• Tidak ada hasil yang ditemukan

pilar edisi xxvi/tahun 2018 “yang unggul yang kreatif”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pilar edisi xxvi/tahun 2018 “yang unggul yang kreatif”"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Diterbitkan oleh: UPT PI-PMB Universitas Widyagama Malang - Pelindung: Rektor Univ. Widyagama Malang;

Dewan Redaksi: Sukamto, Yekti Intyas R., Agus Tugas, Sri Rahaju Djatimurti Rita Hanafie, Pimpinan Umum: Sri Rahaju Djatimurti Rita Hanafie - Pemimpin Redaksi: Santoso - Staf Redaksi: Reka, Citra, Rina, Afifah, Romlah, Ikha, Ipeh, Retno.

- Fotografer: Santoso, Tata Artistik & Layout: Santoso, Rina - Pra Cetak: Rita Hanafie, Santoso, - Alamat: Jl. Borobudur 35 Malang Telp. (0341) 492282 Psw. 135 homepage: http://www.widyagama.ac.id; e-mail: [email protected]

Redaksi menerima sumbangan tulisan dalam bentuk berita, artikel ilmiah, opini lepas, features, puisi, cerpen, investigative reporting, foto, dan lain sebagainya yang selaras dengan nafas PILAR. Khusus naskah/artikel diharapkan menyertakan soft copynya. Adapun

naskah maupun gambar yang karena pertimbangan tidak dapat dimuat, akan dikembalikan atau dapat diambil kembali.

SUSUNAN REDAKSI

EDITORIAL 2

_____________________

“Tidak ada yang salah dengan pekerjaan kita, yang salah adalah bagaimana kita memikirkannya. Pekerjaan sebagai beban yang akan mengekang kreativitas kita atau pekerjaan sebagai tantangan yang memunculkan kreativitas kita sehingga kita asyik bekerja dan disebut “gila kerja” oleh orang-orang disekitar kita.” Ari Irawan Nugroho

“Kreativitas membutuhkan keberanian untuk melepaskan kepastian.” – Eric Fromm

“Gila kerja dimana kreativitas tidak lagi dapat dibendung sehingga tiada batasan bagi kita dalam bekerja karena keasyikan itu sendiri.” – Ari Irawan Nugroho

“Keingintahuan adalah kunci kreativitas.” – Akio Morita

“Kreativitas hanyalah menyambungkan sesuatu. Ketika kamu menanyakan orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasakan sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Hal itu akan terlihat jelas bagi mereka setelah beberapa lama. Itu terjadi karena mereka mampu menghubungkan pengalaman yang mereka miliki dan membuahkan hal baru.” – Steve Jobs

SAMBUTAN REKTOR

Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera

Hari ini untuk kesekian kalinya Universitas menyelenggarakan wisuda bagi lulusannya. Wisuda adalah salah satu tahapan penting dari suatu satuan pendidikan Universitas. Wisuda ini juga sebagai momentum pertaruhan mutu lulusannya.

Universitas sudah membekali lulusan melalui mutu pembelajaran akademik, kehidupan kemahasiswaan dan program-program soft skill dan kewirausahaan.

Universitas Widyagama Malang berkomitmen memegang teguh tradisi mutu itu.

Dan ini akan dilanjutkan sebagai bagian idealisme dan perjuangan mengemban amanah mendidik anak-anak bangsa.

Saya mengucapkan selamat untuk para lulusan Ahli Madya, Sarjana dan Magister, beserta orang tua dan keluarga. Kini saudara berhak menggunakan gelar akademik dan selamat bergabung ke dalam wadah ikatan alumni Universitas Widyagama Malang. Jadilah alumni yang membanggakan, berkarakter dan berprestasi, sehingga saudara dapat mengharumkan nama almamater. Terus belajar dari pengalaman hidup di masyarakat, bangun sikap rendah hati dengan sesama.

Saya juga mengucapkan selamat dan terimakasih kepada Fakultas dan Program Studi, dosen dan karyawan yang telah menjalankan fungsinya untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Ucapan yang sama disampaikan kepada segenap panitia yang telah bekerja keras merealisasikan kegiatan Wisuda ini.

Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan, melindungi dan membimbing langkah kita semuanya. Amin

Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thoriq

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Malang, 27 Oktober 2018 Rektor

Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MS

SALAM REDAKSI

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Universitas Widyagama: Kampus Inovasi!

Creativity Quotient (CQ) adalah kecerdasan kreatifitas yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat meningkatkan kapasitas personal dan profesionalismenya.

Tidak banyak orang yang berani mengambil kesempatan ini karena sudah terpesona dengan zona nyaman yang ada di sekitarnya. Biasanya, yang berani mengambil kesempatan adalah mereka yang berani mengambil risiko, yang notabene adalah mereka yang memiliki Adversity Quotient (AQ). Di luar sana, dunia menawarkan banyak kesempatan yang sebenarnya dapat kita raih dengan membangun dan meningkatkan kreatifitas kita.

Kreatifitas para dosen dan mahasiswa membuat dan mengajukan proposal untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, juga kegiatan lain atas hibah kemenristekdikti adalah bagian dari kreatifitas yang berujung pada keunggulan secara pribadi maupun kelembagaan. Beberapa mahasiswa dan dosen Kampus Inovasi ini sudah membuktikan diri bahwa kreatifitas yang dimiliki membuatnya menjadi lebih unggul daripada yang lain, misalnya Sholehudin, Albert, Rama, Rheza dan lainnya.

Nah, cari dan bangun kreatifitas dengan membaca, melihat, mendengar, merasa dan meraba. Bangun dan kembangkan CQ dan AQ disamping IQ, EQ dan SQ agar menjadi sumberdaya manusia yang smart dan unggul.

Selamat kepada para wisudawan/wisudawati. Langkah saudara dimulai pada hari ini. Tunjukkan kepada dunia, bahwa almamater ini telah memberikan kalian bekal untuk dapat bersanding dan bersaing dengan alumni perguruan tinggi lain dan kalian adalah pemenangnya!

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

REDAKSI TABLOID PILAR

(3)

Universitas 3

“Yang Unggul Yang Kreatif”

UWG KEMBANGKAN KAMPUS II DENGAN KONSEP

MODERN AND GREEN CAMPUS

M

eskipun pembangunan Gedung Laboratoria Terpadu berlantai 5 di kampus lll UWG belum seluruhnya selesai, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang nampak begitu bersemangat melakukan pembenahan sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh stakeholder, terutama kepada mahasiswa, agar nantinya dapat dihasilkan output dengan kualitas yang lebih baik.

Bersamaan dengan moment Halal bi Halal keluarga besar YPPIWM (Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Widyagama Malang), yayasan yang menaungi UWG, tanggal 28 Juni 2018, dilakukan simbolisasi pengembangan gedung kampus ll yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Ketua YPPIWM (Prof. HA Mukthie Fadjar, SH, MH) dan Rektor UWG (Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MS).

G

edung kampus ll yang saat ini berlantai 3, akan dikembangkan menjadi 5 lantai, demikian penjelasan Dra. Yektie

Intyas Rahayu, MM, Wakil Rektor ll UWG yang juga pimpinan proyek pembangunan tersebut.

Ditambahkan oleh Yektie bahwa total luas bangunan yang akan dikembangkan adalah 7.352 meter persegi. Bangunan lama berlantai 3 seluas 3.524 meter persegi akan diredesain pada bagian lantai, dinding dan interiornya, sementara bangunan baru seluas 3.828 meter persegi pada lantai 4 dan 5 yang nantinya menyatu dengan bangunan lama, didesain dengan konsep modern and green campus.

Disamping menambah jumlah ruang kelas seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa, fasilitas lain yang juga menjadi bagian dari target pengembangan adalah tempat ibadah. Musholla yang dahulu terletak di bagian belakang kampus, akan ditingkatkan statusnya menjadi masjid dengan posisi strategis di bagian depan.

Fasilitas ini nantinya tidak hanya dapat dimanfaatkan oleh kalangan internal kampus, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kampus, juga para musafir yang melintas di jalan Borobudur, manakala adzan shalat berkumandang. “lni adalah bagian dari CSR lembaga ini kepada masyarakat di sekitar kampus,” demikian Yektie mengakhiri penjelasannya. (rh)

KLASTERISASI PT TAHUN 2018 KEMENRISTEKDIKTI:

UWG PERINGKAT 6 PTS NON VOKASI SE-MALANG RAYA

P

elaksanaan tri darma perguruan tinggi yang meliputi kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat mengantarkan UWG ke peringkat 87 hasil Klasterisasi Perguruan Tinggi tahun 2018 oleh Kemenristekdikti. Penilaian dilakukan terhadap 2.010 perguruan tinggi non vokasi di seluruh Indonesia. Peringkat ini naik satu tingkat dari prestasi lembaga ini pada tahun 2017 yang berada pada posisi 88.

Akan tetapi dua tahun sebelumnya, posisi Kampus Inovasi ini masih berada pada urutan ke 288 tahun 2015 dan 171 pada tahun 2016, dimana penilaian dilakukan pada 3.320 perguruan tinggi. Di wilayah Malang Raya, UWG berada pada urutan ke-8 dari seluruh perguruan tinggi dan berada pada urutan ke-6 diantara perguruan tinggi swasta karena urutan pertama dan kedua diduduki oleh perguruan tinggi negeri.

Dari lima klaster yang ada, UWG berada di klaster ke- 3, yaitu klaster Madya, bersama 299 perguruan tinggi lain di Indonesia dan masuk ke dalam 100 peringkat tertinggi, sementara itu dua klaster di atasnya diisi oleh 12 perguruan tinggi di klaster pertama dan 72 perguruan tinggi di klaster kedua. Artinya, UWG berada pada urutan kedua pada klaster Madya.

K

lasterisasi PT oleh Kemenristekdikti tahun 2018 ini didasarkan pada penilaian kinerja PT pada tahun 2016-2 dan 2017-1. Aspek yang dinilai dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu SDM yang terdiri dari 3 indikator dengan bobot 25%, Kelembagaan yang terdiri dari 5 indikator dengan bobot 28%, Kemahasiswaan dengan bobot 12%, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari 3 indikator dengan bobot 30% dan Inovasi dengan bobot 5%. Dibandingkan dengan klasterisasi tahun 2017, terdapat penambahan dua indikator penilaian, yaitu kerjasama dan kinerja inovasi.

A

tas hasil ini Rektor UWG Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS berharap bahwa posisi ini dapat lebih ditingkatkan lagi. “Seiring dengan waktu, indikator penilaian makin jelas dan ketat. Perlu kerja cerdas yang lebih berkualitas dari seluruh komponen yang ada di lembaga ini, mahasiswa, alumni, dosen dan karyawan, karena masing-masing komponen sudah ada tolok ukur yang jelas”.

Ditambahkannya aspek Inovasi dengan indikator kinerja inovasi yang berbobot 5% menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan tinggi yang sejak dua tahun terakhir memproklamirkan diri sebagai Kampus Inovasi ini. (san/rh)

Dra. Yekti Intyas Rahayu, MM.

(Wakil Rektor II)

Anakku, pergilah ...

The world is a book, and those who do not travel read only a page (Saint Augustine).

Dahulu, adab tentang belajar benar-benar dijalani.

Adab itu antara lain patuh kepada guru, jangan mudah bertanya dan menahan lapar. Adab itu yang membuat anak-anak didik jaman dulu mampu menyerap ilmu dengan baik, ilmunya yang luas dan dalam. Mereka menjadi santun, tawaduk dan yakin terhadap suatu ketentuan.

Adab belajar itu sesungguhnya masih berlaku sampai sekarang. Mereka yang menjalankan pasti akan menemukan manfaat dan “hakekat” kehidupan. Mereka menjadi guru-guru kehidupan dengan pengetahuan luas disertai kearifan dan kematangan. Mereka itu mungkin hanya orang-orang biasa, tidak sekolah tinggi, atau bukan sarjana. Tapi mereka seolah seperti buku, yang lembar demi lembar halamannya senantiasa mencerahkan dan menyejukkan.

Memaknai adab belajar itu tidak sederhana. Banyak orang melupakannya. Jaman now maunya cepat, segera jadi, langsung untung, harapannya segera terwujud tanpa peduli orang lain. Kini, hormat atau patuh kepada guru atau orangtua bergeser maknanya. Ruang belajar bukan saja untuk bertanya tetapi juga untuk mencela.

Ruang publik untuk ekspresi membenci. Dulu anak- anak belajar tanpa pelita, kini anak-anak belajar dengan gadget menyala.

Buku kehidupan perlu dibaca seutuhnya. Lembar buku itu tidak mengumpul, tetapi berserakan kemana- mana. Satu lembar ada di rumah tetangga, lembar lain ada di rumah saudara. Lembaran berikutnya ada di gunung, di laut, di danau, di katulistiwa dan di kutub utara. Ada juga lembar lain yang sedikit terlipat, itu ada di murid dan mahasiswa. Sementara lembaran tebal lain ada di orang tua dan guru-guru kita.

Anakku pergilah sejauh-jauhnya.. carilah lembaran halaman buku itu seutuhnya.

_______________penulis adalah Prof. Dr. Ir. H. Iwan Nugroho, MS., Rektor Universitas Widyagama Malang

PERLUAS JEJARING, REKTOR UWG KUNJUNGI UNISKA DAN POLTEK KEDIRI

M

enjelang akhir September 2018, Rektor Kampus Inovasi Universitas Widyagama (UWG) Malang bertandang ke Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri. Kunjungan yang diniatkan silaturahmi ini diformalkan dengan penandatanganan naskah kesepahaman MoU tentang penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi.

Rektor Kampus Cinta Tanah Air UNISKA Prof. Dr.

H. Suparyadi, SIP, MM dalam sambutan penerimaannya menyambut gembira kedatangan Rektor UWG Prof. Dr.

Ir. Iwan Nugroho, MS. Mantan Bupati Kediri tersebut menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya sedang dalam upaya penataan struktur organisasi. “Empat dimensi visi UNISKA (alumni harus menguasai iptek, memiliki jiwa bela negara, jiwa wirausaha dan nilai-nilai Islami) terus kami dengungkan untuk menjadi bagian dari karakter UNISKA.

Nilai-nilai Islami yang dititikberatkan pada akhlak diberikan dalam 5 semester. Bela negara tidak lagi hanya menjadi hak, tetapi sudah menjadi kewajiban dan direfleksikan dalam kurikulum sepanjang 5 semester juga”.

Iwan Nugroho yang pada kesempatan tersebut didampingi

oleh Wakil Rektor l Prof. Dr. Ir. Sukamto, MS, Ketua LPPM Candra Aditya, ST, MT, Kepala PI-PMB Dr. Ir. Rita Hanafie, MP dan Ketua P2K Dra. Wiwin Purnomowati, MSi, menyampaikan terimakasihnya atas penerimaan yang diberikan oleh UNISKA. “Kerjasama saat ini menjadi bagian dari penilaian DIKTI terhadap kinerja PT. Antara UWG dan UNISKA sebenarnya sudah lama terjalin kerjasama khususnya di bidang pendidikan. Kami berharap, kerjasama yang sudah terjalin selama ini lebih dikembangkan lagi dan dikuatkan dengan adanya MoU. Setelah ini kami berharap segera ada implementasi yang lebih riil atas kerjasama ini yang dikuatkan dengan MoA, ” demikian sambutan Iwan Nugroho.

Setelah Uniska Kediri, kunjungan dilanjutkan ke Politeknik Kediri. Penentuan target Poltek Kediri berawal dari undangan Poltek Kediri kepada Ketua LPPM UWG Candra Aditya, ST, MT untuk berbagi pengalaman terkait dengan

hibah Pengabdian kepada Masyarakat. Hubungan dan kerjasama personal ini segera diformalkan menjadi hubungan dan kerjasama kelembagaan dengan harapan lebih banyak lagi hal-hal atau bidang-bidang yang dapat di-sharing-kan.

Rombongan hadir 30 menit lebih awal di Kampus ll Poltek Kediri. Kampus baru yang bersebelahan dengan Brigif 16/WY di daerah Lingkar Maskumambang Sukorame Mojoroto Kediri tersebut terlihat megah meskipun kesan gersang tak dapat dipungkiri karena belum optimalnya penghijauan yang dilakukan. Ketika Direktur Poltek Kediri, Drs. Bambang Soekodiono, MM tiba, rombongan UWG diterima dengan sangat ramah.

Turut mendampingi Bambang adalah para pejabat Poltek Kediri yang mayoritas adalah para dosen muda.

Pada sambutan penerimaannya, Bambang banyak bercerita tentang bagaimana perjalanan panjang lembaga pendidikan tinggi yang dipimpinnya dengan seluruh dinamikanya. “Meskipun status belum jelas, kegiatan akademik tetap harus kami jalankan, salah satunya adalah mengundang Ketua LPPM UWG untuk berbagi pengalaman mengelola hibah Kemenristekdikti,”

demikian Bambang mengakhiri sambutannya.

Iwan Nugroho dalam sambutannya mengapresiasi kinerja Poltek Kediri, yang dengan pengelolaan oleh para generasi muda ini mampu meraih peringkat ke 76 Lembaga Pendidikan Vokasi di tanah air. Ditambahkan oleh Iwan Nugroho bahwa UWG akan mengadopsi beberapa program Poltek Kediri yang terkait dengan pengembangan kerjasama dengan pihak ketiga.

S

ilaturahmi yang berlangsung gayeng tersebut kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara UWG dengan Poltek Kediri tentang kerjasama pelaksanaan tri darma perguruan tinggi. Rangkaian acara ditutup dengan tinjauan gedung baru Kampus ll Poltek Kediri, dilanjutkan dengan mengunjungi Kampus l yang terletak persis didepan pemakaman umum di Jalan Mayor Bismo Kediri. (rh)

(4)

Edisi XXVI / Tahun 2018

UNIVERSITAS

4

NILAI HIBAH

KEMENRISTEKDIKTI 2018 UWG LEBIHI

PT KLASTER UTAMA

“Total dana hibah yang diterima UWG tahun 2018 ini adalah sebesar Rp.

3.967.800.000. Nilai kontrak ini lebih besar dari yang diterima oleh perguruan tinggi lain yang ber-klaster Utama, sementara UWG masih masuk dalam klaster Madya”, demikian Candra Aditya, ST, MT, Ketua LPPM UWG menjelaskan. “Ini bukan hanya prestasi personal para dosen, tetapi juga prestasi kampus kita. Catatan ini akan menjadi point penting dalam rangka akreditasi, baik akreditasi program studi maupun institusi,” imbuh bapak dua putri ini.

T

ahun 2017, total dana hibah Kemenristek Dikti yang diterima UWG melalui kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (abdimas) adalah sebesar Rp. 3.498.000.000. Artinya tahun 2018 ini ada peningkatan sebesar Rp. 469.800.000. Peningkatan total dana hibah ini bahkan sudah dicapai sejak tahun 2015. Pada kesempatan lain Candra menambahkan bahwa secara substansi, sebenarnya proposal yang diusulkan para dosen UWG melalui skema desentralisasi, dinilai sudah layak. Karena keterbatasan dana Kemenristekdikti, maka jumlah proposal yang didanai disesuaikan berdasarkan rankingnya.

T

ahun 2018 ini terdapat 48 judul proposal dosen UWG lolos didanai Kemenristekdikti. Terdiri dari 17 judul pengabdian kepada masyarakat dan 31 judul penelitian. Dari 48 judul ini, 12 orang diantaranya berhasil mendapatkan dua hibah, yaitu penelitian dan abdimas.

S

etelah penandatanganan kontrak penelitian dan pelaksanaan abdimas pada 5 April 2018, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatannya. Tanggal 6 September 2018 dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) internal untuk kegiatan abdimas dan tanggal 15 Oktober 2018 pelaksanaan monev eksternal. Sementara itu tanggal 11 Oktober 2018 telah pula dilakukan monev internal bagi kegiatan penelitian.

Dari kegiatan penelitian dan abdimas tahun pelaksanaan 2018 ini, para peneliti dan pelaksana abdimas UWG sudah memiliki luaran berupa publikasi ilmiah, paling tidak dalam bentuk Prosiding hasil kegiatan Ciastech 2018 UWG. Disamping itu, karena sudah menjadi keputusan dari LPPM bahwa peneliti dan pelaksana abdimas harus memiliki Kekayaan Intelektual (KI), maka jumlah KI yang sudah granted sebanyak 43 buah, dalam bentuk karya ilmiah, artikel, modul, buku, dan aplikasi komputer.

Jumlah besar ini dimungkinkan salah satunya dengan kemandirian UWG untuk pengurusannya.

Dengan KI dari luaran kegiatan tahun sebelumnya, maka sampai dengan berita ini dipublikasikan, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang sudah memiliki 82 KI hasil kinerja para dosen. (rh)

SYARAT PENGUSULAN DAN LUARAN KEGIATAN

MENJADI TARGET YANG TIDAK BISA

DITAWAR

Tahun 2019, pengajuan usulan penelitian dan abdimas melalui hibah Kemenristek Dikti diwarnai dengan aturan yang lebih ketat. “Panduan Edisi Xll cukup ekstrim

dilihat dari jumlah halaman. Dari 600 halaman lebih menjadi 134 halaman.

Di buku ini hal-hal teknis tidak lagi dibicarakan. Syarat skema dan pengusul, serta luaran kegiatan menjadi fokus yang harus menjadi perhatian peneliti maupun pelaksana abdimas,” demikian Candra menjelaskan. Di panduan ini, dijelaskan lebih gamblang oleh dosen Fakultas Teknik ini, kualifikasi perguruan tinggi dan para pengusul sudah diperhitungkan. “Perguruan tinggi dengan klaster madya keatas, seperti UWG, tidak lagi diperkenankan mengusulkan skema PDP (Penelitian Dosen Pemula). Disamping itu, panduan edisi baru inipun tidak memperkenankan dosen yang belum mempunyai publikasi internasional dan kekayaan

i n t e l e k t u a l (KI) untuk ikut berkompetisi d i s e b a g i a n besar skema yang ada, baik untuk skema desentralisasi m a u p u n k o m p e t i s i n a s i o n a l , ” tambah Candra.

P a d a k e s e m p a t a n lain setelah diskusi yang b e r l a n g s u n g cukup hangat, Candra juga menambahkan bahwa cara p e n g u s u l a n

proposal tidak perlu lagi mengunggah proposal, tapi cukup dengan mengisi perbagian secara online di simlitabmas.

Sistem baru ini juga tidak lagi membutuhkan persetujuan dalam bentuk tandatangan dekan dan ketua LPPM, tetapi berbentuk persetujuan/pengesahan secara online (approvel). Persyaratan lainnya, dalam isian identitas dan biodata pengusul juga harus mencantumkan ID Sinta (Science and Technology Index).

Hal lain yang juga menjadi penekanan LPPM, ditambahkan oleh Dra. Wahju Wulandari, MM, Sekretaris LPPM, adalah pelaporan keuangan. “Ada aturan tertentu yang harus diikuti oleh para penerima hibah agar dapat melaksanakan kegiatan dengan nyaman. Sosialisasi terkait dengan ini tidak hanya dilakukan oleh LPPM masing-masing perguruan tinggi, tetapi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII juga punya kepentingan yang sama untuk mensosialisasikan hal ini, antara lain dengan akan digelarnya Review Laporan Pertanggungjawaban Keuangan atas Dana Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Anggaran 2018, dimana UWG ditunjuk sebagai salah satu host untuk Rayon 5 yang akan diikuti oleh 39 perguruan tinggi dengan 601 judul kegiatan pada tanggal 28-29 Oktober 2018. (rh)

RIBET-RIBET ASYIK, GIMANA GITU LHO….

Aktif bersilaturahmi tidak hanya membuat jejaring kita makin luas, akan tetapi juga membangun kepercayaan terhadap stakeholder. Bangunan kepercayaan dari stakeholder ini adakalanya membuat kita kerepotan antara lain karena kepercayaan itu salah satunya membawa kita ditunjuk menjadi host untuk beberapa kegiatan. Ibarat kegiatan budidaya, ini yang beberapa waktu yang lalu kita tabur dan saat ini hasilnya kita tuai.

Tahun 2018, tercatat UWG 5 kali dipercaya menjadi host beberapa kegiatan

baik dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII maupun dari Kemenristekdikti. Empat diantaranya harus dikondisikan oleh Ketua LPPM Candra Aditya, ST, MT.

Kamis 13 September 2018, sehari setelah perhelatan besar Ciastech 2018 di Hall Widya Graha, Kampus Inovasi ini mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah (host) kegiatan Bimbingan Teknis Penjaminan Mutu bagi Perguruan Tinggi oleh Tim Pakar dan Tim Gugus Mutu SPMI LLDIKTI Wilayah VII. Acara yang diikuti oleh 16 PTS ini, UWG menjadi salah satu pesertanya, bertujuan untuk membuat pilot project penyusunan SPMI yang akan dilakukan monitoring dan evaluasi pada

awal Nopember 2018. Setelah penjelasan teknis yang dilakukan di Hall Widya Graha, seluruh peserta dibagi menjadi 4 kelompok dengan bidang berbeda dan mendapatkan bimbingan langsung oleh para pakar di ruangan yang berbeda pula.

Acara yang berlangsung hingga pukul 19.00 ini diacungi jempol oleh Mayastuti, SE, MM, koordinator pelaksana dari LLDIKTI Wilayah VII. Di tengah suasana pengembangan Gedung Kampus II dimana ketersediaan ruang menjadi sangat terbatas, dengan berbagai upaya UWG tetap berusaha menyiapkan tempat yang representatif untuk kegiatan tersebut.

E

mpat hari sesudahnya, Senin 17 September 2018, kembali LLDIKTI Wilayah VII memberikan kepercayaan kepada kampus yang bertekad Go Research and Entrepreneurship University ini untuk menjadi tuan rumah kegiatan Rayonisasi Tindak Lanjut Retur Beasiswa PPA Tahap I-2018. Kegiatan yang diikuti oleh 13 Perguruan Tinggi Swasta di lingkungan LLDIKTI Wilayah VII ini merupakan koordinasi antara PTS penerima beasiswa PPA Reguler dan PPA Alokasi Khusus dengan LLDIKTI wilayah VII terkait dengan pembatalan pencairan beasiswa kepada mahasiswa di 13 PTS yang ternyata bermasalah terkait dengan adanya rekening pasif, beda nama, rekening salah dan beberapa permasalahan lain. Acara yang dikoordinasi oleh Hj. Anik Nuryani, SE, Kepala Sub Bagian Akademik LLDIKTI Wilayah VII ini berlangsung di Studio Eduwisata Lantai Basement Gedung Widya Graha Kampus II UWG.

Selasa-Kamis 16-18 Oktober 2018, bertempat di Auditorium Kampus III, untuk ketiga kalinya UWG mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan dari pihak eksternal. Kali ini adalah DRPM Kemenristekdikti dengan kegiatannya Monitoring dan Evaluasi Eksternal Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Mono Tahun Pelaksanaan tahun 2018. Kegiatan yang diikuti oleh 10 PTS dengan 36 judul kegiatan ini dibagi menjadi 3 sesi, yaitu

hari pertama presentasi 24 judul kegiatan dari 9 PTS, hari kedua presentasi 12 judul kegiatan dari internal UWG dan hari ketiga kunjungan lapang reviewer kepada mitra dari judul-judul terpilih. Pemonev yang berasal dari Universitas Nusa Cendana, Ir.

Grace Maranatha, MSi mengaku sangat puas dengan penerimaan Candra Aditya dan kawan-kawan.

D

irencanakan tanggal 28-31 Oktober 2018 mendatang kembali lembaga dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS ini mendapatkan kepercayaan dari DRPM Kemenristekdikti dan LLDIKTI Wilayah VII untuk menjadi host dari dua kegiatan berbeda. Yang pertama, tanggal 28-29 Oktober 2018, kegiatan LLDIKTI Wilayah VII yaitu Review Laporan Keuangan Kegiatan Penelitian maupun Pengabdian kepada Masyarakat.

Kegiatan ini akan diikuti para ketua LPPM dari 39 PTS dan LLDIKTI akan mereview laporan keuangan lebih dari 600 judul kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berhimpit waktunya dengan kegiatan LLDIKTI Wilayah VII yang juga dikoordinasi oleh LPPM adalah Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Eksternal Penelitian pada tanggal 29-31 Oktober 2018.

S

ebagai tuan rumah beberapa hal harus dipersiapkan yang istilah orang Jawanya adalah “gupuh-lungguh-suguh”.

Gupuh dalam artian bahwa sebagai tuan rumah tentu kita harus meluangkan waktu dan tenaga untuk mempersiapkan segala sesuatunya. Lungguh, kita harus mampu mempersiapkan tempat yang layak untuk kegiatan tersebut. Ukuran layak memang berbeda antara satu dengan yang lainnya, akan tetapi UWG pasti akan secara maksimal mengkondisikan, paling tidak agar para tamu, terutama yang datang jauh dari luar Kota Malang, tidak kecewa.

Suguh, adalah jamuan sebagai pelengkap pertemuan yang mendatangkan orang luar.

Kalau dulu pepatah Jawa bilang “mangan ora mangan waton ngumpul”, saat ini paradigmanya sudah berganti. Kegiatan kumpul-kumpul tidak lengkap rasanya bila tidak ada suguhannya. Tiga hal ini pulalah (gupuh-lungguh-suguh) yang akan dan harus dipersiapkan oleh UWG sebagai tuan rumah kegiatan berskala regional dan nasional ini. Semua ini dilakukan dengan senang hati oleh lembaga yang berpola ilmiah pokok keindonesiaan, keislaman dan kewirausahaan ini karena diyakini bahwa sedekah yang kita keluarkan akan mendatangkan pahala berlipat dikemudian hari, tamu yang datang ke “rumah” kita akan membawa rejeki bagi kita dan silaturahmi yang kita lakukan akan membuat kita panjang umur, tambah ilmu dan tambah rejeki.

R

asa lelah memang tidak dipungkiri akan dialami oleh pelaksana kegiatan, seperti yang dirasakan oleh Candra Aditya, ST, MT dan Dra. Wahju Wulandari, MM karena selama tiga hari berturut-turut harus berangkat pagi pulang malam. Tapi rasa itu akan terbayar lunas manakala kita tahu bahwa tamu kita puas dengan pelayanan yang kita berikan. (rh)

Ir. Grace Maranatha, MSi (Reviewer DRPM Dikti) bersama Candra Aditya, ST.MT., (Ketua LPPM UWG)

S e t i a p p e m b a g u n a n infrastruktur di dunia tidak lepas dengan aspek yang paling penting yaitu tanah. Tanah sebagai pendukung utama fondasi bangunan dan di atas fondasi berbagai macam

bangunan berdiri dengan megah mulai dari rumah sangat serdehana (RSS) hingga

gedung pencakar langit tertinggi di dunia tahun 2017 yaitu Burj Khalifa (Menara Khalifa) di Dubai (Uni Emirat Arab) dengan ketinggian 828 meter (160 lantai).

Sejumlah masalah dengan struktur bangunan yang sering dijumpai di lapangan adalah akibat dari sifat-sifat teknis tanah yang buruk, yang ditandai dengan kadar air tanah yang tinggi, kompresibilitas yang besar dan daya dukung yang rendah.

Sebagian dari jenis tanah yang memiliki sifat buruk tersebut adalah tanah yang mudah mengalami kembang susut yang besar. Tanah jenis ini merupakan tanah lempung yang banyak mengandung mineral montmorillonite yang memiliki potensi kembang (swelling potential) yang tinggi, yang sering disebut sebagai tanah ekspansif (Sudjianto, 2012). Tanah ekspansif adalah salah satu jenis tanah berbutir

TANAH EKSPANSIF TANAH BERGERAK YANG BERBAHAYA

DAN MERUSAK

(Oleh: Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT.)

halus berukuran koloidal yang terbentuk dari mineral-mineral ekspansif yaitu montmorillonite, illite, kaolinite, halloysite, chlorite, vermiculite, dan attapulgite (Hardiyatmo, 2006).

Masyarakat umum menyebut tanah ekspansif sebagai tanah bergerak, karena tanah ini akan mengalami pergerakan pada saat musim hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau tanah ekspansif akan mengalami penyusutan dan pada musim hujan akan mengalami pengembangan. Tanah lempung ekspansif memiliki potensi kembang-susut yang tinggi, apabila terjadi perubahan kadar air. Sifat kembang-susut ini berhubungan langsung dengan kadar mineral lempung khususnya mineral montmorillonite dan illite. Bila kadar mineral lempung naik, maka luas permukaan akan naik, dan batas

cair serta indeks plastisitas akan naik, sehingga potensi kembang - susut akan naik (Muhunthan, 1991).

F

enomena pengembangan pada tanah ekspansif terjadi pada kondisi pembasahan dengan nilai derajat kejenuhan (Sr) < 1, berarti tanah berada pada kondisi tidak jenuh. Pada kondisi tidak jenuh tanah ekspansif terdiri dari tiga fase, yaitu butiran, air dan udara, sehingga menghasilkan nilai suction. Akibat perubahan nilai derajat kejenuhan (Sr) dan angka pori (e), maka nilai suction akan naik, sehingga suction yang terjadi pada tanah ekspansif akan mempengaruhi perilaku kembang – susut tanah tersebut (Rifa’i, 2002).

P

ENYEBARAN TANAH EKSPANSIF

T

anah ekspansif tersebar hampir di seluruh daratan di dunia.

Di Indonesia, ditinjau dari kejadian tanahnya, hampir 65% tanah merupakan tanah laterit. Merupakan tanah ekspansif yang mempunyai kembang-susut besar (Tuti dan Sularno, 1985). Mochtar (2000) dan Sudjianto (2007) menyatakan, tanah lempung ekspansif terdapat hampir di seluruh Indonesia, mulai dari Nangroe Aceh Darusalam (NAD) sampai ke Papua, di gunung berapi karena merupakan jenis tanah residu, juga pada daerah yang memiliki curah hujan dibawah normal, dimana evaporasi jauh lebih besar dibandingkan dengan presipitasinya.

....bersambung ke hal.5

(5)

FAKULTAS EKONOMI 5

KERUGIAN AKIBAT TANAH EKSPANSIF

Kembang susut merupakan permasalahan yang sering terjadi pada jenis tanah lempung ekspansif, yang dapat menimbulkan kerusakan pada bangunan ringan dan jalan raya (Hardiyatmo, 2006). Jones &

Holtz (1973) melaporkan, kerugian akibat masalah tanah ekspansif di Amerika Serikat berkisar atara $ 9 hingga $ 1.140 juta, atau secara total 9 kategori konstruksi berjumlah

$ 2.225 juta per tahun (Chen, 1975).

Menurut data dari Federal Emergency Management Agency (FEMA) pada tahun 1982, kerugian akibat tanah ekspansif pada tahun 1970 di USA mencapai $ 798.100.000 (Nelson dan Miller, 1992). Gourley, dkk.

(1993) menyatakan, setiap tahun kerusakan gedung, struktur bangunan dan jalan yang diakibatkan oleh tanah ekspansif diprediksi sekitar $ 150.000.000 di UK, sekitar $ 100.000.000 di USA, dan bahkan mencapai milyaran Dollar di seluruh dunia. Di Indonesia, jumlah kerugiannya belum dilaporkan secara rinci, namun dari penelitian dan survei yang telah lakukan oleh Bina Marga dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan Departemen Pekerjaaan Umum tahun 1992, banyak kerusakan yang terjadi pada beberapa ruas jalan di Pulau Jawa disebabkan oleh masalah tanah lempung ekspansif (Mochtar, 2000), misalnya seperti pada ruas Jalan Soko, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, yang merupakan jalur utama penghubung wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kerusakan jalan pada ruas Soko, Ngawi tersebut paling dominan akibat terjadinya kembang–susut pada tanah dasarnya yang mengandung tanah lempung ekspansif dengan potensi kembang yang sangat tinggi (Sudjianto, 2007). Kerusakan juga terjadi pada rumah tinggal di daerah Soko (Ngawi) dengan retaknya dinding dan lantai, serta retaknya dinding pangkal jembatan pada ruas jalan tersebut. (ats)

“Tanah Ekspansif..”sambungan dari hal.4

INOVASI FISH GRINDER SEMI OTOMATIS UWG TINGKATKAN INCOME

PRODUSEN SIOMAY DESA BALEARJOSARI

K

onsumsi daging putih (ikan) menjadi terobosan pemerintah dalam upaya perbaikan dan peningkatan mutu gizi masyarakat. Mengkonsumsi protein hewani daging putih belum banyak diminati masyarakat karena kendala pengolahannya. Pertimbangan ini menjadi dasar kegiatan pengabdian masyarakat Dra.

Wahju Wulandari, MM yang kemudian menggandeng mitra UKM siomay salju

“Doa Mama”.

R

atna, pemilik usaha kuliner di Desa Balearjosari, berkreasi mengolah ikan tengiri sebagai bahan baku industri rumah tangganya yaitu siomay. Selama ini proses produksi terkendala dengan lamanya proses pemisahan daging dari duri ikan tengiri yang menjadi bahan baku industrinya. Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) hibah DRPM Kemenristekdikti, Wahju memberikan inovasi mesin giling ikan (fish grinder) semi otomatis untuk mengefisienkan sisi waktu proses pengolahan ikan tengiri.

S

iomay salju “Do’a Mama”, inilah nama usaha yang digeluti oleh Ratna dan suaminya. Disebut siomay salju karena lembutnya olahan adonan pengisi dan “Do’a Mama” menjadi titel usahanya karena resep yang diterapkan sampai saat ini adalah resep warisan sang mama yang telah berpulang kembali ke Rahmatullah. “Saya punya kewajiban untuk meneruskan, melestarikan dan mengembangkan usaha dengan resep ini karena ini adalah keinginan bunda yang dulu belum menjadi perhatian saya.

Sejalan dengan waktu, ternyata saya baru sadar, bahwa inilah bekal yang diberikan bunda agar saya dapat sukses sebagaimana yang saya rasakan saat ini. Alhamdulillah, UWG yang sudah beberapa lama menjadi pelanggan saya, melalui program Bu Wulan, memberikan perhatian khusus, Melalui PKM ini kami sangat dibantu untuk dapat melakukan proses produksi dengan jauh lebih baik,” demikian jelas Ratna yang diamini oleh suaminya.

P

emberdayaan yang dilakukan oleh Sekretaris LPPM UWG ini ditanggapi dengan sangat positif oleh mitra.

Bersama anggota pelaksana Dr. H. M.

Sodik, SE, MSi, pemberdayaan Kampus Inovasi ini dinilai sangat bermanfaat oleh mitra, karena terbukti efisien dari sisi waktu dan biaya serta higienitas produksi dapat dipertanggungjawabkan. “Proses produksi yang lebih efektif dan efisien ini memungkinkan saya bekerja lebih cepat dan dapat mengalokasikan sisa waktu untuk pekerjaan yang lain,” tambah Ratna.

“Olahan ikan menjadi kuliner yang menarik ini diharapkan dapat meningkatkan minat konsumsi masyarakat yang pada giliran selanjutnya diharapkan mutu konsumsi pangan masyarakat meningkat,”

harap Wulan yang dikuatkan dengan anggukan kepala Ratna. (san/pip/red:rh).

MAHASISWA UWG:

KREATIF, INOVATIF DAN UNGGUL

DALAM KEBHINNEKAAN

Banyak cara dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi untuk menyambut datangnya mahasiswa baru. Sabtu 1 September 2018, Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang menandai awal perkuliahan semester gasal tahun akademik 2018/2019 dengan sebuah program Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) tahun 2018.

Wakil Rektor lll Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT, sebagai ketua pelaksana, dalam laporannya dihadapan hampir 800 mahasiswa baru ini menyebutkan bahwa pada kegiatan ini akan diberikan sosialisasi tentang bidang akademik, keuangan, pdpt, it, dan lembaga penunjang yang lain.

Dalam sambutan pembukaannya Rektor Universitas Widyagama Malang, Prof.

Dr. Ir. Iwan Nugroho, MS menyampaikan bahwa tema membangun sumberdaya manusia yang krearif, inovatif dan unggul dalam kebhinnekaan ini sengaja dipilih agar sejak awal memasuki lembaga pendidikan tinggi ini para mahasiswa baru sudah terbiasa dengan kalimat-kalimat motivasi seperti ini dan ketiga kata kunci tersebut (kreatif, inovatif dan unggul) menjadi bagian dari perilaku keseharian mahasiswa.

Rangkaian acara PKKMB UWG 2018 diisi dengan ceramah motivasi yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Muryati, SE, MM, mantan Rektor UWG yang kini menjabat Direktur Program Pascasarjana, yang menyampaikan sejarah berdirinya kampus yang berada dibawah naungan Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Widyagama Malang (YPPIWM) sampai dengan prestasinya yang sekarang yaitu ranking 87 nasional berdasarkan pemeringkatan Kemenristekdikti dari lebih empat ribu perguruan tinggi di Indonesia.

A

cara yang dihelat di Hall Widya Graha ini menghadirkan alumni sukses Drs. Wasto, SH.,MH., Sekretaris Kota Malang. Sebelum menyampaikan materinya, Wasto menyemangati para maba dengan yel-yel: Siapa kitaaa…

….”INDONESIA”…. Widyagama ….

“Kampus Inovasi”…. Ikatan emosional dengan Kampus UWG yang dimiliki alumni Magister Hukum UWG tahun 2003 ini mampu membawa materi “Membangun Pribadi Kepemimpinan” menjadi sangat gamblang diterima oleh para peserta PKKMB. “Pemimpin harus mempunyai keberanian, tegas, mau mendengarkan aspirasi bawahan, dan disiplin dalam melaksanakan tugas. Tidak boleh puas hanya dengan kuliah saja. Berorganisasi akan membentuk dan menempa diri menjadi pemimpin. Kalian generasi-generasi milenial mulai sekarang harus disiplin membagi waktu paling tidak agar dapat lulus tepat waktu,” pesan Wasto. “Hormati para senior, berkomunikasi dengan santun, dan siap menjadi pendengar yang baik,”

imbuhnya.

D

isamping materi motivasi oleh beberapa alumni sukses dan pembentukan jiwa kepemimpinan oleh Dodik Belanegara, PKKMB juga diisi dengan pengenalan terhadap 39 ormawa dan bakti sosial. Diakhir upacara pembukaan, dilakukan penyampaian beasiswa prestasi akademik kepada 10 mahasiswa dan 2 mahasiswa berprestasi non akademik.

Beasiswa prestasi akademik berasal dari Bank Mandiri Syariah dan beasiswa prestasi non akademik berasal dari UWG. Seperti diketahui, setiap tahun lembaga pendidikan tinggi yang bernaung dibawah YPPIWM ini memberikan berbagai beasiswa kepada mahasiswa baru, antara lain Beasiswa Bidik Misi, Beasiswa Unggul Mulia dan Beasiswa Bebas SPP 2 semester, masing- masing dengan persyaratan tersendiri. Ini merupakan bukti nyata komitmen lembaga berpola ilmiah pokok keindonesiaan, keislaman dan kewirausahaan ini dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan formal generasi mudanya. (af)

INOVASI UWG MASUK KE DAPUR KELURAHAN

CEMOROKANDANG

Kelompok usaha pembuatan bumbu masak yang dilakukan oleh ibu-ibu di Kelurahan Cemokandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang mulai menggeliat. Produknya berupa aneka bumbu masak selalu laris manis dibeli oleh pelanggan setianya. Dia adalah Puji Hastutik dan Asmunah. Hobi memasaknya berhasil membuat ibu-ibu rumah tangga di wilayahnya untuk membuat usaha produksi Bumbu Masak Tradisional Khas Masakan Jawa. Informasi di banyak media tentang beredarnya bumbu masak yang berbahan kimia, membuat kedua ibu ini untuk bertekad memproduksi bumbu masak yang sehat.

Adalah dosen cantik dari Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang yang saat ini sedang menyelesaikan studi program doktornya di sebuah PTN di Malang. Alfiana, SE, MM. Namanya yang singkat ternyata bertolak belakang dengan niatnya yang cukup Panjang untuk ikut memajukan kaumnya. Menggandeng koleganya, Ir. Ahmad Farid, MT., dari Fakultas Teknik, kandidat doktor ini menginovasi ibu-ibu pelaku usaha bumbu masak di Kelurahan Cemorokandang Kota

Malang ini melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) hibah dari DRPM Kemenristekdikti melalui kegiatan bertajuk PKM Kelompok UKM Bumbu Masak Tradisional di Kelurahan Cemorokandang Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.

Kegiatan dibawah tanggungjawab Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UWG tahun 2018 ini bertujuan membantu meningkatkan produksi bumbu masak melalui pemberian bantuan berupa peralatan dapur dan peralatan kerja sehingga mampu meningkatkan produksi (volume) dan memenuhi permintaan pasar.

Selain itu, kegiatan berhibah mono tahun ini juga memberikan pelatihan dan penyuluhan untuk mengelola usaha dengan baik dan benar, membuat pembukuan usaha secara benar, membuat laporan laba rugi usaha sederhana, melakukan proses produksi

secara higienis sehingga menghasilkan produk bumbu masak yang berkualitas tanpa bahan pengawet.

Mesin penggiling bumbu yang dimodifikasi dalam kapasitas besar hasil inovasi tim pelaksana program mampu meningkatkan jumlah produksi dari 10 kg per meningkat menjadi 50 – 100 kg per hari. Peningkatn produksi hingga 5-10 kali lipat ini akhirnya dapat memenuhi pesanan pelanggan hingga keluar kota Malang.

Disamping itu mitra juga dapat menyiapkan stok produk bumbu masak yang setiap saat dipesan oleh pembeli online melalui media sosial.

Kegiatan Alfiana dan Ahmad Farid ini menarik perhatian pemonev Ir. Grace Maranatha, MSi dari Universitas Nusa Cendana saat melakukan Monitoring dan Evaluasi Eksternal di Kampus Inovasi ini pada 16-18 Oktober 2018 lalu. Mitra yang harus didatangkan pada saat tim pelaksana melakukan presentasi, membawa sampel 27 varian bumbu masak yang diproduksi, dan ini menarik perhatian dosen hitam manis ini.Dihadapan pemonev, tim pelaksana berjanji akan terus melakukan pendampingan agar kedua mitra terus tumbuh dan berkembang menjadi pelaku usaha yang profesional. Monitoring dan evaluasipun terus dilakukan agar hubungan kemitraan antara LPPM UWG dengan UKM terus berjalan dengan baik. (san/pip)

RABU BERKAH FE UWG:

DARI KITA OLEH KITA UNTUK SEMUA

B

erbagi menjadi salah satu kunci mempertahankan pertemanan, termasuk didalamnya berbagi makanan. Menjamu tamu termasuk kedalam salah satu karakter hampir semua suku di Nusantara ini, yang pada orang Jawa biasa digandeng dengan dua aktifitas lain, yaitu gupuh-lungguh-suguh, manakala kita kedatangan tamu. Ini juga diteladankan oleh Nabi Ibrahim AS, berbagi makanan.

M

eskipun berada pada kantor yang sama, belum tentu semua dosen pada satu fakultas dapat bersilaturahmi dengan intensif setiap harinya. Ada banyak faktor menjadi kendala yang tidak dapat

dihindari, antara lain jam ngajar yang tidak sama dan kesibukan melakukan kegiatan tri darma yang harus berhubungan dengan pihak luar sehingga dosen harus meninggalkan kampus dan lain-lain.

Mengingat silaturahmi menjadi kebutuhan penting, tidak saja secara personal tetapi juga secara kelembagaan, maka berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

F

akultas Ekonomi Universitas Widyagama Malang menemukan konsep Rabu Berkah untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berbagi dan bersilaturahmi. Fakultas dibawah kepemimpinan Dr. HM Sodik, SE, MSi ini menyepakati silaturahmi kelembagaan Fakultas Ekonomi diadakan pada Hari Rabu setiap minggunya. Pada hari itu, semua dosen dan karyawan diharapkan dapat meluangkan waktunya. Pelaksanaannya dapat dilakukan di kampus atau anjangsana ke rumah dosen.

Disepakati bahwa setiap pertemuan

“dikelola” oleh dua orang dosen yang bertanggungjawab menentukan tempat pertemuan, acara dan segala kelengkapan p e n d u k u n g n y a .

“Alhamdulillah, sampai saat ini para dosen masih konsistem dengan komitmen yang pernah disepakati. Meskipun inti pertemuan adalah makan-makan, akan tetapi diharapkan ada acara pengisi pertemuan,”

demikian penjelasan bapak 3 putra, suami dari Dra.

Wahju Wulandari, MM yang sekretaris LPPM UWG tersebut.

Dosen senior Fakultas Ekonomi meyakini bahwa dampak positif Rabu Berkah yang sudah berjalan tiga putaran ini sudah dirasakan. “Kerukunan diantara seluruh komponen yang ada di Fakultas Ekonomi begitu terasa. Peningkatan jumlah mahasiswa baru yang cukup signifikan bukan tidak mungkin juga menjadi bagian dari dampak positif kegiatan ini, tentunya dengan tidak mengesampingkan upaya- upaya lain yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada di lembaga ini,” ujar sosok yang sering dipanggil dengan Bupati Alor ini. “Mudah-mudahan kami dapat istiqomah menyelenggarakan Rabu Berkah ini,” ungkapnya penuh asa. (rh)

(6)

FAKULTAS HUKUM 6

STIH LAMADDUKELLENG:

FH UWG LAYAK DIKUNJUNGI

90 orang sivitas akademika STIH (Sekolah Tinggi Ilmu Hukum) Lamaddukelleng Sengkang Wajo Sulawesi Selatan, Jumat 31 Agustus 2018 sore bertandang ke Fakultas Hukum Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang. Rombongan besar yang terdiri dari 10 orang dosen dan 80 orang mahasiswa ini berkunjung dalam rangka melaksanakan program KKLP (Kuliah Kerja Lapang Plus).

KKL telah mereka lakukan selama 1 bulan di Kabupaten Wajo dan Plus nya adalah kunjungan peserta KKL ini ke Pulau Jawa, khususnya ke FH UWG.

Dalam sambutan maksud kunjungannya, Ketua STIH Lamaddukelleng, Ismail Ali, SH, MH menyampaikan bahwa target kunjungan ke FH UWG ini ditetapkan atas pertimbangan menyaksikan profil lembaga pendidikan tinggi ini. Ditambahkan oleh Koordinator KKLP sekaligus mewakili Yayasan Pengembangan Sumberdaya Insani, Dr. H. Baharuddin Ballutarris, SH, MAg yang sangat agamis ini menyampaikan bahwa kunjungan ini sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan penandatanganan kerjasama antara FH UWG Malang dengan STIH Lamaddukelleng.

W

arek lll UWG Dr. Agus Tugas Sudjianto, ST, MT., mewakili Rektor UWG dalam sambutan penerimaannya menyampaikan rasa hormat dan terimakasih atas kepercayaan memilih lembaga yang bernaung dibawah YPPIWM ini sebagai target kunjungan. Disamping memperkenalkan secara sekilas Kampus Inovasi ini, Agus Tugas juga menyampaikan posisi UWG di jajaran PT Non Vokasi di Indonesia, ranking 87 dari 3.320 lebih PT di Indonesia.

S

etelah penandatanganan naskah kerjasama dalam bentuk MoA, acara dilanjutkan dengan branchmarking FH UWG oleh Kaprodi Ilmu Hukum, Zulkarnain, SH, MH. Diantara presentasinya tentang pelaksanaan tri darma perguruan tinggi di FH UWG, Zulkarnain juga menyampaikan beberapa prestasi dosen dan mahasiswa antara lain Finalis PIMNAS dan buku-buku hasil karya para dosen. Acara yang berlangsung hingga mendekati waktu maghrib tersebut diakhiri dengan penyerahan cinderamata dan 7 buah buka karya dosen FH UWG kepada Ketua STIH Lamaddukelleng. (san/pip/rh)

FH UWG SAMBUT MABA DENGAN COFFEE MORNING DAN

JUSTICE CAMP NGOPI BARENG

Setelah mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) 2018 tanggal 1-8 September 2018, maka Senin 10 September 2018 perkuliahan Semester Gasal 2018/2019 di Kampus Inovasi Universitas Widyagama (UWG) Malang secara resmi dimulai meskipun banyak orang memaknai tanggal 10 September 2018 dengan Harpitnas, karena tanggal itu diapit oleh Hari Minggu dan Hari Libur 1 Muharam.

Kesiapan Fakultas Hukum UWG menerima keluarga barunya, mahasiswa angkatan 2018/2019 patut diacungi jempol. Kamis 13 September 2018, Dekan FH Dr. Purnawan D Negara, SH, MH mengemas penyambutan mabanya

dengan acara bertajuk Coffee Morning, yang dilaksanakan di selasar FH di Kampus lll UWG. Hadir pada acara tersebut seluruh dosen, karyawan dan mahasiswa FH.

Acara diawali dengan sambutan Dekan FH dan

dilanjutkan dengan perkenalan para dosen, para karyawan, BEM, DPM dan para mahasiswa ketua tingkat angkatan 2015 sampai dengan 2017. Giliran terakhir, masing-masing maba disilakan memperkenalkan diri. Rangkaian acara ditutup dengan dialog sambung rasa dan penyampaian pengumuman-pengumuman.

Setelah Coffee Morning, Justice Camp Ngopi Bareng yang dilaksanakan pada 28-30 September 2018 menjadi warna tersendiri bagi mahasiswa baru FH UWG. Acara yang diselenggarakan di Coban Rondo Pujon ini diwajibkan untuk seluruh komponen FH UWG. “Seluruh mahasiswa wajib hadir, yang baru lulus ujian skripsi, yang mrothol tidak melanjutkan kuliah maupun yang belum bayar SPP.

Semua kegiatan dilakukan secara mandiri dan Dekan FH akan menyediakan bonus untuk mahasiswa yakni senyum manis dan keramahannya,” demikian Pupung (panggilan akrab untuk dekan yang juga pegiat lingkungan ini) memberikan instruksinya. Justice Camp ini sukses diselenggarakan dengan bukti tidak hanya dihadiri oleh para mahasiswa kelas regular, tetapi seluruh mahasiswa kelas karyawan dan beberapa alumni ikut bergabung di dalamnya. Tercatat diantaranya Ridho Saiful, SH yang menyiapkan outbond berbasis dolanan tradisional dan Irfai, SH yang menyediakan hadiah menarik bagi pemenang kuis.

D

alam penjelasan berikutnya Pupung menyampaikan bahwa acara ini penting artinya bagi seluruh sivitas akademika FH untuk dapat lebih mengenal satu dengan yang lainnya. Disamping itu, moment tersebut juga ditujukan untuk memancing dan menggelitik kreatifitas para mahasiswa (lama dan baru) untuk bersama-sama membangun dinamika program studi dan fakultas, yang diharapkan berdampak pada akreditasi program studi maupun institusi. (ip)

FH UWG PEDULI KEDAULATAN INDONESIA

Masih dalam rangka penyambutan mahasiswa baru tahun akademik 2018-2019, FH menggelar kuliah tamu bertajuk Kedaulatan Indonesia atas Sumber Daya Alam dalam Perspektif Head of Agreement (HoA) dengan Freeport Mc.

Moran: Sebuah Tinjauan Hukum. Bertempat di Auditorium Kampus III UWG, kuliah tamu pada Selasa 2 Oktober 2018 ini menghadirkan Prof. Dr. Hikmahanto Juwana, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Dekan FH Dr. Purnawan D Negara, SH, MH menyebutkan bahwa kuliah umum ini adalah informasi baru khususnya untuk seluruh mahasiswa FH, tentang bekerjanya Hukum Positif.

A

cara yang menjadi wajib bagi seluruh mahasiswa aktif FH ini berlangsng dengan sangat interaktif, tidak saja bagi mahasiswa baru yang baru mengenal dunia hukum, tetapi juga bagi mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun tugas akhirnya.

Y

ang patut diacungi jempol dalam menggerakkan para mahasiswa ini adalah sang dekan. Provokasi positifnya kepada mahasiswa melalui media sosial WhatssAp sangat mengena. Dalam undangannya kepada para mahasiswa tak lupa senantiasa dipesankan bahwa kegiatan yang melibatkan mahasiswa ini adalah bagian dari penilaian kemenristekdikti bagi sebuah program studi pada saat akreditasi dan mahasiswa bila telah lulus nanti, akan membutuhkan sertifikat ini manakala melamar pekerjaan.

Setelah persentasi, sesi diskusi dipandu oleh Ketua Program Studi Ilmu Hukum, Zulkarnain, SH, MH.

Tantangan dekan dalam kalimat : “….bahwa mahasiswa FH itu keren dan bermartabat dalam haus ilmu guna menempa kapasitas dirinya” dijawab langsung oleh para mahasiswa dengan indikator antusiasme mereka dalam berdiskusi. (rn)

MOBILING KELAS FH KE TAMAN KUNIR DAN HUTAN

KOTA MALABAR

D

ekan FH memang jagonya mengadakan outing class bagi para mahasiswanya agar tidak bosan dengan situasi kelas yang monoton. Pada 3 Oktober 2018 seluruh penempuh mata kuliah Hukum Tata Ruang dimobilisasi ke Balai Kota Malang dan sekitarnya.

Targetnya adalah Pameran Kartun Anti Korupsi. Jalan- jalan ini adalah bagian dari materi kuliah yang diberikan karena setelah mendengarkan puisi Remy Silado tentang keterkaitan antara tata ruang dengan korupsi, para mahasiswa diminta untuk memberikan ulasan. Satu hal lagi tantangan yang diberikan oleh Pupung, adalah membaca puisi di depan Balai Kota Malang. Salah satu mahasiswa, Rifki, mendapat kehormatan (atau hukuman?) untuk melakukannya.

D

ari Balai Kota Malang, Pupung menggiring mahasiswa yang juga menempuh mata kuliah Perusakan Tata Ruang dan Korupsi tersebut ke RTH Hutan Kota Malabar dan Taman Kunir sebagai media materi hukum perusakan tata ruang. Disamping itu, Pupung juga menjadikan media Puisi Remy Sylado sebagai bahan pemahaman korelasinya. RTH Hutan Kota Malabar menjadi salah satu pilihan lokasi mobiling class ini adalah bahwa RTH HKM saat ini nyaris diturunkan fungsinya dari fungsi ekologis ke fungsi taman rekreasi belaka, sementara di RTH Taman Kunir, taman kota yang ada sudah dialihfungsikan menjadi kantor kelurahan. (ikh)

ALUMNI FH JABAT KETUA DPC PERADI MALANG

Dian Aminudin berhasil membuka mata masyarakat bahwa alumni Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang bukan hanya mampu bersanding dengan alumni perguruan tinggi lain, tetapi juga memenangkan persaingan diantaranya. Ini terbukti dengan terpilihnya alumni Fakultas Hukum UWG angkatan 1999 ini sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Malang periode 2018-2023 pada

Musyawarah Cabang ke III DPC PERADI Malang 7 Juli 2018 di Hotel Savana Malang. Tak tanggung-tanggung, suami Anggi Permanasari ini unggul dengan perolehan 112 suara dari 209 peserta yang memiliki hak pilih. Sementara sang lawan hanya berhasil mengumpulkan 79 suara.

Lelaki ganteng yang pada masa kuliahnya menerima beasiswa ini sudah lama tertarik pada dunia advokasi.

Tiga tahun setelah lulus, mimpinya menjadi advokat terwujud yang kemudian dilegalkan dengan pengangkatan sumpahnya sebagai advokat pada tahun 2008.

“Pilihan masyarakat PERADI tidak salah. Dulu, Dian adalah mahasiswa yang bukan hanya aktif, berorganisasi tetapi juga pintar,” inilah kesan Dr. Purnawan D Negara, SH, MH, Dekan FH UWG saat digugah ingatannya akan sosok Dian. “Dia selalu berusaha untuk dekat dengan para dosen dengan proses yang alami melalui aktifitasnya di lingkungan kampus,” imbuh Pupung, demikian orang nomer satu di fakultas ini biasa dipanggil.

Saat ditanya apa kesan mendalam selama masa studi di kampus yang bertekad Go Research and Entrepreneurship University ini, bapak dua putri, Adreena Numa Aminudin dan Almeera Zaina Aminudin ini menjawab dengan tegas:

“Kedekatan antara dosen dan mahasiswa”. Tidak dipungkiri, banyak hal dilakukan oleh Pupung agar “tidak ada jarak”

antara mahasiswa dan dosen, semata-mata agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan efektif efisien.

Rupanya ini tidak hanya terjadi pada era pegiat lingkungan hidup suami dari Dr. Ir. Tri Wardhani, MP ini saja. Pimpinan fakultas pendahuluanya rupanya sudah merintisnya.

Passionnya dibidang advokasi yang dimulai dengan hanya menjadi anggota biasa sampai mengantarnya menjadi Sekretaris DPC PERADI Malang periode 2014-2018, menjadi dasar kuat terpilihnya lelaki kelahiran Pasuruan 39 tahun lalu ini menjadi orang nomer satu di DPC PERADI Malang. Posisinya saat ini akan menguatkan tekadnya untuk mengantarkan DPC PERADI Malang menuju era baru yang lebih modern. Ini akan dilakukan melalui serangkaian konsolidasi agar peta DPC PERADI Malang benar-benar dapat dipahami.

“Saya akan berupaya untuk meningkatkan sinergitas PERADI Malang dengan civitas akademika FH UWG, terutama terkait dengan upaya meningkatkan kualitas pengemban profesi advokat maupun calon advokatnya.

Upaya ini sebenarnya tinggal meneruskan dan meningkatkan saja, karena UWG sudah secara konsisten menjadi penyelenggara Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA),” jawab penulis buku Memahami Keberadaan Mahkamah Konstitusi di Indonesia ini ketika ditanya apa sumbangsihnya kepada almamater ini. “Malang punya kekuatan besar, memiliki 403 advokat. Besar secara kuantitas ini harus diikuti dengan besar secara kualitas agar era baru bidang advokasi yang menjadi target kepemimpinan saya dapat dicapai,”. Harapan kuat ini terlihat pada ketegasan ucapan dan ketajaman sorot mata penyuka musik ini. (rml)

Dian Aminudin, SH.

Tampak Kaprodi Ilmu Hukum (Zulkarnaen, SH.MH.) saat acara perkenalan Mahasiswa Baru Fak. Hukum dalam “Coffee Morning”

UWG SATU-SATUNYA PENERIMA HIBAH PROGRAM PEMBELAJARAN INOVATIF

2018 DI MALANG RAYA

Creativity Quotient (CQ) memang tidak dimiliki oleh semua orang. Kecerdasan kreatifitas ini membawa pemiliknya memperoleh keberuntungan dari peluang yang ada. Ini pula yang dirasakan oleh Muhammad Ramadhana Alfaris, SS, MSi. Disamping anugerah kelahiran putri pertamanya, Mafaza Hilya, pada 10 Oktober 2018 lalu, Rama, demikian pria berjambang ini biasa dipanggil, menerima berita bahwa proposalnya diterima untuk didanai.

Tidak tanggung-tanggung besarannya, 50 juta rupiah.

Informasi dari Dekan Fakultas Hukum Dr. Purnawan D Negara, SH, MH tentang tawaran Program Pembelajaran Inovatif Tahun 2018 dari Kemenristekdikti Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan disikapi dengan membangun semangat membuat proposal, khususnya untuk mata kuliah yang selama ini diampunya, yaitu Pancasila.

Program yang didasari oleh penurunan minat genarasi muda mempelajari dan memahami dasar negara Republik Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan perhatian generasi muda Indonesia akan 5 dasar yang menjadi pegangan kehidupan berbangsa dan bernegara ini, melalui program Revitalisasi Semangat Belajar Pancasila.

Imajinasi dan kreatifitasnya mengantarkan materi-materi mata kuliah Pancasila membawanya menjadi salah satu dari 17 proposal yang diterima dan didanai. Rama berhasil menyisihkan seratus lebih proposal yang masuk, yang seleksi tahap pertamanya menyisakan 70 nominator. Suami dari Aulia Fauziah ini merupakan satu-satunya penerima hibah ini untuk wilayah Malang Raya. Satu prestasi yang patut diacungi jempol.

Setelah mendapatkan Bimbingan Teknis (bimtek) Program Pembelajaran Inovatif pada tanggal 9-10 Oktober

...bersambung ke hal. 11.

(7)

FAKULTAS PERTANIAN 7

PELATIHAN

PENINGKATAN MUTU SITASI DAN PUBLIKASI

P

erkembangan dunia informasi dan digitalisasi benar- benar dimanfaatkan oleh Kemenristekdikti sebagai persyaratan banyak hal bagi para dosen. Diantaranya kenaikan pangkat, publikasi ilmiah, dan pengajuan hibah penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga hal tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya.

Yang dimaksud dengan publikasi ilmiah bukan hanya sekedar dosen mampu “mempublish” temuan dari penelitiannya di jurnal ilmiah saja, tetapi juga dilihat dari berapa banyak orang yang mensitasi temuan hasil penelitiannya, yang diindikasikan dengan H index. Semakin banyak sitasi oleh peneliti lain terhadap hasil penelitian seseorang, maka semakin tinggi H index seseorang.

M

eskipun metode mensitasi dengan menggunakan program Mendeley sudah cukup lama di launching, tapi diyakini belum banyak dosen atau peneliti yang sudah mengaplikasikannya. Dengan pertimbangan inilah Prof. Dr.

Ir. H. Iwan Nugroho, MS, dosen program studi Agribisnis, yang juga Rektor Universitas Widyagama Malang berbagi ilmu khususnya kepada para dosen Fakultas Pertanian melalui kegiatan bertajuk Pelatihan Peningkatan Mutu Sitasi dan Publikasi.

A

cara yang dilakukan di Studio Eduwisata di Basement Widya Graha ini diikuti oleh seluruh dosen Fakultas Pertanian. Dalam pengantarnya, Iwan menjelaskan bahwa program Mendeley ini sangat membantu peneliti untuk mensitasi jurnal peneliti lain, disamping

keuntungan lainnya adalah kemungkinan besar peneliti dapat mensitasi tulisannya sendiri pada terbitan yang lain. Saling mensitasi inilah salah satu strategi yang dapat meningkatkan H Index seorang peneliti.

Dr. Ir. Darmaji, MP, salah seorang peserta, yang tahun ini mendapat hibah penelitian Kemenristekdikti menganggap pelatihan ini sangat bermanfaat bagi dosen yang dituntut untuk membuat publikasi ilmiah sebagai luaran wajib dari hasil penelitiannya.

A

cara yang diisi langsung dengan praktek ini berjalan dengan sangat lancar dan mendapat respon yang positif dari peserta terbukti dengan berbagai pertanyaan yang diajukan.

P

ada pelatihan tersebut, Iwan yang banyak menampilkan langkah-langkah secara

teori didampingi oleh Rheza, gadis manis karyawan bagian perpustakaan yang dengan telaten membantu para dosen FP dalam prakteknya. (san/pip/red:rh)

FP UWG BERJEJARING DENGAN 52 PTS DI INDONESIA

Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia (BKS PTS IPI) baru saja menggelar kongres pertamanya di Yogyakarta pada 3-4 Juli 2018.

Organisasi yang diinisiasi oleh Dekan Instiper Yogyakarta, Ir. Enny Rahayu ini bertujuan untuk mengumpulkan, menggabungkan dan mensinergikan seluruh kekuatan Fakultas Pertanian di PTS dalam sebuah forum yang lebih formal. Dekan Fakultas Pertanian Kampus Inovasi Universitas Widyagama Malang, Dr. Evi Nurifah J, SP, MP, menjadi salah satu pesertanya.

Rangkaian kegiatan yang dibuka oleh Dirjen Sampras

Kementan, Dr. Momon Rusmana ini diisi juga dengan penyampaian materi oleh Keynote Speakers yaitu Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan judul Kebijakan Triple Helix Kemenristekdikti dalam Bidang Pertanian di Era Digital dan Menteri Pertanian dengan Arah dan Kebijakan Kementan dalam Pembangunan Pertanian di Indonesia terkait dengan SDM di Bidang Pertanian.

Setelah mendengarkan dua paparan tersebut, acara dilanjutkan dengan penyampaian Kompetensi PTS dan Potensi Wilayah Kopertis I sampai dengan XIV yang diakhiri dengan Pemetaan Kompetensi PTS dan Potensi Wilayah.

Acara yang dihadiri oleh 75 perwakilan dari 185 PTS yang memiliki Fakultas Pertanian di seluruh Indonesia ini diakhiri dengan penandatanganan MoU oleh 52 peserta diantara yang hadir, termasuk di dalamnya FP UWG. Isi pokok MoU tersebut adalah sebagaimana nama programnya yaitu Pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kualitas PTS IPI, mensinergikan dan memadukan program antar PTS IPI serta meningkatkan kontribusi PTS IPI dalam pembangunan pertanian Indonesia.

“Kami terus berupaya memperluas jejaring dengan berbagai komponen dalam masyarakat agar output FP UWG nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” demikian tekad Evi sepulang dari Kongres BKS PTS IPI pertama tersebut. (rml)

PARA DEKAN FAKULTAS PERTANIAN PTS SE JATIM

KUNJUNGI UWG

M

emperkuat jejaring diantara sesama Fakultas Pertanian di wilayah Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah Vll menjadi bagian dari upaya mempertahankan dan memperkuat eksistensi pendidikan tinggi bidang pertanian di Jawa Timur. Pada Kamis, 9 Agustus 2018, Kampus Inovasi Universitas Widyagama (UWG) Malang menjadi tempat bertemunya para Dekan FP PTS se Jawa Timur yang menamakan diri Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia (APTS IPI), yang dulu disebut BKS PTS IPI (Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Swasta Ilmu Pertanian Indonesia).

R

angkaian acara diawali dengan sambutan selamat datang oleh Rektor UWG yang pada kesempatan tersebut diwakili oleh Wakil Rektor I, Prof. Dr. Ir. Sukamto,

MS. Disamping menyampaikan ucapan selamat datang, Sukamto juga menitipkan 5 pertanyaan yang berharap menjadi bagian dari program kerja asosiasi ini yaitu (1) mengapa saat ini banyak tenaga kerja pertanian yang beralih ke non pertanian, (2) bagaimana menekan alih fungsi lahan yang belakangan ini semakin tak terkendali, (3) bagaimana mengatasi krisis lahan pertanian secara kuantitas dan kualitas, (4) bagaimana mengembalikan kebijakan pemerintah kembali ke bidang pertanian, termasuk di dalamnya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan dan yang terakhir (5) bagaimana meningkatkan respon dan ketertarikan generasi muda ke bidang pertanian.

K

etua APTS IPI wilayah Jatim, Ana Amiroh, SP, MP menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan kesediaan para anggota untuk hadir pada hari itu dan berharap ada pertemuan rutin yang dilakukan oleh asosiasi ini, semata-mata demi mengembalikan kejayaan bidang pertanian melalui pendidikan tinggi di negara yang terkenal dengan sebutan Zamrud Khatulistiwa ini.

S

ilaturahmi yang dikemas dengan tajuk Sosialisasi dan Raker APTS IPI se LLDIKTI Wilayah VIl yang berlangsung di Ruang P2K Kampus ll UWG ini selain diisi dengan pembentukan pengurus dan penyusunan program kerja, diisi pula dengan penandatanganan MoU diantara FP PTS se Jawa Timur.

P

ada kesempatan tersebut, dihadirkan pula tiga young farmer dari Korea yang sedang berkunjung ke UMM untuk menyampaikan cerita tentang pertanian di negaranya dan ketertarikan mereka terhadap bidang pertanian. Sharing ini diharapkan dapat memperkuat semangat para dekan untuk secara konsisten berjuang meningkatkan kualitas lembaga pendidikannya masing-masing.

R

angkaian acara ditutup dengan sambutan Dekan FP UWG, Dr. Evi Nurifah J, SP, MP, yang menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kehadiran para koleganya dan berharap apa yang telah menjadi kesepakatan pada pertemuan tersebut secara konsisten segera ditindaklanjuti.

(rn)

Prof.Dr.Ir. Iwan Nugroho, MS. (Rektor UWG) saat beri pelatihan dengan para Dosen Fak. Pertanian

Dekan Fak. Pertanian (Dr. Evi Nurifah J., SP.MP.

di Konggres I BKPTSIPI)

Dekan Fakultas Pertanian se Jatim di UWG

KENALI 8 ANCAMAN BENCANA ALAM

(Oleh: Dr. Ir. SRDm Rita Hanafie, MP.) Wilayah Indonesia yang terletak

di antara tiga lempeng tektonik (lempeng eurasia, lempeng pasifik dan lempeng hindia-australia) menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi dan jenis bencana geologi lainnya. Ancaman gempa bumi ini tersebar hampir di seluruh wilayah kepulauan Indonesia baik dalam skala kecil hingga skala besar yang berpotensi merusak. Hanya Kalimantan

bagian barat, tengah, dan selatan sumber gempa tidak ditemukan, walaupun masih ada goncangan yang berasal dari sumber gempa bumi yang berada di wilayah Laut Jawa dan Selat Makassar. Jawa Timur termasuk wilayah yang rawan bencana tersebut.

Secara hidrometeorologi, posisi Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropisnya menyebabkan terjadinya dua musim. Pada saat musim hujan, bila curah hujan tinggi, memicu terjadinya puting beliung, banjir dan tanah longsor, sementara pada musim kemarau dimana curah hujan rendah, terjadi bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan.

Gempa bumi adalah peristiwa berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, aktifitas sesar (patahan), aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Terjadi setiap saat dan berlangsung dalam waktu singkat tapi bersifat merusak. Tsunami terdri dari rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan mencapai lebih dari 900 km/jam atau lebih di tengah laut. Disebabkan oleh beberapa faktor antara lain gempa bumi yang terjadi di dasar laut, runtuhan di dasar laut atau karena letusan gunungapi di laut. Erupsi Gunungapi memiliki dua jenis bahaya berdasarkan waktu kejadian yaitu bahaya primer dan sekunder yang bahayanya antara lain munculnya awan panas, aliran lava, gas beracun, lontaran material (pijar), hujan abu dan lahar letusan.

Banjir merupakan peristiwa ketika air menggenangi suatu wilayah yang biasanya tidak digenangi air dalam jangka waktu tertentu. Biasanya terjadi karena curah hujan turun terus-menerus dan mengakibatkan meluapnya air sungai, danau, laut atau drainase karena jumlah air yang melebihi daya tampung media penopang air dari curah hujan tersebut. Tanah longsor seringkali dipicu karena kombinasi dari curah hujan yang tinggi, lereng terjal, tanah yang kurang padat serta tebal, terjadinya pengikisan, berkurangnya tutupan vegetasi dan getaran. Ini biasa terjadi begitu cepat sehingga menyebabkan terbatasnya waktu untuk melakukan evakuasi mandiri.

Material longsor akan menimbun apa saja yang berada di jalur longsoran. Puting beliung terjadi akibat dari peristiwa hidrometeorologis meningkat intensitas kejadiannya pada masa peralihan musim. Ini menjadi bagian dari proses pertumbuhan awan hujan cumulus nimbus yang terbentuk akibat pemanasan intensif.

Ancaman puting beliung sulit diprediksi karena merupakan fenomena atmosfer skala lokal.

Bencana ini berakibat pada kerusakan rumah dan pohon tumbang. Kekeringan merupakan kondisi kekurangan pasokan air dari curah hujan dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu musim atau lebih yang berakibat pada kekurangan air untuk beberapa sektor kegiatan, kelompok atau lingkungan. Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) adalah keadaan pada lahan dan hutan yang dilanda api sehingga mengakibatkan kerusakan serta dampak lain yang lebih merugikan.

UU no. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjadi penanggungjawab penyelenggaraan penanggulangan bencana. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) yang didukung oleh beberapa lembaga yang di tingkat daerah terdapat BPBD dan Posko Tanggap Darurat Bencana.

Kesiapsiagaan menjadi kunci keselamatan menghadapi ancaman bencana, yang merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk antisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat guna dan berdaya guna, yaitu: (1) pahami bahaya gempa di sekitar tempat tinggal, (2) pahami sistem peringatan dini setempat dan ketahui rute evakuasi dan rencana pengungsian, (3) miliki ketrampilan untuk mengevaluasi situasi secara cepat dan ambil inisiatif tindakan untuk melindungi diri, (4) miliki rencana antisipasi bencana untuk keluarga dan praktekkan rencana tersebut dengan latihan, (5) kurangi dampak bahaya melalui latihan mitigasi dan (6) libatkan diri dengan berpartisipasi dalam latihan. Kesiapsiagaan ini meliputi prabencana, saat bencana maupun pasca bencana dengan karakteristik masing-masing.

Tiga upaya utama dalam menyusun rencana kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah (1) miliki rencana darurat keluarga (analisis ancaman di sekitar, identifikasi titik kumpul, nomer kontak penting, ketahui rute evakuasi, identifikasi lokasi untuk mematikan air, lisrik dan gas, identifikasi titik aman dalam rumah, identifikasi anggota keluarga yang rentan), (2) simpan 10 benda penting (air minum, makanan, P3K, obat pribadi, lampu senter, radio, uang dan dokumen penting, pakaian-jaket-sepatu, beberapa peralatan penting (peluit, masker pisau serbaguna dll), pembersih higienis dan (3) simak terus informasi dari berbagai media.

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1 Data Rekapitulasi Iklim Organisasi di LLDIKTI Wilayah X No Indikator Skor Rata-Rata kategori 1 Tanggung Jawab 4.36 Kondusif 2 Kepercayaan 4.41 Kondusif 3 Kebebasan 4.36