• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK TANAH DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DALAM PERJANJIAN PINJAM PAKAI ATAS TANAH

LEGAL MEMORANDUM

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program (STRATA-1) Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Oleh :

RIKY RUSTAM

Nomor Mahasiswa : 07410082 Program Studi : Ilmu Hukum

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

(2)

2

Dusun Clapar 1 adalah sebuah pedukuhan yang terletak di atas bukit di daerah waduk Sermo, Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Kondisi daerah yang merupakan dataran tinggi yang masih menyerupai hutan mengakibatkan letak rumah warga antara satu dan lainya berjarak cukup jauh dan terletak di lereng-lereng perbukitan. Keadaan geografis yang sulit ditambah dengan transportasi umum yang minim lebih mengisolasi daerah ini dari perkembangan masyarakat yang semakin maju dewasa ini.

Letak daerah yang terpencil dan sistem ekonomi masyarakat yang lemah, mengakibatkan minimnya fasilitas umum yang dapat diakses oleh masyarakat di dusun ini, seperti misal tidak tersedianya sumber air yang cukup, kamar mandi, bahkan sarana pendidikan berupa sekolah hampir bisa dikatakan tidak ada. Oleh karena itu, Pemerintah Kecamatan Kokap berinisiatif untuk mendirikan suatu sekolah di dusun Clapar 1 agar anak-anak yang berada di daerah tersebut tidak tertinggal pendidikanya.

Demi mewujudkan niat itu, Pemerintah Kecamatan Kokap menawarkan kepada penduduk untuk menyediakan sebidang tanah sebagai tempat didirikanya sekolah yang akan dibangun. Awalnya, ada seorang warga dusun yang menawarkan tanahnya untuk dibangun gedung sekolah yaitu Priyono, dengan imbalan Pemerintah Kecamatan harus mengangkatnya menjadi pesuruh di sekolah itu nantinya. Akan tetapi, Pemerintah Kecamatan keberatan dan akhirnya mencari

(3)

lahan yang lain. Kemudian, seorang warga yang bernama Kromo Wiyadi yaitu seorang petani yang kebetulan adalah Ketua RT 01 saat itu , 60 tahun, yang bertempat tinggal di wilayah Jeruk RT 01/RW 01 Dusun Clapar 1, dengan kerelaan hatinya menyerahkan sebagian tanahnya untuk didirikan gedung sekolah. Tanah yang akan dipergunakan sebagai tempat didirikanya sekolah itu terletak di wilayah yang disebut wilayah Jeruk dengan alas hak letter C No. 271, persil 8 CP III, kelas III dengan luas 4220 m2 . Saat ini tanah tersebut telah memiliki Sertifikat hak milik dengan No.577 tahun 1995 atas nama Kromo Wiyadi dengan luas keseluruhan adalah 9604 m2.

Sejak tahun 1985 tepatnya pada tanggal 20 Juli, sekolah yang didirikan tersebut telah dioperasikan secara penuh oleh Pemerintah Kecamatan, namun masih menggunakan rumah milik Kromo Wiyadi sebagai gedung sekolah sementara yang kebetulan saat itu tidak terpakai.

Pada tahun 1988, Pemerintah Kecamatan menggusur rumah Kromo Wiyadi, kemudian mendirikan gedung sekolah yang awalnya hanya berjumlah dua kelas. Dengan adanya penggusuran tersebut, dibuatlah suatu perjanjian antara pemilik tanah dengan Pemerintah Kecamatan guna menjamin kesepakatan yang telah disepakati oleh masing masing pihak.

Proses dan sistem pemberian hak atas tanah yang disepakati dalam kesepakatan itu, yaitu:

a. Bahwa luas tanah yang diijinkan oleh pemilik tanah untuk digunakan sebagai gedung sekolah hanya sebatas luas gedung sekolah yang berjumlah dua lokal,

(4)

b. Bahwa pemberian hak atas tanah tersebut diberikan dengan status HAK PAKAI tanpa batasan waktu yang pasti yaitu selama sekolah tersebut berdiri dan aktif beroperasi.

c. Bahwa penggunaan tanah hanya dapat dilakukan apabila dikehendaki oleh pemilik tanah.

d. Bahwa apabila sekolah sudah tidak beroperasi dan aktif lagi, maka tanah akan secara otomatis kembali kepada pemilik tanah.

e. Bahwa pemilik tanah tidak mengharapkan ganti kerugian dalam bentuk apapun. (sebagai ungkapan terimakasih, Kepala Ibda Wilayah Temon saat itu menawarkan agar salah satu anak Kromo Wiyadi diikutsertakan apabila ada pemilihan pekerja untuk sekolah). 1

f. Bahwa perjanjian dibuat di bawah tangan dengan berlaku surut yaitu berlaku sejak tangal 1 September tahun 1985, sementara pembuatan perjanjian tersebut pada tanggal 8 Desember tahun 1988. (Hal ini disebabkan penggunaan tanah sebagai sekolah sudah digunakan sejak tanggal 1 September 1985, yaitu dengan menggunakan rumah Kromo Wiyadi). 2

1. Kepala Ibda Wilayah Temon adalah jabatan pemerintah daerah pada saat itu yang sekarang sudah berubah menjadi Kepala Kantor Wilayah (KAKANWIL) Temon.

2. Perjanjian Kerelaan Tanah antara Kromowiyadi dan Pemerintah Kecamatan pada tahun 1988.

(5)

Dalam membuat perjanjian ini, pihak Kecamatan diwakili oleh kepala sekolah SD Clapar yang bernama Suparmo,BA., sementara pihak pemilik tanah dilakukan sendiri oleh pemilik tanah yaitu Kromo Wiyadi. Setelah perjanjian ditandatangani dan berlaku, maka didirikanlah sebuah gedung Sekolah Dasar Negeri yang bernama SD Negeri Jeruk.

Pada tahun 1990, pihak sekolah meminta ijin kepada pemilik tanah untuk dilakukan penambahan ruang kelas karena terlalu terbatasnya jumlah kelas, yang kemudian diijinkan oleh pemilik tanah sehingga jumlah kelas bertambah menjadi 3 kelas.

Beberapa tahun setelah berlakunya perjanjian, pada tanggal 28 Januari 2008 pemilik tanah awal yaitu Kromo Wiyadi meninggal dunia dan selanjutnya perjanjian atas tanah dilanjutkan oleh ahli warisnya yaitu Sutarna yang diterima bekerja sebagai penjaga sekolah SDN Jeruk. Pada tahun 2007, pihak sekolah berinisiatif lagi untuk menambah jumlah ruang sekolah karena tidak adanya kantor guru sebagai sarana penunjang pendidikan, yang kemudian meminta kepada ahli waris untuk menyetujui penambahan penggunaan tanah, semula ahli waris tidak setuju dengan inisiatif perluasan sekolah, tetapi pihak sekolah selalu memaksa hingga akhirnya ahli waris dengan terpaksa menyetujui keinginan pihak sekolah untuk memperluas sekolah.

Dalam perjanjian, disepakati luas tanah yang boleh digunakan sebagai sekolah maksimal hanya seluas 450 m2, namun sejak tahun 2007 tepatnya sejak penambahan ruangan sekolah, ditambah dilakukanya renovasi pembuatan teras

(6)

mencapai total 35X15X1 m2 atau sama dengan 525 m2, atau lebih banyak 75 m2 dari yang telah diperjanjikan.

Keinginan pihak sekolah yang selalu menginginkan perluasan sekolah inilah yang membuat pemilik tanah yang awalnya ikhlas tanahnya digunakan sebagai sekolah menjadi tidak terima karena terus-menerus dituntut untuk merelakan tanahnya guna perluasan sekolah. Hal ini tentu saja akan merugikan pemilik tanah karena luas tanah yang dikuasainya semakin lama semakin mengecil.

Isi perjanjian yang begitu singkat dan tidak lengkap ditambah minimnya pengetahuan pemilik tanah, ternyata banyak sekali merugikan pihak pemilik tanah, pihak sekolah menuntut bahkan bertendensi memaksa kepada pemilik tanah untuk merelakan tanahnya guna dilakukan perluasan sekolah meskipun ahli waris tidak menyetujuinya, selain itu segala biaya yang dikeluarkan guna keperluan sekolah seperti misalnya air dan pajak (terkecuali listrik) harus ditanggung oleh pemilik tanah yang tentu sangat memberatkan pemilik tanah, ganti rugi yang dijanjikan oleh pihak sekolah karena ditebangnya dua buah pohon cengkeh untuk perluasan sekolah sebesar satu juta rupiah hingga saat ini belum juga dibayarkan, baru terbayarkan setengah dari yang diperjanjikan, keadaan yang seperti ini tentu sangat merugikan pihak ahli waris sementara pihak ahli waris tidak mengerti harus berbuat apa untuk membela haknya atas tanah tersebut.3

3. Observasi di SDN Jeruk dan Wawancara bersama Sutarna, ahli waris pemilik tanah yang saat ini menjadi penerus perjanjian hak pakai atas tanah tersebut, (Clapar 1, 02 Oktober 2010) .

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tämän opinnäytetyön tavoitteena oli tutkia Alavuden kaupungin alueella kunnan ja seurakunnan diakoniatyön yhteistyötä aikuissosiaalityössä.. Tämän työn avulla oli

Pemberian konsentrat dalam pakan ternak kambing menyebabkan energi yang tersedia menjadi lebih banyak untuk pembentukan asam amino yang berasal dari protein mikroba di

Perlu dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri lain yang dapat menjadi penyebab infeksi sekunder pada kasus Ear mites kucing domestik (Felis domesticus)..

Demi memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum terhadap pemilik hak atas tanah, maka dibuatlah peraturan-peraturan yang melindungi kepentingan para pemilik hak yang

Bahwa dalam perkara gugatan yang diajukan penggugat adalah bahwa dari hasil kerja sama tersebut Penggugat merasa Tergugat telah melakukan Wanprestasi yaitu Tergugat tidak

Berdasarkan hasil penelitian mengenai potensi dan cadangan karbon pada vegetasi tingkat pohon di ruang terbuka hijau Benteng Somba Opu Kecamatan Barombong