• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISAH NABI IBRAHIM DALAM AL-QUR'AN - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KISAH NABI IBRAHIM DALAM AL-QUR'AN - Digilib UIN SUKA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Secara umumnya, kisah yang terkandung dalam al-Quran mengandungi dua unsur yang sangat penting iaitu unsur teologi dan unsur akhlak. Kedua-dua unsur ini merupakan bahan dakwah al-Quran yang menunjukkan kebenaran risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul yang diutuskan oleh Allah. Kami berharap agar orang ramai dapat mengambil hikmah dan pengajaran daripada bahan dakwah al-Quran, baik dalam nilai teologi mahupun akhlak.

Seperti kisah-kisah lain dalam Al-Qur'an, kisah Nabi Ibrahim juga memuat dua materi dakwah Al-Qur'an ini. Karena pada hakekatnya kisah dalam Al-Qur'an sepenuhnya merupakan mediator untuk menyampaikan pesan Tuhan di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pesan dibalik kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an.

Oleh karena itu, penelitian ini sangat diperlukan untuk melihat perbedaan dan persamaan keduanya dalam menafsirkan kisah Al-Qur'an. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi khazanah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang kajian tafsir Al-Qur'an. Khalafullah dan Quraish Shihab sepakat bahwa kisah dalam Al-Qur'an tidak boleh dilihat dari perspektif sejarah, melainkan sebagai teks yang mengandung pesan-pesan ilahi.

Namun demikian, pada tataran tertentu Quraish Shihab masih meyakini sepenuhnya bahwa kisah Al-Qur'an adalah fakta sejarah dan benar-benar terjadi.

PENDAHULUAN

TINJAUAN UMUM KISAH AL-QUR’AN

PENUTUP

Transliterasi kata bahasa Arab yang digunakan dalam penyusunan tesis ini diatur dengan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

PENDAHULUAN

Apalagi pesona Alquran sebagai wahyu Allah telah mencengangkan dan memikat banyak orang. Ada faktor inheren dalam teks Al-Qur'an itu sendiri yang membuat orang merasa demikian. Kisah Al-Qur'an merupakan salah satu kajian yang sering diangkat oleh para ulama yang mempelajari Al-Qur'an.

Penjelasan cerita atau cerita dalam Al-Qur'an telah menimbulkan perbedaan makna bagi yang membacanya. Selain itu, mendongeng merupakan salah satu cara Alquran berdialog dengan para pembacanya. Berkaitan dengan nilai-nilai teologis-moral dalam kisah al-Qur’an, penulis kemudian ingin mengkaji pesan-pesan atau nilai-nilai tersebut dalam kisah Nabi Ibrahim.

Jelas, kisah Nabi Ibrahim memiliki pesan yang berbeda dengan kisah-kisah lain dalam Al-Qur'an. Pentingnya kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur'an sehingga cukup banyak materi kisah yang dijadikan objek penelitian oleh para pemerhati al-Qur'an. Sebagian besar penelitian yang ada masih mencerminkan penelitian tokoh-tokoh individu, sehingga tidak terlihat perbedaan dan persamaan yang jelas dalam penafsiran Al-Qur'an.

Ketiga, metodologi yang digunakan keduanya dalam menafsirkan Al-Qur'an, khususnya kisah, berbeda. Metode Khalafullah ini berimplikasi pada penafsirannya yang mengabaikan aspek kesejarahan kisah dalam Al-Qur'an. Misalnya, Ismail Lubis dalam tulisannya yang berjudul “Aspek Filsafat Pendidikan Islam dalam Kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an”.15 Dalam tulisannya Ismail Lubis.

Dalam buku ini, ia mengupas kisah Nabi Ibrahim dalam tiga kitab suci, yakni Alquran, Taurat, dan Injil. Penelitian yang dilakukan oleh al-Kimmi didorong oleh kegelisahan untuk menemukan titik temu kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an, Injil dan Taurat. Sumber utama data yang dimaksud adalah Al-Qur'an, khususnya yang menjelaskan kisah Nabi Ibrahim yang ditulis oleh Muhammad.

Kajian ketiga subbab tersebut dinilai penting karena memiliki peran sentral dalam pembahasan kisah al-Qur’an. Dari beliau, analisis pada bab ini difokuskan pada bentuk interpretasi keduanya terkait dengan pokok bahasan yang diteliti, yaitu kisah Nabi Ibrahim dalam Al-Qur'an.

PENUTUP

Adapun syiar teologi kisah Nabi Ibrahim dalam kedua-dua tafsiran itu adalah satu bentuk tauhid yang sebenar, yang tidak bercampur aduk dengan akidah lain yang kemudiannya akan membawa kepada bentuk syirik. Nilai teologi yang diambil daripada kisah Nabi Ibrahim akan memberi kesan kepada kesedaran tentang sifat Allah yang sepenuhnya. Manakala pesan moral yang terdapat dalam kisah Nabi Ibrahim adalah pertama sekali wujudnya sikap berkorban berdasarkan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam mengkaji kajian nilai-nilai teologis dan moral, nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim cukup beragam dan tidak terbatas pada apa yang diungkapkan di sini. Pemikiran Khaled Abou el-Fadl tentang makna dan pesan moral serta implikasinya dalam hukum Islam, kewibawaan dan perempuan”, dalam Jurnal An-Nur, Journal of Islamic Studies, Vol. Millah Ibrahim dalam al-Mizan fi Tafsir al-Qur'an oleh Muhammad Husein ath-Thabathaba'i, disertasi yang diterbitkan oleh Bagian Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.

Kata Pengantar”, dalam Muhammad Yusuf dkk (ed.), Kajian Kitab Tafsir, Mengisi Teks Bisu, Yogyakarta: TH Press, 2004. Dialog Islam-Barat: Analisis Semiotika Filsafat Bahasa Wittgenstin” dalam Jurnal Kebudayaan dan Pradaban , Tentang Neofeodalisme, No. Mu'jizat al-Qur'an Ditinjau dari Aspek Linguistik, Tanda Ilmiah dan Pemberitaan Gaib, Bandung: Mizan, 1998.

Bidang Kajian Kajian Al-Qur'an dan Hadits”, forord i Metodologi Penelitian Living Qur'an dan Hadits, Yogyakarta: TH Press, 2007. Studi Keagamaan, Menuju Penegasan Ideologi”, i Gates, Jurnal Kajian Agama dan Demokrasi, Surabaya: eLSAD, okt.-dec.

Referensi

Dokumen terkait

Al-Qur`an merupakan petunjuk bagi manusia, artinya semua yang disampaikannya merupakan pesan dan nasihat-nasihat, sehingga menjadi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam

dengan tokoh yang berjumlah dua orang atau lebih jumlah tokoh yang terbatas dengan kejadian atau peristiwa yang berdurasi pendek.1 Dalam penelitian ini, penulis mengungkap tentang gaya