• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Pembatalan Sepihak Dengan Sistem Pembayaran Cash On Delivery (Studi Kasus PT Lazada Di Kabupaten Gresik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Pembatalan Sepihak Dengan Sistem Pembayaran Cash On Delivery (Studi Kasus PT Lazada Di Kabupaten Gresik)"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DENGAN SISTEM PEMBAYARAN CASH ON

DELIVERY (STUDI KASUS PT LAZADA DI KABUPATEN GRESIK)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

AMELIA FRANSISKA NIM : S20182005

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS SYARIAH

2022

(2)

ii

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DENGAN SISTEM PEMBAYARAN CASH ON

DELIVERY (STUDI KASUS PT LAZADA DI KABUPATEN GRESIK)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan

Memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Oleh:

Amelia Fransiska NIM : S20182005

Disetujui Pembimbing :

Dr. Busriyanti, M.Ag NIP 197507021998000 2 002

(3)

iii

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DENGAN SISTEM PEMBAYARAN CASH ON

DELIVERY (STUDI KASUS PT LAZADA DI KABUPATEN GRESIK)

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

Fakultas Syariah

Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Hari : Rabu

Tanggal : 02 November 2022

Tim Penguji

Ketua Sekretaris

Inayatul Anisah, S.Ag.,M.Hum Afrik Yunari, MH

NIP.197403291998032001 NIP.199201132020122010 Anggota

1. Dr. Martoyo, S.H.I., M.H ( )

2. Dr. Busriyanti, M.Ag ( )

Menyetujui Dekan Fakultas Syariah

Prof. Dr. Muhammad Noor Harisudin, M. Fil. I.

NIP. 19780925 200501 1 002

(4)

iv MOTTO











































Artinya: “Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat” (QS. An-Nahl: 91)1

1 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahnya.

(5)

v

PERSEMBAHAN

Pertama, penulis ucapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan keadaan baik.

Kedua, sholawat dan salam senantiasa tercurahkan pada baginda Muhammad SAW karena telah menuntun umat Islam dari jalan jahiliyyah menuju jalan yang lebiih beradab. Skripsi ini, penulis dedikasikan kepada:

1. Kepada Bapak Mochammad Qosim dan Ibu Sukariyah yang tidak pernah berhenti mengirimkan doa, semangat, selalu mendukung apa yang dicita- citakan Penulis, serta selalu menjadi support system terbaik Penulis hingga saat ini.

2. Kepada Adik-adik Penulis, yaitu Qafsatun Mas’ama dan Muhammad Khalif Putra Ramadan yang selalu menjadi penghibur bagi penulis dan memberikan semangat dan menghibur penulis.

3. Segenap keluarga besar Penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu namanya. Terima kasih selalu memberikan semangat dengan pertanyaan

Kapan Lulus?” “Kapan wisuda?” sehingga dari pertanyaan tersebut Penulis merasa termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini agar cepat selesai dan lulus kuliah.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنّٰمْحَّرلا ِهّٰ للا ِمْسِب

Segenap rasa syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena atas rahmat serta karunia-Nya, penyusunan, pelaksanaan serta penyelesaian skripsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan program Sarjana dapat terselesaikan dengan lancar.

Dalam penyusunan ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan para pihak. Oleh karena itu, penulis ingiin mengucapkan banyak rasa terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E, M.M., selaku Rektor Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember.

2. Bapak Prof. Dr. M. Noor Harisuddin, M. Fil., selaku Dekan Fakultas Syariah.

3. Bapak Dr. H. Ahmad Junaidi, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah.

4. Ibu Kepada Ibu Dr. Busriyanti, M.Ag., selaku dosen pembimbing Penulis yang telah meluangkan waktu dan tenaganya ditengah-tengah kesibukan beliau untuk membimbing serta memberikan arahan kepada Penulis dalam mengerjakan skripsi ini sehingga Penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini dengan semaksimal mungkin.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen terutama pada Fakultas Syariah Universitas Islam Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang selama ini sudah memberikan ilmu dan mengajarkan banyak hal yang belum penulis pahami sebelumnya.

(7)

vii

6. Kepada sahabat-sahabat tercinta penulis yaitu, Silfa Minati, anggota grup NKSTHI, PDI, Puteri Indonesia, keluarga besar Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2018 terutama Hukum Ekonomi Syariah 4 serta sahabat yang namanya tidak memungkinkan untuk penulis sebut satu persatu yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada para responden yang sudah berkenan untuk diwawancara guna memenuhi tugas akhir ini.

8. Kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Banyak harapan dari penulis, semoga hasil tugas akhir ini bisa memberikan manfaat untuk banyak pihak.

Jember, 8 September 2022 Penulis

(8)

viii ABSTRAK

Amelia Fransiska, 2022: Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Pembatalan Sepihak Dengan Sistem Pembayaran Cash On Delivery (Studi Kasus PT Lazada di Kabupaten Gresik) Kata Kunci: Pembatalan Sepihak, Lazada, Konsumen

Banyak permasalahan yang timbul terkait pembatalan sepihak yang dilakukan oleh platfrom Lazada yang menyebabkan kerugian bagi para konsumen.

Pembatalan yang terjadi bukan tanpa alasan melainkan adanya beberapa faktor yang melatarbelakangi pembatalan itu sendiri. Hakikatnya pembatalan sepihak tidak dapat dibenarkan, karena pada dasarnya asas mengikat perjanjian mengikat seihingga tidak ada alasan pembenar dalam kasus tersebut. Kepastian dan perlindungan hukum secara general telah diatur dalam produk hukum. Secara mendasar pula Indonesia sebagai negara hukum yang mestinya tidak terjadi pembatalan secara sepihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pembatalan itu terjadi yang kemudian akan dianalisis menurut Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu: 1) Apa yang melatarbelakangi Lazada membatalkan pesanan? 2) Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dalam pembatalan sepihak oleh Lazada dalam transaksi Cash On Delivery?. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui latar belakang Lazada membatalkan pesanan. 2) Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi konsumen dalam pembatalan sepihak oleh Lazada dalam transaksi Cash On Delivery.

Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode penelitian yuridis empiris dengan tipe pendekatan penelitian kualitatif yang meliputi hasil survey, wawancara. Referensi utama yang digunakan adalah Perundang – Undangan, wawancara dengan konsumen Lazada.

Hasil dari penelitian ini adalah yang melatarbelakangi lazada membatalkan pesanan berdasarkan hasil wawancara yaitu pembatalan tersebut dikarenakan 2 kemungkinan yang pertama karena kehabisan stok barang dan yang kedua penjual tidak mengirimkan barang sehingga pihak lazada terpaksa membatakan secara otomatis. Terkait pembatalan pesanan secara sepihak ini dinilai melanggar hak – hak konsumen jika ditinjau menurut Undang – Undang Perlindungan Konsumen pada Pasal 4 angka 2 dan 3, Pasal 9 huruf k, Pasal 12 dan Pasal 16 yang menyebutkan bahwa Lazada tidak memenuhi hak untuk memilih barang serta mendapatkan barang, hak atas informasi yang jelas, menawarkan sesuatu yang mengandung janji yang belum pasti dan tidak menepati pesanan atau kesepakatan waktu penyelesaian dan tidak menepati janji. Dalam pasal 7 huruf g menjelaskan bahwa pelaku usaha berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian, dalam hal ini pihak Lazada memberikan ganti rugi berupa voucher kepada para konsumen sebagai bentuk pertanggung jawaban, voucher tersebut hanya dapat digunakan untuk transaksi di aplikasi Lazada.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 19

(10)

x

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Pendekatan Penelitian ... 31

C. Sumber Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Analisis Data ... 33

F. Keabsahan Data ... 35

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 36

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 36

B. Penyajian Data dan Analisis... 45

C. Pembahasan Temuan ... 55

BAB V PENUTUP ... 65

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Kajian Terdahulu ... 18

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 diakses melalui Lazada.co.id ... 36

Gambar 4.2 diakses melalui screenshoot Lazada.co.id ... 38

Gambar 4.3 diakses melalui Lazada.co.id ... 39

Gambar 4.4 diakses melalui Lazada.co.id ... 40

Gambar 4.5 diakses melalui Lazada.co.id ... 40

Gambar 4.6 Sumber Lazada.co.id ... 41

Gambar 4.7 sumber Internet ... 42

Gambar 4.8 sumber Lazada.co.id ... 43

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam Islam, setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang – orang muslim sudah diatur setiap segi kehidupannya, baik yang berkaitan untuk melakukan perannya sebagai makhluk social maupun untuk dirinya sendiri.

Berbicara mengenai makhluk sosial, manusia termasuk makhluk sosial yang tidak pernah lepas dari kegiatan Muamalah, hal ini dikarenakan dalam kehidupan sehari – hari setiap manusia selalu membutukan orang lain. Ada banyak macam kegiatan muamalah yang sering dilakukan manusia sehari – harinya, antara lain Jual Beli.

Jual Beli juga merupakan bisnis yang paling mudah dilakukan pada saat ini, Jual Beli merupakan kegiatan perpindahan kepemilikan barang kepada orang lain yang dilakukan penjual dan pembeli antara dua orang maupun lebih yang didasarkan pada kesepakatan bersama.2 Seiring berjalannya waktu, kegiatan perdagangan dilakukan dengan melalui dua cara, cara yang pertama yaitu Jual Beli yang dilakukan secara lansung, kegiatan ini biasanya dilakukan di Pasar. Cara yang kedua yaitu Jual Beli yang dilakukan secara online, Jual Beli dengan sistem online ini dilakukan dengan menggunakan internet sebagai sarana.

Sebagaimana yang dikutip dari Internetworldstats, disitu dijelaskan bahwa negara Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 270 juta lebih, jadi tak heran jika Indonesia menjadi Pasar Potensial Digital. Hal ini dikarenakan

2 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 68.

(14)

sampai pada saat ini sudah ada sekitar 212,35 juta para pengguna internet yang aktif di Indonesia. Dengan banyaknya jumlah tersebut, Indonesia berada di peringkat ketiga dengan kategori pengguna internet terbanyak di Asia.

Dengan adanya teknologi internet, membuat pengaruh yang begitu besar terhadap dunia perekonomian. Salah satunya di bidang Jual Beli. dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah masyarakat yang menggunakan internet sebagai sistem dalam transaksinya. Jual Beli jarak jauh ini sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat, para pihak yang melakukan transaksi tidak mempermasalahkan lagi masalah ijab dan qobul.3 Karena di era baru ini sedang marak – maraknya dijadikan sebagai media transaksi dengan melalui platfrom marketplace.

E-Commerce atau yang disebut perdagangan yang dalam sebaran, proses jual beli, distribusi produk atau jasa dengan memakai sistem elektronik.4 Dengan begitu, masyarakat lebih mudah melakukan transaksi, baik sebagai penjual maupun sebagai pembeli. Karena dalam transaksi ini para pihak baik yang menjual atau membeli dalam melakukan proses negosiasi cukup dengan sistem elektronik tanpa bertemu fisik, hal tersebut bisa dilakukan melalui Aplikasi Facebook, WhatsApp, Instagram bahkan yang sekarang sedang ramai yaitu dengan melalui platfrom Marketplace.

Marketplace yaitu tempat berkumpulnya penjual dan pembeli dengan melalui sebuah situs Website. Dalam situs Website itu sendiri terdapat banyak para pelaku usaha yang menjual barang dagangan mereka, baik berupa barang

3 Abdullah al-Muslih, Fikih Ekonomi Islam, (Jakarta:Darul Haq,2001), 31.

4 Rieyeke Ustadianto, “Framework E-Commerce” (Andi: Yogyakarta, 2002), 1.

(15)

3

atau jasa secara online. Dengan adanya Marketplace ini berfungsi sebagai penghubung antara penjual dan pembeli, serta memudahkan para konsumen untuk mencari serta membeli barang dan berbagai macam produk yang diperlukan.

Ada berbagai macam jenis Marketplace di Indonesia, antara lain;

Tokopedia, Lazada, OLX, Bli – Bli, Bukalapak dan Lazada. Dalam Marketplace terdapat beberapa kelebihan, diantaranya:

1. Penjual dapat menentukan minimal pembelian;

2. Penjual bisa mengatur diskon sendiri;

3. Penjual tidak perlu repot – repot memperhitungkan ongkos kirim karena ada perhitungan secara otomtais;

4. Verifikasi pembayaran bisa dilakukan secara online;

5. Adanya pengecekan pengiriman barang secara otomatis.

Perlu diketahui bahwa penjual yang menjual barang dagangannya di marketplace, tidak langsung menerima dana pembayaran, hal ini dikarenakan pembayaran itu masuk terlebih dahulu ke marketplace yang kemudian dana akan masuk kepada penjual ketika pembeli telah menerima barang pesanan.

Salah satu jenis Marketplace yang banyak digemari di Indonesia yaitu Lazada. Karena Lazada merupakan sebuah marketplace yang menjual berbagai produk, mulai dari produk kecantikan, pakaian, perlengkapan rumah tangga, mainan anak, berbagai macam elektronik seperti Televisi, Kulkas, dan lain sebagainya. oleh karena itu banyak konsumen yang senang dan berminat untuk berbelanja di platfrom Marketplace Lazada.

(16)

Sekarang ini fitur pembayaran di berbagai Marketplace termasuk Lazada bisa dilaksanakan dengan pembayaran diawal pada saat pemesanan barang (biasanya pembayaran dilakukan melalui DANA, OVO, mengisi saldo Lazada Credit, Indomaret, Alfamart, Bank Transfer, dan metode lainnya) dan pembayaran diakhir pada saat barang sudah diterima pembeli atau yang sering disebut Bayar ditempat. Dengan kata lain, pembayaran diawal merupakan pembayaran dengan sistem modal dan barangnya akan diserahkan dikemudian hari. Sedangkan pembayaran diakhir modal dan pembayarannya dilakukan pada saat bersamaan.

Segala sesuatu yang dilakukan di internet termasuk transaksi perdagangan pada saat ini tidak harus bertemu secara fisik antara pelaku usaha dan pembeli, hal itu membuat peluang terjadinya tindakan yang merugikan salah satu pihak. Banyak kekurangan yang terdapat dalam Jual Beli online, salah satunya dengan adanya persyaratan dan ketentuan – ketentuan yang berlaku pada marketplace. Tidak heran jika syarat dan ketentuan yang berlaku tersebut bisa saja jadi bagian dari keuntungan pihak Marketplace dan menjadi kerugian bagi pihak Konsumen. Dengan begitu Marketplace bisa terhindar dari tanggung jawabnya selaku pelaku usaha.

Maraknya permasalahan yang timbul dalam metode transaksi dengan fitur Cash on Delivery (COD), salah satu permasalahan yang marak terjadi adalah dibatalkannya secara sepihak oleh pihak penyedia e-commerce dalam hal ini pihak Lazada. Hal ini sangat merugikan pihak konsumen, karena kebanyakan pembatalan transaksi secara tiba – tiba tersebut dilakuan tanpa

(17)

5

adanya konfirmasi terlebih dahulu kepada konsumen. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pembatalan sepihak, seperti harga yang tiba-tiba berubah, stok barang tiba-tiba habis, dan ada juga ketika costumer memesan barang, tidak adanya respon dari penjual sehingga costumer membatalkan transaksi jual beli secara sepihak.

Indonesia sebagai negara hukum5, tentu seluruh perbuatan masyarakat telah diatur termasuk dalam melakukan transaksi yang memberikan fungsi perlindungan. Ketidaksesuaian atas perikatan yang ditimbulkan melakukan pesanan tersebut secara normatif telah melanggar ketentuan yang telah diatur melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Beberapa pasal yang dapat dikatakan melanggar atas pembatalan sepihak tersebut adalah pada pasal 9 huruf k, pasal 12 dan pasal 16 dengan konsekuensi hukum sebagaimana diatur pada pasal 62 UU a quo.

Hak yang didapat oleh konsumen sebenarnya telah dilindungi, namun pelaku usaha acap kali tetap melakukan perbuatan melanggarnya.

Kemungkinan tersebesarnya karena minimnya pengawasan serta lembaga perlindungan konsumen bersifat pasif menunggu laporan konsumen yang mengalami kerugian.

Padahal seringkali muncul keluhan yang disampaikan oleh pelanggan kepada Lazada, mulai dari masalah penerimaan produk, penanganan live chat, cara pembayaran, dan terjadinya pembatalan pesanan secara sepihak.

Sebagaimana keluhan yang di sampaikan oleh konsumen bernama Galih Riski

5 Pasal 1 angka 3 UUD NRI 1945

(18)

Saputra yang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan Lazada kurang memuaskan karena tidak sesuai dengan visi misi Lazada.6 Yang menjadi masalah adalah pesanan Galih Riski Saputra yang secara tiba-tiba berganti status menjadi pesanan dibatalkan, seakan tidak mau tahu dari kejadian tersebut, pihak Lazada bukanya memberi solusi dan menyerahkan segalanya pada bot yang sudah tentu tidak bisa memberi solusi.

Galih Riski Saputra mengatakan bahwa pada tanggal 28 April 2021 kurang lebih pada pukul 19:45 WIB, ia melakukan pembelian sebuah Charger Hp Xiaomi seharga Rp. 130.000 melalui pemesanan dan memilih fitur pembayaran di akhir atau bayar di tempat, di hari yang sama pada pukul 19:50 WIB pihak Lazada menginformasikan bahwa pesanan tersebut sudah dikonfirmasi dan disetujui dan akan dimasukkan dalam proses pengemasan pengiriman selama 3 hari kerja kedepan. Pada tanggal 2 Mei 2021, pukul 10:28 WIB, pihak Lazada memberitahu bahwa pesanan telah terbatalkan sistem. Pukul 11:15 WIB Galih Riski Saputra melaporkan kejadian tersebut ke pihak Lazada, namun setelah dihubungi pihak Lazada mengatakan bahwa kejadian tersebut akan diproses sejak tanggal transaksi hingga 7 hari kedepan.

Namun sampai pada 7 hari dari kejadian Pihak Lazada tidak memberikan jawaban apapun mengenai pembatalan sepihak tersebut dan malah mengarahkan kepada bot yang tidak memberikan solusi apapun. Setelah itu, sebagai bentuk pertanggung jawaban pihak Lazada memberikan voucher Cashback 50% dengan minimal pembelian 0 rupiah kepada Galih Riski

6 Galih Riski Saputra, diwawancara oleh penulis, Lamongan, 02 April 2022

(19)

7

Saputra yang hanya dapat digunakan untuk pembelian pada platfrom marketplace Lazada.

Pembahasan mengenai pembatalan sepihak ini sangat menarik untuk dikaji, dikarenakan banyaknya peminat konsumen dengan menggunakan fitur pembayaran Cash On Delivery pada Aplikasi Lazada. Sedangkan dalam praktiknya masih juga banyak konsumen yang merasa dirugikan karena adanya pembatalan pesanan secara tiba – tiba tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Atas dasar latar belakang pada penelitian tersebut, dalam hal ini Peneliti memiliki ketertarikan untuk lebih dalam melakukan penelitian tersebut dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN

TERHADAP PEMBATALAN SEPIHAK DENGAN SISTEM

PEMBAYARAN CASH ON DELIVERY (STUDI KASUS PT LAZADA DI KABUPATEN GRESIK)”

B. Fokus Penelitian

Atas dasar pemaparan latarbelakang di atas, Peneliti merumuskan dua fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana problematika hukum pembatalan sepihak oleh Lazada?

2. Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dalam pembatalan sepihak oleh Lazada dalam transaksi Cash On Delivery?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Pembatalan Transaksi oleh Aplikasi Lazada dengan Sistem Pembayaran Cash On Delivery” memiliki tujuan sebagai berikut:

(20)

1. Untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai problematika hukum terhadap pembatalan sepihak oleh Lazada

2. Untuk memberikan pemahaman mengenai Perlindungan Hukum bagi konsumen dalam pembatalan sepihak oleh Lazada dalam transaksi Cash On Delivery

D. Manfaat Penelitian

Pada penelitian skripsi ini diharapkan berdampak positif dan bermanfaat secara konkret, Peneliti berharap dapat memberikan baik manfaat teoretis maupun praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Penulis harap adanya penelitian skripsi ini dapat memberikan wawasan secara teoritis khususnya tehadap penggambaran pembatalan transaksi yang kemudian dikaitkan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis, hasil daripada skripsi yang dilakukan penulis dapat bermanfaat serta sumbangsih informasi bagi:

a. Terhadap Eksekutif, manfaat daripada yang didapat berkontribusi dalam mempertimbangkan penyusunan kebijakan berlandaskan hukum yang dikaji atas dasar kepentingan rakyat.

b. Terhadap Masyarakat, memiliki manfaat untuk kontribusi pengetahuan serta masyarakat dapat memahami terkait pembatalan transaksi dengan sistem Cash On Delivery (COD)

(21)

9

c. Terhadap Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, memiliki manfaat terhadap referensi penelitian lain yang memiliki kaitan dengan pembatalan transaksi dalam aplikasi Lazada dengan sistem Cash On Delivery.

d. Terhadap Penulis, harapan dari hasil penelitian ini adalah memiliki nilai manfaat dalam pengembangan keahlian diri serta memiliki manfaat tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi konsumen atas pembatalan transaksi oleh aplikasi Lazada dengan sistem pembayaran Cash On Delivery

E. Definisi Istilah

Dalam definisi istilah menerangkan terkait makna definitif dari pemakaian istilah yang terkandung dalam judul penelitian. Definisi istilah memiliki tujuan guna memahamkan konsumen atas makna istilah yang dipakai oleh Peneliti agar menjadi satu persepsi. Maka, penggunaan istilah tersebut perlu didefinisikan sebagai berikut:

1. Perlindungan

Secara umum perlindungan merupakan hal yang bersifat pengayoman, secara teknis diperuntukkan terhadap individu kepada individu lebih lemah secara posisi. Sedangkan dalam KBBI menjelaskan bahwa perlindungan sebagai metode, proses, dan aktivitas untuk memberikan perlindungan.7

7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses secara online melalui link https://kbbi.kemdikbud.go.id/ pada tanggal 03 Januari 2022 pada pukul 18.53 WIB

(22)

2. Hukum

Hukum merupakan suatu aturan yang dianggap mengikat oleh para penguasa pemerintahan atau otoritas. Sedangkan menurut beberapa para Ahli:

a. Menurut Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya yang berjudul “Rasa Keadilan Sebbagai Dasar Segala Hukum” hukum merupakan serangkaian peraturan terkait tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Sedangkan menurut M. H. Tirtaamidjata menjelaskan mengenai pengertian hukum yaitu kewajiban taat terhadap norma pada setiap aktivitas hidup masyarakat sebagai sunjek hukum, sedangkan siapapun yang melanggar terhadap aturan yang telah ditetapkan maka akan mendapatkan konsekuensi kerugian atas apa yang telah dilanggar.8 3. Konsumen

Konsumen merupakan seseorang yang membayar jasa atau barang dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tanpa menjual kembali kepada pihak lain.

Sedangkan konsumen dalam pandangan Az. Nasution diklasifikasikan dalam dua kelompok, antara lain:9

1. Sebagai pengguna barang atau bantuan jasa yang memiliki tujuan melakukan penjualan ulang;

8 Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2018), 4.

9 Az. Nasution, Konsumen dan Hukum, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995), 19.

(23)

11

2. Sebagai pengguna barang atau pelayanan jasa yang bertujuan guna keperluan pribadi.

4. Aplikasi Lazada

Aplikasi lazada merupakan sebuah platfrom media online yang menawarkan produk mulai dari barang elektronik, keperluan fashion, kesehatan dan produk kecantikan, perlengkapan bayi, sampai mainan anak – anak, dan masih banyak lagi.10

5. Cash On Delivery (COD)

Pada transaksi jual beli metode COD memiliki teknis dengan cara membayarkan sejumlah harga yang dibayarkan ketika barang sampai.

Atau dapat disimpulkan COD merupakan proses pelunasan pembelian ditempat pembeli.11

F. Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Pembatalan Transaksi pada Aplikasi Lazada dengan Sistem Pembayaran Cash On Delivery”, adapun susunannya yaitu:

Bab I : Pendahuluan

Dalam Bab I akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

10 https://www.Lazada.co.id/about/ pada tanggal 03 Januari 2022 pukul 18.56 WIB

11 Laudia Tysara, Apa Itu cash on delivery dalam Belanja Online? Pahami Tips Aman Transaksinya, diakses secara online melalui link https://hot.liputan6.com/read/4674697/apa-itu- Cash On Delivery-dalam-belanja-online-pahami-tips-aman-transaksinya pada tanggal 03 Januari 2022 pukul 19.01 WIB

(24)

Bab II : Tinjauan Pustaka

Pada Bab II akan membicarakan terkait kajian pustaka yang terdiri atas dua sub-bab, yakni meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori diperuntukkan sebagai bahan analisis pada skripsi ini. Penelitian terdahulu pada penelitian ini membahas terkait tema yang memiliki kemiripan dengan judul penelitian “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Pembatalan Sepihak oleh pihak Lazada”. Pada kajian teori berisikan materi yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu terdiri atas Perlindungan Konsumen dan Cash On Delivery.

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ketiga, pembahasan utama dalam bab ini adalah berkaitan dengan metode penelitian yang dipakai pada skripsi ini.

BAB IV: Penyajian Data dan Analisis

Dalam bagian bab ini menjawab permasalahan pada skripsi, yaitu membahas faktor – faktor yang menyebabkan pembatalan sepihak transaksi Cash On Delivery pada E-Commerce Lazada, serta menganalisis perspektif Undang – Undang Perlindungan Konsumen terhadap pembatalan sepihak pada aplikasi Lazada dalam transaksi Cash On Delivery yang dikaji dengan bahan hukum dan bahan kepustakaan yang berkaitan.

Bab V : Penutup

Pada bab kelima, Peneliti sampai pada tahap penutup yakni berisi tentang simpulan dan saran-saran.

(25)

13 BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu

1. Skripsi Irhamna, mahasiswi S-1 FSH UIN Ar-Raniry tahun 2018 dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembatalan Akad Jual Beli Pesanan Perabot Secara Panjar di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar (Analisis terhadap Pembatalan Sepihak dalam Konsep Ba’i Istisna’)”.12

Dalam skripsi tersebut mengkaji soal transaksi jual-beli dengan cara memesan perabot menggunakan panjar, secara konsep mirip dengan Ba’i Istishna’. Didalam penelitian tersebut juga dijelaskan terkait permasalahan dibatalkannya suatau akad pesanan perabot yang sejak awal transaksi disepakati telah melangsungkan pemberian down payment (DP).

Penyelesaian yang diambil dalam penelitian ini yaitu melalui mediasi yang berujung damai, kunci dalam penyelesaian sengketa pada penelitian ini adalah keridhaan para pihak, dengan demikian atas pembatalan sepihak kepada perikatan transaksi jual-beli pesanan perabot memiliki status sah dan tidak melakukan wanprestasi ataupun perbuatan melawan hukum dalam Islam.

Persamaan penelitian ini terhadap penelitian dalam bentuk skripsi oleh Peneliti yakni pada pembahasan terkait pembatalan sepihak. Menjadi pembeda dalam skripsi yang ditulis adalah terletak di objek dalam

12 Irhamna,“Tinjauan Hukum Islam Tergadap Pembatalan Akad Jual Beli Pesanan Perabot Secara Panjar di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besa)r”, Skripsi S1 UIN Ar- Raniry Banda Aceh, 2018

(26)

penelitian, pada skripsi ini memiliki objek jual-beli atas pesanan perabot dengan sistem panjar sedangkan pada skripsi ini lebih fokus terhadap objek jual beli yang dibatalkan sepihak menggunakan metode COD.

2. Skripsi Resti Virda Ayu, mahasiswi S-1 Hukum Universitas Jember, pada tahun 2017 dengan judul “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Pembatalan Sepihak oleh pihak Lazada”.13

Penggunaan fokus masalah dalam skripsi tersebut berhubungan terhadap UU Perlindungan Konsumen dalam kasus transaksi COD yang dibatalkan sepihak oleh pembeli. Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa dalam penelitian ini juga menjelaskan tentang cara penyelesaian terhadap tindakan pembatalan sepihak yang dilakukan oleh Lazada, yang dapat ditempuh melalui jalur litigasi maupun nonlitigasi. Akan tetapi jika ditelisik pada kontrak di laman Lazada mengatur terkait pilihan hukum dalam menyelesaikan sengketa yakni melalui arbitrase sebagai upaya penyelesaian sengketa dengan konsumen.

Persamaannya yaitu membahas tentang tinjauan UU Perlindungan Konsumen terhadap Lazada yang memutus seacara sepihak transaksi jual beli. Sedangkan perbedaannya yaitu pada skripsi yang ditulis berfokus pada perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pembatalan sepihak, sedangkan peneilitian yang akan penulis lakukan fokus kepada faktor- faktor yang menyebabkan pembatalan itu terjadi yang kemudian dikaitkan dengan Undang – Undang Perlindungan Konsumen.

13 Resti Virda Ayu, “Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap Pembatalan Sepihak oleh pihak Lazada” Skripsi S1 Fakultas Hukum Universitas Jember, 2017

(27)

15

3. Skripsi Nursafitri, mahasiswi S-1 FSH UIN Ar-Raniry tahun 2016 yang memiliki judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembatalan Akad Jual Beli Bahan Bangunan Secara Drop Order (DO) oleh Pembeli di Kecamatan Indrajaya (Analisis Terhadap Pembatalan Sepihak Dalam Konsep Jual Beli Salam)”.14

Skripsi Nursaitri menjelaskan tentang jual beli bahan bangunan dengan sistem Drop Order (DO) secara akad memiliki kemiripan dengan konsep akad salam (pesanan). Permasalahannya yaitu mempertanyakan hubungan hukum dan penyelesaian sengketa atas batalnya suatu perjanjian dengan metode Drop Order (DO) atas transaksi material bangunan terhadap penjual dan pembeli, juga apakah ada aturan dalam hukum Islam atas batalnya akad oleh konsumen pada perjanjian perdagangan material bangunan dengan sistem Drop Order (DO) dengan locus Toko Bahan Bangunan di Kecamatan Indrajaya.

Persamaan pada skripsi di atas terhadap skripsi Penulis terletak pada pembatalan sepihak. Sedangkan yang menjadi pembeda yakni pada skripsi ini lebih mengkaji soal pembatalan sepihak secara Drop Order (DO) sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu menyajikan bahasan terkait batalnya suatu perikatan secara sepihak dalam transaksi jual beli menggunakan metode online pada metode COD yang dilakukan oleh penjual (Lazada).

14 Nursafitri, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pembatalan Akad Jual Beli Bahan Bangunan Secara Drop Order (DO) oleh Pembeli di Kecamatan Indrajaya(Analisis Terhadap Pembatalan Sepihak Dalam Konsep Jual Beli Salam), Skripsi S1 UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2016

(28)

4. Artikel ilmiah Siti Fatimah, pada tahun 2015 dengan judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembatalan Akad Jual Beli Bawang Merah Berpanjar (Studi Kasus di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan)”15

Artikel ilmiah yang dilakukan Siti Fatimah membahas tentang akad Jual Beli bawang merah, permasalahannya yaitu pihak penjual membatalkan pesanan dan penjual hanya mengembalikan uang panjar sebagai bentuk ganti rugi atas dibatalkannya transaksi yang dilakukan.

Terdapat perbedaan dampak hukum atas batalnya suatu akad jual beli dengan sistem panjar di Desa Turi dikarenakan terlalu mengulur tempo pada saat panen. Perbedaan tersebut pada dasarnya tidak dilarang, dengan alasan penjual melaksanakan aktivitas yang sejatinya dapat membuat rugi para petani.

Persamaannya yakni mengkaji terkait dibatalkannya suatu pesanan.

Menjadi pembeda yakni pada objek penelitian yang dikaji. Dalam artikel tersebut objek penelitiannya yaitu jual beli bawang merah berpanjar, sedangkan penelitian yang penulis lakukan yaitu dari sistem pembayarannya.

5. Artikel ilmiah Verren Andreas, pada tahun 2020 dengan judul

“Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Yang Dirugikan Akibat Pembatalan Sepihak Transaksi Jual Beli Oleh PT Lazada Indonesia

15 Siti Fatimah, “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembatalan Akad Jual Beli Bawang Merah Berpanjar (Studi Kasus di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan)”, Jurnal Az Zarqa, Vol. 7, No. 2, Desember 2015

(29)

17

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Kasus: Ibu Maya di Tahun 2018).”16

Artikel ilmiah ini membahas tentang perlindungan hukum bagi konsumen Lazada sesuai dengan UU Perlindungan Konsumen. Bentuk pertanggung jawaban yang diberikan yaitu dengan tersedianya fasilitas laporan oleh konsumen atas dampak (rugi) yang didapat, diblokirnya konten yang bermuatan negatif, sedangkan bentuk tanggung jawab oleh e- commerce dengan cara mengembalikan dana. Kendati melakukan tanggung jawab, pihak Lazada memilki regulasi tentang batasan tanggung jawab atas transaksi yang merasa dirugikan.

Persamaan terhadap penelitian tersebut adalah bahwa penelitian penulis yakni terkait Undang – Undang Perlindungan Konsumen.

Sedangkan perbedaannya yaitu dalam penelitian ini hanya fokus kepada pertanggung jawaban yang diberikan pihhak lazada. Sedangkan dalam penelitian yang penulis lakukan yaitu mengetahui tentang faktor pembatalan dan bentuk perlindungan yang diberikan dan pandangan hukum Islam.

16 Verren Andreas, “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Yang Dirugikan Akibat Pembatalan Sepihak Transaksi Jual Beli Oleh PT Lazada Indonesia Berdasarkan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Kasus: Ibu Maya di Tahun 2018)”, Jurnal Hukum Adigama, Vol. 3, No. 2, Desember 2020

(30)

Tabel 2.1 Kajian Terdahulu

NO Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan 1 Irhamna (2018) Tinjauan Hukum

Islam terhadap

Pembatalan Akan Jual Beli Pesanan Panjar di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar (Analisis terhadap Pembatalan Sepihak dalam

Konsep Bai’i Istisna’)

Persamaan: sama – sama membahas tentang batalnya transaksi secara sepihak.

Menjadi perbedaan terletak di objek penelitian. Pada skripsi Irhamna, objek pada jual beli atas pesanan perabot dengan sistem uang panjar, berbeda dengan Penulis yang fokus pada objek pembatalan transaksi dengan sistem

pembayaran Cash On Delivery 2 Resti Virda Ayu

(2017)

Perlindungan Hukum bagi Konsumen terhadap pembatalan sepihak oleh pihak Lazada

Persamaan: sama – sama membahas tentang pembatalan sepihak oleh Lazada.

Sedangkan perbedaannya dalam peelitian ini fokus pada Undang – Undang

Perlindungan Konsumen yang berakhiran damai. Sedangkan penelitian penulis fokus membahas tentang analisis pembatalan menurut fiqh muamalah serta analisis kerugian berdasarkan pada Undang – Undang

Perlindungan Konsumen.

3 Nursafitri (2016) Tinjauan Hukum Islam terhadap

Pembatalan Akad Jual Beli Bahan Bangunan secara Drop Order (DO) oleh Pembeli di Kecamatan Indrajaya (Analisis Terhadap Pembatalan Sepihak Dalam Konsep Jual Beli Salam)

Persamaan: sama – sama membahas tentang pembatalan sepihak. Sedangkan

perbedaannya yaitu dalam penelitian ini lebih fokus pada pembatalan secara Drop Order dengan konsep jual beli salam, sedangkan dalam penelitian penulis fokus pada pembatalan transaksi dengan sistem

pembayaran Cash On Delivery.

4 Siti Fatimah (2015)

Tinjauan Hukum Islam terhadap

Pembatalan Akad Jual

Persamaannya: sama – sama membahas tentang pembatalan pesanan. Sedangkan

(31)

19

Beli Bawang Merah Berpanjar (Studi Kasus di Desa Turi Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan)

perbedaannya yaitu terkait sistem pembayarannya, di penelitian sistem berpanjar sedangkan penelitin penulis sistem pembayarannya Cash On Delivery.

5 Verren Andreas Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen yang dirugikan akibat pembatalan sepihak transaksi Jual Beli oleh PT. Lazada Indonesia berdasarkan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Kasus Ibu Maya di Tahun 2018)

Persamaan: sama – sama membahas tentang pembatalan yang ditinjau berdasarkan Undang – Undang

Perlindungan Konsumen.

Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitiannya, dalam

penelitian ini hanya fokus pada Undang – Undang

perlindungan Konsumen sedangkan dalam penelitian penulis selain fokus pada Undang – Undang

Perlindungan Konsumen juga fokus menurut Fiqh

Muamalah.

B. Kajian Teori

1. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen a. Pengertian Perlindungan Konsumen

Banyaknya perbuatan curang yang timbul dari jual beli yang dilakukan secara online, baik dari iklan yang disebarkan maupun melalui promosi yang dilakukan demi menarik perhatian para konsumen, perbuatan curang itu banyak yang tidak sesuai dengan yang tertera di publik. Cara yang seperti inilah yang menyebabkan adanya kerugian bagi konsumen. Dengan adanya perbuatan seperti ini, maka adanya Undang – Undang Perlindungan Konsumen ini cukup fundamental perannya terhadap pengawasan serta membantu agar

(32)

meminimalisir kerugian oleh konsumen dari pelaku usaha, karena adanya kpastian hukum yang mengatur sebagaimana yang tertera di UU tersebut.

Pengertian UUPK sendiri dijelaskan dalam Pasal 1 ayat (1), yaitu:

“Upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Hukum perlindungan konsumen adalah keselurahan asas-asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur dan melindungi konsumen dalam hubungan dan masalahnya dengan para penyedia barang dan atau jasa konsumen”.17

Adapun beberapa poin – poin yang membahas mengenai Perlindungan Konsumen, yang terdiri dari beberapa bagian;

1) Dilindunginya berkaitan atas kesesuaian barang yang dibeli sebagaimana kesepakatan perjanjian para pihak pada saat transaksi;

2) Dilindunginya berkaitan dengan syarat yang berpotensi merugikan konsumen dalam hal keadilan, sebagaimana banyak terjadi pada transaksi dengan perjanjian baku;

Pengertian perlindungan konsumen yakni kepastian hukum dalam potensi kerugian yang dialami pihak konsumen. Pernyataan pada frasa “Segala upaya menjamin kepastian hukum” memiliki harapan bisa meminimalisir kesewenangan oleh penjual terhadap konsumen.

Berdasarkan pokok uraian di atas, bahwa perlindungan hukum yang diberikan kepada konsumen ini sebagai landasan yuridis secara sengaja dibentuk oleh eksekutif dengan memiliki tujuan memastikan

17 Undang - Undang Republik Indonesia nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

(33)

21

dilindunginya konsumen dan menjamin kepastian hukum kepada konsumen. Hal ini dikarenakan masih banyaknya konsumen yang merasa dirugikan oleh penjual.18

Tujuan dari adanyan perlindungan konsumen adalah memberikan batasan yang jelas terhadap ruang gerak hak dan kewajiban pelaku usaha dalam mempertahankan hak dan menjalankan kewajiban itu. Hukum perlindungan konsumen sebagai elemen turunan dari hukum konsumen, namun lebih luas memiliki sifat mengatur dengan landasan asas hukum.19

b. Asas dan Tujuan Perlindungan Konsumen

Dalam pasal 2 dijelaskan tentang perlindungan konsumen sebagai usaha bersama yang didasarkan pada 5 (lima) asas yaitu:20 1) Asas manfaat, pada asas ini menjelaskan bahwa terkait

perlindungan konsumen yang diselenggarakan wajib didasarkan pada manfaat yang besar bagi kepentingan para pihak, baik konsumen maupun pelaku usaha.

2) Asas keadilan, tujuan pada asas ini adalah agar seluruh rakyat turut melakukan partisipasinya agar perwujudan atas perbuatan dilakukan dengan adil yang seharusnya diperoleh konsumen dan pelaku usaha.

18 Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindungan Konsumen, Cetakan Pertama, (Graha Ilmu, Yogyakarta, 2015), 4.

19 Jadus Sidabalok, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Citra Aditya Bakti, Bandung, 2014), 37

20 Penjelasan dalam Pasal 2 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

(34)

3) Asas keseimbangan, asas ini memiliki maksud dalam menjamin rasa seimbang dalam transaksi khususnya konsumen yang acap kali dianggap pihak yang lemah, namun tidak meninggalkan pelaku usaha serta eksekutif baik sebagai makna materiil atau spiritual.

4) Asas keamanan dan keselamatan konsumen, asas tersebut memiliki tujuan dalam memberikan kepastian jaminan dan keselamatan bagi konsumen ketika menggunakan, memanfaatkan barang dan/atau jasa.

5) Asas kepastian hukum, adanya asas tersebut diharapkan mendapatkan hak keadilan yang sama pada saat melakukan transaksi baik pelaku usaha atau konsumen, hal tersebut berusaha dijamin melalaui UU Perlindungan Konsumen untuk menjawab asas legalitas kepastian hukum.21

Selanjutnya dalam pasal 3 dijelaskan mengenai beberapa poin, yang mengatur tentang tujuan perlindungan konsumen, sebagai berikut:

a) Peningkatan kemandirian dan sadarnya konsumen atas perlindungan diri;

b) Menghindarkan konsumen dari akses negatif penggunaan suatu jasa atau barang, sebagai perlindungan dan Mengangkat harkat dan martabat konsumen.

21 M. Sadar dkk, Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Jakarta : Akademia ,2012), 19.

(35)

23

c) Konsumen mendapat kesempatan untuk melakukan pilihan, hak menentukan dan mengklaim yang menjadi hak.

d) Terciptanya upaya perlindungan konsumen dengan mengedapnkan nilai-nilai keterbukaan informasi dan kepastian hukum.

e) Pelaku usaha dapat secara sadar turut serta memahami pentingnya perlindungan konsumen, hal tersebut berimplikasi terhadap tumbuhnya sikap jujur dan bertanggungjawab dalam kegiatan usaha yang dilakukan.

f) Menjamin kualitas dari barang dan jasa demi berlagsungnya usaha produksi, baik jaminan kesehatan, kenyamanan dan keselsmatan konsumen.

c. Hak Konsumen dan Kewajiban Pelaku Usaha

Ketentuan Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen memberikan hak tertentu kepada konsumen, sebagai berikut:

a) Konsumen berhak harapan yang nyaman, aman, dan selamat pada saat melakukan konsumsi barang dan/atau jasa;

b) Konsumen berhak menetukan pilihan barang dan/atau jasa juga memperoleh barang dan/atau jasa yang dibeli memiliki kesesuaian terhadap nilai tukar, keadaan serta jaminan dalam perikatan;

c) Konsumen berhak mendapat informasi yang benar, jelas, dan jujur terkait keadaan dan jaminan barang dan/atau jasa;

(36)

d) Konsumen berhak untuk didengar pendapat serta keluhan terhadap barang dan/atau jasa yang dikonsumsi;

e) Konsumen berhak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

f) Konsumen berhak untuk mendapat bimbingan dan edukasi;

g) Konsumen berhak untuk mendapat perlakukan atau layanan yang benar dan jujur serta tidak ada diskriminasi;

h) Konsumen berhak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, jika barang dan/atau jasa yang diterima tidak berkesesuaian sebagaimana dalam kontrak;

i) Konsumen berhak terhadap ketentuan peraturan perundang- undangan lain.

Sedangkan kewajiban bagi pelaku usaha sesuai Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen adalah:

a) Pelaku usaha harus memiliki itikad baik saat melaksanakan kegiatan usaha.

b) Pelaku usaha harus informatif terhadap konsumen dengan cara yang benar, jelas dan jujur berkaitan dengan kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa juga menerangkan tentang cara menggunakan, memperbaiki dan memelihara.

c) Pelaku usaha harus memberikan pelayanan terhadap konsumen dengan benar dan jujur serta tidak ada diskriminasi.

(37)

25

d) Pelaku usaha harus menjamin kualitas barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau dijual dengan dasar aturan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.

e) Pelaku usaha harus memberi kesempatan kepada konsumen untuk melakukan uji coba terhadap barang dan/atau jasa tertentu juga memberikan jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau yang dijual.

f) Pelaku usaha harus memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian sebagai dampak telah menggunakan, memakai dan memanfaatkan barang dan/atau jasa yang dijual.

g) Pelaku usaha harus memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian jika barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan kontrak.

2. Pembatalan Akad Transaksi

Di dalam setiap pekerjaan jual beli, terdapat dua macam subjek hukum, masing-masing subjek hukum mempunyai hak dan kewajiban secara timbal balik dalam perjanjian yang telah di buat. Apabila salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang diperjanjikan atau membatalkannya secara sepihak, maka perbuatan tersebut dapat dikatakan sebagai wanprestasi. Sebagaimana dalam QS. An-Nahl ayat 91:

َدْعَ ب َناَْيَْْلَا اوُضُقْ نَ ت َلََو ْمتُّْدَهاَع اَذِا ِهّّٰللا ِدْهَعِب اْوُ فْوَاَو ْمُكْيَلَع َهّّٰللا ُمُتْلَعَج ْدَقَو اَهِدْيِكْوَ ت

الًْيِفَك َنْوُلَعْفَ ت اَم ُمَلْعَ ي َهّّٰللا َّنِا ۗ

Artinya: “Dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai

(38)

saksimu (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS.An-Nahl : 91)

Wahbah Az-Zuhaili berpendapat bahwa fasakh merupakan pembatalan. Dalam aspek istilah, Fasakh diartikan sebagai lepasnya perikatan dalam akad dan dianggap tidak pernah terjadi suatu akad.

Pendapat Wahbah Az-Zuhaili tentang pembatalan/fasakh pada akad yang memiliki sifat lazim dalam berbagai kondisi yakni:

a) Pembatalan disebabkan rusaknya akad. Jika akad yang dilakukan dengan cara fasid, yakni melakukan penjualan yang tidak dapat diketahui atau atas transaksi tersebut memiliki sifat yang tidak tetap (sementara), konsekuensi terhadap akad tersebut harus dilakukan pembatalan oleh para pihak yang melakukan akad atau upaya gugatan pembatalan.

b) Pembatalan karena adanya Khiyar. Diperbolehkan membatalkan akad bagi pihak yang memiliki hak khiyar, sebagaimana yang dijelaskan oleh ulama hanafiyah yaitu dalam kegiatan jual beli tidak boleh dibatalkan begitu saja kecuali adanya persetujuan kedua belah pihak atau dengan adanya keputusan hakim.

c) Pembatalan karena kesepakatan para pihak untuk memutusnya.

Pembatalan ini bisa terjadi ketika para pihak yang berakad bersepakat untuk membatalkannya, keadaan seperti ini biasa dikenal dengan istilah Iqalah atau keadaan saling mengakui bahwa pembatalan terjadi karena adanya penyesala dari salah satu pihak.

(39)

27

d) Fasakh Terhadap Akad Mustahil Dilaksanakan. Dibolehkannya melakukan pembatalan jika pihak lain tidak memenuhi kewajibannya menurut ketentuan Khiyar Naqdi. Khiyar naqdi merupakan hak memilih antara tetap melanjutkan transaksi atau membatalkan transaksi untuk memberikan kesempatan dalam pembatalan jual beli untuk suatu transaksi dengan pertukaran yang tidak langsung.22

e) Pembatalan karena berakhirnya akad atau targetnya telah tercapai.

Akad akan batal dengan sendirinya ketika berakhirnya masa target, seperti berakhirnya masa akad sewa – menyewa, lunasnya hutang dalam akad rahn dan kafalah, dan sebagainya.

Pembatalan akad harus memenuhi prosedur yang berlaku dalam hukum perjanjian Islam. Prosedur tersebut meliputi:

a) Memberitahu pihak yang melakukan perjanjian terkait pembatalan.

b) Memberitahukan alasan pembatalan dan bukti-bukti.

c) Memberikan waktu kepada pihak yang menerima pembatalan.

d) Pembatalan yang terjadi harus didasarkan atas saling ridha sehingga tidak mengakibatkan permusuhan dan putus silaturrahim.

e) Batalnya akad dapat terjadi jika terjadi peperangan yang didahului oleh proses menyerang terlebih dahulu dan berkhianat atas perikatan yang dilakukan

Jadi suatu akad dapat dan boleh dibatalkan apabila kedua pihak saling ridha.

22https://www.abusyuja.com/2020/09/pengertian-khiyar-dalam-jual-beli-dan-macam- macamnya.html diakses pada tanggal 03 Januari 2022 pukul 20.35 WIB

(40)

3. Sistem Cash On Delivery

Cod sudah tidak asing lagi bagi masyarakat indonesia. Cod sendiri mrupakan pmbayaran yang dilakukan ketika barang pesanan telah sampai atau yang biasa dikenal pembayaran di tempat.

Dalam model pembayaran seperti ini, konsumen merasa aman dari penipuan karena akan membayar pesanannya ketika barang telah sampai.23 Pembayaran cash on delivery terbagi menjadi dua cara, yaitu:24

a) Dengan cara membayar ke penjual langsung.

Penjual dan pembeli hanya tinggak menentukan tempat untuk bertemu, ketika ditempat pembeli membayarkan sejumlah harga kepada penjual, dan pembeli dapat memeriksa secara langsung kondisi barang apakah sudah sesuai dengan yng digambarkan oleh penjual.

b) Dengan cara membayar melalui kurir/delivery service.

Penjual dan pembeli sepakat untuk menggunakan jasa kurir/delivery service untuk mengirimkan produk dari penjual, dan pembeli membayar uang pembelian barang melalui jasa kurir/delivery service.

Terdapat beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dalam melakukan metode ini;

23 Ibnu Ismail, Apa Arti cash on delivery Dalam Jual Beli Online? Ini Pengertian, Kelebihan dan Kekurangannya, diakses secara online melalui https://accurate.id/bisnis-ukm/apa- arti-Cash On Delivery/ pada tanggal 13 November 2021 pukul 05:10 WIB

24 Muhammad Rizqi Romdhon, Jual Beli Online Menurut Madzhab Asy-Syafi’I, (Tasikmalaya: Pustaka Cipasung, 2015) cet. 1, 101.

(41)

29

1) Bagi penjual, metode pembayaran Cash On Delivery ini menjadi strategi marketing untuk meningkatkan penjualan produk karena banyak konsumen yang menyukai cara ini.

2) Bagi pembeli, metode pembayaran Cash On Delivery akan meningkatkan kenyamanan tersendiri karena bisa memeriksa kondisi barang secara langsung ketika barang telah sampai di alamat tujuan, dan bisa meminimalisir kasus penipuan yang disebabkan barang yang tidak sesuai dengan pesanan.

Selain itu, sistem pembayaran COD juga mempunyai kekurangan, antara lain;

a) Metode pembayaran seperti ini bisa saja merugikan pihak penjual, karena rentan dibatalkan secara tiba – tiba oleh pihak pembeli dengan berbagai macam alasan.

b) Pembayaran seperti ini juga rentan dengan adanya risiko kejahatan, disarankan untuk melakukan cod di tempat yang ramai masyarakat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.

Pembeli memiliki penilaian tersendiri terhadap penjual yang mendukung adanya sistem pembayaran cod ini, karena metode ini memiliki banyak keuntungan yang didapat oleh pembeli terhadap barang yang akan dibeli, salah satunya dari pertimbangan ongkos kirim. Selain itu, penjual yang mendukung metode cod ini lebih bnyak diminati oleh pembeli karena pembeli akan merasa tenang terhadap barang yang dipesan, pembeli bisa menyisihkan uang dalam waktu yang sudah ditentukan.

(42)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian penulis menggunakan jenis Hukum Empiris, yaitu metode penelitian hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik perilaku verbal yang didapat dari wawancara maupun perilaku nyata yang dilakukan melalui pengamatan langsung.25

Pendekatan yang dipakai dalam skripsi ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitati menurut Sugiyono yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci . Menurut Creswell pwndekatan ini meruakan proses ilmiah yang memunculkan masalah dengan menjelaskannya secara kompleks dan komprehensif. Langksh selanjutnya merinci pandangan penulis tentang sumber informasi.26 Pada skripsi ini, penulis menggabungkan hasil penelitian dan wawancara, serta membaca berbagai informasi tertulis yang membahas tentang pembatalan sepihak pada aplikasi Lazada dengan sistem pembayaran COD.

25 Ronny Hanitijo Sumitro, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), 3.

26 Haris Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba

Humanika, 2019), 8.

(43)

31

B. Sumber Data

Sumber data adalah tempat untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan penelitian. Adapun sumber data yang digunakan penulis yaitu:

1. Data Primer

Data primer penulis memperoleh dari sumber utama, data primer dalam penelitian skripsi ini didapat melalui wawancara, serta melalui penyebaran angket. Data primer pada penelitian skripsi ini adalah pengguna aplikasi lazada, dan admin aplikasi lazada.

2. Data Sekunder

Perolehan data sekunder didapat melalui sumber data yang telah ada. Disini penulis mendapatkan data sekunder dari dari berbagai referensi, seperti dokumen pendukung berupa artikel, informasi orang lain yang sah, dan laman resmi lazada.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulsn data merupakan teknik strategis dalam penelitian, ini bertujuan untuk mendapatkan data. Teknik ini sangat diperlukan untuk penelitian ksrena digunakan untuk mengolah data yang kemudian dapat ditarik kesimpulan. Metode yang digunakan yaitu:

1. Wawancara

Metode wawancara yang dilakukan Peneliti adalah metode wawancara terstruktur, yaitu dengan menginventarisir list pertanyaan secara tersusun. Ini penulis lakukan melalui survei atau kuesioner online

(44)

agar pertanyaan lebih terarah, jadi perolehan data akan memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Wawancara memiliki tujuan yaitu guna mendapat data pendapat dari user aplikasi lazada terkait pembatalan pesanan pada aplikasi lazada.

2. Dokumentasi

Dalam kegiatan Dokumentasi penulis ini nantinya mengumpulkan foto atau gambar dan tulisan. Dokumentasi dalam penelitian Kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh data sekunder, dokumentasi juga memiliki peranan sangat penting yang mana bertujuan untuk melengkapi hasil observasi dan wawancara dari sebuah lapangan yang dilakukan penulis sebelumnya. Hasil wawancara dan observasi agar lebih akurat lagi jika disertakan dokumentasi yang berkaitan dengan hasil tanya jawab dan pemantauan secara langsung yang sudah dilakukan sebelumnya.

D. Analisis Data

Pada skripsi ini, teknik analisis data terjadi saat terkumpulnya data selanjutnya dilakukan deskripsi dengan metode kualitatif, yakni cara analisis secara tersistem, mulai dari informasi lapangan hasil wawancara, survey online. Pada saat waktu pengumpulan serta setelah pengumpulan data selesai dalam sebuah sesi wawancara yang dilakukan tempo lalu, peneliti sudah melakukan analisis terhadap informasi yang didapat melalui wawancara tersebut. Apabila data yang sudah dianalisis ini belum memuaskan maka nantinya peneliti membuat pertanyaan lagi sampai data yang dihasilkan ini sesuai dengan keinginan peneliti atau lebih akurat.

(45)

33

Data yang diperoleh dari sebuah penelitian tersebut kemudian dianaslisis serta diolah dengan baik dan benar memakai metode kualitatif yakni menggabarkan suatu keadaan secara berututan dengan akurat, serta valid, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkesinambungan dengan fenomena yang diteliti. Menurut Sugiono ada tiga tahapan yang berkaitan yaitu :

1. Kondensasi Data (Data Condentation) merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data catatan lapangan, transkip wawancara, dokumen dan data temuan lainya.

Kondensasi data dilakukan secara konsisten selama program penelitian dilakukan.27

2. Penyajian Data digunakan untuk memudahkan penulis membangun data kedalam situasi sosial yang sempurna dan memeriksa tingkat integritas data.28

3. Penarikan simpulan pada penelitian kualitatif merupakan langkah dalam analisi data kualitiatif dan penarikan kesimpulan dan verifikasi , kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

E. Keabsahan Data

Keabsahan data memiliki tujuan dalam proses pembuktian terhadap penelitian yang dilakukan dalam menguji keilmiahan suatu penelitian, selain

27 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&B), (Bandung: Alfabeta, 2010), 338

28 Sugiono, 341

(46)

itu guna melakukan uji data atas perolehan data penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tringulasi untuk menguji keabsahan data. Tringulasi adalah teknik pengumpulan data yang sifatnya menganggabungkan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang telah ada untuk mendapatkan data yang valid. Dengan menggunkaan pengumpulan data dengan tringulasi, peneliti mengumpulkan data dan sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu dengan mengecek kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data dari berbagai sumber.29

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tringulasi sumber dan tringulasi teknik, yakni sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber

Tringulasi sumber berati peneliti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Tringulasi sumber dipergunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda. Data yang didapatkan dan dianalisis oleh peneliti menghasilkan suatu kesimpulan kemudian dimintakan kesepakatan dengan sumber data tersebut.

2. Triangulasi Teknik

Tringulasi teknik yaitu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama.

29 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&Q,(Bandung:Alfabeta,2016), 182

(47)

35

F. Tahap – Tahap Penelitian

Dalam tahap penelitian dilakukan dengan tiga tahapan, sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan (persiapan) terdiri dari beberapa yakni a) Proses menentukan legal gap (judul); b) Latar belakang penelitian; c) Rumusan masalah; d) Tujuan dan manfaat penelitian; f) Metodologi penelitian; dan g) Penyusunan administrasi penelitian.30

2. Tahap pelaksanaan, yaitu terdiri atas: a) Proses inventaris data; b) Proses mengolah data; c) Proses analisis data; d) Proses tafsir terhadap hasil analisis.

3. Tahap penulisan penelitian

Pada tahap penulisan penelitian yang merupakan puncak dalam proses penelitian memiliki makna yang penting. Hal ini pada pelaksanaannya perlu memperhatikan aspek-aspek tertentu, seperti gaya selingkung, isi, dan teknik penyusunan skripsi. Dalam proses ini, Peneliti melakukan penyusunan data yang sudah dikumpulkan, selanjutnya fokus masalah dapat terjawab.31

30 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2017), 131.

31Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi, (Bandung: CV Alfabeta, 2017) , 131-132.

(48)

BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS A. Gambaran Obyek Penelitian

1. Sejarah Aplikasi Lazada

Gambar 4.1 diakses melalui Lazada.co.id

Lazada merupakan sebuah aplikasi berbasis mobile, atau dalam pengertian umumnya merupakan aplikasi yang bisa digunakan untuk berbelanja secara online. Dengan hadirnya ini memudahkan kita melakukan transaksi tanpa harus pergi keluar rumah terlebih dahulu. Kita bisa memesan barang yang kita inginkan, melakukan pembayaran, dan pesanan akan dikirim ke alamat kita. Lazada termasuk salah satu perusahaan online terbaik, yang menawarkan berbagai macam produk, mudah diakses dan mudah dalam melakukan transaksi.

Bussines model di Lazada yaitu marketplace atau laman jual beli metode daring. Pertemuan antar penjual dan pembeli dalam satu platfrom untuk memudahkan transaksi, memasarkan produk melalui Aplikasinya.

Lazada diluncurkan pada bulan Maret tahun 2012 kemudian berkembang

36

(49)

37

cepat sampai pada saat ini.32 Lazada Indonesia termasuk dalam bagian dari Lazada Group yang sudah beroperasi di beberapa Negara di Asia Tenggara, diantaranya Lazada Singapore, Lazada Indonesia, Lazada Malaysia, Lazada Thailand, Lazada Vietnam, dan Lazada Filipina. Lazada menjual produk dari berbagai kategori, mulai dari Elektroik, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan olah raga, perlengkapan Traveling, produk – produk kecantikan, buku, mainan dan masih banyak lagi.

Lazada juga memberikan berbagai macam penawaran seperti promo dan diskon potongan harga, ini dilakukan guna menarik minat konsumen. Selain itu, informasi terkait produk dengan mudah dapat diakses melalui website resmi Lazada yaitu lazada.co.id atau juga bisa dengan Menginstall aplikasi Lazada di Play Store atau App Store. Lazada menjadi tujuan utama untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam mencari serta mendapatkan barang – barang yang dibutuhkan. Tidak hanya kepuasan konsume, Lazada.co.id juga memastikan kepuasan Seller dalam menjual produk – produk mereka dengan berbagai dukungan yang maksimal.

Saat ini Magnus Ekbom merupakan CEO Lazada Indonesia.

Magnus Ekbom berawal dari mutasi dari Swedia ke Asia pada tahun 2011 dan perioder 5 tahun terakhir fokusnya di pasar Asia Tenggara yang mana

32 Lazada.co.id Diakses secara online melalui web

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Kajian Terdahulu ..............................................
Tabel 2.1  Kajian Terdahulu
Gambar 4.1 diakses melalui Lazada.co.id
Gambar 4.2 diakses melalui screenshoot Lazada.co.id
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Jual beli online dengan sistem transfer antar bank adalah jual beli dimana antara penjual tidak bertemu satu sama lain dan melakukan pembayaran lewat rekening bank kemudian barang

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perlindungan hukum bagi konsumen apartemen dalam perjanjian pengikatan jual beli dikaitkan dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaturan mengenai transaksi jual-beli melalui BlackBerry Messenger (BBM) tidak jauh berbeda dengan pengaturan jual beli konvensional

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi rumusan masalah: Bagaimana tingkat kepercayaan terhadap jual beli online pada toko

Tetapi dalam praktik jual beli barang-barang second dengan sistim cash on delivery (COD) pada Forum Jual Beli Purwokerto ada yang tidak syah menurut hukum

Jual beli melalui pesanan atau sala>m yaitu dengan menyebutkan barang dengan sifat-sifatnya dengan kriteria tertentu dalam tanggungan dengan pembayaran

Hasil wawancara dengan kak Theresa Thesa Handayani SE sebagai pegawai toko di Toko Elektronik City pada tanggal 25 April 2019: Dalam pelaksanaan perjanjian jual beli

Diharapkan penelitian hukum pada masalah ini dapat memberikan wawasan tentang tanggung jawab para pihak jual beli online yang berkaitan dengan penerapan asas itikad baik antara penjual