94
Pinisi: Journal of Teacher Professional
https://ojs.unm.ac.id/TPJ
Volume 3, Nomor 3 November 2021 e-ISSN: 2723-1631
DOI.10.26858
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VI
Natalia Mayangsari1, Nurhaedah2, A. Muhammad Amir3
Email: [email protected]
1Teknik Komputer dan Informatika, SMAN 2 Sungai Ambawang Email: [email protected]
2Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Makassar Email: [email protected]
3Pendidikan Guru Sekolah Dasar, SD Pertiwi Makassar
Artikel info Abstrak
Received; 9-9-2021 Revised:10-10-2021 Accepted;25-11-2021 Published,16-11-2021
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN Belawa Rahmat. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V1 SDN Belawa Rahmat pada semester ganjil 2021/2022 yang berjumlah 9 orang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar dan observasi. Data yang dikumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Kegiatan ini dilakukan dalam 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pada siklus I menunjukkan nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 78 dengan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 65. Selanjutnya pada siklus II menunjukkan nilai terendah 69 dan nilai tertinggi 85 dengan skor rata- rata hasil belajar siswa sebesar 77. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada siklus I yaitu 37,5% dan pada siklus II terjadi peningkatan yakni 87,5%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Key words:
Model Pembelajaran Problem Basic Learning (PBL), Hasil Belajar siswa.
artikel pinisi:journal of teacher proffesonal dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY-4.0
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sadar akan tujuan (Sadirman,2008:57).
Dengan demikian tujuan merupakan salah satu hal penting dalam kegiatan pendidikan, karena tidak hanya akan memberikan kemana arah harus dituju, tetapi juga memberikan ketentuan yang positif dalam memilih materi, metode, dan alat evaluasi dalam kegiatan yang dilakukan. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah kedewasaan. Pendidikan sebagai salah satu faktor yang berperan penting dalam
95 meningkatkan kualitas sumber daya manusi, perlu mendapat sentuhan berupa inovasi- inovasi ke arah yang lebih baik.
Salah satu wujud keberhasilan seorang guru dalm pembelajaran yakni ketika peseta didik dapat mencapai nilai maksimal pada aspek pengetahuan (kognitif), dapat merubah perilaku peserta didik dari tidak baik menjadi baik (afektif), serta mapu menunjang perkembangan skil peserta didik (psikomotor). Ketiga aspek inilah menjadi tolak ukur keberhasilan pembelajaran di kelas.
Beberapa upaya dapat dilakukan seorang guru dalam meningkatkan kualiatas pembelajaran dalam rangka mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Salah satu unsur penentu tercapainya keberhasilan pembelajaran adalah penggunaan atau pemilihanah metode atau model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang diajarkan.
Berkaitan dengan konsep pembelajaran, kurikulum 2013 menghendaki dilakukakannya perubahan mendasar dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kesalahan yang selama ini terjadi dalam penyelenggaraan pembelajaran tematik tidak boleh terulang lagi. Tugas guru sekarang ini bukanlah ”mengajar”, tetapi ”membelajarkan siswa”. Itu berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada siswa, dan bukan pada guru. Guru tidak lagi harus mendominasi kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah, sementara siswa hanya duduk manis mendengarkan.
Pembelajaran kontekstual merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mampu mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan yang telah diperolehnya melalui pola pikir mereka sendiri. Salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa dan bisa dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran berbasis masalah atau sering dikenal dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah dari dunia nyata di awal pembelajaran. Menurut Duch (1995) model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah dalam kehidupan. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mampu menggali kemampuan berpikir kritisnya apabila dilibatkan secara aktif untuk memecahkan suatu permasalahan kaitannya dengan mata pelajaran tematiki. Guru dapat membantu proses ini, dengan memberikan umpan balik kepada siswa untuk bekerjasama menemukan atau menerapkan sendiri ide-idenya dalam menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan.
Sejak penulis mengabdi di SD Negeri Belawa Rahmat, didaptkan bahwa hasil belajar 7 dari 9 peserta didik tidak mecapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 65. Hal ini menunjukan bahwa tingkat ketuntasan belajar belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yang dipersyarakan secara nasiolan, yaitu 85% menurut Depdikbud (dalam Trianto,2010:241)
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yaitu apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Belawa Rahmat.
96 METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakkan kelas (PTK). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurh dan Lewing (2007) yang terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan kelas (acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting), yang alur kerja berulang-ulang yang meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan ulang, dan seterusnya sampai apa yang diharapkan tercapai. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Belawa Rahmat, Kecamatan Dapurang, Kabupaten Pasangkayu. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI sebanyak 9 orang.
Penelitian ini bersifat kajian tindakan kelas, tindakan berupa pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Dalam penelitian ini siswa diberi masalah kemudian guru menuntun siswa dalam menemukan jawaban dari masalah yang diberikan. Hal ini dilakukan agar siswa dapat mengurangi kesulitan belajar matematika yang sering dihadapinya.
Penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Kedua siklus merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I.
Penelitian tindakan kelas ini sebanyak dua siklus. Siklus pertama dan siklus kedua masing-masing berlangsung selama enam kali pertemuan. Untuk mengetahui jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar maka diberikan tes awal yang berfungsi sebagai evaluasi awal. Sedangkan observasi awal digunakan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika adalah pembelajaran berbasis masalah.
Berpatokan pada refleksi awal tersebut maka dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan prosedur:
a) Perencanaan
b) Pelaksanaan tindakan c) Evaluasi
d) Refleksi
Adapun Sumber data pada penelitian ini dari subjek penelitian yang terdiri dari siswa kelas VI SD Negri Belawa Rahmat. Jenis data yang diperoleh dari sumber data berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang terdiri dari hasil belajar dan hasil pengamatan/observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.
Data hasil pengamatan/observasi dan catatan harian guru dianalisis secara kualitatif, sedangkan data mengenai tes hasil belajar tematik siswa dianalisis secara kuantitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian pembelajaran tematik yang dilaksanakan di SD Negeri Belawa Rahmat.
Sebelum diadakan penelitian ini dalam pembelajaran hanya melaksanakan pembelajaran yang konvensional. Sehingga pemahaman siswa terhadap materi pelajaran tematik sangat kurang, hal ini disebabkan karena pembelajaran tematik yang disampaikan oleh guru
97 terkesan monoton. Hal ini juga terjadi pada pembelajaran tematik yang lainnya.
Penelitian ini dilakukan pada siswa SD Negeri Belawa Rahmat Kecamatan dapurang, kabupaten pasangkayu dengan oodel pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Metode Problem Based Learning (PBL) ini merupakan metode yang digunakan dalam pembelajaran tematik, namun guru belum pernah menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) sebelumnya.
Sebagai acuan, selain menggunakan KKM pembelajaran tematik sebesar 65, peneliti juga menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yaitu sebesar 85%. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan evaluasi yang berupa tes formatif.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 2 anak atau 22%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 7 anak 78% dengan nilai rata- rata kelas 63,56. Nilai tersebut menunjukkan secara klasikal nilai pembelajaran tematik mereka belum memenuhi kriteria ketuntasan. Ketuntasan individu masih rendah hanya 2 anak tuntas belajar atau 22% dan yang lainnya masih mendapatkan nilai dibawah ketuntasan minimum.
Pada pelaksanaan siklus I telah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Selama proses pembelajaran guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran ini diakhiri dengan mengerjakan soal tes dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pembelajaran tematik. Hasil nilai siswa tersebut juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan pembelajaran tematik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
Pada data siklus I dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa dari hasil tes meningkat dari pra siklus 63,56 dan mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 64,67. Dari hasil tes pada siklus I meningkat terdapat 4 siswa dinyatakan tuntas yaitu 44 %, yang sebelumnya terdapat 2 siswa yang tuntas belajar atau 22%, sedangkan yang belum tuntas belajar siklus I terdapat 5 siswa yaitu 55 %. Untuk mengatasi hal-hal yang menyebabkan ketidaktuntasan tersebut, peneliti perlu menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) semaksimal mungkin seperti menambahkan daya tarik siswa untuk aktif dalam belajar, guru juga lebih bersikap tegas pada siswa yang masih bermain sendiri dengan memberikan pengertian bahwa bermain sendiri saat kegiatan pembelajaran hanya akan merugikan diri sendiri. Disamping itu, guru juga memberikan motivasi atau dorongan agar siswa berani mengajukan pertanyaan tentang materi yang masih belum dipaham.
Cara guru untuk memancing keberanian siswa untuk bertanya adalah dengan memberikan pujian dan penguatan pada siswa yang mau mengajukan pertanyaan yang terkait dengan materi. Maka dari itu peneliti masih melanjutkan penelitian pada tindakan kelas siklus II karena belum memenuhi kriteria yang diharapkan.
Pada siklus ini peneliti selain memaksimalkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kepada peserta didik, pada siklus II mengacu pada rencana pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Peneliti juga membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
98 Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran tematik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus II hasil belajar siswa memuaskan. Siswa menunjukkan ada perkembangan yang lebih baik begitu juga dengan hasil belajar siswa meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus II ini peneliti berhasil meningkatkan hasil belajar siswa dengan indikator ketuntasan 85% melalui metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa SD Negeri Belawa Rahmat. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata- rata hasil tes siswa meningkat dari siklus sebelumnya yaitu 67,67 pada siklus II meningkat menjadi 85. Dari hasil tes siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan menjadi 8 siswa atau 88%. Maka dari itu peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas sampai disini dan tidak melanjutkan ke tindakan berikutnya Berdasarkan hasil analisis proses pembelajaran tematik di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh pada hasil belajar tematik siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:
Pertama, model pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu siswa dalam belajar. Saat pembelajaran berlangsung siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum jelas sehingga dapat memudahkan siswa dalam belajar (Budiana, Sudana, & Suwatra, 2013; Diah & Riyanto, 2016). Peningkatan hasil belajar siswa melalui Problem Based Learning dalam pembelajaran daring dengan langkah-langkah a) Menyimak masalah gaya dalam teks nonfiksi di kelompok b) Menganalisis masalah gaya yang ada dalam teks nonfiksi c) Mengajukan pertanyaan mengenai masalah gaya d) Mengamati gaya di sekelilingnya e) Membuat laporan tentang gaya dalam bentuk teks nonfiksi f) Mempresentasikan hasil laporan gaya dalam bentuk teks nonfiksi. Pendekatan pembelajaran berbasis masalah ini membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Asriningtyas, Nandhita, & Anugraheni, 2018; Winoto & Prasetyo, 2020).
Kedua, model pembelajaran Problem Based Learning dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar. Siswa berdiskusi dengan temannya mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru. Guru membantu siswa dalam berdiskusi dengan menanyakan kepada siswa tentang kesulitan apa yang dialami. Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan (Astari, Suroso, & Yustinus, 2018; Tiwari, Lai, So, & Yuen, 2006). Pada saat pembelajaran berlangsung, tidak ada siswa yang diam dan tidak memberikan pendapat dengan temannya sehingga seluruh siswa terlibat aktif dalam belajar. Ngalimun (2013) menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Rochmad & Ulinnuha (2020), Ridlo (2020), Mulyanto et al (2020) mengemukakan bahwa diperlukan waktu dan pertemuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan pendekatan pembelajaran yang sama. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembelajaran Problem Based Learning lebih lama lagi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Suari, Ni (2018) hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pendekatan Problem Based Learning, pada siklus 1 siswa mencapai ketuntasan
99 sebanyak 16 siswa (64% dari 25 siswa) dan pada siklus 2 hasil belajar yang mencapai ketuntasan mencapai 22 siswa (88% dari 25 siswa). Peningkatan hasil belajar yang diperoleh siklus II lebih tinggi dibandingkan siklus I dikarenakan pada siklus I siswa baru pertama kali menggunakan PBL. Penelitian yang dilakukan oleh Jahro & Ridho (2015) juga menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan kerjasama siswa. Dapat disimpulkan bahwa disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD melalui Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran daring terbukti dan peningkatan hasil belajar siswa melalui langkah-langkah pendekatan PBL. Implikasi penelitian ini berdampak pada terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga membuat siswa terlibat penuh dalam belajar serta dapat meningkatkan sikap kerjasama antar siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang meningkat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan arikel ilmiah ini dengan baik.Laporan ini dibuat sebagai syarat bahwa penulis telah menyelesaikan kegiatan penelitian di SD Negeri Belawa Rahmat dengan baik dan lancar.
Kegiatan penelitian dan pembuatan artikel ilmiah ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerja sama antara guru dengan pihak sekolah SD Negeri Belawa Rahmat ,Dosen Pembimbing ,Guru pamong, serta semua pihak yang terlibat dalam mendukung lancarnya kegiatan penelitian ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Ir.H Husain Syam,M.TP.,IPU.,ASEAN Eng. selaku Rektor Universitas Negeri Makassar
2. Bapak Dr.H. Darmawang,M.Kes selaku ketua Program Studi Program Profesi Guru Universitas negeri Makassar
3. Ibu Nurhaedah, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama kegiatan PPG berlangsung.
4. Bapak A. Muhammad Amir, S.Pd., M.Pd selaku Guru Pamong yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama kegiatan ini berlangsung.
5. Bapak Hasbi, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri Belawa Rahmat yang telah memberikan dukungan pada setiap program kegiatan penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik.
6. Bapak dan Ibu guru serta tata usaha Sekolah SD Negeri Belawa Rahmat yang telah memberikan dukungan baik moral maupun spiritual pada program kegiatan penelitian yang dilaksanakan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Untuk itu mohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat baik untuk pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil Penelitian dan hasil pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) meninggkatkan hasil belajar siswa dalam materi pencemaran lingkungan, penggunaan metode Problem
100 Based Learning dapat membantu memudahkan siswa mengigat materi pembelajaran, karena langsung pada permasalahanya, penggunaan metode Problem Based Learning dapat membangkitkan keaktifan, motivasi dan kreatifitas, siswa dalam pembelajaran, dan suasana kelas menjadi menyenangkan, dan penggunaan metode Problem Based Learning dalam untuk meningkatkan hasil belajar siswa dikatakan berhasil karena tiap siklus mengalami peningkatan hasil belajar yaitu Siklus I 44,44% dan siklus II 88,88%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Asriningtyas, Nandhita, & Anugraheni. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD. JKPM, 5(1), 23–32.
https://doi.org/https://doi.org/10.26714/jkpm.5.1.2018.23-32
Astari, F. A., Suroso, S., & Yustinus, Y. (2018). Efektifitas Penggunaan Model Discovery Learning Dan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa
Kelas 3 Sd. Jurnal Basicedu, 2(1), 1–10.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v2i1.20
Budiana, Sudana, & Suwatra. (2013). Pengaruh Model Creative Problem Solving ( CPS ) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswapada Mata Pelajaran IPA Siswa
Kelas V SD. Mimbar PGSD Undiksha, 1(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887/jjpgsd.v1i1.816
Duch. 1995. Pembelajaran Berbasis Masalah. Jakarta: Sejarah Indonesia.
Jahro, S., & Ridho, D. (2015). Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Media Exe Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kerjasama Siswa Pada Materi Hidrokarbon. Jurnal Pendidikan Kimia, 7(3), 80–86.
https://doi.org/https://doi.org/10.24114/jpkim.v7i3.4261
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Rochmad, R., & Ulinnuha, R. (2020). Blended learning Menggunakan Gnomio untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika, 3, 476–481. Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/article/view/37647
Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
(Edisi Kedua). Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, 2008. Motivasi dalam pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo Persada
Suari, Ni, P. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 2(3), 241–247.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23887/jisd.v2i3.16138
Sudjana, N. 2008.. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Wina, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer