• Tidak ada hasil yang ditemukan

Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah bagaimana perkembangan sistem pendidikan dalam menciptakan masyarakat madani di Pondok Pesantren Al-Muhsin Metro

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah bagaimana perkembangan sistem pendidikan dalam menciptakan masyarakat madani di Pondok Pesantren Al-Muhsin Metro"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dilihat dari sejarahnya, pesantren merupakan bentuk lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya. Sebagai lembaga pendidikan tertua dan asli bangsa Indonesia, pondok pesantren pada mulanya menampilkan sistem pendidikan tradisional yang mempertahankan sistem, materi dan metode berdasarkan nilai dan ajaran Islam. Selain dari sistem pendidikan Belanda untuk pendidikan di pesantren, tantangan ini datang dari tokoh-tokoh sekuler yang memberikan stigma buruk terhadap pesantren.

Pesantren Al-Muhsin merupakan salah satu pesantren modern di kota Metro yang dipimpin oleh Ustad Anwar Heru Tomo. Di Pondok Pesantren Al-Muhsin tidak ada dikotomi dalam sistem pendidikan keilmuan, hal ini ditunjukkan dengan penggunaan bahasa Arab dan Inggris dalam kehidupan sehari-hari. Selain mempersiapkan santrinya untuk mampu bersaing dalam kehidupan yang serba modern, Pondok Pesantren Al-Muhsin juga tidak lupa membekali santrinya dengan pendidikan.

5 Wawancara dengan Ustadzah Nadya Zunairoh selaku pengurus dan pengurus asatidzah Ponpes Al-Muhsin pada tanggal 04 Maret 2018. Hal ini dilakukan oleh Ponpes Al-Muhsin dengan memasukkan adab, etika dan adab sebagai aspek yang dinilai dan 'Suatu jurusan berpengaruh dalam menentukan tingkat kelulusan mahasiswanya.

Pertanyaan Penelitian

Dengan demikian, santri Al-Muhsin diharapkan menjadi masyarakat yang beradab, modern dan maju, serta beradab dan berakhlak mulia. Beranjak dari fenomena yang ada di lingkungan asrama Islami, hal inilah yang melatar belakangi peneliti, perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam sebagaimana tertuang dalam judul proposal “Modernisasi Rumah Tangga”. sistem pendidikan dalam mewujudkan masyarakat madani di Asrama Islam Al-Muhsin Metro”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para santri dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat madani di lingkungan pesantren. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman berharga untuk memperluas cakrawala berpikir dan memperluas wawasan.

Penelitian Relevan

Tesis Modernisasi Pondok Pesantren (Studi Pemikiran Azyumardi Azra) oleh Ilham Arif dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, sama halnya dengan yang akan peneliti lakukan untuk membahas tentang modernisasi pondok pesantren, perbedaannya terletak pada objek yang akan diteliti. Tesis ini hanya berfokus pada modernisasi pesantren, sedangkan peneliti membahas modernisasi sistem pendidikan pesantren dalam penciptaan masyarakat madani.

Penelitian pertama tentang modernisasi sistem pendidikan pesantren, penelitian kedua tentang modernisasi pesantren. Penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membahas mengenai modernisasi sistem pendidikan pesantren pada masyarakat madani.

LANDASAN TEORI

Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok pesantren

  • Pengertian Modernisasi Sistem Pendidikan
  • Bentuk-bentuk Modernisasi Sistem Pendidikan
  • Urgensi Modernisasi Sistem Pendidikan
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modernisasi Sistem

Sistem pendidikan adalah suatu kesatuan yang utuh dari semua satuan kegiatan pendidikan yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Secara teoritis, suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen atau bagian yang merupakan inti dari proses pendidikan.10. Berdasarkan teori di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa modernisasi sistem pendidikan merupakan suatu proses perubahan kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar dapat hidup sesuai dengan tuntutan zaman.

Bentuk modernisasi sistem pendidikan merupakan bentuk pembaharuan sistem pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang ideal. 11 Syarifah Gustiawati Mukri, “Modernisasi Sistem Pendidikan Pesantren”, dalam Fikrah, (Bogor: UIKA Fakultas Agama Islam), Volume 6/No. 19 Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa bentuk modernisasi sistem pendidikan Islam ditujukan pada tiga pola pendidikan (Islam, murni, nasionalisme) yang membentuk sistem pendidikan modern, yang mengadopsi pola sistem pendidikan Barat. . dengan penyesuaian terhadap Islam dan kepentingan nasional.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi modernisasi sistem pendidikan tersebut, yaitu diawali dengan ketidakpuasan terlebih dahulu terhadap lembaga pendidikan yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu umum, ahli dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi memiliki jiwa yang kosong dalam hal nilai-nilai moral. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi modernisasi sistem pendidikan menyimpang dari ketidakpuasan terhadap lembaga pendidikan saat ini yang tidak mampu menghadapi tantangan dunia modern.

Masyarakat Madani

  • Pengertian Masyarakat Madani
  • Ciri-Ciri Masyarakat Madani

Konsisten dengan pandangan di atas, masyarakat sipil mengacu pada proses pembangunan peradaban yang mengacu pada nilai-nilai kebijakan bersama. Pendapat lain menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat sipil adalah masyarakat yang mengacu pada masyarakat Madinah yang berada di bawah kepemimpinan Nabi. Jika masyarakat madinah menjadi acuan dalam mewujudkan masyarakat madani, maka terdapat beberapa ciri masyarakat madani, yaitu masyarakat Rabbaniyah, masyarakat.

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa ciri-ciri masyarakat madani di pondok pesantren adalah masyarakat Rabbaniyah, masyarakat demokratis egaliter, masyarakat toleran, masyarakat adil dan berilmu. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pilar-pilar implementasi masyarakat sipil adalah lembaga-lembaga yang berperan langsung dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berwenang sebagaimana mestinya. Masyarakat madani adalah masyarakat yang mengacu pada masyarakat Madinah di bawah kepemimpinan Nabi yang memiliki beberapa ciri antara lain masyarakat Rabbaniyah.

Sedangkan masyarakat madani adalah suatu keadaan dimana masyarakatnya memiliki kebajikan (beradab) yang berdasarkan pada transendental (berdasarkan keyakinan) yang bersumber dari ajaran (wahyu) samawi. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa modernisasi sistem pendidikan dalam penciptaan masyarakat madani adalah upaya lembaga pendidikan untuk menciptakan sistem pendidikan yang ideal dengan perpaduan kedua sistem tersebut, yang dilakukan dengan memasukkan sains modern. kurikulum dalam sistem pendidikan tradisional dan integrasi pendidikan agama ke dalam kurikulum sekolah modern.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Tekhnik Pengumpulan Data
  • Tekhnik Penjamin Keabsahan Data
  • Tekhnik Analisis Data

Menurut pengamatan, sistem pendidikan yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Muhsin sudah berjalan dengan baik. Memberikan pendidikan di pondok pesantren Al-Muhsin mata pelajaran umum disamping pelajaran mata pelajaran agama.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

  • Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al-Muhsin
  • Keadaan Ustad/Ustadzah Pondok Pesantren Al-Muhsin
  • Keadaan Santri Pondok Pesantren
  • Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren
  • Periodesasi Kepemimpinan Pondok Pesantren
  • Struktur Organisasi Kepemimpinan Pondok Pesantren
  • Sistem Pendidikan Pondok Pesantren

Pesantren Al Muhsin lahir dari dorongan umat Islam di Metro dan sekitarnya serta dukungan penuh Majelis Dakwah Islamiyah Indonesia Pusat, Jakarta, sebagai penyandang dana awal pembangunan gedung pesantren tersebut. Hi Soderi menanggapi ajakan ini dengan menghibahkan tanah peninggalan orang tuanya untuk sebuah lembaga pendidikan pesantren. Setelah diadakan pertemuan dan musyawarah, tercapailah kesepakatan untuk mendirikan pesantren yang diberi nama Al Muhsin.

Pada Juli 1995, Pesantren Al Muhsin mulai menerima pendaftaran santri baru TP dengan dibukanya Walikota Administrasi Metro. Disampaikan bahwa Alfuadi Rusli, dr. Hayumi RB, Ph.D. halo Supoya, halo. M. Mukhtar AM, Hai. Ahmad Lazim selaku pendiri Pesantren Al Muhsin. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui sejarah singkat proses berdirinya pondok pesantren Al-Muhsin. Visi Pondok Pesantren Al-Muhsin adalah terwujudnya Al Muhsin sebagai lembaga pendidikan dan dakwah yang berorientasi pada kemurnian ajaran Islam dan berwawasan global.

Mengikuti perkembangan zaman, pondok pesantren terus berinovasi atau mengembangkan aspek pendidikan lainnya agar dapat berkembang sesuai tuntutan zaman, seperti kurikulum, metode, media serta sarana dan prasarana.

Gambar II  Struktur Organisasi Kepemimpinan Pondok Pesantren Al-  Muhsin
Gambar II Struktur Organisasi Kepemimpinan Pondok Pesantren Al- Muhsin

Analisis Modernisasi Sistem Pendidikan Dalam Menciptakan

Menurut hasil observasi di pondok pesantren Al-Muhsin, sarana dan prasarana yang ada di pondok pesantren sudah memadai.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di Pondok Pesantren Al-Muhsin Metro dapat disimpulkan bahwa modernisasi sistem pendidikan dalam mewujudkan masyarakat madani di Pondok Pesantren Al-Muhsin telah berjalan dengan baik. Ada beberapa cara yang dilakukan oleh pihak pengelola Pondok Pesantren untuk memodernisasi sistem pendidikan dalam mewujudkan masyarakat madani di Pondok Pesantren Al-Muhsin, antara lain: Pelaksanaan sistem pendidikan madrasah, agar pendidikan di Pondok Pesantren pada masanya dapat tetap terjaga. naik dan tidak tertinggal.

Saran

Pesantren Al-Muhsin menggabungkan dua kurikulum dalam pendidikannya, yaitu kurikulum KEMENAG dan kurikulum Pesantren. Ya, sebagai pesantren modern, Pesantren Al-Muhsin mempelajari mata pelajaran umum selain mempelajari mata pelajaran agama. Hal ini saya rasakan dengan jadwal pengajian yang berlangsung setiap bulan di pondok pesantren.

Secara umum, santri di Pesantren Al-Muhsin memiliki akhlak yang baik, sopan kepada orang yang lebih tua dan saling menghormati. Hasil observasi peneliti menunjukkan bahwa secara umum perilaku santri di pondok pesantren adalah baik.

Tabel Hasil Wawancara
Tabel Hasil Wawancara

Gambar

Gambar II  Struktur Organisasi Kepemimpinan Pondok Pesantren Al-  Muhsin
Tabel Hasil Wawancara
Tabel Hasil Wawancara
Tabel Hasil Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

2kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang