• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD (TEMA 6, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 6) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD (TEMA 6, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 6) SKRIPSI"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD (TEMA 6, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 6)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anastasia Pinki Alinda R. NIM: 141134100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya ini dipersembahkan kepada :

Tuhan Yesus Kristus yang selalu menjadi anadalan peneliti, menemani, memberkati dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bapak Desyderius, Ibu Susana Hari Pariweni dan Adik Benedikta Pamela yang selalu memberikan doa, cinta, dan dukungan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

(5)

v

Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu. (Amsal 16:3)

Kebahagian itu pilihan, bukan pemberian. Jika ingin bahagia tanyalah hati sendiri. Tak seorangpun dapat membuat kita bahagia, selain diri kita sendiri.

(6)
(7)
(8)

viii

PENGEMBANGAN PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD

(TEMA 6, SUBTEMA 1, PEMBELAJARAN 6)

Anastasia Pinki Alinda R. Universitas Sanata Dharma

2019

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada dua guru kelas bawah, peneliti mendapatkan informasi bahwa guru mengalami kesulitan menerapkan pendekatan saintifik. Hasil kuesioner yang dibagikan kepada 6 guru kelas I SD, diperoleh data bahwa guru membutuhkan contoh penerapan pendekatan saintifik. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk mengembangkan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD.

Penelitian ini menggunakan 6 langkah pengembangan (R&D) dari 10 langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall, yaitu 1) analisis masalah, 2) pengumpulan data, 3) pengembangan produk, 4) validasi produk, 5) revisi produk, 6) uji coba produk. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD. Produk sudah divalidasi oleh dua validator. Rata-rata hasil validasi produk adalah “3,35” ( dari rentang 1-4) yang artinya sangat baik.

Uji coba dilakukan di SD Budya Wacana yang diikuti oleh 22 peserta didik. Hasil uji coba melalui pengamatan mengenai proses penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik pada langkah mengamati mendapat skor “3,09” dengan katagori “baik”, langkah menanya mendapat skor “1,45” dengan katagori “ sangat kurang”, langkah menalar mendapat skor “1,81” dengan katagori “ kurang”, langkah mencoba mendapat skor “3,27” dengan katagori “sangat baik”, dan langkah mengkomunikasikan mendapat skor “3,27” dengan katagori “sangat baik”. Hasil tersebut menunjukkan bahwa langkah pendekatan saintifik yang paling rendah yaitu menanya.

(9)

ix

DEVELOPING THE BOOK PROTOTYPE OF SCIENTIFIC APPROACH IN

THEMATIC LEARNING ONE GRADE ELEMENTARY SCHOOL

(THEME 6, SUBTHEME 1, LEARNING 6)

Anastasia Pinki Alinda R. Sanata Dharma University

2019

Based on the results of interviews conducted to two less-class teachers, researcher got information that teachers have difficulty in applying a scientific approach. Questionnaire results are distributed to 6 Elementary School teachers grade 1, obtained the data that the teachers need examples of the application of the scientific approach. Therefore, researchers are encouraged to develop a prototype application of scientific approaches in the book learning thematic grade 1 Elementary School (theme 6, subtheme 1, learning 6).

This study uses six development steps (R&D), of ten steps proposed on Borg and Gall, 1) problem analysis, 2) data colldeveloon, 3) product development, 4) product validation, 5) product revision, 6) product testing. The result of this research is in the form of prototype book of application of scientific approach in thematic teaching of first grade of elementary school. The product has been validated by two validators. Average product validation result is “3,35” ( from range 1-4) which means very good.

The product was tested at SD Budya Wacana which was attended by 22 students. Teh results of the experiment about the process of applying the scientific approach activity in thematic learning on the step of observing got a score of 3,09 with “good” category, the step of questioning got a score of 1,45 ”less” category, the step of reasoning got a score 1,81 “less” category, the step of trying got a score of 3,27 with “very good”, and the step of communicating got a score of 3,27 with “very good” category. The result showed that the lowest score of scientific approach is the step questioning and reasoning.

(10)

x

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya yang diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”PENGEMBANGAN

PROTOTIPE BUKU PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SD (TEMA 6, SUBTEMA 1,

PEMBELAJARAN 6)” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini telah selesai karena bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati dan penuh cinta perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., sebagai Ketua Prodi PGSD.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., sebagai Wakaprodi PGSD dan sebagai dosen pembimbing skripsi II yang telah memberikan waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., sebagai dosen pembimbing skripsi I yang telah memberikan waktunya untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para guru, karyawan, dan peserta didik SD Budya Wacana Yogyakarta, yang telah saling berbagi pengalaman dan memberikan dukungan dalam melakukan penelitian ini.

6. Kedua orang tua tercinta, Susana Hari Pariweni (Ibu), Desyderius (Bapak) yang selalu memberikan doa, cinta, dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

(11)
(12)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 3

1.3 Tujuan Penelitian... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.5 Definisi Operasional... 4

1.6 Spesifikasi Produk... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

(13)

xiii

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum 2013...6

2.1.1.2 Ciri-ciri Kurikulum 2013... 7

2.1.1.3 Keunggulan Kurikulum 2013 ... 7

2.1.2 Pendekatan Saintifik... 8

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik... 8

2.1.2.2 Lima Langkah Pendekatan Saintifik... 9

2.1.2.3 Kreteria Proses Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik ...21

2.1.2.4 Model - Model Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik ... 22

2.1.3 Pelajaran Tematik di Kelas I ...24

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik...25

2.1.3.2 Ciri Khas Pembelajaran Tematik... 25

2.1.3.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik... 26

2.1.3.4 Materi Pembelajaran Kelas I Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 6 ... 26

2.1.4 Karakteristik Kelas I ... 27

2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak ... 27

2.2 Penelitian yang Relevan ... 30

2.3 Kerangka Berpikir ... 33

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Jenis Penelitian... 35

3.2 Setting Penelitian... 35

3.2.1 Tempat Penelitian ... 35

3.2.2 Subjek Penelitian... 36

3.2.3 Objek Penelitian...36

3.2.4 Waktu Penelitian... 36

(14)

xiv

3.3.2 Pengumpulan Data ... 39

3.3.3 Desain Produk ... 39

3.3.4 Validasi Desain ... 40

3.3. 5 Revisi Desain ... 41

3.3.6 Uji Coba Produk ...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...41

3.4.1 Wawancara ... 41

3.4.2 Kuesioner ... 42

3.5 Instrumen Penelitian ... 42

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan ...42

3.5.1.1 Pedoman Wawancara... 42

3.5.1.2 Pedoman Kuesioner... 43

3.5.2 Instrumen Validasi Produk ...44

3.5.3 Instrumen Penelitian Uji Coba Terbatas ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

3.6.1 Analisis Data Kualitatif ... 46

3.6.2 Analisis Data Kuantitatif ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 48

4.1 Hasil Penelitian... 48

4.1.1 Prosedur Pengembangan ... 48

4.1.1.1 Potensi dan Masalah... 48

4.1.1.2 Pengumpulan Data... 49

4.1.1.3 Desain Produk ... 50

4.1.1.4 Validasi Desain ... 54

4.1.1.5 Revisi Produk ... 57

(15)

xv

4.2 Pembahasan... 69

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Produk ... 74

4.3.1 Kelebihan Prototipe Buku ... 74

4.3.2 Kekurangan Prototipe Buku ... 75

BAB V PENUTUP ... 76

5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 77

5.3 Saran... 77

DAFTAR PUSTAKA... 78

(16)

xvi

Tabel 2.1 Lima Langkah Pendekatan Saintifik ... 17

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Pembuatan Prototipe Buku ...42

Tabel 3.2 Kisi - Kisi Wawancara ...42

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuesioner ...45

Tabel 3.4 Aspek Penilaian Prototipe Buku ...44

Tabel 3.5 Kisi – Kisi Uji Coba Terbatas...45

Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ...46

Tabel 4.1 Kisi – Kisi Pembuatan Prototipe Buku ... 51

Tabel 4.2 Hasil Validasi Guru ... 54

(17)

vxiii Lampiran 1 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Wawancara Guru 1 ... 81

Lampiran 1.2Lembar Hasil Wawancara Guru 2 ... 83

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Wawancara Guru 1 ... 85

Lampiran 1.4 Lembar Hasil Wawancara Guru 2 ... 86

Lampiran 1.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Guru ... 87

Lampiran 1.6 Lembar Hasil Pengisian Kuisoner Guru ... 88

Lampiran 1.7 Lembar Hasil Pengisian Kuisoner Guru ...89

Lampiran 1.8 Lembar Hasil Pengisian Kuisoner Guru ... 90

Lampiran 1.9 Lembar Hasil Pengisian Kuisoner Guru ... 91

Lampiran 1.10 Lembar Hasil Pengisian Kuisoner Guru ... 92

Lampiran 2 Validasi Produk Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Produk Guru I.1 ...93

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Validasi Produk Guru I.2 ...97

Lampiran 3 Uji Coba Produk Lampiran 3.1 Lembar Hasil Pengamatan Langkah Mengamati ...101

Lampiran 3.2 Lembar Hasil Pengamatan Langkah Menanya ...103

Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengamatan Langkah Menalar...105

Lampiran 3.4 Lembar Hasil Pengamatan Langkah Mencoba ...107

Lampiran 3.5 Lembar Hasil Pengamatan Langkah Mengkomunikasikan ...109

(18)

xix

Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ...112

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...113

Lampiran 6 Biodata Penulis ... 114

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. Peneliti akan menguraikan satu persatu dari keenam bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendekatan saintifik dalam pembelajaran merupakan ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013.Kekhasan kurikulum 2013 yaitu pendidikan karakter, pembelajaran tematik, dan pendekatan saintifik. Menurut Kurniawan (2013:30) pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan yang holistik yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.Margaretha dan Windayana (2005: 1) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memadukan beberapa pokok bahasan/sub pokok bahasan/topik dalam atau antar bidang studi, yang pemanduaanya dipayungi oleh sebuah tema. Sedangkan Majid (2014: 193) mengemukakan bahwa pendekatan saintifik memberikan pengalaman langsung pada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi, menggunakan pendekatan ilmiah, informasi berasal dari mana saja dan kapan saja sehingga tidak bergantung pada guru.

(20)

2 Peneliti kemudian membagikan angket untuk memperoleh data. Angketdibagikan kepada empat guru kelas 1 SD. Peneliti mendapatkan informasi: guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan peserta didik. Selain itu, mereka juga memerlukan panduan untuk memancing peserta didik agar dapat melakukan aktivitas 5M.Peneliti juga melakukan kepada dua guru SD untuk mengetahui pembelajaran tematik apakah yang mereka perlukan untuk dijadikan contoh pedoman penerapan pendekatan saintifik. Guru tersebut menjawab untuk tema 6, subtema 1, pembelajaran 6 dengan alasan agar menjadi contoh penerapan yang dapat guru gunakan dalam mengajar sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development).Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran ke 6).Prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas ISD berisi dua bagian.Bagian pertama mengenai penjelasan tentang pendekatan saintifik dan bagian dua berisi penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I pada tema 6, subtema 1, pembelajaran 6.Prototipe buku tersebut terbukti dapat membantu guru dalam mengajar.

(21)

3 prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembalajaran tematik yang bisa dipakai oleh guru kelas I SD.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti fokus pada rumusan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana mengembangkan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6)?

1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6)? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengembangkanprototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6). 1.3.2 Mengetahui kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Guru

Guru memperoleh contoh penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6) untuk dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan lima langkah pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013.

1.4.2 Bagi Sekolah

(22)

4

1.4.3 Bagi Peneliti

Peneliti memperoleh pengalaman dalam mengembangkan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

1.5 Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Prototipe adalah produk berupa buku yang belum dipublikasikan secara

luas dan belum didaftarkan secara resmi sehingga penulis belum memiliki hak cipta atas produk yang dibuat.

1.5.2 Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan ilmiah dalam proses kegiatan belajar yang menakankan pada keaktifan siswa dari pada guru dengan menggunakan lima langkah yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

1.5.3Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran menjadi sebuah tema.

1.5.4 Peserta didik kelas I adalah peserta didik pada usia 7-12 tahun yang melaksanakan proses pembelajaran di kelas I SD.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah protipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD, yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1.6.1 Produk berupa prototipe buku yang berjudul “Prototipe Buku Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6)” terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengenai penjelasan tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I pada tema 6, subtema 1, pembelajaran 6.

(23)

5 pembelajaran, tabel aktivitas belajar lima langkah pendekatan saintifik, penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas 1 pada (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6), penilaian, daftar pustaka, dan biodata penulis.

(24)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah kurikulum 2013, pendekatan saintifik, dan pelajaran tematik di kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

2.1.1 Kurikulum 2013

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian kurikulum 2013, ciri-ciri kurikulum 2013, dan keunggulan kurikulum 2013.

2.1.1.1 Pengertian Kurikulum 2013

Menurut Mulyasa (2013: 68), kurikulum 2013 dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penugasan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. Sedangkan menurut Majid dan Rochman (2014:1)mengatakan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

(25)

7 Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum perbaikan dari kurikulum sebelumnya yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu meliputi sikap, keterampilan dan pengetahuan. 2.1.1.2 Ciri-ciri Kurikulum 2013

Berlin dan Sani (2014: 22) berpendapat bahwa kurikulum 2013 memiliki ciri-ciri antara lain: menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya; peserta didik lebih didorong untuk memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan, interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis: memiliki tujuan agar terbentuknya generasi produktif, kreatif, inovatif, dan efektif, khusus untuk tingkat SD pendekatan tematik integrative member kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran; pelajaran IPA dan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia secara integratif. Berdasarkan pendapat tersebut ciri khas kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik melalui kegiatan belajar yang akan menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan efektif.

2.1.1.3 Keunggulan Kurikulum 2013

(26)

8 2.1.2 Pendekatan Saintifik

Pada subbab ini menguraikan mengenai pengertian pendekatan saintifik, lima langkah pendekatan saintifik, kekhasan pendekatan saintifik, dan model-model dalam pendekatan saintifik.

2.1.2.1 Pengertian Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang didalamnya terdapat kegiatan pembelajaran yang mengajak peserta didik menjadi lebih aktif melalui 5 tahapan, yaitu tahapan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Pengertian ini didasarkan pada pendapat-pendapat ahli tentang pendekatan saintifik.

Pendekatan Saintifik merupakan suatu proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikkan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Oleh karena itu, peserta didik diharapkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber dengan cara observasi, dan tidak hanya diberi tahu.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat menurut Abidin (2014: 127) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran saintifik merupakan suatu pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan peserta didik memecahkan masalah melalui serangkaian aktivitas inquiriyang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pembelajaran peserta didik.

(27)

9 2.1.2.2 Lima Langkah Pendekatan Santifik

Langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi: menggali informasi melalui pengamatan (observing), bertanya (questioning), percobaan (experimenting), kemudian mengolah data informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar (associating), kemudian menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan (networking) (Hosnan, 2014:37). Langkah-langkah pendekatan saintifik dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Mengamati (Observing)

Mengamati merupakan kegiatan yang merangsang rasa keingintahuan peserta didik menggunakan lima indera melalui pengamatan langsung pada objek yang akan dipelajari. Kegiatan mengamati dapat dilakukan peserta didik melalui kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan membaca (tanpa dan dengan alat). Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperlihatkan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Tujuan pengamatan adalah mendeskripsikan makna dari suatu objek yang diamati dan diambil kesimpulannya (Hosnan, 2014: 39-41).

Menurut Abidin (2014: 133) mengamati merupakan kegiatan yang mengajak peserta didik untuk menemukan fakta bahwa ada hubungan antara objek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik. Kegiatan mengamati dalam pembalajaran dilakukan dengan menumpuh langkah-langkah antara lain menentukan objek yang akan diobservasi, pembuatan pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder, menentukan dimana tempat objek yang akan diobservasi, menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar, menentukan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya (Hosnan, 2014: 39-43).

(28)

10 a. Menggunakan berbagai indera untuk mengakaji objek atau meterial. b. Mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara objek/material.

c. Mengidentifikasi perbedaan yang relevan dan detail anatara objek-objek atau meteri dan mengidentifikasi persamaan antara objek-objek yang perbedaannya lebih jelas dari persamaaannya.

d. Menggunakan indera dengan bantuan alat bantu untuk meningkatkan jangkauan pengamatan.

e. Membuat tahapan pengamatan yang memadai untuk menjawab pertanyaan atau menguji prediksi yang sedang diselidiki.

f. Melakukan langkah-langkah untuk memastikan hasil pengamatan akurat, logis, dan reliabel.

Kaitannya dengan proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati merupakan kegiatan yang dilakukan pesera didik menggunakan lima inderanya untuk melakukan kegiatan melihat, mendengar, menyimak, dan sebagainnya untuk memenuhi rasa ingin tahu peserta didik. Peserta didik dikatakan terampil mengamati jika mampu menggunakan berbagai indera untuk mengkaji objek/material. Semakin banyak indera yang terlibat, maka peserta didik akan semakin banyak data tentang suatu objek/fenomena (Limiansih, 2014:16).

2) Menanya (Questioning)

(29)

11 kegiatan membuat dan mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai yang hipotesis; diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan) (Hosnan, 2014: 39-49).

Menurut Abidin (2014: 139-137) menjelaskan bahwa menanya merupakan kegiatan membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Guru yang efektif mampu mengispirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Dalam kegiatan bertanya, ada beberapa kreeria pertanyaan yang digunakan untuk mebina peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, antara lain singkat dan jelas, menginspirasi jawaban, memilih fokus, bersifat probing atau divergen, bersifat validatif atau penguatan, memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir ulang, merangsang peningkatan tuntutan kemampuan kognitif, dan merangsang proses interaksi.

Menurut Limiansih (2015: 19) pertanyaan yang diajukan siswa bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu dan memperjelas hal-hal yang kurang dipahami serta mencari informasi baru yang terkait dengan struktur pengetahuannya. Pertanyaan memberikan pandangan tentang bagaimana peserta didik secara selektif dapat mengetahui kebutuhan belajarnya dengan cara mengidentifikasi informasi yang relevan dan tidak tidak relevan dan membantu pemahamannya sendiri. Dalam kegiatan bertanya peserta didik mampu melakukan tanya jawab dengan peserta didik lainnya dan dapat berdiskusi dengan peserta didik lain tentang informasi yang belum dipahami dan informasi tambahan yang diketahui.

(30)

12 1) Mengajukan berbagai pertanyaan.

2)Berpatisipasi aktif dalam mendiskusikan cara memperoleh jawaban pertanyaan.Ada berbagai jenis pertanyaan yang mungkin dibuat oleh seseorang. Herlen dan Qualter (dalam Limiansih, 2015: 19) menggolongkan pertanyaan yang mungkin muncul dari siswa SD dalam 5 jenis pertanyaan, yaitu pertanyaan komentar, faktual, kompleks, dan investigatif. Pertanyaan infestigatif ditindaklanjuti dengan mendiskusikan cara untuk menemukan jawaban. Dalam proses menanya, guru berperan membantu siswa untuk memikirkan pertanyaan eksplorasi dan investigasi yang mudah Herlen Qualer (dalam Limiansih, 2015: 19).

Suhendar (dalam Misrah, 2014: 56) mengemukakan bahwa kalimat tanya yang dapat digunakan peserta didik saat bertanya dapat digolongkan berdasarkan sifat dan maksud pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

a) Menanyakan tentang benda atau hal: apa?, dari apa?, untuk apa? h) Menanyakan tentang tempat: dari mana?

Kaitannya dengan proses pembelajaran dalam pendekatan saintifik adalah kegiatan menanya merupakan kegiatan mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya tentang informasi yang tidak dipahami dengan mengajukan pertanyaan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Indikator kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik juga terdapat petunjuk bagi peserta didik untuk membuat pertanyaan dengan berbagai kata tanya secara tertulis ataupun lisan berdasarkan objek/fenomena yang diamati. 3) Menalar (Associating)

(31)

13 kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas hasil kegiatan mengumpulkan informasi (Hosnan, 2014: 67-68). Sedangkan menurut Abidin (2014:139) menalar adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta dan empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas peserta didik dalam langkah menalar dapat melakukan kegiatan menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen), mengumpulkan data (Hosnan, 2014:39).

Daya menalar peserta didik dapat ditingkatkan melalui delapan cara berikut: 1.) guru menyusun bahan pembelajaran dala bentuk yang sudah siap seperti tuntutan kurikulum, 2.) guru tidak banyak menerapkan metode ceramah, tetapi memberi instruksi singkat yang jelas, seperti contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi, 3.) bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hirarkis, dimulai sederhana sampai yang kompleks, 4.) kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati 5.) setiap kesalahan atau kekeliruan segera dikoreksi atau diperbaiki, 6.) perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan peserta didik, 7.) evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang nyata atau autentik, 8.) guru mencatat semua kemajuan peserta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan (Abidin, 2014: 139-140).

4) Mencoba (Experimenting)

(32)

14 langkah pembelajaran ini, setiap siswa dituntut untuk mencoba mempraktikan apa yang dipelajari Hosnan (2014: 58).

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau subtansu yang sesuai. Pada pembelajaran, peserta didik harus memahami konsep-konsep dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan serta mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari Abidin (2014: 140). Aktivitas peserta didik dalam langkah mencoba dapat melakukan hubungan data/ kategori, menyimpulkan dari hasil analisis data; dimulai dari unstructured- uni structure- multistructure- complicated structure (Hosnan, 2014: 39).

Peserta didik harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari, seperti peserta didik mampu mengumpulkan data melalui wawancara dengan teman kelompoknya mengenai aturan yang ada di rumahnya, mengumpulkan data mengenai aturan yang ada di rumah dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah. Jadi dapat disimpulkan mencoba merupakan kegiatan peserta didik mengumpulkan atau mencari informasi untuk memperoleh data dengan melakukan percobaan.

(33)

15 5) Mengkomunikasikan

Pada pendekatan saintifik, guru diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama kelompoknya. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan dan diklarifikasikan oleh guru agar peserta didik dapat mengetahui apakah benar jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau harus diperbaiki. Kemudian, peserta didik mampu menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik dan dapat menyusun laporan tertulis. Peserta didik juga dapat menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan yang disampaikan secara lisan maupun tulisan.

Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya Hosnan (2014: 75-76). Melalui kegiatan mengkomunikasikan, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan guru dan teman-temannya, sehingga rasa percaya diri peserta didik akan terarah. Mnurut Abidin (2014: 141) kemampuan mengkomunikasikan adalah kemampuan menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif.

(34)

16 Herlen dan Qualer (dalam Limiansih, 2015: 24-25) menyatakan bahwa terdapat beberapa indikator pengembangan keterampilan mengkomunikaskan untuk siswa SD antara lain:

a. Mengungkapkan dengan bebas tentang kegiatan dan ide-ide yang dimiliki, dengan atau tanpa membuat catatan tertulis.

b. Mendengarkan ide orang lain dan melihat hasilnya.

c. Menggunakan gambar, tulisan, model, lukisan untuk mempresentasikan ide dan temuan.

d. Menggunakan tabel, grafik, dan diagram untuk merekam dan melaporkan hasil percobaan.

e. Menggunakan bahasa ilmiah yang sesuai dalam melaporkan hasil percobaan.

(35)

17 Berikut ini kesimpulan langkah-langkah 5M dalam pendekatan saintifik yang digunakan peneliti dalam mengembangkan produk sebagai berikut:

Langkah 5M

Mengamati merupakan kegiatan peserta didik menggunakan panca indera untuk mencari informasi.

(36)

18 Menanya

(37)

19

(38)

20 Mengkomunika

sikan

(39)

21

2.1 Lima Langkah Pendekatan Saintifik

2.1.2.3 Kreteria Proses Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik

Dalam pendekatan saintifik yang diterapkan memiliki kekhasan tersendiri. Menurut Hosnan (2014: 38) pendekatan saintifik mempunyai kriteria proses pembelajaran sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira khayalan legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon siswa dan interkasi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam meliat perbedaan kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan

mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

(40)

22 Dalam kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik juga memiliki beberapa prinsip antara lain sebagai berikut (Hosnan, 2014: 37):

1. Pembelajaran berpusat pada siswa.

2. Pembelajaran membentuk student self concept. 3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilai dan mengakomodasi konsep, ukum, dan prinsip.

5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa. 6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengajar guru.

7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.

8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya..

2.1.2.4 Model-model Pembelajaran Saintifik 1. Model Pembelajaran Inkuiri

Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekannkan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Jumanta, 2016: 132). Proses pembelajaran inkuiri dilakukan melalui tahapan-tahapan agar mempermudah guru melaksanakan pembelajaran di kelas dan setiap metode pembelajaran tahu terdapat langkah-langkah yang sudah tersususn secara runtut yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. (Jumanta, 2012: 134) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

1.) Orientasi.Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan peserta didik siap melaksanakan proses pembelajaran. 2.) Merumuskan masalah.Merumuskan masalah merupakan langkah membawa

peserta didik pada sesuatu persoalan yang mengandung teka-teki.

(41)

23 4.) Mengumpulkan data.Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring

informasi yang dibutuhkan mengkaji hipotesis yang diajukan.

5.) Menguji hipotesis. Mengkaji hipotesis adalah proses menentukan jawabanyang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.

6.) Merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

2. Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving

(42)

24 Model reasoning and problem solving dalam pembelajaran memiliki lima langkah pembelajaran (Krulik & Rudnick, 1996), yaitu: (1) membaca dan berpikir (mengidentifikasi fakta dan masalah, memvisualisasikan situasi, mendeskripsikan seting pemecahan, (2) mengeksplorasi dan merencanakan (pengorganisasian informasi, melukiskan diagram pemecahan, membuat tabel, grafik, atau gambar), (3) menseleksi strategi (menetapkan pola, menguji pola, simulasi atau eksperimen, reduksi atau ekspansi, deduksi logis, menulis persamaan), (4) menemukan jawaban (mengestimasi, menggunakan keterampilan komputasi, aljabar, dan geometri), (5) refleksi dan perluasan (mengoreksi jawaban, menemukan alternatif pemecahan lain, memperluas konsep dan generalisasi, mendiskusikan pemecahan, memformulasikan masalah-masalah variatif yang orisinil).

3. Model Pembelajaran Project Based Learning

Menurut Sufaroh (2016:8-9), langkah dalam model Project Based Learningterdiri atas: (1) menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaa yang muncul dari fenomena yang ada, (2) mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan, (3) menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target, (4) memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan, (5) menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber, (6)mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang

sama atau mata pelajaran lain.

2.1.3 Pembelajaran Tematik di Kelas I SD

(43)

25 2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Triyanto (2009: 117), pembelajaran tematik merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian, misalnya di bidang IPA, Matematika, Pendidikan Agama, IPS dan lainnya, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan (holistic) dan keterpaduan (intergralistic). Rusman (2013: 254) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah model dalam pembelajaran terpadu (intergrated instruction) yang merupakan salah satu system pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif mengenali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara autentik, holistik, dan bermakna. Selanjutnya Majid (2014: 87) menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Berdasarkan pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggabungkan berbagai bidang kajian yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif mengenali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara autentik, holistik, dan bermakna. 2.1.3.2 Ciri Khas Pembelajaran Tematik

(44)

26 2.1.3.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik

Kemendikbud (2014: 56) menyebutkan karakteristik pembelajaran tematik yang diterapkan di sekolah dasar ibtidaiyah, yaitu: berpusat pada peserta didik, memberikan pengalaman langsung, pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran bersifat fleksibel, menggunakan prinsip belajar sambil bermain menyenangkan. Berdasarkan pendapat tentang karakteristik tematik tersebut, peneliti menyimpulkan karakteristik pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Pembelajaran tematik harus dipahami terlebih dahulu oleh guru sehingga membuat dan merencanakan pembelajaran yang sesuai.

2.1.3.4 Pembelajaran Tematik di Kelas I Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 6 Pada materi pembelajaran kelas I tema 6, subtema 1, pembelajaran 6 terdapat dua mata pelajaran yaitu PPkn mengenai aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, Bahasa Indonesia mengenai ungkapan ajakan, perintah, dan terima kasih kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa yang santun secara lisan dan tulisan. Peneliti akan menguraikan satu persatu materi dari kedua mata pelajaran tersebut.

Bahasa Indonesia:

Ungkapan tolong, perintah, dan terima kasih

a.)Ungkapan Tolong (Permintaan) Ungkapan tolong adalah meminta seseorang untuk melakukan sesuatu bukan berarti memaksa orang tersebut untuk menuruti apapun permintaan kita. Kata-kata yang sering digunakan adalah kalimat permintaan adalah tolong.

b.) Ungkapan Terima Kasih Ungkapan terima kasih adalah mengucap syukur, melahirkan rasa syukur atau membalas budi setelah menerima kebaikan seseorang.

c.) Ungkapan Perintah

(45)

27 d.) Ungkapan Ajakan

Ungkapan ajakan adalah meminta(menyilakan, menyuruh) supaya turut (datang dan sebagainya).

PPkn:

Aturan-aturan di rumah:

Rumah adalah tempat berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya angin malam rumah juga tempat berkumpul bersama keluarga di setiap rumah mempunyai tata tertib atau aturan yang berbeda beda.Aturan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan dan taati, agar tercipta hidup yang disiplin. Untuk itu harus selalu melaksanakan aturan-aturan yang ada yang telah dibuat. Adapun aturan aturan tersebut yaitu : g.) Bermain sesuai dengan waktu.

2.1.4 Karakteristik Perkembangan Peserta Didik Kelas I 2.1.4.1 Tahap Perkembangan Anak

(46)

28 penyempurnaan fungsi psikologis (Agustina, 2014: 2).

Kehidupan manusia berlangsung dari beragam fase kehidupan, dimulai dari manusia lahir hingga fase tua. Pada tiap fase ini manusia mengalami perubahan yang berlangsung secara kesinambungan. Menurut Santrock dalam (Agustina, 2014: 27) periode perkembangan itu terdiri atas tiga periode, yaitu anak (childhood), remaja (adelescence) dan dewasa (adulthood). Dari ketiga aspek ini diklarifikasikan lagi menjadi beberapa periode yaitu : (1) periode anak sebelum kelahiran (prenatal), masa bayi (infacy), masa awal remaja (early adulthood), masa pertengahan dewasa (midle adulthood), dan masa akhir dewasa (lateadulthood). Dan di setiap periode ini memiliki tugasnya masing-masing. Tugas ditiap periode ini akan dilewati anak dalam proses yang sama, namun tidak harus dalam umur yang sama pula.

Piaget dalam (Nurgiyantoro, 2005: 50) membedakan perkembangan intelektual anak dalam empat tahapan. Tiap tahapan memiliki karakteristik yang membedakan dengan tahapan lain. Tahapan tersebut meliputi: tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasi konkret, dan tahap operasional formal.

1) Tahap sensorimotor (the sensorymotor periode, 0-2 tahun). Tahap ini merupakan tahapan pertama dalam perkembangan kognitif anak. Tahap sensorimotor terjadi berdasarkan informasi dari indera (senses) dan bodi (motor). Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak belajar lewat koodirnasi persepsi indra dan aktivitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab-akibat atau hubungan-hubungan berdasarkan sesuatu yang diraih atau dapat berkontak langsung. Anak mulai memahami hubungan dengan orang lain, mengembangkan pemahaman objek secara permanen. Pada usia anak 1-2 tahun, anak pada tahapan ini menyukai aktivitas atau permainan bunyi yang mengandung perulangan-perulangan yang ritmis. Anak menyukai bunyi-bunyian yang bersajak dan berirama. Permainan bunyi yang dimaksud dapat berupa nyanyian, kata-kata yang dinyanyikan, atau kata-kata biasa dalam perkataan yang tidak diragukan (Nurgiyantoro, 2005: 50)

(47)

29 aktivitas mental dan tidak lagi semata-mata bersifat fisik. Karakteristik dalam tahapan ini antara lain adalah bahwa (i) Anak mulai belajar mengaktualisasi dirinya lewat bahasa, bermain, dan menggambar (corat-coret), (ii) Jalan pikiran anak masih bersifat egosentris, menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, yang didasarkan persepsi segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan menempatkan dirinya di antara orang lain. Anak tidak dapat memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain, (iii) Anak mempergunakan simbol dengan cara elementer yang awalnya lewat gerakan-gerakan tertentu dan kemudian lewat bahasa dalam pembicaraan, (iv) Pada masa ini anak mengalami proses asimilasi di mana anak mengasimilasikan sesuatu yang didengar, dilihat, dan dirasakan dengan menerima ide-ide tersebut ke dalam suatu bentuk skema di dalam kognisinya (Nurgiyantoro, 2005: 51).

3) Tahap oprasional konkret (the concrete operational, 7-11 tahun). Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Karakteristik anak pada tahap ini antara lain adalah (i) Anak dapat membuat klarifikasi sederhana, menglarifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya klarifikasi warna, klarifikasi karakter tertentu. (ii) Anak dapat membuat urutan sesuatu secara semstinya, mengurutkan abjat, angka, besar-kecil, dan lain-lain. (iii) Anak mulai dapat mengembangkan imajinasi ke masa lalu dan masa depan ; adanya perkembangan dari pola berpikir yang egosentris menajadi mudah untuk mengidentifikasikan sesuatu dengan sudut pandang berbeda. (iv) Anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana, ada kecenderungan memperoleh ide-ide sebagaimana yang dilakukan oleh orang dewasa, namun dapat berpikir tentang sesuatu yang abstrak karena jalan pikirnya terbatas pada situasi yang konkret (Nurgiyantoro, 2005: 52).

(48)

30 (Nurgiyantoro, 2005: 53).

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai pengertian tahap perkembangan anak. Anak kelas 1 SD masuk dalam tahap operasional konkret. Pendekatan saintifik yang memiliki langkah-langkah mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan; membantu peserta didik untuk berpikir dan memecahkan masalah sesuai materi yang diajarkan oleh guru.

2.2 Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan hasil penelitian yang relevan bersangkutan dengan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD.

2.2.1 Penelitian tentang Pendekatan Saintifik

(49)

31 kendala tersebut adalah guru tetap menerapkan langkah-langkah pendekatan saintifik serta membuat perencanaan pembelajaran sendiri untuk bagian-bagian yang tidak dapat dipadukan.

2.2.2 Penelitian tentang Pembelajaran Tematik

Rikha Ari, (2016) melakukan penelitian mengenai Pengembangan Media Buku Besar Big Book Cerita Berkuis ( Cekris ) Pada Pembelajaran Tematik Bagi Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar.Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di SD Muhammadiyah 9 Malang, guru sudah menggunakan media pembelajaran akan tetapi media yang digunakan merupakan media yang sudah ada pada buku. Hal ini terlihat dengan kurangnya mendukung kegemaran peserta didik untuk membaca sangat sulit sekali. Penelitian mengembangkan Borg and Gallyang bersifat deskriptif dengan menunjukkan langkah-langkah pembuatan produk. Media pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi memalui 3 ahli yakni ahli media pembelajaran, ahli materi tematik, dan ahli pembelajaran tematik serta uji coba pada peserta didik. Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan kualitas media berdasarkan validasi media, validasi ahli materi dan validasi ahli pembelajaran memiliki katagori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil presentase yang dihasilkan oleh ahli media sebesar 91% ahli materi 92.85%, ahli pembelajaran 94.2% sedangkan respon siswa pada kelompok kecil 93.33% dan kelompok besar sebesar 97.66% secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa media Buku Besar Big Book Cerita Berkuis (Cerkis) “sangat layak” sebagai alternatif media pembelajaran tematik.

2.2.3 Penelitian tentang Prototipe Buku

(50)
(51)

33 Gambar 2.1 Peneliti yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Ke khasan kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang melalui tahapan-tahapan 5M yang membuat peserta didik aktif di dalam kelas. Berdasarkan hasil wawancara kepada dua guru kelas I, peneliti mendapat informasi bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan 5M. Selain itu, guru mengalami kesulitan dalam mengkondisikan peserta didik.

Pendekatan saintifik merupakan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik yang melibatkan keaktifan dan keterampilan peserta didik meliputi 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Guru dapat melakukan pembelajaran menggunakan langkah-langkah ilmiah dengan

Maria Krusita, (2018)

(52)

34 menggunakan 5M yang meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas dan peserta didik menyelesaikan suatu masalah secara sistematik dan mengembangkan karakter peserta didik. Oleh sebab itu, peneliti terinspirasi untuk membuat prototipe buku sederhana yang memuat penjelasan mengenai pendekatan saintifik dan contoh penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik. Prototipe disusun oleh peneliti yang berjudul “Prototipe Buku Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Kelas I SD (Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 6)”. Dengan adanya prototipe buku ini diharapkan dapat membantu guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dan meningkatkan pemahaman guru mengenai pendekatan saintifik.

2.4 Pertanyaan Penelitian

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6)?

2.4.2 Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas ISD menurut guru kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6) ?

2.4.3 Bagaimana kualitas prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD menurut hasil uji coba pada peserta didik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6?

(53)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg & Gall dalam Setyosari (2012: 222) penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan dengan mengikuti langkah-langkah secara siklus. Langkah penelitian atau proses pengembangan ini terdiri dari kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan, dan kemudian menguji keefektifannya supaya dapat berfungsi dengan sesuai. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data yaitu wawancara dan kuesioner, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal.

Penelitian ini disebut penelitian pengembangan(Research and Development) karena peneliti menghasilkan dan mengembangkan suatu produk berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6). Setelah itu peneliti menguji keefektifan produk tersebut di sekolah dasar.

3.2 Setting Penelitian

Pada setting penelitian ini akan dibahas mengenai tempat penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

(54)

36 terdapat dua kelas pararel yang memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru kelas I SD. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah guru kelas I SD Budya Wacana.Guru yang dipilih berjumlah dua guru yang terdiri dari dua guru putri.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah produk yang berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.Prototipe buku tersebut terdiri dari dua bagian.Bagian pertama mengenai deskripsi tentang pendekatan saintifik dan bagian yang kedua berisi penerapan kegiatan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I pada tema 6, subtema 1, pembelajaran 6.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2017 hingga Juni 2018. Penelitianini pengembangan produk berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD ini berlangsung kurang lebih selama sepuluh bulan.

3.3 Prosedur Pengembangan

(55)

37 Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and

Development

(56)

38 Pengembangan Prototipe Buku Penerapan Pendekatan Saintifik Dalam

Pembelajaran Tematik Kelas I SD.

Langkah 6 Uji Coba Produk

Uji coba produk yang telah direvisi

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Diterapkan Peneliti

Potensi: pendekatan saintifik merupakan salah satu kekhasan kurikulum 2013.

Masalah: masih banyak guru yang kesulitan dalam mengaplikasikan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik di kelas I SD.

Wawancara dengan guru kelas I. Pembagian kuisoner pra penelitian.

Membuat kisi-kisi prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pemebelajaran kelas I (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

Prototipe buku yang telah disusun, kemudian divalidasi oleh guru kelas I.

(57)

39 3.3.1 Potensi dan Masalah

Penelitian dimulai dari adanya sebuah potensi dan masalah yang dapat kita temukan di lapangan.Potensi pada penelitian ini terlatak pada pendekatan saintifik dan pembelajaran tematik yang merupakan salah satu ke khasan krikulum 2013.Peneliti melakukan wawancara kepada dua guru kelas I di SD Budya Wacana sebanyak dua kali.Analisis kebutuhan yang guru lakukan dengan pembagian kuesioner.Dengan adanya pembangian kuisoner bertujuan untuk mengetahui apakah guru memerlukan prototipe buku yang memuat pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik.Karena itu, guru juga menghendaki adanya prototipe buku yang memuat pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik yang bisa dikembangkan untuk bisa mencapai tujuan yang diinginkan yang mengacu pada pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik.

3.3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan membagikan kuesioner.Wawancara dilakukan sebanyak dua kali dengan dua guru kelas I di SD Budya Wacana. Kuisoner dibagikan pada enam guru kelas bawah di SD yang berbeda, yaitu SD Budya Wacana, SD Negeri Nogopuro, SD Negeri Ambarukmo, SD Nusa Tunggal, dan SD Negeri Sampangan.Untuk membantu kebutuhan dari guru dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik.

3.3.3 Desain Produk

(58)

40 .

No Teks dalam buku Deskripsi Ilustrasi

Gambar 1. Cover Judul “ Prototipe Buku Penerapan

Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD (Tema 6, Subtema 1, Pembelajaran 6).

Anak sedang belajar.

2. Kata Pengantar Uraian tentang isi buku dan ucapan terima kasih.

-

3. Bagian 1 Pengertian pendekatan saintifik ysng terdiri dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar,dan mengkomunikasikan. Bagian 2 Materi tematik tema 6, subtema 1,

pembelajarn 6 yang terdiri dari Pkn dan Bahasa Indonesia disertai penerapan kegiatan pendekatan saintifik. Penelian Penilaian kegiatan penerapan

pendekatan saintifik

-

4. Kepustakaan Berisi buku-buku yang mendukung tentang pendekatan saintifik dan sumber-sumber dari internet.

-

5.. Biodata Singkat Penulis

Riwayat singkat penulis. Foto

(59)

41 3.3.4 Validasi Desain

Validasi ahli dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).Validasi ahli dilakukan oleh guru kelas I. Penilaian pada produk yang dikembangkan oleh peneliti melalui saran oleh guru kelas I untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan produk yang akan dikembangkan oleh peneliti.

3.3.5 Revisi Desain

Revisi desain bertujuan untuk mendapatkan desain produk yang baik dan layak untuk dikembangkan. Peneliti telah melakukan revisi desain berdasarkan validasi yang telah dilakukan oleh dua validator. Saran yang didapat dari dua validator digunakan untuk memperbaiki desain produk berupa prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I SD (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

3.3.6 Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan setelah produk direvisi dan diuji cobakan. Uji coba produk dilakukan di kelas I.2 SD Budya Wacana Yogyakarta. Uji coba produk dilakukan dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik kelas I (tema 6, subtema 1, pembelajaran 6).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh informasi tentang permasalahan berdasarkan kenyataan yang ada. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiono, 2009: 137). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner.

3.4.1 Wawancara

(60)

42 permasalahan yangdijadikan untuk penelitian, dengan jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2009: 137). Sudaryono (2016: 82) menjelaskan pengertian wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada dua guru kelas I. Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi bahwa mereka mengalami kesulitan dalam menerapkan 5M, dan tema/ subtema/ pembelajaran manakah yang kiranya membutuhkan contoh pedoman penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik.

3.4.2 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Peneliti menggunakan kuesioner dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data mengenai analisis kebutuhan guru terkait dengan produk. Kuesioner diberikan kepada enam guru di kelas bawah di SD yang berbeda yaitu SD Budya Wacana, SD Ambarukmo, SD Negeri Nusa Tunggal. Pembagian kuesioner untuk memperoleh analisis kebutuhan terkait dengan produk. Selain itu, kuesioner validasi produk ditujukan kepada guru kelas I SD untuk menilai kelayakan produk berupa prototipe buku yang telah dibuat.

3.5 Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam penelitian ini diantaranya instrumen analisis kebutuhan dan instrumen validasi produk.

3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan

Peneliti menggunakan beberapa instrumen analisis kebutuhan dalam penelitian ini diantaranya kisi-kisi wawancara dan kisi-kisi kuesioner.

3.5.1.1 Pedoman Wawancara

(61)

43 yang akan ditanyakan kepada narasumber serta mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

No Kisi-Kisi Wawancara Nomor Item

1. Sejauh mana Bapak/Ibu guru memahami pendekatan saintifik.

1

2. Maksud kegiatan mengamati dalam pendekatan saintifik.

2

3. Maksud kegiatan menanya dalam pendekatan saintifik.

3

4. Maksud kegiatan mencoba dalam pendekatan saintifik.

4

5. Maksud kegiatan menalar dalam pendekatan saintifik.

5

6. Maksud kegiatan mengomunikasikan dalam pendekatan saintifik.

6

7. Kegiatan yang paling sulit dilakukan sampai yang paling mudah dilakukan.

7

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara 3.5.1.2 Pedoman Kuesioner

Peneliti menggunakan kuesioner sebagai pelengkap data penelitian tentang pembuatan prototipe buku penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik. Peneliti membagikan kuesioner kepada dua guru kelas I dengan lima daftar pertanyaan. Adapun kisi-kisi kuesioner yang dilakukan dengan guru kelas bawah dapat dilihat pada tabel berikut:

No Kisi-Kisi Kuesioner Nomor Item

1. Perlukah panduan untuk membantu peserta didik menggunakan 5 inderanya dalam proses mengamati.

4. Perlukah panduan dalam mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.

4

5. Perlukah panduan untuk membantu siswa dalam menyampaikan hasil pengamatan.

5

(62)

44 3.5.2 Instrumen Validasi Produk

Instrumen validasi produk oleh validator berupa kuesioner dilakukan untuk mengetahui kualitas produk. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner tertutup dengan pilihan jawaban berskala likert. Rentang skala yang disediakan yaitu 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat kurang baik, (2) kurang baik, (3) baik, (4) sangat baik. Validasi produk dilakukan oleh dua guru kelas I. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 15 butir.

Tabel 3.4 Aspek Penilaian Prototipe Buku

3.5.3 Instrumen Penilaian Uji Coba Terbatas

Penilaian uji coba terbatas dilakukan oleh pengamat. Instrumen uji coba terbatas berupa kuesioner yang diisi oleh pengamat untuk mengetahui penerapan produk yang berupa prototipe buku dapat terlaksana atau tidak. Kuesioner berisi pernyataan yang berjumlah 15 butir.

No Aspek Indikator

1. Mengamati

1. Peserta didik mengamati cerita yang diberikan oleh guru.

2. Peserta didik mendengarkan cerita yang diberikan oleh guru.

3. Peserta didik mengidentifikasi aktivitas apa yang dilakukan dalam cerita tersebut

4. Peserta didik dapat menggolongkan ungkapan ajakan, perintah, dan terima kasih.

2. Menanya

1. Peserta didik mampu membuat pertanyaan dari cerita dan gambar yang disediakan oleh guru. 2. Peserta didik mampu mengajukan pertanyaan

yang sudah dibuat kepada guru.

3. Peserta didik mampu melakukan tanya jawab

No Aspek yang Dinilai Nomor Item

1. Bahasa 1

2. Format penulisan prototipe buku 2 dan 3

3. Isi

(63)

45 dengan peserta didik lainnya.

4. Peserta didik dapat menuliskan daftr pertanyaan.

3. Mencoba

1. Peserta didik dapat mengurutkan aturan di pagi hari, siang, dan malam hari yang ada di rumah. 2. Peserta didik dapat menuliskan aturan di pagi

hari, siang, dan malam hari yang ada di rumah. 3. Peserta didik dapat menguraikan kalimat

ungkapan ajakan, perintah, dan terima kasih dengan menggunakan bahasa yang santun.

4. Peserta didik dapat menghitung adakah kegiatan yang sama dilakukan oleh teman lainnya.

4. Menalar

1. Peserta didik dapat membandingkan aturan di rumah Andi dengan aturan yang telah dilakukan di rumah.

2. Peserta didik dapat menyebutkan hasil wawancara dengan teman lain mengenai aturan yang dilakukan di rumah.

3. Peserta didik dapat menerapkan ungkapan ajakan, perintah, dan terima kasihdengan menggunakan bahsa yang santun secara lisan. 4. Peserta didik dapat mengetahui ungkapan ajakan,

perintah, dan terima kasihdengan menggunakan bahsa yang santun secara lisan

5. Mengkomunikasikan

1. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil wawancara mengenai aturan yang ada di rumah. 2. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil

wawancara mengenai aturan yang ada di rumah dengan baik dan benar.

3. Peserta didik dapat dapat menyebutkan aturan yang dilakukan oleh temannya.

4. Peserta didik dapat menyampaikan hasil kesimpulan pembelajaran hari ini.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Uji Coba Terbatas 3.6 Teknik Analisis Data

Gambar

secara lisan, tertulis, atau media lainnya. grafik. 2. Peserta didik dapat
Gambar 2.1 Peneliti yang Relevan
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang Diterapkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan mengenai : rangkaian

 Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang pengoperasian

Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Aktivitas Peserta Didik Kelas

Aktivitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Tematik menggunakan Pendekatan Saintifik di Kelas I Sekolah Dasar Negeri 14 Benua Kayong Ketapang ”. Data yang diperoleh

Awe, Elisabeth 2016 telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan LKS Menggunakan Pendekatan Saintifik pada Subtema Bermain Di Lingkungan sekolah untuk siswa kelas Dua

Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang : kondisi

 Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang

Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan tentang