• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI TANJUNG BALAI KARIMUN

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI TANJUNG BALAI KARIMUN"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

Sesty Dimitri, 2021: Studi Kasus Perlindungan Hukum Korban KDRT di Pengadilan Negeri Studi Kasus di Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun. Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum apa saja yang diberikan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga dan untuk mengetahui apa saja hambatan dalam memberikan perlindungan hukum kepada korban kekerasan dalam rumah tangga. Temuan penelitian menunjukkan bahwa perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga telah sesuai dengan hukum Indonesia, KUHP, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi Korban KDRT, Studi Kasus di Pengadilan Negeri. Perkelahian dan keributan yang biasa timbul dalam keluarga penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga misalnya perbuatan meninggalkan keluarga, melakukan kekerasan fisik terhadap seseorang, kekerasan psikis terhadap seseorang, dan kekerasan seksual terhadap seseorang.

Banyaknya hal yang menimpa perempuan dan banyaknya kasus kekerasan dalam rumah tangga menjadi faktor pendorong yang dapat mempengaruhi implementasi undang-undang tersebut. Faktor lainnya adalah faktor hukum yaitu disahkannya undang-undang no. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU PKDRT). Korban kekerasan dalam rumah tangga sebagian besar adalah perempuan, dan pelakunya adalah laki-laki (walaupun terkadang terjadi juga sebaliknya).

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk lebih mendukung keluarga atau masyarakat terdekat untuk lebih membantu korban dalam mengatasi kekerasan dalam rumah tangga. Korban adalah orang yang mengalami kekerasan dan/atau ancaman kekerasan dalam keluarganya. Sebab biasanya ada anggapan bahwa kekerasan dalam rumah tangga dianggap sebagai aib bagi keluarga dan tidak boleh diakui oleh pihak luar.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Dan Manfaat Penelitian
  • Tinjauan Pustaka
  • Konsep Operasional
  • Metode Penelitian
    • Jenis dan Sifat Penelitian
    • Lokasi Penelitian
    • Populasi dan Responden
    • Data dan Sumber Data
    • Alat Pengumpul Data
    • Analisis Data
    • Metode Penarikan Kesimpulan
  • Sistematika Penulisan

Keseluruhan rangkaian data yang ditemukan/diterima akan dijelaskan dan ditempatkan dalam penjelasan seaman mungkin oleh penulis, memperlihatkan gambaran realitas pada objek/kasus yang diterima di tempat/tempat dilakukannya penelitian. . Pada tahap akhir, penulis menarik kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, dalam hal ini menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat khusus, untuk menguraikan secara jelas, dalam suatu analisis karya ilmiah yang sesuai dengan judul penelitian. pekerjaan yang penulis ingin lakukan nanti. Memberikan perlindungan terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga di Pengadilan Negeri Tanjung atas kekerasan dalam rumah tangga di Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun.

TINJAUAN UMUM

Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum Korban

  • Perlindungan Hukum
  • Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dalam KUHP 32

Seperti kekerasan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap istri atau mertuanya atau keluarga lain yang tinggal serumah. Gambaran umum mengenai hambatan yang dialami dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga adalah suatu perbuatan yang terjadi dalam rumah tangga, biasanya dilakukan oleh lawan jenis, dan menimbulkan penderitaan, terutama di kalangan perempuan, baik dalam bentuk domestik maupun publik.

Untuk menindak lanjuti kekerasan dalam rumah tangga maka dibuatlah Undang-Undang KDRT yang diharapkan dapat menjamin keselamatan dan keadilan bagi pasangan suami istri. “Di Indonesia, ketentuan larangan kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan terdapat dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.” Rumah tangga juga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang mempunyai peranan dan pengaruh besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota rumah tangga.

- orang yang karena hubungan darah, perkawinan, menyusui, pengasuhan, dan perwalian mempunyai hubungan keluarga dengan orang tersebut pada huruf a yang tinggal dalam rumah tangga tersebut; dan atau. Terdapat beberapa perbedaan mengenai ruang lingkup rumah tangga yang diatur dalam Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (UU KDRT) dengan rancangan usulan perbaikan RUU Anti KDRT yang diusulkan oleh Badan Legislatif Perwakilan Rakyat pada tanggal 6 Mei 2003. Orang yang bekerja di panti jompo pada rumah tangga orang lain, baik yang tinggal serumah maupun tidak;

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa kasus KDRT di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau mengalami siklus naik turun setiap tahunnya. Adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga setiap tahunnya membuat penulis ingin mengusut kasus tersebut. Terkait dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga, untuk memperluas jangkauan pelayanan di wilayah Kepri, Polres Karimunjawa membentuk Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) di lingkungan Polda Kepri untuk memberikan pelayanan kepada perempuan dan anak yang menjadi korban kejahatan. Faktor penghambat pemberian perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga di Pengadilan Negeri Tanjung Balai Karimun.

Jika kita berbicara mengenai perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga, tentu akan timbul hambatan dalam pemberian perlindungan hukum. Kendala yang dihadapi polisi dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban KDRT menurut Aipto Andi Susilo. Polisi melakukan penyadaran atau memberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat tidak ragu untuk melaporkan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga.

Tinjauan Umum Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemberian Perlindungan Terhadap Korban Kekerasan Dalam

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Hukum pidana di Indonesia masih memberikan ancaman bagi seluruh pelaku kekerasan dalam rumah tangga atau pelaku kejahatan lainnya. Yang dimaksud dengan kekerasan dalam rumah tangga menurut UU 23 Tahun 2004 adalah suatu perbuatan terhadap seseorang, khususnya perempuan, yang menimbulkan kesengsaraan, penderitaan seksual, fisik, mental, dan penelantaran lainnya, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan perampasan kemerdekaan secara hukum dalam rumah tangga. . Kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindak pidana yang terjadi dalam rumah tangga, yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya atau sebaliknya oleh istri terhadap suaminya.

Rumah tangga adalah suatu tatanan dan jaringan hidup, yaitu suatu kawasan pergaulan manusia yang diperkecil dengan tujuan memelihara keturunan dan kemudian membentuk suatu keluarga. Namun rumah tangga sebagai simbol tempat yang aman juga dapat menenangkan jiwa sebagai tempat latihan beradaptasi sebagai benteng kokoh dalam membangun sebuah keluarga dan. merupakan arena nyaman bagi masyarakat yang menginginkan kehidupan bahagia, damai dan sejahtera. Rumah tangga mempunyai organisasi tersendiri yaitu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang memimpin keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya, anggota rumah tangga terdiri dari ayah, ibu dan anak dan merupakan satu kesatuan yang mempunyai hubungan, disebut rumah tangga. Harmonis apabila seluruh anggota rumah tangga merasa bahagia yang ditandai dengan tidak adanya konflik, ketegangan, kekecewaan dan kepuasan terhadap keadaan.

Demikianlah pengertian rumah tangga, walaupun tidak sepenuhnya tepat, karena istilah rumah tangga sangat sulit dirumuskan secara utuh. Namun hal tersebut sudah dapat diilustrasikan dengan informasi di atas. bagaimana seharusnya gambaran dan bentuk rumah tangga yang harus dibangun dan dijalani setiap orang. Kepastian setiap laki-laki akan membangun dan memelihara rumah tangga bukan hanya karena naluri atau watak, dimana setiap laki-laki membutuhkan kehidupan untuk berkumpul karena didorong oleh kebutuhan, tetapi agama juga memerintahkan segala sesuatu di dunia untuk merekomendasikan kepada manusia pada saat waktunya tiba. datang ke pernikahan cepat.

Manusia dalam keberadaannya sebagai badan sosial perlu membangun rumah tangga karena sebagaimana disebutkan di atas, rumah tangga merupakan tempat aman yang dapat menenangkan jiwa. 80050054, dari pihak kepolisian khususnya Polres Karimun, dan tugas kami juga untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, tentunya dalam hal ini kami terus memperhatikan dan memberikan perlindungan kepada korban kekerasan dalam rumah tangga, baik berupa perlindungan hukum. yang diberikan kepada korban KDRT, maka polisi akan melindunginya berdasarkan surat keputusan hakim, setelah itu polisi akan melakukan sidang trauma terhadap korban KDRT. Polisi juga akan menilai terlebih dahulu tingkat kerentanan dan ancaman atau pidana. Mereka akan menyelidiki terlebih dahulu bagaimana perilaku tersangka terhadap korban. Polisi juga akan mendalami keluarga korban, tetangga atau kerabat dekat korban, sehingga polisi menilai tingkat kerentanan korban. Untuk memperoleh informasi secara detail mengenai kendala yang dialami dalam memberikan perlindungan hukum terhadap korban kekerasan dalam rumah tangga, penulis memperoleh informasi melalui teknik wawancara.

Buku-Buku

Jurnal-Jurnal

Peraturan Perundang-Undangan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perlindungan hukum tidak hanya pengaturan mengenai sanksi pidana kepada pelaku, melainkan juga mengatur tentang proses tuntutan hukumnya (hukum formil/acara), kompensasi, pemihan

Judul Penelitian : Implentasi Undang-Undang Nomor 23 Tabun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Tumah Tangga Dalam Memberikan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kekerasan

Sudah waktunya KUHP dan KUHAP sebagai Hukum Pidana Materil dan Hukum Pidana Formil di reformasi agar dapat memberikan perlindungan hukum yang maksimal kepada

45 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, h.. Jurnal Cita Hukum, Vol. Karena selama ini pihak kepolisian masih terkesan menginterogasi korban dibanding

Perlindungan hukum bagi masyarakat sangatlah penting karena masyarakat baik kelompok maupun perorangan, dapat menjadi korban atau bahkan Dimana dalam Undang-Undang

Perlindungan Hukum Bagi Korban Tindak Pidana Cyber Crime Phishing: • Perlindungan hukum bagi korban tindak pidana cyber crime phishing dapat diperoleh dari pasal 378 KUHP • Pasal 28

PERBANDINGAN PERLINDUNGAN KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL DALAM KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PIDANA DAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2022 TENTANG TINDAK PIDANA KEKERASAN

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu hukum positif Indonesia tidak mengatur mengenai perlindungan hukum bagi korban kekerasan rumah tangga dalam perkawinan sirri, Namun Pada UU