• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMANAN BERACUN (TOXIC FRIENDSHIP): STUDI HADIS TEMATIK TENTANG PERTEMANAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERTEMANAN BERACUN (TOXIC FRIENDSHIP): STUDI HADIS TEMATIK TENTANG PERTEMANAN SKRIPSI"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Karena memang ada hubungan persahabatan yang merugikan di dunia nyata, biasa disebut Toxic Friendship. Toxic Friendship adalah persahabatan tidak sehat yang hanya menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lain.

Fokus Penelitian

Jika kita belajar dari bagaimana Abu Bakar berusaha menjaga silaturahmi dengan Rasulullah, maka untuk menjalin silaturahmi kita harus memperhatikan dan memilih teman. Adapun berteman dengan pandai besi, jika tubuh atau pakaianmu tidak terbakar, setidaknya kamu akan mencium bau yang tidak sedap.

Tujuan penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi para pembaca untuk mempelajari lebih detail tentang langkah-langkah dan penerapan dalam melakukan penelitian serta makna memahami hadis tentang memilih teman yang baik dalam persahabatan.

Definisi Istilah

Secara linguistik berasal dari kata “mauḍû’un” (عﻮظﻮﻣ) yaitu istilah maf’ul dari kata wada’a yang berarti masalah atau masalah pokok. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan hadis tematik atau mauḍû‟i adalah mengumpulkan hadis-hadis yang terfragmentasi dalam kitab-kitab hadis yang berkaitan dengan topik tertentu kemudian menyusunnya beserta sebab-sebab asal usulnya dan pemahamannya disertai penjelasan dan kajian terhadap permasalahan tertentu.

Sistematika Pembahasan

Bab keempat, menyajikan data dan analisis, memuat pembahasan mengenai penjelasan hadis persahabatan yang kemudian dikaitkan dengan fenomena beracun persahabatan yang ada. Bab kelima merupakan bab terakhir yang memaparkan beberapa kesimpulan yang salah satunya merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dan berisi saran-saran yang dapat bermanfaat bagi kajian hadis dan yang berkaitan dengan penelitian ini.

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Kemudian juga dijelaskan apa dampak dari persahabatan yang beracun terhadap hubungan persahabatan.12 Fokus penelitian ini adalah komunikasi persahabatan yang beracun di kalangan mahasiswa dengan menggunakan penelitian lapangan. Sedangkan fokus penelitian yang dilakukan adalah hadis tentang persahabatan dengan teori kajian tematik. Dari sini memunculkan sesuatu yang baru dengan menonjolkan hadis Nabi sebagai media menyikapi dan mengatasi fenomena atau komunikasi pertemanan yang beracun.

Sedangkan fokus kajian yang akan diteliti adalah hadis persahabatan yang menggunakan metode tematik (Mauḍû‟i). Dari sinilah muncul hal-hal baru mengenai persahabatan yang akan dipelajari dengan menggunakan hadis Nabi SAW. Jadi kita tidak hanya akan melihat persahabatan dari sudut pandang Al-Qur'an saja, namun kita juga akan melihatnya dari sosok Nabi melalui hadis-hadis persahabatan.

Sedangkan fokus kajian yang akan diteliti adalah hadis persahabatan yang menggunakan metode tematik (mauḍû‟i).

Kajian Teori

Sedangkan menurut Arifuddin Ahmad, metode tematik adalah narasi atau kajian hadis berdasarkan tema suatu permasalahan, baik yang berkaitan dengan aspek antologis, epistemologis, aksiologis, atau hanya salah satu aspek saja. Metode tematik digunakan sebagai metode yang tidak hanya dapat diterapkan pada pemahaman Al-Qur’an namun juga pada pemahaman hadis. Apabila mempelajari hadis dengan metode tematik ini harus mengkaji apakah hadis itu shahih atau tidak, sedangkan dalam mempelajari Al-Qur'an tidak perlu dilakukan karena Al-Qur'an pasti benar dari Allah swt.20.

Sedangkan pemahaman suatu kasus atau tema tertentu dengan metode tematik ini akan melibatkan seluruh hadis yang mempunyai tema yang sama atau berkaitan dengan hadis tersebut. Penjelasan di atas menjadikan metode tematik penting digunakan oleh para peneliti hadis dengan melalui proses pengumpulan atau penyusunan hadis-hadis yang bertema sama. Selain itu, metode tematik berperan dalam mempertajam eksistensi ilmu hadis sebagai suatu disiplin ilmu.

Metode tematik konseptual merupakan metode yang pada umumnya mengambil realitas sebagai titik tolak kemudian dilanjutkan dengan proses analisis menurut perspektif hadis.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Pendekatan

Jenis Penelitian

Sumber Data

Sumber data sekunder dapat berasal dari peneliti terdahulu, lembaga pemerintah, lembaga swasta, dll.29 Data sekunder yang dimaksud di sini adalah sumber lain yang berfungsi melengkapi sumber data primer. Khusus menggunakan kitab hadits Bukhari, kitab hadits Sahih Muslim, kitab hadits Sunan Abi Dawud, serta artikel dan majalah yang membahas tentang persahabatan.

Teknik Pengumpulan Data

Interpretasi data adalah memahami dan kemudian menafsirkan data yang telah dikumpulkan, diseleksi, dan diklasifikasi.

Analisis Data

Kemudian dari lafad (ءْﻮَّسﻟا ِسﻴِﻠَجْﻟا َﻭ) yang artinya bersama orang jahat yang artinya jika berteman dengan orang jahat maka besar kemungkinan kita akan menjadi jahat. داَّذَذْﻟا ِشﻴِﻛ َﻭ) ibarat berteman dengan pandai besi, mungkin dia akan terbakar. ﻲِﻘَذ َّلَِﺇ َﻚَﻣاَؼَغ ْﻞُﻛْأَﻳ َلَ َﻭ) “dan janganlah kamu memakan makananmu kecuali orang-orang yang bertaqwa”, yaitu orang-orang yang mengamalkan wara (berhati-hati meninggalkan segala sesuatu yang dikhawatirkan akan mencelakakannya di akhirat). Dan mereka (al-abrar; orang-orang yang beramal shaleh) memberikan makanan yang mereka sukai kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan.” (QS. Al-Insan : 8).

Nabi SAW memperingatkan agar tidak berteman, bersosialisasi dan makan bersama orang yang tidak shaleh karena sesungguhnya makan bersama akan menimbulkan cinta dan kasih sayang di dalam hati.44. Hendaknya mereka diperkenalkan kepada orang-orang terpelajar dan ulama serta dijauhkan dari pergaulan dengan orang-orang jahat. 46Muhammad Fatih, Matsal i Tarbawi Perspektif Hadits: Kajian Hadits Perumpamaan Teman Baik dan Teman Buruk. Vol 3, Jurnal Islam Kajian Islam, 2019, halaman 141.

Abu Abdurrahman As-Sulami mengemukakan empat kriteria sahabat yang baik, yakni cerdas, berilmu, sabar, dan bertaqwa. Keempat, mendidik jiwa manusia dengan menghadirkan sosok-sosok yang patut ditiru, yaitu sahabat yang baik, sehingga timbul kesadaran untuk berteman dengan orang-orang yang bertakwa. Kelima, memberikan nasehat dan gambaran yang membekas di hati tentang keutamaan berteman dengan orang shaleh dan bahaya berteman dengan orang jahat.

Keenam, hadits di atas juga memberikan pujian dan penghargaan terhadap persahabatan dengan orang baik dan peringatan kecaman terhadap persahabatan dengan orang jahat. Fatih Muhammad, Matsal dalam Perspektif Hadits Tarbawi: Kajian Hadits Perumpamaan Teman Baik dan Teman Buruk. Vol 3, Jurnal Ilmiah Agama Islam, 2019.

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Kualitas Hadis-Hadis Nabi Tentang Pertemanan

Konsep Hadis dalam Memilih Teman yang Baik

Matsal dalam hadits tentang persamaan sahabat baik dan sahabat buruk di atas termasuk dalam kategori al-Amtsal al-Musharahah atau matsal qiyasi karena hadis tersebut secara tegas menggunakan lafad matsal yaitu membandingkan sahabat baik dengan penjual parfum. . dan teman yang buruk untuk teman yang pintar. Dan masih banyak lagi yang mempunyai hati yang baik, sehingga kita juga bisa menjalin persahabatan yang baik. Itu sebabnya dikatakan bahwa musuh yang cerdas lebih baik daripada teman yang bodoh.

Merujuk pada hadis Nabi SAW, sahabat yang baik (sesuai kriteria di atas) akan memberikan kita sifat-sifat yang baik, akhlak, ilmu dan kecerdasan, keikhlasan dan kepahlawanan tanpa memintanya, karena persahabatan dengannya akan memberikan aura positif, Sebaliknya kita bisa meminta nasehat, arahan dan bimbingan yang konkrit, walaupun tidak mendapatkannya, paling tidak kita bisa mendapatkan nama baik dan tanda pengenal yang baik yang bersumber dari nama baik dan aura positif di masyarakat. Sebaliknya, sahabat yang buruk akan berbagi sifat-sifat buruk dan negatifnya, atau setidak-tidaknya diidentikkan dengan orang yang buruk akibat dari persahabatannya.Dalam konteks ini pepatah asy-shohib sahib adalah “teman yang menarik atau menarik” dan Ungkapan Arab "katakanlah kami". Siapa temanmu, aku pasti tahu siapa kamu." Kedua, membantu pembaca memahami makna indah dan gagasan rinci secara ringkas, sehingga pembaca lebih mudah memahami mana teman baik yang harus dipilih dan teman buruk mana yang harus dihindari.

Ketiga, menggugah pembaca untuk menggunakan potensi dan daya pikirnya untuk memikirkan dan merenungkan aspek-aspek perumpamaan dalam perumpamaan teman baik dan penjual minyak wangi serta teman jahat dan pandai besi.

Pengaplikasian Hadis agar Terhindar dari Toxic Friendship

Nabi dalam hadis ini menggunakan bahasa yang sederhana dengan memberikan contoh yang mudah dipahami sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan dengan sempurna. Nabi dalam hadis ini tidak menjelek-jelekkan pekerjaan pandai besi dan sebaliknya tidak memuji penjual minyak wangi. Kualitas hadis tentang persahabatan setelah dilakukan pengecekan dan penelaahan terhadap para perawi dalam rangkaian riwayat hadis ini menunjukkan bahwa seluruh perawi yang ada di sanad berstatus thiqah dan adil.

Penerapan hadits menghindari pertemanan yang beracun menjadi bukti signifikansi hadis ini, yaitu dengan menyadari bahwa hadits ini mengandung pesan penting yaitu waspada terhadap hubungan dalam persahabatan, memilih dan memilah teman dengan bijak, mengetahui dampaknya. Diharapkan masyarakat dapat menjadikan hadis-hadis tersebut sebagai acuan dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari dengan memilih pergaulan yang baik. Hadits Memilih Teman dan Tipsnya Dalam Islam", CCN Online, 4 November 2021, https://kumpuran.com/berita-hari-ini/hadis-about-choosing-friends-and-its-kiat-dalam - Islam- 1wqtOMHZZuA.

Institusi : Kiai Haji Achmad Siddiq Universitas Islam Negeri Jember Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Persahabatan Beracun (Toxic Friendship) Perspektif Hadits” “Kajian Tematik Hadits Tentang Persahabatan” adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, diluar dari bagian-bagiannya. dimaksud. ke sumbernya.

PENUTUP

Kesimpulan

Kemudian dari segi kematangannya, setelah dibandingkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, hadis shahih lain yang topiknya sama tidak dianggap menantang, dapat kita simpulkan bahwa hadis di atas shahih dari segi keabsahannya dan dapat dijadikan sebagai acuan. bukti. Konsep hadits dalam memilih sahabat yang baik memberikan gambaran bahwa dalam hal ini Islam sangat memperhatikan, sehingga hendaknya diterapkan dalam kehidupan.Penggunaan konsep matsal (perumpamaan) dapat mengungkapkan bagaimana memilih sahabat yang baik dan menghindari sahabat yang buruk.

Saran-saran

Az-zarnuji Buharnuddin, Ta'limul Muta'allim fi Thariq al-Ta'allum, Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2014. Kholis Nur, Pengantar Kajian Hadits (Yogyakarta: Semesta Ilmu, 2013), http://senayan.iain - palangkaraya.ac.id/index.php?p=show_detail&id=9720 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Ciptaan Manusia Dalam Perspektif. Ahmad Mukafi Hani, 2020 “Konsep silaturahmi dalam Islam menurut Al-Shyaikh Al-Zarnuji dalam Kitab Ta’lim Al-Muta’allim” (Skripsi, IAIN Ponorogo, Ponorogo,).

Rasyid Muhammad Dirman “Metode Pemahaman Hadits: Metode, Teknik Tafsir dan Pendekatan Pemahaman Hadits” Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2016. Sada Heru Juabdin, 2016 “Manusia Dalam Perspektif Agama Islam”, Vol 7, Al-Tadzkiyyah : Jurnal Pendidikan Islam, Mei 2016. Shihab M. Quraish, Pesan Tafsir al Misbah, Kesan dan Harmoni Al-Qur'an, Vol 3 Jakarta: Lentera Hati, 2006.

Abror Nurul, "Introduction to Thematic Hadith Studies" UIN Sultan Maulana Banten, https://osf.io/7y8jp/download/?format=pdf.

Referensi

Dokumen terkait