• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF KIAI MUHYIDDIN ABDUSSHOMAD TENTANG AZIMAT DALAM BUKU FIQIH TRADISIONALIS (STUDI TEMATIK HADIS TAMIMAH) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERSPEKTIF KIAI MUHYIDDIN ABDUSSHOMAD TENTANG AZIMAT DALAM BUKU FIQIH TRADISIONALIS (STUDI TEMATIK HADIS TAMIMAH) SKRIPSI"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berkenaan sisa-sisa kepercayaan animisme dan dinamisme, kepercayaan kepada rintihan Allah. ia sering menjadi najis kerana bercampur dengan perkara yang dianggap suci, baik yang masih hidup mahupun yang sudah mati. Barang-barang peninggalan orang dahulu kala, yang dipanggil pusaka atau barang keramat, umumnya dilihat mempunyai kuasa keramat. Dan sebahagian Barang, atau benda-benda suci itu dilihat sebagai hubungan atau wasilah dengan Allah SWT.

Allah SWT dalam al-Quran mengatakan bahawa Dialah Tuhan yang menguasai segala-galanya. Katanya, mereka (golongan kafir) tidak boleh menjawab sekiranya Allah SWT hendak mendatangkan bala kepada sesiapa, tidak ada satu pun berhala atau benda yang disembah yang boleh menghalang atau menghalang datangnya musibah.

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KIAI MUHYIDDIN ABDUSSHOMAD TENTANG HAMPIR DALAM BUKU FIQIH TRADISIONAL (KAJIHAN TEMATIK TAMI>MAH HADITH)”. Penelitian ini diharapkan benar-benar memberikan kontribusi pemikiran ilmiah khususnya mengetahui pandangan Kiai Muhyiddin Abdusshomad tentang jimat dalam buku Fiqih Tradisionalis. Hasil penelitian dapat bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti khususnya di bidang hadis serta dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi Kiai Achmad Shiddiq Universitas Islam Negeri (UIN) Jember, masyarakat, dan lebih khusus lagi mahasiswa Adab Usuuddin dan Humaniora. fakultas.

Bagi para ulama diharapkan mampu memperkuat hadis dan kajian keilmuan serta teori-teori terkait untuk memahami makna hadis Tami>mah dalam kitab Fiqih Tradisionalis. Bagi para pembaca akan menciptakan pengetahuan dan memperkaya khazanah pengetahuan mengenai hadis Tami>mah dalam kitab Fiqih Tradisionalis.

Definisi Istilah

Keyakinan dan praktik spesifik seputar jimat dapat sangat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan agama. Jimat juga dapat merujuk pada ritual atau praktik tertentu yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau untuk menangkal entitas atau energi negatif. Penting untuk dicatat bahwa kemanjuran dan keyakinan seputar jimat didasarkan pada keyakinan budaya dan pribadi, bukan bukti empiris.

Budaya dan individu yang berbeda mungkin memiliki interpretasi dan praktik berbeda mengenai jimat. Kata hubungan merupakan suatu proses yang dapat menemukan titik interaksi antara dua individu yang sudah saling mengenal.

Sistematika Pembahasan

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Terdahulu

Namun yang membedakan adalah penelitian yang ditulis oleh Adibatus Zahro menggambarkan Azimat sebagai media asal mula kejahatan, sedangkan peneliti lebih memilih menggunakan Azimat Tami>mah sebagai alat keamanan.20. Penggunaan Tami>mah dan Halaqoh dalam perspektif tafsir al-Azhar dalam paradigma tradisional Masyarakat Distrik Kampa. Persamaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Safira Malia adalah sama pembahasannya mengenai Tami>mah.

Perbedaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada analisis pembahasan terkait penggunaan Tami>mah. Perbedaan penelitian dengan penelitian yang dilakukan peneliti terletak pada analisis pembahasan terkait penggunaan jimat.

Kajian Teori

Secara umum pemahaman hadis terbagi menjadi 2 metode, pertama metode pemahaman tekstual hadis, kedua metode pemahaman kontekstual hadis.25. Menurut Al-Qardha>wi> yang terpenting dalam memahami sebuah hadis adalah memahaminya dengan pemahaman yang benar, kata demi kata dalam sebuah hadis karena sering kali terdapat perbedaan makna atau perubahan makna. Dalam memahami Al-Qur'an atau hadis, Fazlur Rahman menawarkan teori pemahaman atau metode memahami Al-Qur'an atau hadis.

Gerak ganda merupakan suatu proses memahami Al-Qur’an atau hadis dengan menelaah keadaan. Teori gerakan ganda merupakan suatu metode penafsiran yang dalam praktiknya menggunakan dua gerakan, gerakan pertama berangkat dari situasi saat ini ke situasi turunnya Al-Qur’an atau hadis dan gerakan kedua lagi-lagi merupakan gerakan mundur yaitu dari situasi di waktu itu. Alquran atau hadis diturunkan tentang keadaan saat ini. 31 Yuniarti Amalia Wahdah, Hermeneutika Gerakan Ganda Fazlur Rahman dalam Kajian Hadits, Jurnal AL FAWATIH Kajian Al-Qur'an dan Hadits, Jilid.

33Ulya, “HERMENEUTIK GERAKAN GANDA FAZLUR RAHMAN: Menuju Penetapan Hukum yang Bervisi Etis” Ulul Albab Vol 12, no. Jika kedua gerakan tersebut berhasil dan semuanya tercapai dengan benar, maka perintah Al-Qur'an akan hidup dan efektif saat ini. “Aku tinggalkan bagimu dua hal, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh pada keduanya, yaitu Khitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi (al-hadits)” (H.R. Malik, No. 1395 ) 48.

Kandungan azimat berbeza-beza, ada yang berupa ayat-ayat al-Quran, nama Allah SWT, nama-nama Nabi, nama-nama malaikat atau nama-nama orang soleh. Kedua, terdapat beberapa bacaan seperti rotib, iaitu rangkaian doa yang dikarang oleh habib salaf yang terkenal sebagai waliyullah (kekasih Allah), terdiri daripada ayat-ayat al-Quran dan zikir Rasulullah SAW. Ketiga, dalam bentuk amalan yang biasanya berupa puasa atau solat yang dianjurkan disertai dengan pengalaman membaca hikmah atau menulis wafaq (Azimat Al-Quran).

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan Dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
  • Sekilas Tentang Buku Fiqih Tradionalis
    • Biografi Kiai Muhyiddin Abdusshomad
    • Pandangan Kiai Muhyiddin Abdusshomad Terkait Azimat Dalam
  • Relasi Azimat Dengan Hadis Tami>mah
  • Pembahasan Temuan

Tami>mah merupakan salah satu bentuk pengobatan yang berlandaskan Islam dan penggunaannya berdasarkan tuntunan Al. Sebagaimana diungkapkan Kiai Muhyiddin Abdusshomad, menurutnya Azimat tidak berbeda dengan Tami>mah. Artinya: “Barangsiapa yang menggantungkan Tami>mah (Jimat), maka dia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad)77.

Artinya: “Dalam kitab Adabur Ri'ayah disebutkan: Hukumnya makruh (tidak disukai Allah SWT) menggantung Tami>mah dan sejenisnya. Namun perlu diperhatikan bahwa dalam Tami>mah tidak ada nama Allah SWT. , ayat-ayat Al-Qur'an, serta doa-doa Perlu diketahui bahwa dalam agama Islam penggunaan bentuk Tami>mah ini biasanya tidak dianjurkan.

Jika digolongkan, setidaknya ada tiga hadis yang dapat dianggap berkaitan dengan Tami>mah dan Azimat.89. Kedua, penggunaan Tami>mah atau Jimat diperbolehkan untuk tujuan apapun sepanjang niatnya tidak merugikan orang lain. Terkait hubungan keduanya, Kiai Muhyiddin berpendapat keduanya bisa dikatakan, yakni Azimat dan Tami>mah memiliki persamaan dan tidak berbeda satu sama lain.

Peneliti : Jadi Jimat atau Tami>mah itu sudah ada pada zaman sahabat Kiai. Kiai Muhyiddin Abdusshomad: Perbedaan pada zaman dahulu dalam penggunaan jimat atau Tami>mah adalah tentang keyakinan seseorang. Kiai Muhyiddin Abdusshomad: Penggunaan jimat atau Tami>mah yang menyimpang adalah soal keyakinan.

PENUTUP

Kesimpulan

Tami>mah sebenarnya benda biasa, namun ketika benda tersebut disusupi perasaan keagamaan maka nilai benda tersebut berubah. Artinya secara fisik Tami>mah hanyalah sebuah benda biasa sebagaimana benda lainnya, kemudian menjadi wujud baru ketika diserap oleh perasaan keagamaan. Tami>mah bisa juga berupa Keris, tombak, batu akik, cincin, gelang, ikat pinggang, kalung, latihan menulis, pusaka atau barang lainnya.

Dari pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Tami>mah adalah sesuatu yang diyakini dapat menangkal malapetaka atau membawa kebaikan. Berdasarkan penjelasan di atas, Tami>mah merupakan benda khusus yang diyakini mempunyai kemampuan menangkal malapetaka dan membawa keberuntungan. Salah satu kegunaan Tami>mah yang dilakukan Kiai Muhyiddin Abdussomad adalah memberikan semacam latihan, hizib dan ceramah lainnya.

Tami>mah seolah sudah menjadi sebuah teknologi yang menemani kehidupan manusia di era ini yang dikatakan sangat rasional. Karena pada hakikatnya segala sesuatu yang diminta hamba adalah Allah SWT yang mengabulkannya, namun Jimat atau Tami>mah hanya berperan sebagai perantara agar doanya terkabul.74. Dahulu Tami>mah dimaksudkan untuk gelang dan benda lain yang digunakan sebagai jimat dan sengaja dipakai dengan tujuan untuk mencegah 'ain yaitu penyakit mata jahat (iri hati).

Artinya mengandalkan Tami>mah atau benda fisik lainnya untuk perlindungan adalah salah dan menyesatkan. Menurut Kiai Muhyiddin Abdusshomad, adanya hadis yang digunakan untuk mendiskreditkan Tamimah disebabkan karena pemahaman yang kurang lengkap dalam menyikapi hadis tersebut. Pernyataan tersebut diperkuat dengan dalil penulis Kitab Fiqih Tradisionalis yaitu karya Kiai Muhyiddin Abdusshomad. Dijelaskannya, Tami>mah atau Jimat merupakan bahan yang digunakan sebagai media penyembuhan.

Terkait hubungan keduanya, Kiai Muhyiddin berpendapat keduanya yakni Azimat dan Tami>mah bisa dikatakan mempunyai persamaan dan bukan perbedaan. Dalam penggunaan Jimat dan Tami>mah dapat dikatakan tidak boleh mengamalkannya apabila seseorang mempunyai keyakinan terhadap terkabulnya keinginan yang dikabulkan yaitu benda yang dijadikan perantara.

Saran

Pemakaian Jimat dan Tami>mah mempunyai hubungan timbal balik antara keduanya dalam amalannya, sehingga diperbolehkan mengamalkannya tanpa meyakini bahwa pemberian itu dilakukan melalui perantaraan benda-benda tersebut, karena pada kenyataannya, ketika meminta dan mengharapkan sesuatu. . hanya Allah SWT ampunilah doa tawanannya. An-nawawi Imam Syarah Shohih Muslim jilid 10, Darus Ma'rifat, Beirut Arifin, Zainul, Kajian Kitab Hadits, Surabaya: al-Muna, 2010. Ariska Rian Azimat dalam Perspektif Aqidah Islam (kajian Pakon Muara Tembulih Masyarakat, Kecamatan Ngabur, Kabupaten Pesisir Barat Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2018.

Departemen Al-Qur'an dan Terjemahan Republik Indonesia Semarang: Toha, 1989 Hajar Ibnu al-Asqolani Fathul Barri Syarah Shohih Bukhori jilid 28, putaka azzam. KIAI Muhyiddin Abdusshomad, wawancara penulis, Jember, 7 April 2023 Koentjaningrat, Pembangunan Mentalitas Budaya di Indonesia, Jakarta. Malia Sifira, Perspektif Tasir al-Azhar Penggunaan Jimat dan Halaqoh Dalam Paradigma Tradisi Masyarakat Kabupaten Kampa, Skripsi, Uin Suska Riau 2020.

Trisdayanti, Sambutan Masyarakat tentang Pemanfaatan Al-Qur'an Sebagai Jimat Anak, Skripsi, IIQ Jakarta, 2020. Jahya, Dasman yahya ma'ali, Landasan Imam dalam Cahaya Sunnah Al-Qur'an Jakarta, Darul Haq . PERSPEKTIF KIAI MUHYIDDIN ABDUSSHOMAD TENTANG AZIMAT DALAM KITAB FIQI TRADISIONAL (KAJIHAN TEMATIK TAMI>MAH HADITH)” adalah hasil penelitian atau karya saya, kecuali sebagian yang dirujuk sumbernya.

Kiai Muhyiddin Abdusshomad : Jadi pada dasarnya Tami>mah atau Jimat itu bagian dari shalat, seperti yang dilakukan Ibnu Umar ketika mengajarkannya kepada anaknya yang sudah dewasa, dewasa bukan hanya dari segi usia tetapi dia sudah lulus, maka dia diajarkan, tetapi kepada putra-putranya. Anaknya yang masih belum bisa membaca, kemudian menuliskannya pada secarik kertas atau kitab sebagai alat tulis dan mengalungkannya di lehernya, sehingga para ulama berpendapat boleh menggunakan jimat atau Tami>mah, yaitu pada hakikatnya itu sendiri bagian dari doa dan apa yang tertulis itu benar-benar sebuah doa.sebuah doa. Kiai Muhyiddin Abdusshomad : iya, contoh kecilnya adalah terlalu percaya diri bahkan mengimani suatu benda sampai lupa siapa yang menciptakan benda tersebut, seperti larangan mempercayai bahwa yang menyembuhkan suatu penyakit adalah benda atau benda yang untuknya. dipercaya membawa kesembuhan/keselamatan. Kiai Muhyiddin Abdusshomad: ya, Azimat atau Tami>mah sendiri merupakan salah satu bentuk iktiyar bagi seorang hamba dan yang terpenting adalah doanya sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Buku Ensiklopedi pemikiran Yusril Ihza Mahendra yang paling menarik dari pemikiran yusril ialah mengenai beberapa prihal yang mengatakan kalau hukum Islam dijadikan

Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan praktek perawatan jenazah pada mata pelajaran Fiqih dalam meningkatkan sikap siswa di Madrasah Diniyyah Nashrul Ummah

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode kepustakaan, di sini penulis menggali informasi dari buku, kitab, dan manuskrip yang ada, agar dapat dibandingkan

Aktivitas peserta didik dalam langkah menalar dapat melakukan kegiatan menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data (Hosnan,

Adapun penelitian yang penulis lakukan mengangkat tema “Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Daerah dalam Sistem Bicameral Di Indonesia Prespektif Fiqih

Menyatakan bahwa karya ilmiah atau skripsi yang berjudul “ PERSPEKTIF TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN- KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER DALAM FIQIH

Permasalah yang dibahas yaitu Bagaimana tata cara pemberhentian nadzir wakaf dalam perspektif Fiqih Islam dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, Bagaimana hak

Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerahkan harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka