Pertahanan militer didalam al qur’an surat Al- anfal ayat 60 didalam Tafsir Al munir
Skripsi
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an Wali Songo Situbondo Disusun Untuk meraih gelar sarjana agama
Oleh: Hendry koeswantoro Nim :20180340411
Program Ilmu Alqur’an Tafsir
Sekolah Tinggi Ilmu Alqur’an Wali Songo Situbondo
2023
Bab I Pendahulan A. Latar Belakang
Negara sendiri memiliki makna yang berbeda- beda menurut Max Weber menjelaskan bahwa Negara adalah sekelompok masyarakat yang memiliki kekuasaan untuk menggunkan kekuasaan fisik secra sah dengan sebuah teritorial tertentu.
Sedangkan menurut Robert M Mac Iver mendefinisikan bahwa Negara adalah asiosasi yang melakukan penertiban terhadap suatu masyarakat dalam suatu wilayah yang mendasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang diberikan kekuasaan.1
Apalagi Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang diapit oleh dua samudera dan dua benua, serta mempunyai posisi geografis unik dan strategis. Posisi tersebut menempatkan Indonesia berbatasan laut dan darat dengan 10 negara di kawasan. Indonesia selain memiliki posisi geografis yang unik, juga memiliki perairan, yang menjadikan sebagai salah satu urat nadi perdagangan Internasional, sehinggga Indonesia rawan terhadap sengketa perbatasan dan ancaman keamanan, yang berakibat terhadap instabilitas, baik di dalam negeri maupun kawasan.2
Maka dalam hal ini kita sebagai warga negara indonesia harus cinta tanah air dan membela negara dan mempertahankan negara karena itu lah hak dan kewajibaan sebagai warga negara, serta memiliki keyakinan dengan kekuatan sendiri. Pengertian ini tercantum dalam undang undang pertahanan negara, di pasal 1 Ayat 1, yaitu
“Pertahanan keamanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan negara,
1 Dr Muhammad Salik M. ag, Konsep Negara Islam menurut Abul A’la al Maududi (surabaya : Edufutura pres, 2009) hal 22-23
2 Dr. Ir. Suhirwan, S.T Dkk, Bunga Rampai pertahanan negara ( CV Aksara Global Akademia; 2021 ) hal 67- 68
keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.3
Sedangkan di masa Rosulullah Sollallah Alaihi wasallam untuk mempertahankan negara di kota Madina tidak hanya untuk kaum lelaki saja tapi banyak juga dari golongan wanita, bahkan ada juga yang dari golongan anak kecil sehingga Rosulullah dapat menaklukan kota Mekkah. Apalagi diketika perang khondak yang mana kaum musyrik memerangi Rosulullah sampai 10.000 tentra sehingga diketika itu Sahabat Rosulullah Sallallah Alaihi Wasallam yang bernama Salaman al farisi menyarankan Roaulullah untuk membuat sebuah Parit yang mengelilingi kota madinah sehinnga kaum musrikin tidak bisa masuk ke kota madinah. Maka dapat disimpulkan bahwa unruk mempertahankan negara tidak hanya untuk tentetara saja bahkan rakyat biasa, wanita , dan anak anak wajib mempertahankan negara tapi dalam garis besar iya mampu unruk melakukan peperangan andai kata tidak mampu untuk mengggunakan tenaga maka ia cukup untuk mengeluarkan dana.
Maka dari hal itu sang penulis merasa tertarik untuk membahasnya lebih lanjut lagi didalam profosal skripsi ini. Yang mana ketertarikan penulis didalam ayat Al - Anfal ayat 60
َََنَيََِر ََََخَآ َََو ََْمَََُك ََّوََُدََََع َََو ََِّا ََّوََُدََََع ََِهَََِب َََنَوَََُبََِه ََْرََُت ََِلََْي َََخََْلَا ََِطَاَََبََِر ََْنََِم َََو ٍَََة ََّوََُق ََْن ََِم ََْمََُت ََْعَََطَََتََْسَا َاَََم ََْمََُهَََل َاَوََّد ََِعََأ َََو
ََل ََْمََُتََْنََأ َََو ََْمََُكََْيَََلَِإ ََّف َََوَََُي ََِّا ََِلَيََِب ََََس َيََِف ٍََء ََْي ََََش ََْنََِم َاَوََُقََِفََْنََُت َا َََم َََو َۚ ََْمََُهََُمَََل ََْعَََي ََُّا ََُمََُهَََنَوََُمَََل ََْعَََت ََل ََْمََِهََِنَوََُد ََْنََِم
َ) َََنَوََُمَََلََْظََُت
60 )
"Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat
3 Indrawan, R. M. J., & Efriza, E. (2018). Membangun Komponen Cadangan berbasis Kemampuan Bela Negara sebagai Kekuatan Pertahanan Indonesia Menghadapi Ancaman Nir-Militer. Jurnal Pertahanan dan Bela Negara,
menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan)." (Al-Anfaal: 60)
Maka sang penulis memiliki keterkaitan dalam persiapan kekuatan yang mana diera masa kanjing Nabi Muhammad sallallahu alihi wasallam didalam mempersiapkan pertahanan tidak memiliki peralatan yang canggih dimasa sekarang.
Berdasarkan penjelasan diatas sang penulis ingin meneliti pertahanan militer didalam Tafsir Al Qur’an. Maka dengan adanya kajian yang lebih mendalam didalam ayat diatas. Diharapkan pertahanan militer Negara Repuplik indonesia sesuai dengan Al Qur’an.
Didalam hal ini sang penulis akan megambil dari beberapa tafsir, tapi sumber utamanya sang penulis akan mengambil tafsir Al Munir, yang mana didalam tafsir Al munir ini memiliki beberapa keistimewaan dan disetiap tafsir pasti akan memiliki keistimewaan masing masing karna disetiap ulama’ memiliki keilmuan yang berbeda, jadi sang penulis akan mengkaji pendapat dari tafsir al munir dan beberapa tafsir yang lain mengenai pertahanan militer didalam AL Qur’an. Tapi perlu dipertegas kembali sang penulis akan mengambil data utama dari tafsir Al Munir. Dengan demikian akan tersusunlah profosal ini dengan judul “Pertahanan militer didalam al Qur’an surat Al- Anfal ayat 60 didalam Tafsir Al Munir”
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana penjelasan tafsir Al Munir tentang pertahanan militer didalam surat Al Anfal ayat 60 menurut tafsir Al Munir ?
2. Bagaimana makna ََِطَاَََبََِر didalam tafsir Al Munir !
C. Tujuan penulisan
sebagai umat islam kita diwajibkan untuk cinta tanah air dan membela negara. Dengan adanya profosal ini sang penulis tentunya memiliki tujan.
Berikut penulis akan memaparkan tujuan tujuan ddalam profosal ini :
1. penulis ingin mengetahui pendapat Wahbah Az- Zuhaili tentang penjelasan penafsiran pertahanan militer didalam Al- Quran surat Al- Anfal ayat 60
2. kemudian penulis akan memaparkan makna ِطاَبِر menurut pendapat Wahbah Az- Zuhaili agar kita semua dapat mengetahui makna didalam lafadz ِطاَبِر
3. penulis menulis pertahanan militer ingin mengingatkan kita semua terutama penulis sendiri agar kita sesama umat islam yang berbangsa dan bernegara cinta terhadap negara dan membela negara.
D. Tinjuan pustaka
E. Kerangka teori
Sebelum melangkah lebih mendalam, penulis akan menjelaskan apa yang dinamakan metode tafsir tematik, Metode menurut bahasa adalah beberapa cara yang telah diatur dan telah dipikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud yang tertentu.
Sedangkan tematik adalah tema a yang dibicarakan. Maka dari itu metode tafsir tematik adalah beberapa cara untuk menafsirkan Al-Qur’an yang berdasarkan pokok pembahasan masalah.4 Sedangkan pengertian metode tafsir tematik atau maudhu’i menurut istilah adalah metode yang ditempuh seorang mufassir dengan cara mengumulkan beberapa ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang satu masalah tertentu (tema), serta mengarah kepada tujuan yang dimaksud , meskipun ayat-ayat itu cara turunnya yang berbeda, berada di dalam berbagai surat Al-Qur’an yang berbeda dan berbeda pula waktu dan tempat turunnya.5
Maka dari hal yang diatas teknik al-tafsir al-maudhu‘i adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan cara mengumpulkan beberapa ayat-ayat yang menjelaskan beberapa topik yang sama, bukan berdasarkan urutan susunan surat dalam Al Quran.
Maka oleh sebab itu, al-tafsir al-maudhu‘i adalah mengumpulkan beberapa ayat-ayat al-Qur’an yang mana membahas tentang tema yang sama, kemudian ditafsirkan dan dijelaskan makna-maknanya. Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa al- tafsir al-maudhu‘i adalah suatu ilmu yang mengkaji tema yang dikehendaki al-Qur’an baik dalam satu surah atau lebih.6
F. Metode penelitian
4 Muhammad Ali. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. (Jakarta: Putaka Amani) Hal, 252 5 Ali Hasan Al-Aridl, Sejarah dan Metodologi Tafsir (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), Hal 78
6 Fahd Bin ‘Abdul Al-Rahman Bin Sulayman Al rumi Prinsip Dasar Dan Metodologi Penafsiran AL-Qur’an (Kalimantan Selatan: Antasari Pers, 2019 )Hal 74
Dalam menulis sebuah karya ilmiah, tentu sangat penting didalam memilih jenis metode penelitian yang akan digunakan untuk menulis sebuah karya ilmiah.
Karna sebuah metode penulisan akan banyak mempengaruhi sebuah kualitas karya ilmiah dan juga akan mempengaruhi isi didalam karya ilmiah tersebut.
Metode yang dapat digunakan didalam karya ilmiah bisa menggunakan obserfasi lapangan atau bisa disebut dengan living dan karya ilmiah bisa juga menggunakan kajian pustaka. Didalam penulisan karya ilmiah yang kami tulis, dengan ini kami menggunakan metode kajian pustaka. Dalam hal ini kami lebih banyak mengambil data dari buku dan kitab. Kenapa memilih metode kajian pustaka karna hal tersebut mempermudah bagi penulis untuk melakukan penulisan. Selain itu, hal yang sedemikian itu membuat kami lebih gampang didalam mencari referensi atau sumber rujukan didalam menulis karya ilmiah ini.
Selanjutnya penulis juga akan menggunakan metode penafsiran yang bercorak tematik yang artinya penulis akan mengkaji makna surat Al Anfal ayat 60 dan penulis akan menghimpun beberapa ayat - ayat yang memiliki tema yang sama atau memiliki makna yang berdekatan dengan ayat yang akan dikaji. Tematik berarti pembahasan yang akan dibicarakan dan topik. Jadi tafsir tematik adalah tafsir yang menjelaskan beberapa ayat alQur’an mengenai suatu judul/tema tertentu, dengan memperhatikan urutan tertib turunnya masing-masing ayat, sesuai dengan sebab-sebab turunnya yang dijelaskan dengan berbagai macam keterangan dari segala seginya dan diperbandingkannya dengan keterangan berbagai ilmu pengetahuan yang benar yang membahas topik/tema yang sama, sehingga lebih mempermudah dan memperjelas masalah, karena al-Qur’an banyak mengandung berbagai
macam tema pembahasan yang perlu dibahas secara maudhu’i, supaya
pembahasannya bisa lebih tuntas dan lebih sempurna Tafsir muqorron adalah menafsirkan ayat-ayat al Qur’an dengan cara mengumpulkan beberapa teks-teks yang memiliki kesamaan tema, baik dari teks al-Qur’an, hadis, perkataan sahabat, tabi‘un, para mufassir, atau kitab suci lainnya. Langkah berikutnya adalah membandingkan beberapa teks-teks ayat al-Qur’an, melakukan verifikasi terhadap berbagai pendapat pendapat yang memiliki perbedaan satu sama lain , mengemukakan beberapa argumen, memperjelas pendapat yang paling kuat dan menyingkirkan pendapat yang tidak kuat.7
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mennggunakan tafsir tematik:
1. Mengidentifikasi atau mencari aytat yang akan dikaji.
2. 2. Menghimpun ayat-ayat yang memiliki tema yang mirip.
3. 3. Menafsirkan ayat-ayat yang sudah dihimpun.
Jika seorang mufassir hendak menghimpun atau mengumpulkan ayat - ayat, pertama kali ia harus menaruh perhatian kepada sejumlah ayat yang membicarakan masalah yang hendak dibahasnya. Lalu ia menelusuri ayat-ayat yang lain untuk dikumpulkan dan dibahasa isinya dan meneliti persamaan dan perbedaannya (jika ada).
G. Sistematika pembahasan
Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak keluar dari pembahasan yang telah dirumuskan diatas tersebut, maka peniliti mengambil kesimpulan sistematika pembahasan sebagai berikut;
BAB I. Pendahuluan. Bab satu ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
7 Fahd Bin ‘Abdul Al-Rahman Bin Sulayman Al rumi Prinsip Dasar Dan Metodologi Penafsiran AL-Qur’an (Kalimantan Selatan: Antasari Pers, 2019 )Hal 72
tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penilitian, dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan landasan pertama atau dasar dalam melakukan penelitian.
BAB II BAB III BAB IV BAB V H. Daftar pustaka sementar