Tugas UK. 2/ Kode: M.70SDM01.058.2
Instruksi Pengisian Tugas
Tujuan: Menganalisis kasus-kasus ketenagakerjaan terkait kecelakaan kerja dan perhitungan iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Petunjuk:
1. Baca dengan cermat kedua kasus yang diberikan.
2. Identifikasi poin-poin penting dalam setiap kasus, seperti jenis pekerjaan, status pekerjaan, jenis kecelakaan, dan manfaat yang diharapkan.
3. Analisis setiap kasus berdasarkan pengetahuan Anda tentang hukum ketenagakerjaan dan program jaminan sosial, khususnya BPJS Ketenagakerjaan.
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lengkap dan sistematis.
1. Kasus 1 : Dalam rangka melepas kangen Bpk X yang bekerja sbg karyawan tetap di perusahaan percetakan di Bekasi memutuskan mudik dengan biaya murah dengan menaiki mobil travel pribadi (plat Hitam). Ibu Y yang baru setahun bekerja sebagai karyawan kontrak (PKWT) di perusahaan distribusi di Cikarang juga ingin mudik dengan biaya murah, dan menaiki travel yang sama dengan Bapak X. Terjadi kecelakaan dengan kendaraan Mbak Z yang arah sebaliknya hendak menuju pabrik tempatnya bekerja. Malapetaka terjadi tersebut mengakibatkan ketiganya meninggal dunia. Hak-hak apa dan jaminan sosial apa yang terkait dengan ketenagakerjaan yang berhak diterima oleh ahli waris korban?
Jawab :
Hak dan Jaminan Sosial yang akan diterima oleh ahli waris korban yaitu : a. Bapak X (karyawan tetap)
• Jaminan Kematian (JKM) dari BPJS Ketenagakerjaan
Kecelakaan yang dialami oleh Bapak X merupakan kecelakaan di luar urusan pekerjaan (perjalanan mudik/ perjalanan pribadi), maka Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) tidak berlaku. Sebaliknya, yang akan diterima oleh ahli waris Bapak X adalah Jaminan Kematian (JKM). Ahli waris Bapak X, berhak mendapatkan manfaat dengan nominal total Rp42 juta yang terdiri atas santunan kematian Rp20 juta, biaya pemakaman Rp10 juta, santunan berkala selama dua tahun (24 bulan) dengan jumlah Rp12 juta, serta beasiswa bagi anak peserta (JKM) yang memiliki masa iuran paling singkat 3 tahun.
• Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP)
• Pesangon dan Kompensasi Lainnya
Pada pasal 57 PP No.35 Tahun 2021, Disebutkan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja karena alasan pekerja/buruh meninggal dunia maka kepada ahli warisnya diberikan sejumlah uang yang perhitungannya sama dengan: uang pesangon sebesar 2 kali ketentuan Pasal 40 ayat (2); uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 40 ayat (3);
dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4).
Dan sesuai pada pasal 61 UU Ketenagakerjaan, jika seorang karyawan meninggal dunia, maka perusahaan wajib memberikan hak-hak karyawan yang meliputi pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak (misalnya cuti yang belum diambil).
b. Ibu Y (karyawan kontrak)
• Jaminan Kematian
Kasus pada Ibu Y sama dengan kasus Bapak X, yang diterima oleh ahli waris Ibu Y adalah Jaminan Kematian (JKM), jika memang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Manfaat yang diterima sama seperti Bapak X, yaitu santunan kematian, biaya pemakaman, dan beasiswa bagi anak hingga batas pendidikan tertentu.
• Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP)
• Kompensasi
Ahli waris Ibu Y berhak menerima uang kompensasi yang diatur dalam Pasal 57 PP No. 35 Tahun 2021. Besar kompensasi ini dihitung berdasarkan masa kerja, dengan ketentuan 1 bulan upah per tahun masa kerja.
Uang kompensasi ini serupa dengan pesangon bagi karyawan tetap, tetapi dihitung secara proporsional sesuai dengan masa kerja Ibu Y selama kontrak berlangsung.
c. Mbak Z (karyawan pabrik)
Kecelakaan pada kasus Mbak Z termasuk ke dalam kecelakaan dalam urusan pekerjaan, karena kecelakaan tersebut terjadi ketika Mbak Z pergi untuk bekerja. Maka ahli waris Mbak Z berhak atas dua jaminan sekaligus, yakni JKK dan JKM.
• Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
Santunan dari JKK mencakup biaya pengobatan (jika sempat dirawat) dan santunan kematian sebagai akibat langsung dari kecelakaan kerja.
• Jaminan Kematian (JKM)
Manfaat JKM yang akan diterima oleh ahli waris Mbak Z sama dengan kasus Bapak X dan Ibu Y, yaitu santunan kematian, biaya pemakaman, dan beasiswa bagi anak hingga batas pendidikan tertentu.
• Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP)
• Pesangon
Jika Mbak Z berstatus karyawan tetap, ahli warisnya juga berhak menerima pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak sesuai Pasal 61 UU Ketenagakerjaan.
Jika Mbak Z berstatus karyawan kontrak (PKWT), maka ahli warisnya berhak atas kompensasi sesuai Pasal 57 PP No. 35 Tahun 2021, yang dihitung proporsional berdasarkan masa kerja Mbak Z.
2. Kasus 2 : Bpk A bekerja pada PT X yang bergerak dalam bidang Perbankan dengan jabatan Kepala Teller. Pendapatan yang diterima Bapak A adalah sebagai berikut : Gaji Pokok : 8.000.000
Tunjangan Jabatan : Rp 1.000.000
Insentif Transport Kehadiran : Rp 1.500.000
1. Hitunglah besarnya iuran BPJS Ketenagakerjaan yang harus dibayar setiap bulan baik oleh Perusahaan maupun karyawan ybs
Jawab :
Besaran yang akan menjadi dasar hitungan BPJS Ketenagakerjaan yaitu 9.000.000 (insentif transport tidak termasuk).
No Program BPJS
Ketenagakerjaan
Pengusaha Pekerja 1. Jaminan Kecelakaan Kerja
(Kelas I)
0,24% -
2. Jaminan Hari Tua 3,70% 2,00%
3. Jaminan Kematian 0,30% -
4. Jaminan Pensiun 2,00% 1,00%
5. Jaminan Kesehatan 4,00% 1,00%
Total Jaminan Sosial 10,24% 4,00%
6. Pencadangan Pesongan (Max 25.75 Upah Terakhir)
Min 7,00% -
Total Beban Pengusaha di luar Pajak Penghasilan
17,24% -
Gaji Bapak A 9.000.000
Iuran BPJS 1.551.600 360.000
Pengeluaran Perusahaan (+7%
cadangan pesangon dan diluar Pph)
10.551.600 -
Penghasilan bersih Bapak A diluar Pph
- 8.640.000
2. Berapa Gaji bersih yang diterima setelah dipotong iuran BPJK Ketenagakerjaan ? Jawab :
Gaji bersih adalah total pendapatan dikurangi iuran BPJS yang ditanggung karyawan.
1) Total Pendapatan Bapak A:
Gaji Pokok + Tunjangan Jabatan + Insentif Transport Kehadiran
= Rp8.000.000 + Rp1.000.000 + Rp1.500.000 = Rp10.500.000 2) Gaji Bersih:
Gaji bersih = Total Pendapatan - Iuran BPJS (bagian karyawan)
= Rp10.500.000 – Rp360.000 = Rp10.140.000