• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF TEORI MAKKI<- MADANI< - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERSPEKTIF TEORI MAKKI<- MADANI< - Digilib UIN SUKA"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

2 Kementerian Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Pengorganisasian Penerjemah/Penafsir Al-Qur'an, 1971), hlm. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Harmoni Al-Qur'an, Jilid 9 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm.6 Abdullah Yusuf Ali, Makna Al-Qur'an: Terjemahan Lengkap dengan Catatan Pilihan (Kuala Lumpur: Islamic Book Trust, 1996) , P.

Muhammad, M.Ag, sebagai pembimbing disertasi dan inspirasi bagi penulis untuk melakukan kajian terhadap kandungan Al-Qur'an. Seluruh dosen dan staf program studi Al-Qur'an dan Tafsir yang sangat berperan penting bagi penulis selama menempuh pendidikan. Dalam konteks sejarah, al-Qur’an memberikan tuntunan dengan menanggapi situasi yang dihadapi Nabi Muhammad SAW dari masa ke masa.

Begitu juga dengan bait-bait kisah, kerana penyampaian kisah dalam al-Quran berjalan seiring dengan perjalanan dakwah Nabi Muhammad. Itulah urgensi meneliti kisah al-Quran, khususnya kisah Nabi Musa yang paling kerap diceritakan. Kisah Nabi Musa dalam al-Quran dicari dengan kata kunci Musa (ىضىه) untuk mencari ayat yang mengandungi kisah Nabi Musa termasuk ayat sebelum dan selepas itu diceritakan.

Melihat konteks kekinian, penulis mencatat bahwa kisah Musa dalam al-Qur'an relevan setidaknya bagi para pendidik dan dai, penguasa dan orang kaya, serta kaum muda.

Latar Belakang Masalah

Asba>b al-nuzu>l berfokus pada sejarah peristiwa yang menyertai turunnya ayat tersebut, sedangkan Makki>-Madani> mengkaji urutan kronologis turunnya ayat-ayat Alquran. Oleh karena itu, teori Makki>-Madani> berlaku untuk semua ayat dan dapat membantu dalam memahami pesan setiap ayat Al-Qur'an. Kesulitan berdialog dengan Al-Qur'an disebabkan karena bergesernya alat atau sarana menuju tujuan utama.

Menurut al-Ghazali, kisah-kisah dalam Al-Qur'an bisa menjadi pelajaran konkrit untuk membangun peradaban umat Islam. Secara umum, kisah-kisah dalam Al-Qur'an bertujuan untuk menghibur Nabi Muhammad dan menguatkan hatinya dalam berdakwah. Bentuk penyajian sebuah kisah seringkali berbeda-beda, tergantung dari perbedaan kondisi yang dihadapi.10 Perkembangan kisah al-Qur'an berjalan seiring dengan perkembangan dakwah Nabi Muhammad.

Oleh karena itu, kisah Alquran juga harus dilihat dari sudut urutan kronologis (tarti>b al-nuzu>l). Teori Makki>-Madani> merupakan alat untuk mengetahui konteks yang dapat mencakup keseluruhan Al-Qur'an. 9 Muhammad al-Ghazali, Dialog dengan Al-Qur'an: Memahami Pesan Kitab Suci dalam Kehidupan Saat Ini, terjemah.

10 Muhammad Mahmud Hijazi, Fenomena Mukjizat Al-Quran: Kesatuan Tema-tema dalam Al-Quran, terj. 11 Muhammad Abid al-Jabiri, Madkhal ila al-Qur'an al-Karim, bahagian 1 (Beirut: Markaz Dirasat. Berkenaan tajuk "Kisah Musa dalam al-Qur'an Makki>- Madani> Teori Perspektif" pengesahan dan kekangan adalah perlu untuk masalah yang disiasat.

Judul ini mengacu pada ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang Musa dari sudut pandang teoretis. Khalafullah, Al-Qur'an Bukan "Buku Sejarah": Seni, Sastra, dan Akhlak dalam Cerita Al-Qur'an, terjemah. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada deskripsi al-Qur'an tentang kisah Musa dan konteks ayat-ayat yang mengandung kisah Musa, bukan untuk membahas sejarah Musa.

Rumusan Masalah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi keilmuan, baik dalam bidang kajian Islam pada umumnya, maupun kajian Al-Qur'an pada khususnya.

Tinjauan Pustaka

Menurutnya, tujuan utama dari kisah-kisah Al-Qur'an adalah sebagai peringatan, nasehat, pengalaman dan petunjuk yang harus diperhatikan. Novita menyimpulkan bahwa kisah-kisah dalam Alquran mengandung filosofi pendidikan yang bermanfaat bagi manusia. Selain itu, kisah-kisah dalam Al-Qur'an juga dapat menjadi metode pendidikan yang efektif untuk transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai Islam.

Fahrur Rozi, “Kisah Nabi Musa dalam Perspektif Kajian Stilistika Al-Qur’an”, Skripsi Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010. Berkaitan dengan Syariah, Al-Qur’an menjelaskan tentang kewajiban Nabi Musa membayar zakat dan puasa. 21 Adrika Fithrotul Aini, "Keberagaman Nabi Musa dalam Al-Qur'an", Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014.

Gustino Rio Wanda menulis disertasi berjudul “Kisah Nabi Musa dalam Al Quran Surat al-Kahfi Ayat 60-82 (Kajian Pemikiran Sayyid Qutb dan Buya Hamka)”. Ia menganggap bahwa pemaparan Al-Qur'an adalah sebagaimana adanya tanpa penambahan dan pembatasan tempat, waktu dan nama. Ahmad Syaikhu menulis disertasi berjudul “Proses Pembelajaran dalam Al-Qur'an (Menelaah Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir dalam QS al-Kahfi) Disertasi ini melihat kisah Musa dari sudut pandang ilmu pendidikan.

23 Gustino Rio Wanda, “Kisah Nabi Musa dalam Alquran Surat al-Kahfi Ayat 60-82 (Kajian Pemikiran Sayyid Qutb dan Buy Hamka)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2015 .. Muhammad Abid al-Jabiri dalam Madkhal ila> al-Qur'a>n al-Kari>m membahas kisah Al-Qur'an berdasarkan urutan kronologis (tarti>b al-nuzu>l). Hal itu dilakukan oleh al-Jabiri karena menurutnya Al-Qur'an bukanlah kitab cerita melainkan kitab dakwah.

Namun penelitian ini secara khusus mengkaji kisah Musa, sedangkan objek kajian al-Jabiri adalah kisah Al-Qur'an secara umum. 26 Muhammad Abid al-Jabiri, Madkhal ila al-Koran al-Karim, Volume 1 (Beirut: Markaz Dirasat al-Wahdah al-„Arabiyyah, 2006). 27 Zainuddin, “Kisah Ibrahim dalam Al-Qur’an (Perspektif Teori Makki-Madani)”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.

Metode Penelitian

Penelitian ini juga menginspirasi penelitian ini dengan mengambil tokoh lain sebagai objek, yaitu tokoh Musa. Hal ini juga karena belum adanya kajian yang secara khusus membahas kisah Musa dalam al-Qur'an dari sudut pandang teori Makki>-Madani> untuk menemukan keterkaitannya dengan situasi dan kondisi masyarakat pada saat kisah tersebut ditulis. terungkap dalam konteks sejarah dan relevansinya dalam konteks kekinian. Sumber data sekunder untuk menganalisis ayat-ayat yang berkaitan dengan kisah Musa adalah berbagai kitab tafsir, antara lain: Tafsir al-Mishbah karya M.

Quraish Shihab,30 Tafsir al-Azhar oleh Hamka,31 Fi Z{ilal al-Qur'a>n oleh Sayyid Qutb,32 dan Fahm al-Qur'a>n al-Haki>m oleh Muhammad Abid al-Jabiri.33 . Metode Maud}u>'i artinya seorang mufassir berusaha menyusun ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai surah yang berkaitan dengan masalah atau topik yang telah ditentukan.34 Prosedur pembahasan dalam penelitian ini menggunakan prosedur yang ditawarkan oleh Abdul . Hayy al- Apotik dengan kegunaan sebagai berikut:35 a.Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Harmoni Al-Quran (Jakarta: Lentera Hati, 2002).

Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peranan Wahyu dalam Kehidupan Bermasyarakat (Bandung: Mizan Pustaka, 2009), hlm. Pengumpulan ayat-ayat dalam penelitian ini akan menggunakan kitab al-Mu'jam al-Mufahra>s li Alfa>z} al-Qur'a>n dengan kata kunci Mu>sa> (ىسوم).36 Selanjutnya ayat tersebut. yang mengandungi perkataan Musa yang berkaitan dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya untuk mendapatkan keutuhan ayat-ayat yang mengandungi kisah Musa. Untuk mengetahui susunan ayat berdasarkan masa turunnya, gunakan susunan kronologi riwayat Ibnu Abbas yang diberikan oleh Jalaluddin al-Suyuti dalam al-Itqa>n fi> Ulu>m al-Qur'a >n. dikumpul ialah .37 d.

Menelaah ayat-ayat tersebut secara keseluruhan dengan menyusun ayat-ayat yang memiliki pengertian yang sama, atau melakukan kompromi antara 'am (umum) dan tipikal (khusus), mut}laq dan muqayyad, atau yang tampak kontradiktif, sehingga semuanya bertemu dalam satu muara , tanpa pembedaan atau paksaan.

Sistematika Pembahasan

Bab keempat merupakan inti dari penelitian dan analisis yang menjelaskan hubungan antara kisah Musa dengan situasi dan kondisi masyarakat pada saat kisah itu diturunkan berdasarkan konteks sejarah.

PENUTUP

Kesimpulan

Topik-topik tersebut sejalan dengan konteks periode Mekkah dan Madinah ketika Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad. Bagaimanapun, kisah Musa dalam Alquran relevan bagi para pendidik dan pengkhotbah, penguasa dan orang kaya dan pemuda. Relevansi bagi pendidik dan pendakwah dapat dilihat dalam beberapa hal, yaitu: cerita sebagai metode pembelajaran dan dakwah, perlunya pengulangan (repetisi) cerita berdasarkan situasi dan keadaan, dan cerita bermanfaat sebagai motivasi dalam menghadapi tantangan. dalam mengajar dan berdakwah.

Penguasa dan orang kaya bisa belajar dari Fir'aun dan Qarun bahwa tindakan sewenang-wenang kekayaan dan kekuasaan akan membawa kehancuran. Kisah Musa juga penting bagi kaum muda, karena salah satu penggalan kisah tersebut mengisahkan tentang masa muda Musa, yaitu ketika Musa membunuh seseorang dari kaum Firaun hingga melarikan diri ke negeri Midian.

Saran

Banyak teori dalam kitab Ulu>m al-Qur'a>n yang dapat digunakan untuk memahami kisah-kisah dalam Al-Qur'an. Oleh karena itu, kajian Al-Qur'an dengan teori-teori tersebut dipandang perlu sebagai bentuk penerapan teori yang dipelajari. Keberagaman Nabi Musa dalam Al Quran”, Disertasi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014.

Pesan Al-Qur'an kerjasama antara Musa dan Syu'aib tentang manajemen bisnis", Al-Iqtishad, vol.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

7 Wahab bin Munabbih dan Abdul Malik bin Abdul Aziz bi Juraij, dan dari keempat tokoh tersebut para ulama berbeda pendapat dalam menilai riwayat yang bersumber dari mereka, ada