PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Apakah pendapat siyasah dusturiyyah tentang kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam sistem politik Indonesia.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kedudukan Dewan Perwakilan Daerah di Republik Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia untuk memberikan keadilan dan kebijakan kepada pejabat mengenai kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia yang tidak sesuai dengan aturan UUD 1945.
Penelitian Terdahulu
Negara masih belum terwujud.9 Bedanya penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang akan dibahas mengenai Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD) dalam Sistem Konstitusi Indonesia dari Perspektif Siyasah. Dalam tesis Fikri Abdullah yang berjudul Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Pembentukan RUU Otonomi Daerah, Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi 93/PUU-X/203. Sedangkan penelitian yang ingin penulis lakukan kali ini adalah tentang kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam sistem ketatanegaraan Indonesia dalam perspektif Siyasah.
Terdapat persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan penulis yaitu sama-sama membahas tentang Dewan Perwakilan Daerah (RPC). Dalam tesis Faridah Hanun yang berjudul Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Usulan Rancangan Undang-Undang Pembentukan, Pemekaran, dan Penyatuan Daerah Berdasarkan Undang-Undang No.
Metode Penelitian
Jumlah anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari setiap provinsi sama dengan jumlah seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan tidak boleh lebih dari sepertiga jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). .20 . Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berhak dan berwenang mengusulkan rancangan undang-undang tertentu dan ikut serta dalam pertimbangan rancangan undang-undang (RUU), tentu saja dari tahap awal hingga akhir, namun Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tidak berhak. tidak menyetujui atau mengesahkan rancangan undang-undang (RUU). menjadi sebuah pernikahan. Pembentukan komisi-komisi di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) harus disesuaikan dengan fungsi, tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Karena Dewan Perwakilan Daerah (DPD) khusus terlibat dalam proses pembahasan rancangan undang-undang tentang substansi tertentu, maka perlu juga ditentukan posisinya dalam kaitannya dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Dewan Perwakilan Daerah (DPD) menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari Komisi Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menjadi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan sistem bikameral murni (strong bicameralism), kedua kamar tersebut diberi tugas dan wewenang mengesahkan undang-undang, artinya setiap rancangan undang-undang yang disetujui Dewan Perwakilan Rakyat harus dibahas lebih lanjut di majelis kedua (sebagai majelis tinggi).
Sistematika Penelitian
KAJIAN TEORI
Sejarah Terbentuknya Dewan Perwakilan
Perwakilan daerah Republik Indonesia dipengaruhi oleh dua aliran besar yang melahirkan lembaga-lembaga baru dalam hukum Indonesia. Kedua aliran ini pada akhirnya berujung pada lahirnya konstitusi baru dimana Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia menjadi lembaga baru yang terbentuk sebagai akibat dari perubahan konstitusi tersebut. Mereka yang setuju dengan pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) berpendapat bahwa upaya pembentukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) lebih merupakan kewenangan yang dimiliki oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diatur dalam UUD 1945. sebelum perubahan.
Dengan demikian, fungsi Dewan Perwakilan Daerah (RPC) lebih berkaitan dengan lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang memerlukan tambahan keanggotaan selain anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Indonesia secara konstitusional adalah negara hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mereka berjuang tidak hanya untuk merebut jabatan politik tetapi juga untuk menjaga keutuhan wilayahnya yang kini menjadi wilayah kekuasaannya. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berjuang sekuat tenaga untuk menjaga kehormatan suku bangsa sebagai kesatuan sosial dan budaya yang kini telah menjelma menjadi bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu dan berdaulat.25.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan oleh PPKI pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi. Pembahasan UUD dilaksanakan pada sidang BPUPKI, sidang pertama tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan sidang kedua tanggal 10-17 Juli 1945.27. Oleh karena itu, dalam pembangunan sistem pemerintahan Republik Indonesia, kedua komponen utama tersebut mempunyai tanggung jawab moral dan politik yang kuat.
28 Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Deskripsi Perjungan DPD RI: Menuju Perubahan UUD 1945 (Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Maret 2016), hal. Hal ini dapat terjadi karena kedudukan Presiden dalam rancangan UUD 1945 melahirkan konsep eksekutif hei dimana Presiden mempunyai kekuasaan juga membentuk undang-undang.30. 30 Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Deskripsi Perjungan DPD RI: Menuju Perubahan UUD 1945 (Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Maret 2016), hal.
Tugas, Fungsi dan Wewenang Dewan
Putusan Mahkamah Konstitusi menyebutkan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di bidang legislasi setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden. Yang juga harus diperhatikan adalah bagaimana fungsi-fungsi tersebut dijalankan oleh Dewan Perwakilan Daerah (RPC). Hal ini akan berkaitan dengan hak dan kewajiban Dewan Perwakilan Daerah (RPC) sebagai lembaga yang mempunyai hak dan kewajiban anggota Dewan Perwakilan Daerah (RPC).34.
Apabila pertimbangan-pertimbangan tersebut diteruskan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR), ketika lembaga negara tersebut sedang membahas rancangan undang-undang tersebut. Kewenangan tersebut pada hakikatnya merupakan wujud tugas yang dilaksanakan oleh Dewan Perwakilan Daerah (RPC). Mengusulkan kepada panitia pembahasan permasalahan yang telah diperiksa dan dimasukkan dalam agenda Dewan Perwakilan Daerah (RPD).
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dapat mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Terkait RUU lainnya, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tidak mempunyai kewenangan membentuk undang-undang, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) hanya dapat mengusulkannya. RUU Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sehingga Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tidak punya hak inisiatif independen.
Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (RPC) sebagai lembaga negara berkaitan dengan pengertian kedudukan lembaga negara. Selain itu, kedudukan Dewan Perwakilan Daerah (RPD) berkaitan dengan fungsi pokok Dewan Perwakilan Daerah (RPD).40. Dewan Perwakilan Daerah (RPC) sebagai lembaga negara tidak mempunyai kewenangan yang mandiri atau mandiri dalam mengambil keputusan hukum dalam pelaksanaan fungsi legislasi.
Siyasah Dusturiyah
- Pengertian Siyasah Dusturiyah
- Objek Kajan Siyasah Dusturiyah
- Prinsip-Prinsip Siyasah Dusturiyah
Siyasah dusturiyah membincangkan masalah perundangan negara, tentang prinsip asas yang berkaitan dengan bentuk kerajaan, peraturan yang berkaitan dengan hak rakyat dan tentang pembahagian kuasa. Siyasah Dusturiyyah boleh dikatakan sebagai ilmu politik pemerintahan dan ketatanegaraan dalam Islam yang mengkaji aspek-aspek yang berkaitan dengan hujah-hujah umum dalam al-Quran dan al-Hadith serta tujuan syariat Islam. Selain itu, perjalanan ijtihad ulama itu mengenang perubahan dan perkembangan zaman yang menyentuh soal kenegaraan dan pemerintahan.
Perkara yang paling penting tentang Siyasah Dusturiyah ialah penggubalan undang-undang dan penciptaan dasar-dasar pemerintahan yang mengandungi pelbagai peraturan untuk kehidupan masyarakat di negara ini. Siyasah Dusturiyah mengkaji hubungan antara pemimpin di satu pihak dan rakyat di pihak lain serta institusi dalam masyarakat. Kajian siyasah dusturiyah di atas merujuk kepada dalil-dalil kully yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta maqasid syari’ah, iaitu gagasan dasar ilmu tentang organisasi kehidupan bermasyarakat dalam hubungannya dengan pemerintahan. .
Dasar pentadbiran ialah kajian dasar perindustrian yang berkaitan dengan sistem pentadbiran kerajaan dan pentadbiran negara, termasuk masalah kakitangan. Siyasah dusturiyyah adalah sebahagian daripada siyasah syar'iyah, yang bermaksud dasar politik berdasarkan ajaran Allah dan ajaran Rasulullah SAW. Menurut Suyuthi Pulungan, yang dipetik oleh Jubair Situmorang, beliau menyatakan bahawa Siyasah dusturiyah memahami selok-belok mengatur urusan rakyat dan negara melalui segala bentuk undang-undang, peraturan dan kebijaksanaan yang dicipta oleh pihak berkuasa yang selaras dengan prinsip dan semangat syariah Islam untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Syaebany, sebagaimana dikutip Jubair Situmorang, siyasah dusturiyah mempunyai kedudukan yang menentukan sebagai sumber legitimasi terhadap realitas kekuasaan dan cita-cita politik yang berlaku, sebagaimana dianjurkan oleh hukum Islam, sehingga prinsip-prinsip politik Islam dijadikan sebagai tolak ukur pembenaran dan pembenaran. kepatutan atau kesusilaan politik. yang memberi seseorang hak untuk mempunyai kekuasaan. Kajian siyasah dusturiyah dengan demikian lebih menitikberatkan pada hubungan antara pemimpin dan rakyat di negara dan pemerintahan tertentu. Oleh karena itu, siyasah dusturiyah dapat diartikan dengan istilah politik ketatanegaraan dan pemerintahan dalam Islam.53.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pandangan Siyasah Dusturiyah Terhadap
Terbentuknya institusi ahl al-halli wa al-aqd sangat diperlukan dalam suatu pemerintahan Islam, mengingat banyaknya permasalahan kenegaraan yang perlu diselesaikan secara bijaksana dan tajam agar hal tersebut dapat tercapai. Persamaan tugas DPD dan ahl al-halli wa al-aqd adalah wakil daerah menyiapkan undang-undang atau peraturan perundang-undangan untuk kepentingan masyarakat, seperti perbedaan DPD dan ahl. Tugas ahl al-hall wa al-aqd adalah mencalonkan, memilih dan melantik calon khalifah serta memberikan kesetiaan in'iqad kepada khalifah. Imam al-Mawardi berkata: “Jika para ahl al-halli wa al-aqd telah berkumpul untuk pemilihan, maka mereka harus memeriksa syarat-syarat orang yang mengusulkan jabatan Imamah (Khilafah) yang memenuhinya.
Ahl al-halli wa al-aqd melakukan penalaran kreatif (ijtihat) terhadap permasalahan yang tidak dijelaskan secara eksplisit oleh teks. Selain itu, anggota legislatif atau ahl al-halli wa al-aqd harus mengacu pada prinsip jalb al-mashalih dan daf al-mafasid (memanfaatkan dan menolak kerugian). Ahl al halli wal aqd mempunyai kewenangan mengontrol khalifah atas segala tindakan yang terjadi di negara.
Menurut Al Mawardi, kedudukan lembaga perwakilan atau ahl al-halli wa al-aqd dalam penyelenggaraan negara Islam. Menurut Frenki, kedudukan lembaga perwakilan atau ahl al-halli wa al-aqd dalam pemerintahan Islam adalah:. Ahl al-halli wa al-aqd mempunyai kedudukan penting dalam pemerintahan Islam, antara khalifah dan ahlul halli wall aqdi mereka bekerja sama mengatur segala sesuatunya untuk kemaslahatan umat. Kedudukan ahl al-halli wa al-aqd dalam pemerintahan adalah sebagai wakil rakyat yang pilihannya adalah memilih khalifah dan memulai khilafah untuk kemaslahatan umat.
Oleh karena itu, kedudukan ahl al-halli wa al-aqd dalam pemerintahan adalah lembaga yang berwenang tanpa campur tangan khalifah.75. Bahwa kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dalam Islam yang khusus disebut ahl al-halli wal al-'aqd mempunyai kedudukan yang lebih luas. Peran Dewan Perwakilan Daerah, seperti halnya ahl al-halli wal al-'aqd, adalah keterwakilan daerah.
PENUTUP
Saran
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia terus berupaya melaksanakan kebijakannya bersama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dan Presiden untuk memperkuat kewenangan dan perannya sebagai lembaga legislatif, serta terus berupaya melaksanakan Amandemen Kelima. untuk melaksanakan UUD 1945. Sulardi, “Merekonstruksi Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Menuju Bikameral Sederajat”, Vol. Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah dalam Penyusunan Peraturan Perundang-undangan Analisis Rancangan Undang-Undang Otonomi Daerah Keputusan MK/93/PUU /-X/203, Skripsi (UIN, SH Jakarta: 2014).
Peranan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Dalam Sistem Kenegaraan Indonesia Dalam Sudut Pandang Siyasah Dusturiyah, Skripsi (UIN, Riau, Pekan Baru: 2020.