ibentuk, iseperti imenurut ipasal i1238 iKitab
iUndang-undang iHukum iPerdata iadalah:
a. Surat iperintah itersebut iberasal idari ihakim iyang ibiasanya iberbentuk
ipenetapan. iDengan isurat ipenetpan iini ijuru isita imemberitahukan isecara ilisan
ikepada idebitur ikapan iselambat-lambatnya idia iharus iberprestasi.
b. Akta isejenis, iakta iini idapat iberupa iakta idibawah itangan imaupun iakta inotaris.
c. Tersimpul idalam iperikatan iitu isendiri iMaksudnya isejak ipembuatan
iperjanjian, ikreditur isudah imenentukan isaat iadanya iwanprestasi.
iAda ikemungkinan ibahwa iingkar ijanji i(wanprestasi) iitu iterjadi ibukan ihanya
ikarena ikesalahan idebitur i(lalai iatau ikesengajaan), itetapi ijuga iterjadi ikarena ikeadaan
imemaksa. iKesengajaan iadalah iperbuatan iyang idiketahui idan idikehendaki.
iKelalaian iadalah iperbuatan iyang imana isi ipembuatnya imengetahui iakan
ikemungkinan iterjadinya iakibat iyang imerugikan iorang ilain. Kemudian bisa dianggap sebagai penipuan dan penggelapan karena sudah melakukan penjualan tanpa seizin pemilik tanah. iDalam ipenipuan, idimilikinya isuatu ibenda ioleh iseseorang
idilakukan idengan icara imelawan ihukum, iyaitu idengan iperbuatan iyang itidak isah:
imemakai inama ipalsu, itipu imuslihat, iatau irangkaian ikebohongan. iSeorang iyang
imelakukan ipenipun, idengan ikata-kata ibohongnya iitu, imenyebabkan iorang ilain
imenyerahkan isuatu ibenda ikepadanya. iTanpa iadanya ikebohongan itersebut, ibelum
itentu iorang iyang ibersangkutan iakan imenyerahkan ibenda iitu isecara isukarela.
Penggelapan diatur dalam pasal 372 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Sedangkan penipuan diatur dalam pasal 378Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Dasarnya terjadinya perjanjian bangun kurang lebih latar belakang yang sama dengan perjanjian bagi hasil dalam hukum adat, adapun perjanjian bangun bagi yang saat ini merupakan bentuk perjanjian bisnis biasa. Adapun\karena pemilik tanah tidak efektif dalam mengelola tanah, tidak ada waktu, tidak ada biaya untuk pengurusan dan pembangunan, serta tidak adanya pembeli atas tanah yang harganya relatif tinggi apabila dibeli oleh perseorangan. Sedangkan disisi lain pihak pengembang yang selanjutnya disebut sebagai ideveloper imembutuhkan itanah
ikosong iuntuk imendirikan ibangunan iyang ihendak idibisniskannya. iPerjanjian
ibangun ibagi idapat iterjadi iapabila ipemilik itanah idan ipihak ideveloper isepakat iuntuk
imelakukan isuatu iperjanjian, iadapun iperjanjian itersebut iberisi ibahwa ipemilik itanah
imemberikan iijin ikepada ipihak ideveloper iuntuk imengelola itanahnya, idengan icara
membangun beberapa unit bangunan sebagai objek perjanjian yang mana hasilnya akan dibagi oleh para pihak sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Di dalam Buku III Kitab Undang-undang Hukum Perdata mengatur tentang perikatan, untuk sahnya perjanjian dalam pembangunan rumah harus mengikuti syarat-syarat sahnya perjanjian menurut ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang- undang Hukum Perdata. Syarat sah perjanjian dalam pasal 1320 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata :
a. Sepakat mereka yang mengikatkan diri b. Cakap untuk membuat suatuperjanjian c. Mengenai suatu hal tertentu;
d. Suatu sebab yang halal.
Menurut Undang-Undang Pokok Agragria Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria, Pasal 2, Pasal 19, Dan Pasal 20 dalam undang agrarian ini cuman mengatur tentang tanah tidak ada perlindungan hukumnya .
Kemudian perlindungan hukum pemilik tanah atas kontraktor idalam
iUndang-Undang iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, idari iPasal
i19 iPasal i28, iPasal i19 iayat i(1) iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen,
idapat idiketahui ibahwa itanggung ijawab ipelaku iusaha imeliputi i: a. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ikerusakan,
b. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ipencemaran, c. Tanggung ijawab iganti ikerugian iatas ikerugian ikonsumen
Bisa juga masuk dalam kasus penipuan karena Develover tidak sesuai dengan perjanjian yang telak disepaki antara kedua belak pihak. Apabila kemudian
konsumen dirugikan karna pembangunannya tidak sesuai dengan perjanjian dan lebih lama dari perjanjian maka Perlindungan didalam iPasal i1 iangka i4 iUndang- Undang inomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, ipasal i25 iUndang- Undang iNomor i8 iTahun i1999 imenyatakan ijasa ikonstruksi ibertanggung ijawab iatas
ikegagalan ibangunan, ipaling ilama i10 itahun isejak ipenyerahan iakhir ipekerjaan
ikonstruksi. iKegagalan iini iharus idinilai ioleh ipihak iketiga iselaku ipihak iahli. iDalam
iPasal i38 iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen
imemberikan ihak ibagi imasyarakat iyang idirugikan iuntuk imengajukan igugatan.
Dalam ipasal i47 iUndang- iUndang inomor i28 iTahun i2002 idiatur ibahwa iorang
iatau ibadan iyang ikarena ikelalaiannya imelanggar iketentuan idalam iundang-undang
iini isehingga imengakibatkan ibangunan itidak ilayak ifungsi idapat idipidana ikurungan
idan/atau idenda. iSelain iketentuan idi iatas ijuga ibisa imenggunakan iketentuan idalam
iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen. iMenurut
ipasal i4 ihuruf ib iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999, ikonsumen i(dalam ihal iini
ipengguna ijasa ikontraktor) iberhak imendapatkan ibarang idan iatau ijasa itersebut isesuai
idengan inilai itukar idan ikondisi iserta ijaminan iyang idijanjikan. iPasal i4 ihuruf ig
iUndang-Undang inomor i8 itahun i1999 ijuga imengatur ibahwa ikonsumen iberhak
imendapatkan ikompensasi, iganti irugi iatau ipenggantian, iapabila ibarang iatau ijasa
iyang iditerima itidak isesuai idengan iperjanjian iatau itidak isebagaimana imestinya.
Apabila memenuhi wanprestasi kontraktor akan dikenakan pasal 378 tentang penipuan, Sedangkan dalam pasal 372 tentang tindak pidana penggelapan, Pelaku tindak pidana penggelapan diancam penjara maksimal 4 tahun.
PENUTUP
Berdasarkan Apabila kontraktor melakukan wanprestasi terjadi kerugian pemilik tanah yang dilakukan kontraktor seperti tidak memenuhi perjanjiaan atau melakukan penjualan tidak atas izin pemilik tanah, dan apabila itu terjadi maka perlindungan hukum atas kontaktor yaitu Membayar kerugian yang di derita oleh kreditur, yang sering diperinci menjadi tiga unsur sebagai berikut; Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak; Rugi adalah penggantian kerugian atas kerusakan barang yang dimiliki oleh kreditur yang disebabkan oleh kelalaian debitur, pembatasan ganti rugi itelah idiatur idalam iPasal i1247 idan iPasal i1248 iKitab iUndang-undang iHukum
iPerdata. iPeralihan irisiko iadalah ikewajiban iuntuk imemikul ikerugian ijika iterjadi
isuatu iperistiwa idi iluar ikesalahan isalah isatu ipihak iterhadap ibarang iyang imenjadi
iobyek iperjanjian isesuai idengan iPasal i1237 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata. i
Kemudian iTanggung ijawab ipelaku iusaha iatas ikerugian ipemilik itanah idalam
iUndang-Undang iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen, idiatur
ikhusus idalam iBAB iVI, imulai idari iPasal i19 isampai idengan iPasal i28, iMemperhatikan
isubstansi iPasal i19 iayat i(1) iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen,
iketentuan ipasal i1238 iKitab iUndang-undang iHukum iPerdata idapat ididuga iatau
isepatutnya ididuga ipada isaat iwaktu iperikatan idibuat. Apabila memenuhi wanprestasi kontraktor akan pasal 378 tentang penipuan Sedangkan dalam pasal 372 itentang itindak ipidana ipenggelapan, idilihat idari imotifnya ibertujuan iuntuk
imemiliki ibarang iatau iuang iyang iketika iitu iada idalam ipenguasannya iyang imana
ibarang/uang itersebut isebenarnya iadlaah ikepunyaan iorang ilain. iPelaku itindak ipidana
ipenggelapan idiancam ipenjara imaksimal i4 itahun.
Pemerintah disarankan agar memberikan pertanggung jawaban yang lebih berat kapada pelaku atas terjadinya wanprestasi, terlebih diadakan sanksi pidana dan anti rugi secara sekaligus, agar menjadi efek jera terhadap kontraktor yang melakukan wanprestasi, dan apabila terjadi penggelapan seperti menjual rumah tanpa seizin pemilik tanah maka pemerintah harus mempertinggi hukuman kurungan beserta denda ganti rugi.
Oleh karenanya perlu dibuatkan aturan atau payung hukum yang khusus mengatur tentang perjanjian pemilik tanah dengan kontraktor agar menjamin perlindungan hukum kepada pemilik tanah, sehingga pemilik tanah merasa aman dan tidak khawatir. Belum adanya aturan yang mengatur perjanjian kerja sama dalam undang-undang pokok agragria mengakibatkan terjadi kekaburan hukum, perlindungan perjanjian hanya diambil dari buku III kitab undang-undang perdata dan apabila melakukan wanprestasi akan dikenakan pasal 378 dan 372. Jadi Pemerintah diharapkan membuat undang-undang baru yang mengatur lebih khusus, sehingga jika seandainya ada masalah tentang perjanjian tanah, maka akan hanya berfokus pada undang-undang itu saja.
REFERENSI Buku 1 Penulis
Lexy, J. Moleong. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosdakarja.
Buku 2 Penulis
Barda, Nawawi. Arief. (2018). Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Buku 3 Penulis
R.Subekti, (2008), Hukum Perjanjian Jakarta: Intermasa
Buku 4 Penulis
Ronny Hanitjo, Soemitro, (1990) Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Jurnal
Daryono, (2010), Transformation of Land Rights in Indonesia: A Mixed Private And Public Law Model, Pacific Rim Law & Policy Journal.
http://www.google.com/url?.uinsu.ac.id%2Findex.php%2Fiblr%2Farticle
%2Fview%2F1366&usg=AOvVaw0Vhvku5DRF2GaEZqpAqF1U 1 juni 2020, Pukul 20.00 Wita.
Edy Suparyono, (2008), Kutipan Buku Letter C Sebagai Alat Bukti Untuk Memperoleh Hak Atas Tanah Di Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, TesisHukum,FHUNDIPhttps://jurnal.undip.ac.id/repertorium/article/downl oad/27794/1915 1 july 2020 Pukul 20.05 Wita.
Lalu Buhari Hamni, (2012), Perlindungan Hukum Pemegang Sertifikat Hak Atas Tanah, Jurnal Hukum Universitas Mataram, hal. 13-14.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-gunakan-letter-of-credit-untuk-
transaksi-perdagangan-internasional-bisnis-anda/ 1 July 2020 Pukul 20.20 Wita
Rahmad Hendra, (2011) Kepastian Hukum Sertifikat Hak Milik Tanah Dalam Kaitan Dengan Pembatalan Sertifikat OlehPengadilan, Jakarta: Jurnal Ilmu Hukum, Vol 2 No. 1 Februari 2011 Jurnal. Hal.249 https://media.neliti.com/media/publications/9132-ID-status-kepemilikan- tanah-hasil-konversi-hak-barat-berdasarkan-uu-no-5-tahun-1960.pdf 2 july 2020, Pukul 20.20 W