• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2021"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

PEMANFAATAN ALAT MESIN TATA AIR PERTANIAN DI DESA DANGDANG KECAMATAN CISAUK KABUPATEN TANGERANG

Oleh

Ahmad Kirom Alfain NIM.07.1519.002

PROGRAM STUDI TATA AIR PERTANIAN POLITEKNIK ENJINIRING PERTANIAN INDONESIA

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

2021

(2)

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

NAMA : Ahmad Kirom Alfain

NIM : 07.15.19.002

PROGRAM STUDI : Tata Air Pertanian

JUDUL LAPORAN : Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian Di Desa Dangdang Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Adi Prayoga, SP., MP. NIP. 19640623 199103 1 002

Dr. Muharfiza, S.TP., M.Si NIP. 19791121 200801 1 007

Mengetahui : Ketua Program Studi

Dr. Ir. Rahmat Hanif Anasiru, M.eng NIP. 19640725 199203 1 002

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) I ini. Laporan ini berjudul

Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian Di Desa Dangdang Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang .

Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bpk. Dr. Mardison S., S.TP., M.Si Selaku Direktur Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia,

2. Dr. Adi Prayoga, SP., MP selaku pembimbing internal 1.

3. Dr. Muharfiza, M.SI selaku pembimbing internal 2.

4. Para dosen prodi Tata Air Pertanian yang telah memfasilitasi dalam pembelajaran untuk bekal Praktek Kerja Lapangan (PKL).

5. Kepala BPP dan penyuluh desa caringin yang berkenan memfasilitasi penulis dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini.

6. Orang tua yang selalu mendukung penulis dalam berbagai hal, khususnya dalam dukungan material dan spiritual

7. Semua teman-teman dari program studi penyuluhan pertanian berkelanjutan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis butuhkan demi kesempurnaan laporan yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Serang, 07 Juli 2021

Penulis

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.2.1. Tujuan Umum ... 2

1.2.2. Tujuan Khusus ... 3

1.3. Manfaat ... 3

1.3.1. Manfaat bagi mahasiswa ... 3

1.3.2.Manfaat bagi pihak terkait ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Pengertian Irigasi Bertekanan ... 4

2.1.1. Pompa Sentrifugal ... 4

2.1.2. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal ... 5

2.1.3. Perawatan Pompa ... 5

2.1.4. Konsep Sistem Irigasi Bertekanan ... 6

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 8

3.1. Waktu dan Tempat ... 8

3.2. Materi Kegiatan... 8

3.3. Prosedur Pelaksanaan... 11

BAB IV ... 13

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 13

4.1. Keadaan dan Informasi Umum BPP Caringin ... 13

4.1.1. Sejarah dan Perkembangan BPP ... 13

4.1.2. Profil BPP ... 14

4.1.3. Posisi dan Denah BPP ... 21

4.1.4. Struktur Organisasi ... 21

4.1.5. Personil Pengelola BPP ... 22

4.2. Identifikasi Alistan Di Wilayah Nauangan BPP Caringin………...24

4.3. Pemanfaatan Pompa Air Di Wilayah BPP Caringin ... 36

4.4. Optimalisasi Pemanfaatan Pompa Air Di Wilayah BPP Caringin ... 37

(5)

4.4.1. Pengukuran Debit Air ... 37

4.4.2. Perhitungan Tingkat Efisiensi ... 39

4.4.3. Efisiensi Aplikasi ... 40

4.4.4. Efesiensi Ditribusi ... 42

4.5. Pengoprasian Pompa Air ... 44

4.5.1. Perawatan pompa ... 46

4.6. Penerapan Prinsip Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lapangan ... 47

4.7. Analisis Ekonomi Pompa Air ... 50

4.7.1. Biaya Tetap ... 50

4.7.2. Biaya Variabel ... 51

4.7.3. Break Event Point (BEP) ... 52

4.8. Pengabdian Kepada masyarakat ... 54

BAB V ... 68

PENUTUP ... 68

5.1. Kesimpulan ... 68

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA... 69

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Materi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ... 8

Tabel 2. Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ... 11

Tabel 3. Jumlah Desa Wilayah Binaan BPP Caringin ... 15

Tabel 4. Data Luas Lahan Menurut Ekosistem di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020 ... 16

Tabel 5. Data Luas Lahan Menurut Penggunaan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020 ... 16

Tabel 6.Potensi Fisik Dasar di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan ... 17

Tabel 7. Sarana yang ada di BPP Caringin ... 17

Tabel 8. Prasarana yang ada di BPP Caringin. ... 18

Tabel 9. Jumlah Kelas Kelompok Tani di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020 ... 20

Tabel 10. Jumlah Keanggotaan Kelompok Tani di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020 ... 20

Tabel 11. Biodata Personil BPP Caringin... 22

Tabel 12. Jumlah Penyuluh Pertanian di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020 ... 23

Tabel 13. Data Alsintan Kecamatan ... 24

Tabel 14. Nilai fisik tanah pada sawah konvesional dan irigasi pompanisasi ... 41

Tabel 15. Nilai rata - rata pada sawah konvesional dan irigasi pompanisasi ... 42

Tabel 16. Rincian Biaya mengunakan pompa Air ... 51

Tabel 17. Perbaikan ringan ... 61

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi Wilayah Kerja... 8

Gambar 2 Peta optimalisasi lahan disekitar BPP caringin ... 21

Gambar 3. Struktur organisasi BPP Caringin ... 22

Gambar 4. Pompa Air 4 Inch Dengan ... 36

Gambar 5. Suatu pegangan untuk pemilihan pompa ... 38

Gambar 6. Wawancara dengan ketua kelompok tani ... 40

GGambar 7. Hubungan Ea dan Ed terhadap Pertumbuhan Tanaman ... 43

Gambar 8. Pengoprasian pompa air ... 44

Gambar 9. Perawatan pompa 4 inch ... 46

Gambar 10. Pengolahan tanah pertama menggunakan traktor roda 4 ... 55

Gambar 11. Bajak piringan ... 55

Gambar 12. bajak singkal traktor roda 2 ... 56

Gambar 13. Pengoprasian traktor roda 2 ... 56

Gambar 14. Uji alat tanam bibit padi transplanter ... 57

Gambar 15. Rapat Koordinasi POPT ... 58

Gambar 16 Panen jagung hibrida ... 58

Gambar 17. Proses Mengiling jagung ... 60

Gambar 18. Membuat adonan emping jagung ... 61

Gambar 19. Menjemur dan packing emping jagung ... 61

Gambar 20. Membersihkan tangki oli pada mesin diesel ... 62

Gambar 21. Aplikasi herbisida ... 64

Gambar 22. Sanitasi lahan pertama(membuka lahan) ... 66

Gambar 23. Menanam kacang tanah ... 67

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 ... 70 Lampiran 2. Jurnal Harian/log book Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I ... 72

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan air untuk irigasi merupakan satu di antara berbagai alternatif pemanfaatan air. Air yang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk usaha pertanian mencakup penyediaan dan pemberian air irigasi yang cukup efisien, yaitu kekurangan ataupun kelebihan air. Menyediakan dan memberi air irigasi supaya efisien tidaklah sederhana karena banyak faktor yang mempengaruhi cara penyediaan dan pemberian air irigasi secara efisien, selain itu tidak efisiennya penyediaan dan pemberian air irigasi pada saluran ataupun pada lahan, dapat mengurangi atau menurunkan produktifitas pertanian. Permasalahan yang diangkat dalam laporan ini berupa efisiensi penggunaan pompa air dan perawatanya di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, dengan memperhatikan debit pada saluran serta kebutuhan air pada petak/lahan pertanian.

Berbagai upaya harus dilakukan untuk mencapai sistem pertanian berkelanjutan yang optimal. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan penguatan petani dan kelembagaanya. Upaya ini dapat direalisasikan melalui penyelenggaraan optimalisasi alat mesin pertanian untuk meningkatkan kapasitas pelaku utama dan pelaku usaha pertanian serta penguatan kelembagaanya. Keberadaan penyuluh hingga saat ini masih sangat diandalkan sebagai sumber informasi bagi petani yang belum mampu mandiri dalam mengakses informasi terkait usahatani yang dijalankannya.

Kehadiran pertanian di wilayah perkotaan maupun daerah sekitar perkotaan memberikan nilai positif bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga terdapat nilai-nilai praktis yang dapat berdampak bagi keberlanjutan ekologi maupun ekonomi wilayah perkotaan. Apabila praktek pertanian perkotaan dilakukan dengan memperhatukan aspek-aspek lingkungan, mempunyai banyak keuntungan.

Nilai kehadiran pertanian perkotaan dapat dilihat dari aspek ekonomi, ekologi, sosial, estetika, edukasi, dan wisata. Keberadaan pertanian dalam masyarakat perkotaan dapat dijadikan sarana untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan sumberdaya alam yang ada di kota dengan menggunakan teknologi tepat guna. Selain itu, masyarakat kota yang umumnya sibuk karena bekerja, pertanian perkotaan dapat menjadi media untuk memanfaatkan waktu luang. Mengoptimalkan penggunaan lahan serta memanfaatkan waktu luang untuk beraktivitas dalam pertanian perkotaan

(10)

akan mendekatkan mereka terhadap akses pangan serta menjaga keberlanjutan lingkungan dengan adanya ruang terbuka hijau.

Identifikasi potensi wilayah juga diperlukan untuk mengetahui sejauh mana permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat dalam menjalankan usahataninya serta mengetahui strategi serta potensi wilayah yang dapat dikembangkan di wilayah tersebut dalam rangka mencapai pertanian bekelanjutan dan memenuhi tiga pilarnya yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan I yang akan dilaksanakan di daerah perkotaan merupakan salah satu upaya pemerintah dan institusi untuk memajukan daerah perkotaan dan mencapai sistem pertanian berkelanjutan.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

1. Mahasiswa mampu menerapkan hasil pembelajaran yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia ke dalam kegiatan yang ada di dunia nyata di lapangan.

2. Mahasiswa mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan (skill) bidang pengetahuan, teknologi dan manajemen dari kegiatan Praktek Lapangan BPP Setempat.

3. Membangun jejaring komunikasi, kerjasama dan kemitraan dengan petani, pengusaha dan lembaga pengelola usaha terkait untuk keberlanjutan proses pembelajaran bagi mahasiswa Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia.

4. Dapat memahami konsep non akademis seperti etika kerja, profesionalitas kerja, disiplin kerja.

5. Mampu mengoptimalkan potensi usaha dengan pemanfaatan bantuan alsintan khususnya tata air perta yang ada di wilayah setempat.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan identifikasi potensi kegiatan usaha, permasalahan dan merumuskan rekomendasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui proses aplikasi system irigasi bertekanan.

3. Mahasiswa dapat melakukan kajian teknis alat akan efisiensi penggunaan pompa air dan perawatanya.

4. Mahasiswa dapat menganalisa perbedaan efesiensi dan potensi dalam penggunaan Alat pompa air dengan menggunakan irigasi konfensional.

5. Mahasiswa dapat melakukan optimalisasi penggunaan alat.

(11)

1.3. Manfaat

1.3.1. Manfaat bagi mahasiswa adalah:

1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan sekaligus melaksanakan serangktnan ketrampilan yang sesuai dengan hidang keahliannya Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan dan sekaligus melaksanakan serangktnan keterampilan yang sesuai dengan hidang keahliannya.

2. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja yang berkarakter.

3. Mahasiswa dapat mewujudkan jiwa kemandirian beradaptasi, bersosialisasi dengan keadaan sosiokultur di lapangan.

1.3.2. Manfaat bagi pihak terkait seperti instansi pemerintah/swasta, pelaku utama dan pelaku usalta serta stakeholder lain adalah:

1. Mengenal PEPI sebagai penyelenggara pendidikan program vokasi di bidana enjiniring pertanian.

2. Menciptakan kerjasama yang baik dengan UPT Dinas Pertanian di Kab/kota dan tingkat kecarnatan.

(12)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Irigasi Bertekanan

Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi kebutuhan pertanian dan disamping itu air irigasi bisa juga digunakan untuk keperluan lain seperti untuk air baku, penyediaan air minum, pembangkit tenaga listrik, keperluan industri, perikanan, untuk pengegelontoran roil – roil di dalam kota (Teknik Penyehatan) dan lain –lain.

Sumber air yang digunakan untuk irigasi adalah :

➢ Air yang dipermukaan tanah : sungai, danau, waduk, dan mata air.

➢ Air hujan yang ditampung dengan waduk lapangan (Embung)

➢ Air tanah (Ground Water)

Irigasi bertekanan adalah sistem pemberian air kelahan pertanian dengan menggunakan tekanan (pressure) Jenisnya adalah curah, sprinkler dan tetes (drip) Irigasi bertekanan yang dimaksud dalambuku pedoman ini adalah irigasi sprinkler/tetes.

Meluasnya persawahan beririgasi dan peningkatan umum pada semua jenis kebutuhan air, terdapat penggunaan yang lebih besar terhadap sumber daya air untuk kebutuhan pertanian. Sumber daya ini meliputi air tanah, aliran sungai, danau air tawar, air daur ulang, dan daur ulang te hadap aliran drainase, untuk itu harus digunakan pemompaan. Kondisi yang umum tentang terbatasnya energi dan biaya yang tinggi, pemompaan merupakan komponen utama pembiayaan pada irigasi, hal ini sangat penting, karena itu pemompaan harus dirancang seefisien mungkin. Oleh sebab itu, penjelasan berikut ini akan menekankan masalah tersebut pada pokok utama agar perancang bisa mengerti apa yang paling utama dalam sistem pemompaan.

(Dirjen SDA:2010).

2.1.1. Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal digunakan untuk mengangkut fluida dengan mengubah energi kinetik rotasi menjadi energi hidrodinamik aliran fluida. Energi rotasi biasanya berasal dari mesin atau motor listrik.

Mereka adalah sub-kelas dari mesin turbin penyerap kerja axisymmetric dinamis.

(13)

2.1.2. Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal

Pandanglah aliran suatu zat cair (atau fluida inkompresibel, misalnya air) melalui suatu penampang saluran. Pada penampang tersebut zat cair mempunyai tekanan statis p (dalam kgf/m2), kecepatan rata-rata e (dalam m/s), dan ketinggian Z (dalam m) diukur dari bidang referensi. Maka zat cair tersebut pada penampang yang bersangkutan dikatakan mempunyai head total H (dalam m). di mana g (dalam m/s2) adalah percepatan gravitasi, dan y adalah berat zat cair per satuan volume (kgf/m3). Dengan prinsip kerja,

Daya dari luar diberikan kepada poros pompa untuk memutarkan impeler di dalam zat cair. Maka zat cair yang ada di dalam impeler, oleh dorongan sudu-sudu ikut ber putar. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeler ke luar melalui saluran di antara sudu-sudu. Di sini head tekanan zat cair menjadi lebih tinggi.

Demikian pula head kecepatannya bertambah besar karena zat cair mengalami percepatan. Zat cair yang keluar dari impeler ditampung oleh saluran berbentuk volut (spiral) di keliling impeler dan disalurkan ke luar pompa melalui nosel. Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi head tekanan. Jadi impeler pompa berfungsi memberikan kerja kepada zat cair sehingga energi yang dikandungnya menjadi bertambah besar. Selisih energi per satuan berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebut head total pompa. Dari uraian di atas jelas bahwa pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan, dan head potensial pada zat cair yang mengalir secara kontinyu (Sularso dan Haruo Tahara:2000).

2.1.3. Perawatan Pompa

Pompa air terdiri dari Pompa dan Motor Penggerak, pada pompa irigasi umumnya menggunakan penggerak motor bensin ataupun motor diesel. Perawatan pada pompa dapat kita urai satu persatu, antara lain :

• Setelah digunakan sebaiknya dilakukan pembersihan terhadap kotoran/ lumpur pada saat dioperasikan. Pembersihan pompa

(14)

tersebut dapat menggunakan air bersih yang disemprotkan sehingga kotoran tersebut dapat segera hilang. Bila kotoran yang melekat dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan karat serta menimbulkan kerusakan.

• Periksa bagian - bagian yang rentan terhadap kebocoran, bila terjadi ganti perapat (seal/ packing) segera sebelum dioperasikan.

• Periksa kualitas minyak pelumas (oli) apakah dalam kondisi masih baik atau kurang bagus. Pemeriksaan dapat dilakukan setiap hari untuk mengecek jumlah oli. Untuk Penggantian minyak pelumas dilakukan setiap 300 jam beroperasi

• Periksa air pendingin bila dilengkapi berpendingin air setiap hari jika kurang sebaiknya ditambah dan bila kotor/ keruh sebaiknya dikuras kemudian diganti yang baru.

• Periksa saringan udara setiap 100 jam beroperasi jika kotor sebaiknya dibersihkan. Untuk saringan udara tipe kering pembersihan dilakukan dengan menyemprotkan udara bertekanan dari dalam saringan keluar sehingga kotoran dapat keluar sedangkan pada saringan udara tipe basah cukup dibersihkan dengan merendam ke dalam minyak solar kemudian ditiriskan

• Periksa kondisi bahan bakar dan tangkinya. Gunakan bahan bakar yang berkualitas (murni) agar tidak menghambat dalam mengoperasikan dilapangan. Tangki bahan bakar harus dalam kondisi bersih agar kotorantidak masuk ke dalam sistem pembakaran. Bersihkan tangki setiap 300 jam beroperasi.

• Periksa saringan bahan bakar, pembersihan dilakukan setiap 100 jam beroperasi dan penggantian dilakukan untuk setiap 300 jam beroperasi.

2.1.4. Konsep Sistem Irigasi Bertekanan

Penerapan penggunaan air pada lahan yang ditanami bisa dilakukan dalam bermacam wujud tidak hanya alami dengan hanya memanfaatkan curah hujan. Ini dapat diterapkan lewat tata cara irigasi permukaan yang mengalirkan air lewat saluran dengan bantuan aksi gravitasi. Pola aplikasi lainnya mungkin lewat irigasi

(15)

bertekanan, yang mengirimkan air di dasar tekanan besar ke tempat tujuan. Dalam perihal ini, baik sistem energi ataupun perbandingan ketinggian optimal antara titik kritis untuk dibuat kepala yang sesuai buat air mengalir dibutuhkan. Sistem irigasi bertekanan merupakan sesuatu instalasi jaringan yang terdiri dari pipa, fitting serta lain- lain.

(Twizeyimana dan Tharcisse : 2019).

fitur yang dirancang serta dipasang dengan benar buat memasok air di dasar tekanan dari sumbernya air ke wilayah irigasi.

Perbandingan mendasar antara irigasi permukaan tradisional serta metode irigasi yakni:

➢ Tata metode aliran air: Dengan tata cara permukaan tradisional, dimensi aliran seharusnya besar, sebaliknya pada sistem irigasi perpipaan bertekanan aliran yang sangat kecil, apalagi 1 m3/ jam, bisa dimanfaatkan.

➢ Arah rute aliran: Dengan tata cara permukaan tradisional, air irigasi adalah diangkut dari sumbernya serta disalurkan ke lapangan lewat saluran tebuka serta parit oleh gravitasi menjajaki kontur medan. Sistem perpipaan mengantarkan serta mendistribusikan air irigasi dalam pipa tertutup dengan tekanan mengikuti yang paling aman( terpendek) rute, terlepas dari kemiringan serta topografi wilayah tersebut.

➢ Zona yang diairi secara bersamaan: Dengan tata cara permukaan tradisional, air diterapkan dalam volume besar per satuan luas, sebaliknya sistem irigasi ertekanan mendistribusikan air pada tarif kecil di daerah yang sangat luas.

➢ Tenaga eksternal( tekanan) yang diperlukan: Metode gravitasi permukaan tradisional tidak perlu tenaga eksternal untuk pembedahan, sedangkan sistem irigasi perpipaan memerlukan tekanan tertentu, 2- 3 bar, yang disediakan dari unit pompa ataupun dari tangki suplai yang terletak di ketinggian titik.

(16)

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 akan dilaksanakan dimulai dari tanggal 07 Juni sampai dengan 07 Juli 2021 di BPP Caringin yang beralamat di Desa Caringin, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Gambar 1. Lokasi Wilayah Kerja 3.2. Materi Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Praktik Kerja Lapangan I Program Studi Tata Air Pertanian (PKL I Prodi TAP) di BPP Caringin, Kabupaten Tangerang adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Materi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1

No Materi Kegiatan Rincian Kegiatan Output Kegiatan

1.

Keadaan dan

informasi umum BPP serta organisasi dan manajemen

sumberdaya manusia

a. Sejarah dan perkembangan b. Profil BPP

c. Posisi dan denah d. Tata letak (layout) e. Struktur Organisasi

f. Personalia, tenaga kerja dan kualifikasi

g. Tata kerja pegawai (jam kerja, shift)

Gambaran dan informasi BPP

(17)

2.

Jumlah dan jenis Alsintan yang ada di BPP

a. Mengidentifikasikan jenis Alsintan yang ada

b. Menghitung jumlah Alsintan yang ada

c. Menghitung jumlah Alsintan yang layak pakai

Informasi data jumlah dan jenis Alsintan

3.

Pemanfaatan Alsintan yang ada di BPP

a. Merekap data Alsintan bantuan pemerintah 5 tahun terakhir

b. Menghitung kapasitas kerja Alsintan teoritis

c. Menghitung kapasitas kerja Alsintan di lapangan

Informasi data pemanfaatan Alsintan di lapangan

4.

Proses optimalisasi pemanfaatan Alsintan di lapangan

a. Mengidentifikasikan potensi lahan yang bisa ditanam b. Koordinasi dengan BPP untuk

mobilisasi Alsintan untuk mengolah lahan

c. Mendorong pemanfaatan Alsintan secara maksimal d. Menetapkan target harian

pemanfataan Alsintan e. Relokasi Alsintan yang tidak

dimanfaatkan

Optimalisasi pemanfaatan Alsintan di lapangan

5. Mengoperasikan Alsintan di lapangan

a. Mengoperasikan alat mesin tata air di lapangan

b. Melakukan perawatan alat mesin tata air pertanian

Pengalaman dalam

mengoperasikan dan merawat alat mesin tata air pertanian.

6.

Menerapkan prinsip keamanan,

keselamatan, dan

a. Memeriksa kelengkapan Alsintan sebelum

dioperasikan

Pengalaman dalam penerapan prinsip K3

(18)

kesehatan kerja (K3) di lapangan

b. Mengoperasikan Alsintan sesuai dengan SOP yang ada c. Menerapkan prinsip K3 dalam

mengoperasikan Alsintan

dalam

mengoperasikan Alsintan di lapangan.

7.

Menganalisis

ekonomi dan kinerja Alsintan di lapangan

a. Menghitung nilai input dan output penggunaan Alsintan Pengolahan lahan

b. Menghitung input dan output penggunaan Alsintan untuk perawatan tanaman

c. Menghitung input dan output penggunaan Alsintan untuk pemanenan

Hasil

perhitungan nilai input dan ouput kinerja Alsintan

8.

Melaporkan hasil analisis ekonomi dan kinerja Alsintan di lapangan

Membuat laporan hasil analisis ekonomi dan kinerja Alsintan

Laporan hasil analisis ekonomi dan kinerja Alsintan

9. Mempelajari Manajemen UPJA

Identifikasi pelaksanaan manajemen UPJA (POACE)

Laporan hasil identifikasi manajemen UPJA

10. Pengabdian kepada masyarakat (PKM)

a. Pengawalan dalam pelaksanaan kegiatan pertanian

b. Melaksanakan kegiatan social masyarakat

c. Mengidentifikasi dan

mendukung pengembangan ekonomi masyarakat

Laporan kegiatan PKM dan

dokumentasi kegiatan

(19)

3.3. Prosedur Pelaksanaan

Adapun tahap prosedur pelaksanaan PKL ini sebagaimana dituangkan dalam Tabel Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan berikut ini :

Tabel 2. Prosedur Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1

No Uraian Kegiatan Waktu

Pelaksanaan

Metode

1.

Mengumpulkan data dan informasi mengenai keadaan umum, profil BPP, organisasi, dan manajemen SDM

08 Juni 2021

Wawancara dengan pegawai BPP dan Pembimbing

Eksternal

2.

Mengumpulkan data dan

informasi mengenai jenis Alsintan yang ada di BPP

09 Juni 2021

Wawancara dengan pegawai BPP dan Pembimbing

Eksternal

3.

Mengumpulkan data dan

informasi mengenai pemanfaatan Alsintan yang ada di BPP

10 Juni 2021

Wawancara dengan pegawai BPP dan Pembimbing

Eksternal

4. Proses optimalisasi pemeliharaan

Alsintan di lapangan 11 Juni 2021

Wawancara dengan pegawai BPP dan Pembimbing

Eksternal

5. Mempelajari manajemen UPJA 14 Juni 2021

Wawancara dengan ketua UPJA dan Pembimbing Eksternal

6.

Menerapkan prinsip keamanan, keselamatan, dan kesehatan (K3) di lapangan

15-16 Juni 2021

Praktik secara langsung dan wawancara dengan operator Alsintan

7. Mengoperasikan Alsintan 16 Juni 2021

Praktik secara langsung dan wawancara dengan operator Alsintan

8.

Analisis Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

15-18 Juni 2021

Pengumpulan Data secara Langsung dengan Wawancara dan Observasi dan

Pengumpulan Data secara Tidak Langsung dengan Studi

(20)

Pustaka dan Dokumentasi dan Data – Data

9.

Membuat laporan hasil analisis Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

21-25 Juni 2021

Melaporkan hasil analisis Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

10. Pengabdian kepada Masyarakat

(PKM) 28 Juni 2021

Sosialisasi kepada pengurus UPJA, Petani, dan masyarakat sekitar mengenai hasil analisis Pemanfaatan Alat Mesin Tata Air Pertanian di Desa Caringin Kecamatan Legok Kabupaten Tangerang Provinsi Banten

11. Menyusun laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) I 29-07 Juli 2021

Pengumpulan Data secara Langsung dengan Wawancara dan Observasi dan

Pengumpulan Data secara Tidak Langsung dengan Studi Pustaka dan Dokumentasi dan Data – Data

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan dan Informasi Umum BPP Caringin Sejarah dan Perkembangan BPP

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin berdiri sejak tahun 1979 yang telah mengalami beberapa kali perubahan. Wilayah Binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin Sejak tahun 1979 sampai dengan tahun 1991 berjumlah 3 (tiga) Kecamatan yaitu; Kecamatan Legok, Kecamatan Pagedangan dan. Kecamatan Cisauk.

Pada tahun 1991 seiring berpindahnya BPP Pondok Jagung ke Kecamatan Cisauk, maka Wilayah Binaan BPP Caringin berubah, dimana Wilayah Binaan Kecamatan Cisauk ditukar dengan Kecamatan Kelapa Dua.

Kemudian pada tahun 1996 - 2000 kantor BPP Caringin dibagi mejadi 2 dengan UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan).

Pada tahun 2008 wilayah binaan BPP Caringin Mengalami perubahan kembali bersamaan dengan ditetapkan pembentukan Kota Tangerang Selatan maka untuk Kecamatan Setu, Serpong dan Serpong Utara termasuk kedalam daerah administrative dari Kota Tangerang Selatan sehingga pada awal tahun 2009 – 2019 seiring berubahnya wilayah binaan BPP Cisauk wilayah kerja BPP Caringin menjadi 2 kecamatan lagi yaitu Kecamatan Legok dan Kecamatan Kelapa Dua.

Seiring dengan perubahan potensi lahan pertanian di wilayah selatan, sehingga pada tahun 2019 terjadi perampingan (marger) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dari semula jumlah BPP di Kabupaten Tangerang ada 10 BPP menjadi 8 BPP, dimana BPP Caringin dan BPP Curug dimerger ke BPP Cisauk, dan untuk BPP Caringin sendiri berubah menjadi kantor UPTD Produksi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Tangerang.

Pada awal tahun 2020 terjadi perubahan kembali seiring terbitnya Peraturan Bupati Tangerang Nomor 58 Tahun 2020 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Dan Tata Kerja Balai Penyuluhan Pertanian Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, dimana BPP Cisauk berubah kembali menjadi BPP Caringin.

(22)

Profil BPP

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin sebagai institusi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang merupakan Lembaga Pemerintah Kabupaten Tangerang Provinsi Banten bertugas dan bertanggung jawab dalam menyelenggarakan penyuluhan pertanian dan peternakan di 6 Wilayah Kecamatan, yaitu Kecamatan Legok, Panongan, Curug, Kelapa Dua, Panongan dan Kecamatan Cisauk.

BPP Caringin dengan jumlah Wilayah Kerja BPP berjumlah 6 (enam) Kecamatan yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kecamatan Legok 2. Kecamatan Panongan 3. Kecamatan Curug 4. Kecamatan Kelapa Dua 5. Kecamatan Pagedangan, dan 6. Kecamatan Cisauk

A. Keadaan Wilayah

Wilayah BPP Caringin terletak dibagian selatan Kabupaten Tangerang dengan batasan administrative sebagai berikut:

• Utara : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Cikupa dan Kota Tangerang

• Timur : Berbatasan dengan wilayah Kota Tangerang Selatan

• Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor

• Barat : Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Tigaraksa dan Kecamatan Jambe

Kondisi Topografi Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin datar hingga bergelombang yang berada pada ketinggian 12-70 m dpl, jenis tanah Aluvial, Latosol dan Podsolik Merah Kuning. Suhu udara termasuk pada suhu panas berkisar antara 26 ⁰C pada malam hari dan 32⁰C pada siang hari, dengan rata-rata curah hujan 2.418,82 mm/thn.

Karakteristik tanah dan iklim di Wilayah kerja BPP Caringin adalah sebagai berikut:

1. Asal Pembentukan dan Jenis Tanah

Asal pembentukan tanah bukan dari abu vulkanik, jenis tanah sebagian besar berjenis tanah Latosol dan Podsolik merah kuning.

(23)

2. Ketinggian Tempat

Termasuk suhu panas yakni 12-70 meter dari permukaan laut.

3. Kemiringan Tanah

Kemiringan Tanah kurang dari 8 % rata-rata bertopografi datar dan sedikit bergelombang.

4. Tingkat Kemasaman Tanah

Agak Asam sampai netral dengan PH tanah antara 5 sampai 6 Rata-rata jarak dan waktu tempuh ke kepemerintahan:

• Ke Desa : ± 1 – 20 Km

• Ke Kecamatan : ± 0,5 – 10 Km

• Ke Kabupaten : ± 30 Km

• Ke Provinsi : ± 150 Km B. Luas Wilayah

1. Jumlah Desa

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Caringin meliputi luas wilayah 2.0023,30 Ha, terdiri dari 6 (enam) Wilayah Kecamatan 49 Desa/ Kelurahan yang mliputi 37 Desa dan 12 Kelurahan. Rincian data wilayah BPP Caringin dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Jumlah Desa Wilayah Binaan BPP Caringin No Kecamatan Luas

Lahan

Jumlah Desa/Kel

Jumlah WKPP

Jumlah Kelompok Tani Taruni

Dewasa

KWT Taruna Tani

Jumlah Gapoktan

1. Legok 3.513, 1 3 4 4 1 51 4

2. Panongan 3.594, 8 2 1 7 0 24 2

3. Curug 2.740, 7 2 1 5 0 18 4

4. Kelapa Dua 2.706, 6 0 3 3 0 6 1

5. Pagedangan 4.778, 1 2 3 7 1 42 4

6. Cisauk 2.691 6 2 2 5 1 26 3

Jumlah 20.023, 4 1 133 31 3 167 18

Sumber: Monografi BPP Caringin 2. Data Luas Lahan

Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin tahun 2020 memiliki potensi lahan usaha tani seluas 8.287,00 hektar, terdiri dari 2.701,00 hektar lahan sawah, 4.907,00 hektar merupakan lahan

(24)

darat/ lahan kering dan 679,00 hektar lahan bera dengan perincian sebagai berikut :

a. Luas Lahan Pertanian Menurut Ekosistem

Tabel 4. Data Luas Lahan Menurut Ekosistem di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020

No Kecamatan Luas Lahan Sawah (Ha)

Jumlah (Ha)

Lahan Kering (Ha)

Bera (Ha)

Total (Ha) Irigasi Sawah

Tadah Hujan

1. Legok - 810,00 810,00 1.728,00 119,00 2.657,00 2. Panongan - 848,00 848,00 618,00 22,00 1.488,00 3. Curug - 306,00 306,00 324,00 15,00 645,00 4. Kelapa Dua - 25,00 25,00 56,00 110,00 191,00 5. Pagedangan - 402,00 402,00 1.460,00 239,00 2.101,00 6. Cisauk - 310,00 310,00 721,00 174,00 1.205,00 Total - 2.701,00 2.701,00 4.907,00 679,00 8.287,00 Sumber Data: Monografi BPP Caringin Tahun 2020

b. Luas Lahan Menurut Penggunaan

Tabel 5. Data Luas Lahan Menurut Penggunaan di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020

NO. KECAMATAN SAWAH

TDH HUJAN

(Ha)

LAHAN KERING (Ha) JUMLAH

HUMA LAHAN KERING (Ha)

TOTAL (Ha) SITU/

ex.

GALIAN PASIR

(Ha) TEGA/

HUMA PEKA- RANGAN

PERKEBUN

AN/

NEGARA/

RAKYAT HUTAN RAKYAT/

NEGARA BERA

/LAIN- LAIN

1 Legok 810,00 970,00 526,00 232,00 - 119,00 1.847,00 2.657,00 14,50

2 Panongan 848,00 237,00 193,00 172,00 9,00 29,00 640,00 1.488,00 3,00

3 Curug 306,00 212,00 67,00 24,00 - 36,00 339,00 645,00 -

4 Kelapa Dua 25,00 28,00 28,00 - - 110,00 166,00 191,00 18,00

5 Pagedangan 402,00 705,00 168,00 - 587,00 239,00 1.699,00 2.101,00 12,00

6 Cisauk 310,00 215,00 108,00 68,00 329,00 175,00 895,00 1.205,00 6,00

TOTAL 2.701 2.367 1.090 496 925 708 5.586 8.287 53,50

Sumber Data: Monografi BPP Caringin Tahun 2020

(25)

3. Data Fisik

Tabel 6.Potensi Fisik Dasar di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan

No. Potensi Fisik Dasar Keterangan

1.

Letak Geografis Bagian Selatan KabupatenTangerang

2. Luas Wilayah 20.023,30 Ha

3. Batas-batas

- Sebelah Utara Kecamatan Cikupa dan Kota Tangerang

- Sebelah Timur Wilayah Kota Tangerang Selatan

- Sebelah Selatan Wilayah Kabupaten Bogor - Sebelah Barat Kecamatan Tigaraksa dan

Kecamatan Jambe 4. Wilayah Pemerintahan

- Kecamatan 6 Kecamatan

- Kelurahan 12 Kelurahan

- Desa 37 Desa

5. Kemiringan tanah Rata-rata 0 – 8 %

6.

Jenis Tanah Latosol, Aluvial dan Podsolik merah kuning

7. Rata-rata PH Tanah 4,5-6,5

8.

Ketinggian wilayah 53 s/d 70 meter dari permukaan laut.

9. Topografi Datar hingga bergelombang

Sumber: Monografi BPP Caringin dan BPS Kecamatan Tahun 2020

C. Sarana dan Prasarana

Tabel 7. Sarana yang ada di BPP Caringin

NO SARANA ADA TIDAK

ADA

JUMLAH

UNIT KETERANGAN

1. Informasi - - -

a.

Display/Proyektor/infokus

√ - 1 Baik

b. Kamera - - -

c. Telepon dan Fax - - -

d. Handycam - - -

2. Alat Bantu Penyuluhan - - -

a. OHP √ - - Rusak

b. LCD - - -

c. Soud System - - -

(26)

d. TV √ - - Baik

e. VCD / DVD - - -

f. Tape Recorder/ Wireless √ 1 Kurang Baik

g. White Board √ 1 Kurang Baik

h. Lainnya/Kipas Angin √ 2 Baik

3. Buku – buku Hasil Publikasi

a. Leaflet √ 20 Baik

b. Brosur √ 20 Baik

c. Buku – buku √ 25 Baik

d. Poster 3 Baik

4. Peralatan Administrasi

a. Komputer √ 3 1 Kurang Baik

b. Printer √ 3 1 Kurang Baik

c. Mesin Tik √ - 1 Kurang Baik

d. Kalkulator - - -

e. Brankas √ - 2 1 Rusak

f. Rak Buku √ 1 Baik

g. Lainnya - - -

5. Alat Transportasi

a. Kendaraan Roda Dua √ - 2 Kurang Baik b. Kendaraan Roda Tiga - - -

c. Kendaraan Roda Empat - - - 6. Mebeuler

a. Meja Kerja √ - 12 4 Rusak

b. Kursi Kerja √ - 1 Kurang Baik

c. Meja Rapat/Pertemuan √ - 2 1 Kurang Baik d. Kursi Rapat/Pertemuan √ - 55 11 Rusak

e. Kursu Tamu/Sofa - - -

f. Rak Buku Perpustakaan √ - 1 Rusak

g. Lemari Buku/Arsip √ - 1 Rusak

h. Filling Kabinet √ - 1 Rusak

i. Peralatan Makan/Minum - - - Tabel 8. Prasarana yang ada di BPP Caringin.

NO PRASARANA ADA TIDAK

ADA

JUMLAH UNIT

KETERANGAN 1. Gedung

a. Gedung/ Kantor √ - 1 Kurang Baik

b. Ruang Informasi √ 1 1 Baik

c. Aula √ - 1 Kurang Baik

d. Rauang Perpustakaan - - -

a. Rumah Dinas √ - 2 Kurang Baik

b. Mushola √ - 1 Kurang Baik

(27)

c. Papan Nama √ - 1 Kurang Baik

d. Pagar √ - m Baik

2. Percontohan

a. Lahan Percontohan √ - 9.000 m

b. Kandang √ - 1 Rusak

c. Kolam - - -

d. Lainnya - - -

3. Alat Peraga

a. Ph Meter - - -

b. Pengukur Kadar Air - - -

c. Hand Sprayer - - -

d. PUTS √ - 4 1 Rusak

e. Alat Ukur Ubinan √ - 2 1 Rusak

f. Lainnya - - -

4. Administrasi

e. Buku Tamu √ - 1

f. Buku Konsultasi √ - 1

g. Notulen Rapat √ - 1

D. Data kelembagaan petani

Jumlah kelompok tani di Wilayah Kerja BPP Caringin sebanyak 167 kelompok tani dengan kelas kemampuan kelompok tani sebagai berikut:

a. Kelas Pemula : 75 Kelompok b. Kelas Lanjut : 92 Kelompok c. Kelas Madya : - Kelompok d. Kelas Utama : - Kelompok

Jumlah kelompok tani berdasarkan kelasnya di Wilayah Kerja BPP Caringin sudah cukup baik, dimana kelas kelompok rata-rata sudah kelas Lanjut yaitu 55,09 % (92 kelompok) dan 44,91 % (75 kelompok) kelas Pemula. Sedangkan untuk kelas Madya dan Utama tidak ada (0%).

Rincian data jumlah kelas kelompok di wilayah BPP Caringin dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

(28)

Tabel 9. Jumlah Kelas Kelompok Tani di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020

NO. KECAMATAN

DEWASA WANITA TARUNA TANI

TOT AL

JUM

LAH GAP OKT AN

P L M U Jml P L M U Jml P L M U Jml

1 Legok 3 43 - - 46 4 - - - 4 - 1 - - 1 51 4

2 Panongan 5 12 - - 17 7 - - - 7 - - - - - 24 2

3 Curug 3 10 - - 13 5 - - - 5 - - - - - 18 4

4 Kelapa Dua 3 - - - 3 3 - - - 3 - - - - - 6 1

5 Pagedangan 16 18 - - 34 7 - - - 7 1 - - - 1 42 4

6 Cisauk 12 8 - - 20 5 - - - 5 1 - - - 1 26 3

TOTAL 42 91 - - 133 31 - - - 31 2 1 - - 3 167 18

Jumlah keanggotaan kelompok tani di wilayah BPP Caringin masih rendah dimana jumlah keanggotan dalam kelompok hanya 15,36 % (5.025 orang) dari jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani (32.710 orang). Jumlah keanggotaan kelompok tani di wilayah BPP Caringin dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

Tabel 10. Jumlah Keanggotaan Kelompok Tani di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020

NO. KECAMATAN POKTAN (D,W,TR) GAPOK

-TAN JUMLAH ANGGOTA

KOPE- RASI NON KUD BANK

KUD/

KOP- TAN

UPJA LUM- BUNG PANGAN

PENYALUR/ KIOS SAPROTAN

PASAR

PENYA- LUR KIOS

PERMAN

EN/ SEMI PERMAN EN

TANPA BANGU- NAN

1 Legok 51 4 1.201 3 2 - - - 13 3 1 7

2 Panongan 24 2 1.093 3 5 - - - 8 1 3 7

3 Curug 18 4 813 31 13 - - - 5 1 2 3

4 Kelapa Dua 6 1 94 4 14 - - - - - 5 2

5 Pagedangan 42 4 1.219 12 - - - - 3 1 2 5

6 Cisauk 26 3 605 3 4 - 1 3 2 1 1 3

TOTAL 167 18 5.025 56 38 - 2 3 31 7 14 27

(29)

Posisi dan Denah BPP

Gambar 2 Peta optimalisasi lahan disekitar BPP caringin Struktur Organisasi

Balai Penyuluhan merupakan unit pelaksana teknis penyuluhan dari Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota yang mempunyai struktur dan bagan organisasi sebagai berikut :

a. Pimpinan Balai;

b. Urusan Ketata Usahaan;

c. Kelompok Jabatan Fungsional :

1) Penyuluh yang menangani urusan Programa;

2) Penyuluh yang menangani urusan Sumber Daya;

3) Penyuluhan yang menangani urusan Supervisi.

Pimpinan Balai adalah pejabat fungsional penyuluh, dan urusan ketata usahaan dapat ditangani oleh pejabat fungsional atau fungsional umum.

Sedangkan urusan programa, sumber daya dan supervisi dalam kelompok jabatan fungsional ditetapkan oleh pimpinan balai dengan memperhatikan potensi wilayah balai yang bersangkutan. Bagi Balai Penyuluhan yang jumlah penyuluhnya terbatas maka penyuluh dalam kelompok jabatan fungsional tetap ditugaskan untuk menangani wilayah kerja penyuluh di desa.

(30)

Gambar 3. Struktur organisasi BPP Caringin Personil Pengelola BPP

Personal yang ada di BPP Caringin berjumlah 38 (Tiga Puluh Delapan) orang yang terdiri dari :

a. Penyuluh Pertanian :12 Orang b. THL-POPT :2 Orang c. Penyuluh Swadaya :23 Orang d. Cleaning Service :1 Orang

Tabel 11. Biodata Personil BPP Caringin

NO NAMA

TEMPAT/TANGGAL

LAHIR PANGKAT/GOL JABATAN

1. LISWAN NURJAMAN, S.ST. Tasikmalaya, 29-12-1984 Penata Muda/ III.a Koordinator BPP 2. AVI DANARTI, SP. Yogyakarta, 16-08-1982 Penata Muda/ III.a Penyuluh Pertanian 3. TIKA INGGRIANI, A.Md. Kebumen, 17 -12-1982 Pengatur / II.c Penyuluh Pertanian 4. DAMERIA, A.Md. Jakarta, 19-02-1984 Pengatur / II.c Penyuluh Pertanian 5. H. ADI TAUFIK R Pandeglang, 25-07-1985 Pengatur Muda/ II.a Penyuluh Pertanian 6. MARIDUN SAMOSIR, S.P. Sampinur, 18 -11-1970 PPPK Penyuluh Pertanian 7. ATING KARTIKA, S.P. Kuningan, 11-04-1973 PPPK Penyuluh Pertanian 8. ENI SUPRIYANTI, SP. Cilacap, 25-04-1973 PPPK Penyuluh Pertanian 9. HENNY KUSUMA N, S.P. Grobogan, 23-12-1975 PPPK Penyuluh Pertanian 10. DESYE NATASYA R P, S.Pt. Pakkat, 15-03-1979 PPPK Penyuluh Pertanian

11. HARINA SUSANTI Bantul, 25-12-1976 PPPK Penyuluh Pertanian

12. drh. RAHAYU Jakarta, 29-03-1984 PPPK Penyuluh Pertanian

(31)

13. ISKANDAR Karawang, 30-04-1964 Penata Tk.I/ III.d POPT 14. RANIELA DEVI PRIMAVERA, S.Si. Yogyakarta, 01-11-1983 Penata Muda Tk.I/III.b POPT

A. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian

Keragaan tenaga penyuluh pertanian di Wilayah BPP Caringin tercatat 33 orang, dengan rincian seperti terlihat pada Tabel berikut :

Tabel 12. Jumlah Penyuluh Pertanian di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020

No Kecamatan PNS CPNS Honorer PPPK Swadaya Swasta Jumlah

1 Legok 3 - - 1 7 - 11

2 Panongan - - - 2 5 - 7

3 Curug 1 - - 1 3 - 5

4 Kelapa Dua - - - - 1 - 1

5 Pagedangan 1 - - 1 4 - 6

6 Cisauk - - - 2 3 - 5

TOTAL 5 - - 7 23 0 35

(32)

4.2 Identifikasi Alistan Di Wilayah Nauangan BPP Caringin

Tabel 13. Data Alsintan Kecamatan

NO NAMA KECAM ATAN

NAMA DESA/

KEL

LUAS LAHAN SAWAH (Ha)

NAMA ALAT MESIN PERTANIAN

TR 2 TR 4 PA 8 IN

PA 6 IN

PA 4 IN

PA 3 IN

PA 2

IN RT CH Hull er (RMU

)

Vertic al Driyer

Powe r Thres

er

Paddy Mower

Alat Pem buat Kom pos (APP

O) Corn Shelle r

Pero ntok Mul tigu na (Rea per)

Motor 3 rd

Han d spray er

Sa bit Ber ger igi

Empo san Tikus

UPJ A POK TAN

GAPO KTAN

Perbeng kelan

1 LEGOK Legok 20.00

- - - 1 1 - - - 1 - - - - - - - 7 28 - - 3 - -

2 Ciangi r 150.00

5 - - 1 2 1 - - - 1 -

2 -

- -

- -

15 17

6

- -

7 - -

3

Babat

85.00

2 - - - 1 1 - - 1 -

- -

- -

- -

12 12

9

- -

6 1 -

4

Bojon g

Kamal 75.00

1 - - - 2 1 - - - 1 -

- -

- -

- -

16 16

5

- -

5 1 -

5 Cirarab 40.00

- - - - - - 1 - - - - - - - - - - 11 37 - - 5 - -

6 Caringin 35.00

- - - - 1 1 - - - - - - - - - - - 8 68 - 5 - -

7 Babakan 15.00

- - - - - - - - - - - - - - - - - 4 12 - - 2 - -

8 Kamuning 60.00

1 - - - 1 1 - - - 1 - - - - - - - 9 65 - - 4 - -

9 Palasari 170.00

2 - - - 1 - - - 1 -

- -

- -

- -

8 12

4

- -

5 - -

10

Serda ng Wetan

40.00

- - - - - - 1 - - - - - - - - - - 4 38 - - 5 1 -

11 Rancagong 120.00 2 1 1 2 8 98 5 1

Jumlah Kecamatan Legok 810.000 13 2 9 6 3 8 2 102 940 52 4

(33)

1 PANON GAN

Panongan

167.00 4 1 - - 1 1 - - 7 -

1 -

- -

- -

21 288 - -

3 - -

2 Meka r

Jaya 115.00 5 - - - 2 3 1 - - 5 -

- -

- -

- -

9

163 - -

3 - -

3

Ranca Kalapa

220.00 4 - - - - - 1 - - 4 -

- -

- -

- -

10 196

- -

3 - -

4 RancaIiu

h 150.00 7 - - - 1 2 1 - - 9 -

- -

- -

- -

24 282

- -

4 - 1

5

Serda ng

Kulon 95.00 4 - - - 2 4 1 1 - 5 -

- -

- -

- -

15

173 - -

7 1 -

6 Ciakar

84.00 2 - - - - - 1 - - 4 -

- -

- -

- -

9

53 - -

3 1 -

7 Mekar

Bakti 5.00 2 - - - - - 1 - - 3 -

- -

- -

- -

3

33 - -

2 - -

8 Peusar

12.00 1 - - - - - 1 - - 2 -

- -

- -

- -

7

42 - -

1 - -

Jumlah Kecamatan Panongan 848.00 29 1 6 9 8 1 39 1 98 1,230 26 2 1

1 CURUG Curug

Kulon 22.00 3 - - - - 2 3 - - 2 -

- -

- -

- -

9

41 - -

2 - -

2

Curug Wetan

98.00 8 - - - 1 4 2 - - 2 -

- -

- -

- -

26 224

- -

5 1 -

3 Suka

Bakti 16.00 4 - - - - 1 1 - - 1 -

- -

- -

- -

8

28 - -

3 - -

4

Cukan g

Galih 76.00 3 - - - - 1 - - 2 -

- -

- -

- -

11

85 - -

4 - -

Gambar

Gambar 1. Lokasi Wilayah Kerja  3.2. Materi Kegiatan
Tabel 1. Materi Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1
Tabel 3. Jumlah Desa Wilayah Binaan BPP Caringin  No  Kecamatan  Luas
Tabel 5. Data Luas Lahan Menurut Penggunaan di Wilayah Kerja Balai   Penyuluhan Pertanian (WKBPP) Caringin Tahun 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Diklat karena keterbatasan jumlah cadangan calon peserta yang terdata pada UPTD Dinas Pertanian masing-masing provinsi, sehingga peserta yang berhalangan untuk hadir