• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKK XI LENGKAP

N/A
N/A
susi susilawati

Academic year: 2024

Membagikan "PKK XI LENGKAP"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

UNTUK SMK KESEHATAN KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN DISUSUN OLEH SUSI SUSILAWATI,S.Kep

(2)

BAB 1

MEMAHAMI SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN 1. Pengertian sikap

Sikap merupakan bentuk dari sebuah perasaan yakni perasaan yang mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan yang tidak mendukung pada sebuah objek.

Sebagai seorang asisten tenaga kesehatan dalam menumbuhkan jiwa wirausaha seorang peserta didik harus mampu memiliki sikap seorang wirausahawan.

1. Sikap wirausahawan

a. Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif b. Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif

c. Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat d. Mampu berkarya dengan semangat kemandirian

e. Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis  dan berani mengambil resiko

2. Perilaku wirausahawan 1)  Memiliki rasa percaya diri

a. Teguh pendiriannya

b. Tidak tergantung pada orang lain c. Berkepribadian yang baik

d. Optimis terhadap pekerjaannya

2)  Berorientasi pada tugas dan hasil a. Haus akan prestasi

b. Berorientasi pada laba / hasil c. Ketekunan dan ketabahan

d. Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras 3)  Pengambil resiko

a. Enerjik dan berinisiatif

b. Kemampuan mengambil resiko c. Suka pada tantangan

4)  Kepemimpinan

a. Bertingkah laku sebagai pemimpin

b. Dapat menanggapi saran-saran dan kritik c. Dapat bergaul dengan orang lain

(3)

5)  Keorisinilan

a. Inovatif, kreatif dan fleksibel

b. Serba bisa dan mengetahui berbagai hal c. Mempunyai banyak sumber kemampuan d. Berorientasi ke masa depan

e. Memiliki pandangan ke masa depan f. Optimis memandang masa depan

Seorang wirausahawan selain di tuntut memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang wirausahawan juga dituntut memiliki keterampilan-keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan.

Latihan soal

1. Jelaskan sikap wirausahan yang harus dimiliki oleh asisten keperawatan?

2. Sebutkan prilaku wirausahawan yang harus dimiliki asisten keperawatan?

3. Sebutkan contoh sikap yang harus di miliki seorang pemimpin perusahaan?

4. Berikan contoh sikap wirausahawan yang berorientasi ke masa depan?

5. Berikan contoh sikap prilaku wirausahawan dalam mengambil keputusan?

(4)

BAB II

MENGANALISIS PELUANG USAHA PRODUK BARANG/JASA

Produk adalah segala sesuatu, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik yang dapat ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Dalam menganalisis produk yang dibuatnya, seorang wirausaha dapat mengklasifikasikan jenisnya ke dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Produk primer, yaitu produk-produk yang mengacu pada penggalian sumber daya alam.

2. Produk sekunder, yaitu produk yang mengacu pada pengolahan atau pemrosesan bahan baku menjadi bahan jadi.

3. Produk tersier, yaitu produk yang mengacu pada peralatan dan pelayanan jasa.

Menganalisis bidang produk barang

Produk yang berupa barang dapat dikelompokkan berdasarkan tingkatannya, karakteristik atau sifatnya, dan tujuan pemakaiannya.

1.       Berdasarkan tingkatan atau levelnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Inti produk (core product/generie Product), yaitu manfaat atau jasa inti yang diberikan produk barang tersebut.

b. Wujud produk (tangible product/formal product), yaitu karakteristik yang dimiliki produk yang berupa mutunya, corak atau ciri khasnya, merek, dan kemasannya.

c. Produk tambahan yang disempurnakan (augmented/extend product), yaitu menggambarkan kelengkapan atau penyempurnaan dari produk inti.

2.       Berdasarkan karakteristik atau sifatnya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:

a. Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang yang berwujud biasanya bisa bertahan lama dengan berkali-kali pemakaian.

b. Barang tidak tahan lama (non-durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa kali.

c. Jasa (service) yaitu kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dibeli.

3.       Berdasarkan pemakaiannya, produk barang dapat dikelompokkan menjadi:

(5)

a. Barang konsumsi (consumer’s goods), yaitu barang yang digunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dan tidak untuk di komersilkan.

b. Barang industri (industrial goods), yaitu barang-barang yang diproduksi untuk membuat barang lain atau menjalankan suatu organisasi dan suatu bisnis.

Menganalisis bidang produk jasa

Jasa adalah produk tidak nyata atau tidak dapat dilihat, tetapi hanya dapat dirasakan ketika dikonsumsi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa, yaitu:

1.  Memasang papan merek atau logo yang mencolok, menarik dan dapat dibaca di kejauhan.

2.  Memasang lampu yang terang dan berwarna-warni.

3.  Menyebarkan pamflet tentang jasa yang ditawarkan.

4.  Mengadakan demonstrasi cara pembuatan barang atau perbaikannya secara menarik.

5.  Memberi potongan harga atau harga khusus bagi pelanggan setia.

6.  Mempromosikan jasa melalui alat-alat promosi yang tetap.

Jasa merupakan produk yang tidak berwujud dan mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Intangible, yaitu sifat jasa yang tidak bersifat fisik (walaupun berkaitan dengan produk fisik) sehingga tidak dapat dilihat atau dirasakan sebelum dibeli.

b. lnsparable, yaitu sifat jasa yang tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dan konsumsi sehingga interaksi antara produsen dan konsumen sangat menentukan.

c. Variable, yaitu sifat jasa yang mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan sejenisnya, tergantung dari siapa, kapan, dan di mana produk tersebut dihasilkan.

d. Perishible, yaitu sifat jasa yang mudah rusak atau hilang karena ketidakmampuannya untuk disimpan.

Peluang usaha yang dapat dikembangkan sesuai kompetensi keahlian asisten perawat salah satunya adalah membuat produk – produk baik makanan maupun minuman yang mampu mencegah,meringkan dan mengobat penyakit yang di derita oleh pasien,budidaya tanaman

(6)

obat keluarga yang merupakan pengembangan dari mapel ilmu kesehatan masyarakat dalam materi tanaman obat keluarga

Sedangkan peluang usaha yang dapat dikembangkan asisten keperawatan dalam pelayanan jasa salah satunya adalah :

1. Membuka tempat penitipan anak yang merupakan pengembangan ilmu konsep dasar keperawatan dalam memahami materi tumbuh kembang

2. Pelayanan jasa dalam pengelolahan limbah medis yang merupakan pengembangan dari mapel ilmu kesehatan masyarakat dalam pengolahan limbah medis

3. Pelayanan jasa dalam keterampilan pengukuran tekanan darah

4. Pelayanan jasa dalam perawatan kecantikan yang merupakan pengembangan dalam materi keterampilan dasar keperawatan dalam perawatan rambut dan kuku

5. Pelayanan jasa konsultasi diit pasien sehat pengembangan dari mapel kebutuhan dasar manusia

Latihan soal

1. Sebutkan contoh peluang usaha produk yang bisa di buat oleh asisten keperawatan?

2. Sebutkan contoh pelayanan jasa yang dapat dikembangkan oleh asisten keperawatan?

3. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bidang usaha jasa?

4. Sebutkan produk barang berdasarkan tingkatan atau level?

5. Sebutkan produk barang berdasarkan karakteristik atau sifatnya?

(7)

BAB III

MEMAHAMI HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

A.   Definisi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)

        HAKI merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan. Istilah HAKI merupakan terjemahan dari Intellectual Property Right (IPR), sebagaimana diatur dalam undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang pengesahan WTO (Agreement Establishing The World Trade Organization). Pengertian Intellectual Property Right sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right).

       Istilah HAKI sebelumnya bernama Hak Milik Intelektual yang selama ini digunakan.

Menurut Bambang Kesowo, istilah Hak Milik Intelektual belum menggambarkan unsur-unsur pokok yang membentuk pengertian Intellectual Property Right, yaitu hak kekayaan dari kemampuan Intelektual

B.   Sejarah HAKI

       Di Indonesia, HAKI mulai populer memasuki tahun 2000 – sekarang. Peraturan perundangan HAKI di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda dengan diundangkannya: Octrooi Wet No. 136; Staatsblad 1911 No. 313; Industrieel Eigendom Kolonien 1912; dan Auterswet 1912 Staatsblad 1912 No. 600. Setelah Indonesia merdeka, Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman No. JS 5/41 tanggal 12 Agustus 1953 dan No. JG 1/2/17 tanggal 29 Agustus 1953 tentang Pendaftaran Sementara Paten.

        Pada tahun 1961, Pemerintah RI mengesahkan Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek. Kemudian pada tahun 1982, Pemerintah juga mengundangkan Undang- undang No. 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta. Di bidang paten, Pemerintah mengundangkan Undang-undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten yang mulai efektif berlaku tahun 1991. Di tahun 1992, Pemerintah mengganti Undang-undang No. 21 Tahun 1961 tentang Merek dengan Undang-undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek.

(8)

C.   Macam-macam HAKI

      Terdapat macam-macam HAKI yang ada di dunia ini, khususnya di Indonesia. Pada Prinsipnya HAKI dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:

1. Hak Cipta

Pengertian hak cipta menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002. Hak cipta adalah “hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku” (pasal 1 butir 1).

2. Pengertian hak cipta menurut Pasal 2 UUHC:

Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin untuk iti dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

2)   Hak Kekayaan Industri

Hak kekayaan industri terdiri dari:

 Paten (patent)

Paten merupakan hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya tersebut atau memberikan pesetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.

      1.   Merk (Trademark)

Merk adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan dipergunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa.

(9)

      2.   Rancangan (Industrial Design)

Rancangan dapat berupa rancangan produk industri, rancangan industri. Rancanangan industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi, garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi yang mengandung nilai estetika dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang atau komoditi industri dan kerajinan tangan.

      3.   Informasi Rahasia (Trade Secret)

Informasi rahasia adalah informasi di bidang teknologi atau bisnis yang tidak diketahui oleh umum, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga kerahasiannya oleh pemiliknya.

      4.   Indikasi Geografi (Geographical Indications)

Indikasi geografi adalah tanda yang menunjukkn asal suatu barang yang karena faktor geografis (faktor alm atau faktor manusia dan kombinasi dari keduanya telah memberikan ciri dri kualitas tertentu dari barang yang dihasilkan).

      5.  Denah Rangkaian (Circuit Layout)

Denah rangkaian yaitu peta (plan) yang memperlihatkan letak dan interkoneksi dari rangkaian komponen terpadu (integrated circuit), unsur yang berkemampun mengolah masukan arus listrik menjadi khas dalam arti arus, tegangan, frekuensi, serta prmeter fisik linnya.

      6.   Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)

Perlindungan varietas tanamn adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman dan atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untuk selama kurun waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan persetujun kepada orang atau badan hukum lain untuk menggunakannya.

D.   Konsep HAKI

      Setiap hak yang termasuk kekayaan intelektual memiliki konsep yang bernama konsep HAKI. Berikut ini merupakan konsep HAKI:

 Haki kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (UU & wewenang menurut hukum).

(10)

 Kekayaan hal-hal yang bersifat ciri yang menjadi milik orang.

 Kekayaan intelektual kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia (karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra) – dihasilkan atas kemampuan intelektual pemikiran, daya cipta dan rasa yang memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis2.

E.   Dasar HAKI Karya Intelektual

Berbagai karya intelektual memiliki dasar-dasar tersendiri. Berikut ini merupakan dasar dari HAKI Karya Intelektual:

 Hasil suatu pemikiran dan kecerdasan manusia, yang dapat berbentuk penemuan, desain, seni, karya tulis atau penerapan praktis suatu ide.

 Dapat mengandung nilai ekonomis, dan oleh karena itu dianggap suatu aset komersial.

F.   Bentuk (Karya) Kekayaan Intelektual

       Terdapat berbagai macam bentuk karya intelektual yang dapat digolongkan ke dalam bentuk HAKI. Berikut ini merupakan bentuk (karya) kekayaan intelektual:

 Penemuan

 Desain Produk

 Literatur, Seni, Pengetahuan, Software

 Nama dan Merek Usaha

 Know-How & Informasi Rahasia

 Desain Tata Letak IC

 Varietas Baru Tanaman G.   Tujuan Penerapan HAKI

        Setiap hak yang digolongkan ke dalam HAKI harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan HAKI. Berikut ini merupakan tujuan penerapan HAKI:

(11)

1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain

2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan intelektual 3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha

dan industri di Indonesia.

H.   Pengaturan HAKI di Indonesia

       Pengaturan HAKI secara pokok (dalam UU) dapat dikatakan telah lengkap dan memadai.

Dikatakan lengkap, karena menjangkau ke-7 jenis HAKI yang telah disebutkan di atas.

Dikatakan memadai, karena dalam kaitannya dengan kondisi dan kebutuhan nasional, dengan beberapa catatan, tingkat pengaturan tersebut secara substantif setidaknya telah memenuhi syarat minimal yang ditentukan pada Perjanjian Internasional yang pokok di bidang HAKI.

       Sejalan dengan masuknya Indonesia sebagi anggota WTO/TRIP’s dan diratifikasinya beberapa konvensi internasional di bidang HAKI sebagaimana dijelaskan pada pengaturan HAKI di internasional tersebut di atas, maka Indonesia harus menyelaraskan peraturan perundang-undangan di bidang HAKI. Untuk itu, pada tahun 1997 Pemerintah merevisi kembali beberapa peraturan perundangan di bidang HAKI, dengan mengundangkan:

 Undang-undang No. 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Hak Cipta

 Undang-undang No. 13 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1989 tentang Paten

 Undang-undang No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek

Selain ketiga undang-undang tersebut di atas, undang-undang HAKI yang menyangkut ke-7 HAKI antara lain:

1) Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 2) Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten 3) Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk

(12)

4) Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang 5) Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

6) Undang-undang No. 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu 7) Undang-undang No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman

        Dengan pertimbangan masih perlu dilakukan penyempurnaan terhadap undang-undang tentang hak cipta, paten, dan merek yang diundangkan tahun 1997, maka ketiga undang- undang tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2001. Selanjutnya telah diundangkan:

 Undang-undang No. 14 Tahun 2001 tentang Paten

 Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (khusus mengenai revisi UU tentang Hak Cipta saat ini masih dalam proses pembahasan di DPR)

I.   Lingkup Perlindungan HAKI

        HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang dilindungi. Berikut ini merupakan lingkup perlindungan HAKI:

a. Hak Cipta (Copyright)

b. Hak Milik Industri (Industrial Property c. Paten

d. Paten Sederhana

e. Merek & Indikasi Geografis f. Desain Industri

g. Rahasia Dagang

h. Desain Tata Letak Sirkit Terpadu

i. Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta (copyright) j. Melindungi sebuah karya

k. Hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut Peraturan Perundangundangan yang berlaku.

l. Orang lain berhak membuat karya lain yang fungsinya sama asalkan tidak dibuat berdasarkan karya orang lain yang memiliki hak cipta. Hak-hak tersebut adalah sebagai berikut.

(13)

1. hak-hak untuk membuat salinan dari ciptaannya tersebut 2. hak untuk membuat produk derivative

3. hak-hak untuk menyerahkan hak-hak tersebut ke pihak lain.

4. Hak cipta berlaku seketika setelah ciptaan tersebut dibuat.

5. Hak cipta tidak perlu didaftarkan terlebih dahulu.

6. Ciptaan yang dapat dilindungi oleh UU Hak Cipta, diantaranya sebagai berikut:

a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan dan semua hasil karya tulis lain.

b. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lain yang diwujudkan dengan cara diucapkan.

c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

d. Karya Seni

Hukum Kekayaan Intelektual (HAKI) di bidang hak cipta memberikan sanksi jika terjadi pelanggaran terhadap tindak pidana di bidang hak cipta yaitu pidana penjara dan/atau denda, hal ini sesuai dengan ketentuan pidana dan/atau denda dalam UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta sebagai berikut:

1. Pasal 72 ayat (1) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah).

2. Pasal 72 ayat (2) : Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

3. Pasal 72 ayat (3) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu program komputer, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

4. Pasal 72 ayat (4) : Barangsiapa melanggar Pasal 17 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).

5. Pasal 72 ayat (5) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal 49 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

(14)

6. Pasal 72 ayat (6) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 24 atau Pasal 55 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

7. Pasal 72 ayat (7) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 25 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

8. Pasal 72 ayat (8) : Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar Pasal 27 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.

150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

9. Pasal 72 ayat (9) : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 150.000.000,- (seratus lima puluh juta rupiah).

10. Pasal 73 ayat (1) : Ciptaan atau barang yang merupakan hasil tindak pidana hak cipta atau hak terkait serta alat-alat yang digunakan untuk melakukan tindak pidana tersebut dirampas oleh negara untuk dimusnahkan.

11. Pasal 73 ayat (2) : Ciptaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di bidang seni dan bersifat unik, dapat dipertimbangkan untuk tidak dimusnahkan.

Latihan soal

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan HAKI?

2. Sebutkan tujuan penerapan HAKI?

3. Sebutkan macam- macam HAKI?

4. HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual yang dilindungi. Silahkan sodara sebutkan macam - macam lingkup perlindungan HAKI?

5. Silahkan sodara jelaskan pengaturan HAKI yang sudah ada di Indonesia?

(15)

BAB IV

MENGANALISIS KONSEP DESAIN/PROTOTYPE DAN KEMASAN PRODUK BARANG/JASA

A. Prototype Produk a. Pengertian

Prototipe produk adalah bentuk dasar dari sebuah produk merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.

b. Tahapan-tahapan prototype

a. Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b. Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c. Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.

(16)

d. Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

e. Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

f. Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

g. Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:

keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.

h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–

models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

i. Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

1. Kemasan Produk

a. pengertian kemasan produk

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.

Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).

(17)

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

b. Fungsi Kemasan Produk

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:

1. Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

2. Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat pemasaran, yaitu :

1.  Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.

2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.

4.  Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

(18)

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain, yaitu sebagai berikut:

1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.

2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk dan memperkuat citra produk.

3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

C. Tujuan Kemasan Produk

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya.

2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.

3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.

5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.

Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.

6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.

D. Jenis-Jenis Kemasan

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1.      Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol minuman, dll).

(19)

2.   Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.

3.  Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.

2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.

3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.

2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

2. Sketsa a. Pengertian Sketsa

Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi atau s ebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.

Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar.

(20)

Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.

Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan terlintas dalam benak seseorang. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam berkarya seni rupa.

Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai. Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.

b. Jenis-Jenis Sketsa

1.      Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak selesai.

2.      Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.

3.      Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk global.

g. Komposisi Unsur Sketsa

Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :

1.      Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi.

Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.

2.      Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis.

Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.

3.      Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.

(21)

4.      Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.

c. Aturan Dalam Membuat Sketsa

1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun lengkung secara tipis.

2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam keadaan tipis

3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis yang diinginkan.

d.Fungsi Atau Manfaat Sketsa

Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu : 1.      Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema 2.      Meminimalisir kesalahan

3.      Mempertajam pengamatan

4.      Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan

Pada bab ini siswa bisa mengaplikasikan bagaimana cara membuat desain produk yang dibuat maupun desain iklan dari pelayanan jasa yang di tawarkan.

Latihan pemahaman materi?

1. Buat satu contoh desain kemasan untuk produk yang dibuat 2. Buat satu contoh desain iklan untuk pelayanan jasa

3. Setelah memahami materi tentang tahapan prototype silahkan sodara sebutkan tahapan-tahapan prototype?

4. Kemasan produk yang menarik merupakan salah satu faktor keberhasilan penjulana produk. Silahkan sodara sebutkan tujuan pembuatan kemasan produk?

5. Komposisi Unsur Sketsa memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Silahkan sodara sebutkan macam macam unsur yang terdapat dalam sketsa?

(22)

BAB V

MENGANALISIS PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

1.   Proses Kerja Prototype

a.  Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

b.  Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

c.  Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnyaworking model namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.

d.  Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan rancangan sistem produksi.

e.  Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.

f.   Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

g.  Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan peningkatan program pemasaran.

(23)

h. Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–models).

Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

i.   Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

2.   Bentuk Prototype

Berdasarkan karakteristiknya prototipe sebuah sistem dapat berupa low fidelity dan high fidelity. Fidelity mengacu kepada tingkat kerincian sebuah sistem (Walker et al, 2003). Low fidelity prototype tidak terlalu rinci menggambarkan sistem. Karakteristik dari low fidelity prototype adalah mempunyai fungsi atau interaksi yang terbatas, lebih menggambarkan kosep perancangan dan layout dibandingkan dengan model interaksi, tidak memperlihatkan secara rinci operasional sistem, mendemostrasikan secara umum feel and look dari antarmuka pengguna dan hanya menggambarkan konsep pendekatan secara umum (Walker et al, 2003).

Prototipe ini mempunyai interaksi penuh dengan pengguna dimana pengguna dapat memasukkan data dan berinteraksi dengan dengan sistem, mewakili fungsi-fungsi inti sehingga dapat mensimulasikan sebagian besar fungsi dari sistem akhir dan mempunyai penampilan yang sangat mirip dengan produk sebenarnya (Walker et al, 2003).

Fitur yang akan diimplementasikan pada prototipe sistem dapat dibatasi dengan teknik vertikal atau horizontal. Vertical prototype mengandung fungsi yang detail tetapi hanya untuk beberapa fitur terpilih, tidak pada keseluruhan fitur sistem. Horizontal prototype mencakup seluruh fitur antarmuka pengguna namun tanpa fungsi pokok hanya berupa simulasi dan belum dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya (Walker et al, 2003).

3.   Proses Pembuatan Prototype

Proses pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif dan berulang-ulang yang menggabungkan langkah-langkah siklus pengembangan tradisional. Prototipe dievaluasi beberapa kali sebelum pemakai akhir menyatakan protipe tersebut diterima. Gambar di bawah ini mengilustrasikan proses pembuatan prototipe :

Langkah-Langkah Prototyping a.  Analisis Kebutuhan Sistem

(24)

Pembangunan sistem informasi memerlukan penyelidikan dan analisis mengenai alasan timbulnya ide atau gagasan untuk membangun dan mengembangkan sistem informasi.

Analisis dilakukan untuk melihat berbagai komponen yang dipakai sistem yang sedang berjalan meliputi hardware, software, jaringan dan sumber daya manusia.

Analisis juga mendokumentasikan aktivitas sistem informasi meliputi input, pemrosesan, output, penyimpanan dan pengendalian (O'Brien, 2005). Selanjutnya melakukan studi kelayakan (feasibility study) untuk merumuskan informasi yang dibutuhkan pemakai akhir, kebutuhan sumber daya, biaya, manfaat dan kelayakan proyek yang diusulkan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem sebagai bagian dari studi awal bertujuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan spesifik sistem. Kebutuhan spesifik sistem adalah spesifikasi mengenai hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan (Mulyanto, 2009).

Analisis kebutuhan sistem harus mendefinisikan kebutuhan sistem yang spesifik antara lain : 1)  Masukan yang diperlukan sistem (input)

2)  Keluaran yang dihasilkan (output)

3)  Operasi-operasi yang dilakukan (proses) 4)  Sumber data yang ditangani

5)  Pengendalian (kontrol) Spesifikasi Kebutuhan Sistem

Tahap analisis kebutuhan sistem memerlukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan sistem dengan mendefinisikan apa yang seharusnya dapat dilakukan oleh sistem tersebut kemudian menentukan kriteria yang harus dipenuhi sistem.

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi adalah pencapaian tujuan, kecepatan, biaya, kualitas informasi yang dihasilkan, efisiensi dan produktivitas, ketelitian dan validitas dan kehandalan atau reliabilitas (Mulyanto, 2009).

b.  Desain Sistem

Analisis sistem (system analysis) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai.

Desain sistem  (system design) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tujuan tersebut. Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi fungsional.

(25)

Desain sistem dapat dipandang sebagai desain interface, data dan proses dengan tujuan menghasilkan spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface pemakai, struktur database serta pemrosesan dan prosedur pengendalian (Ioanna et al., 2007).

Desain sistem akan menghasilkan paket software prototipe, produk yang baik sebaiknya mencakup tujuh bagian :

1)  Fitur menu yang cepat dan mudah.

2)  Tampilan input dan output.

3)  Laporan yang mudah dicetak.

4)  Data dictionary yang menyimpan  informasi pada setiap field termasuk panjang field, pengeditan dalam setiap laporan dan format field yang digunakan.

5)  Database dengan format dan kunci record yang optimal.

6)  Menampilkan query online secara tepat ke data yang tersimpan pada database.

7)  Struktur yang sederhana dengan bahasa pemrograman yang mengizinkan pemakai melakukan pemrosesan khusus, waktu kejadian, prosedur otomatis dan lain-lain.

c.  Pengujian Sistem

Paket software prototipe diuji, diimplementasikan, dievaluasi dan dimodifikasi berulang-ulang hingga dapat diterima pemakainya (O'Brien, 2005). Pengujian sistem bertujuan menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada sistem dan melakukan revisi sistem.

Tahap ini penting untuk memastikan bahwa sistem bebas dari kesalahan (Mulyanto, 2009).

Menurut Sommerville (2001) pengujian sistem terdiri dari :

1)     Pengujian unit untuk menguji komponen individual secara independen tanpa komponen sistem yang lain untuk menjamin sistem operasi yang benar.

2)     Pengujian modul yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan.

3)     Pengujian sub sistem yang terdiri dari beberapa modul yang telah diintegrasikan.

4)     Pengujian sistem untuk menemukan kesalahan yang diakibatkan dari interaksi antara subsistem dengan interfacenya serta memvalidasi persyaratan fungsional dan non fungsional.

5)     Pengujian penerimaan dengan data yang dientry oleh pemakai dan bukan uji data simulasi.

(26)

6)     Dokumentasi berupa pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan dari awal sampai akhir pembuatan program.

d.  Implementasi

Setelah prototipe diterima maka pada tahap ini merupakan implementasi sistem yang siap dioperasikan dan selanjutnya terjadi proses pembelajaran terhadap sistem baru dan membandingkannya dengan sistem lama, evaluasi secara teknis dan operasional serta  interaksi pengguna, sistem dan teknologi informasi.

4.   Alat Perancangan Sistem

Perancangan sistem membutuhkan peralatan berupa alat alat perancangan proses dan  alat perancangan data. Alat perancangan proses terdiri dari diagram aliran data dan diagram arus sistem. Sedangkan alat perancangan data terdiri dari diagram relasi entitas (entity relationship) dan kamus data (data dictionary).

a.  Diagram Aliran Data

Diagram aliran data (data flow diagram/DFD) adalah sebuah alat dokumentasi grafik yang menggunakan simbol-simbol untuk menjelaskan sebuah proses. Diagram ini menunjukkan aliran proses seluruh sistem kepada pemakai dan dapat diatur detailnya sesuai dengan kemampuan pemahaman pemakai.

DFD terdiri dari tiga elemen yaitu lingkungan, pemrosesan, aliran data dan penyimpanan data.

Salah satu keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang menguasai bidang komputer untuk mengerti sistem yang sedang akan dikerjakan (Ladjamudin, 2005).

b.  Diagram Arus Sistem

Diagram arus sistem (Sistem Flow chart) adalah peralatan yang digunakan untuk menggambarkan proses sistem secara rinci untuk menggambarkan aliran sistem informasi dan diagram arus sistem untuk menggambarkan aliran program (Ladjamudin, 2005).

c.  Diagram Relasi Entitas

Diagram relasi entitas menunjukkan antar entitas satu dengan yang lain dan bentuk hubungannya sehingga data tergabung dalam satu kesatuan yang terintegrasi (Ladjamudin, 2005).

c.Kamus Data: Kamus data adalah penjelasan tertulis lengkap dari data yang diisikan ke dalam database (Ladjamudin, 2005).

(27)

Latihan soal

1. Buat satu prosedur kerja pembuatan produk makanan atau minuman untuk penderita penyakit hipertensi

2. Buat sebutkan alat dan prosedur kerja pelayanan jasa perawatan personal hygiene?

(28)

BAB VI

MENGANALISIS LEMBAR KERJA/GAMBAR KERJA UNTUK PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

A. Tahapan – Tahapan Dalam Merencanakan Suatu Produk, Tahapan Tersebut Yaitu : 1. Memformulasikan hasil marketing research

Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah ada.

Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

 Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga

 Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.

 Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.

6. Mempertimbangkan kemampuan fasilitas perusahaan

Untuk melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.

7. Membuat sketsa

Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.

4. Membuat gambar kerja

(29)

Pembuatan gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk, dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut cara proses produksinya.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK 1.  Fungsi Produk

Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.

2.  Standar dan Spesifikasi Desain

 Sambungan – sambungan

Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain  disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat

 Bentuk

Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

 Ukuran

Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk  secara keseluruhan.

 Mutu

Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang pendek.

 Bahan

Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.

 Warna

(30)

Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

3.  Tanggung jawab Produk

Tanggung jawab produk merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu mendesain produk tersebut.

4. Harga dan Volume

Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat  berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.

5. Prototype

Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.

Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.

6. Alur Dan Proses Kerja Pembuatan Prototype Produk Barang/Jasa a. Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)

Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima.

Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.

(31)

Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat- obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat- obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.

b. Prosedur pengawasan mutu produk

Pengawasan atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal- hal berikut:

 Kerusakan dan Mutu Produk

Seperti telah dijelaskan bahwa suatu barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.

 Mencegah atau Menghindarkan Terjadinya Kerusakan Barang (produk)

Kiat utama dari pencegahan kerusakan suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah sebelum terjadi.

 Kendali Mutu Terpadu

Uraian di atas menunjukkan bahwa mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu.

Bila ada pengendalian atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning) mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai pengawasan mutu.

Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus dikendalikan.

c. Jenis-jenis pengawasan mutu produk

Pemantauan Mutu Bahan-Bahan

Apakah bahan baku yang digunakan sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.

Pemantauan Proses Produksi

Bahan baku yang telah diterima di gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.

Pemantauan Produk Jadi

(32)

Pemeriksaan atas hasil produksi jadi untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi. Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.

Selanjutnya dipasarkan (didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi secara akurat.

d. Pemantauan Pengepakan

Bungkus dapat merupakan alat untuk melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu.

e. Pemecahan masalah mutu dengan statistik

Metode statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang (defect prevention).

Alasan digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:

 Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.

 Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.

Misalnya, produk yang dihasilkan dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi). Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.

Secara umum dari metode statistik dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.

Dari hal pengendalian mutu, peranan seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.

(33)

f.   Alat kendali mutu

Dengan Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan histogram.

g. Diagram Pengendati Mutu (Quality Control Chart)

. Pada tahap ini suatu control chart (diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and Effect Diagram (CED).

h. Histogram

Dari diagram kontrol (diagram kendali) yang dikumpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang kegiatan, Bila terdapat penyimpangan, maka akan diketahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi atau perbaikan.

i. Peranan Komputer

Secara umum komputer dapat digunakan sebagai pengendali kegiatan,terutama pada perusahaan besar, seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan.

Tetapi komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.

Latihan soal

1.  Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk?

2. Sebutkan Jenis-jenis pengawasan mutu sebuah produk?

3. Buat Diagram Alur Proses Produksi teh celup dari salah satu tanaman obat keluarga?

4. Sebutkan macam – macam Standar dan Spesifikasi Desain?

5. Buat gambar / desain kemasan produk untuk teh celup salah satu tanaman obat kelaurga yang sodara buat?

(34)

BAB VII

MENGANALISIS BIAYA PRODUKSI PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA A. PENGERTIAN

Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untukperhitungan proses produksi.

Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini sudah terjadi maupun belum téljadi. Menurut ilmu ekonomi, biaya terbagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dari biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang terlihat secara fisik seperti uang.

Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya yang tidak terlihat secara langsung yaitu misalnya penyusutan barang modal.

1) Biaya Produksi

Biaya produksi adalah akumulasi dari semua biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya~biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya operasional barang / pabrik, dan lain sebagainya Biaya produksi ini harus diakumulasi secam cermat untuk kemudian dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan. Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang diperoleh. 

Biaya produksi ini di perlukan untuk mendukung proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Dalam memproduksi suatu barang tentunya diperlukan sebuah proses produksi yang panjang dan terencana dengan baik demi untuk menciptakan suatu produk yang benar-benar berkualitas.

Biaya produksi selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga elemen yakni biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Tiga elemen biaya tersebut lah yang dapat dibebankan pada produk untuk kepentingan laporan keuangan eksternal.

a. Biaya Bahan Baku Langsung

Biaya Bahan Baku Langsung adalah biaya bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan kategori ini dapat secara langsung dikenakan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikonsumsi oleh tiap produk.. Contoh Bahan baku langsung antara lain. Tepung terigu pada roti, pisang pada pisang goreng. Kain kafan untuk jasa penguburan, kawat untuk koreksi gigi, dll.

(35)

b. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau penyediaan jasa yang dihasilkan. Pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang berwujud atau penyediaan jasa. Contoh dari tenaga kerja langsung ini misalnya, juru masak pada rumah makan, juru parkir pada pelayanan parkir, teller pada bank, sopir pada transjogja dll.

c. Biaya Overhead.

Biaya Overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Banyak masukan yang diperlukan untuk memproduksi barang atau penyediaan jasa selain bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Perlu diingat dari komponen biaya tenaga kerja langsung, hanya biaya lembur yang dikategorikan dalam biaya overhead.

Elemen-elemen biaya overhead pabrik 1. Biaya bahan baku tidak langsung 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung

3. Biaya depresiasi dan amortisasi aktiva tetap 4. Biaya reparasi dan pemeliharaan mesin 5. Biaya listrik dan air pabrik

6. Biaya asuransi pabrik 7. Operasi lain-lain 2) Biaya Non Produksi

Biaya non produksi merupakan biaya yang erat kaitannyadengan fungsi pengembangan, pemasar an / distribusi, layanan pelanggan, desain maupun administrasi pada umumnya.

Menurut Ilmu ekonomi, biaya non produksi dapat dibagi kedalam dua kategori yakni biaya penjualan yang melingkupi tentang biaya pemasaran / distribusi dan pelayanan kepada pelanggan.Serta yang kedua adalah mengenai administrasi yang melingkupi biaya pengembangan dan adminitrasi umum .

a.Biaya Penjualan

Penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan dan mendistribusikan barang atau ajasa. Biaya tersebut sering mengacu pada biaya mendapatkan pesanan/

pelanggan dan memenuhi pesanan/ pelanggan. Misalnya gaji tenaga penjual, iklan, pergudangan, pelayanan, pengiriman dll.

b. Biaya Administrasi

(36)

Biaya Administrasi adalah semua biaya yang berhubungan dengan administrasi umum organisasi yang tidak dapat diestimasi secara tepat baik untuk pemasaran ataupun produksi.

Contoh biaya administrasi adalah gaji manajemen puncak, biaya administrasi, pencetakan laporan tahunan, akuntansi umum, penelitian dan pengembangan dll. Biaya Penjualan/

pemasaran dan Administrasi adalah biaya yang tidak dapat disimpan atau disebut biaya periode. Biaya periode yang tidak dapat disimpan dibebankan pada periode dimana biaya tersebut terjadi. Oleh karena itu tidak satupun dari biaya ini tampak sebagai persediaan yang dilaporkan pada nareca.

B. JENIS-JENIS BIAYA PRODUKSI

Untuk mempermudah analisis kita dapat mengelompokkan biaya menjadi biaya variabel, tetap, total, marjinal, dan ratarata.

a. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel (variabel cost) merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan sesuai dengan besarnya output. Semakin besar biaya output yang dihasilkan semakin besar pula biaya variabel, dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dihasilkan maka semakin sedikit pula biaya variabel. Misalnya bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi output, tenaga kerja bagian produksi, staf bagian produksi, energi, untuk menjalankan mesin, dan bahan bakar. 

Perbandingan antara biaya variabel dan jumlah produksi barang menimbulkan tiga corak, biaya variabel yang bervariasi adalah:

 Biaya proporsional, kenaikan biaya variabel yang dikeluarkan sama dengan jumah produksi.

 Biaya progresif, kenaikan biaya variabel lebih tinggi disbanding jumlah produksi. 

 Biaya Degresif, kenaikan biaya variabel lebih kecil diandingkan dengan jumlah produksi. 

b. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang harus ada dalam proses produksi dipengaruhi oleh besar kecilnya unit barang dan jasa yang diproduksi. Biaya ini biasanya terdiri dari pembayaran kontrak atas bangunan, pembayaran bunga atas utang, sewa peralatan, gaji pegawai tetap, dan sebagainya. Biaya-biaya ini harus tetap dikeluarkan meskipun perusahaan menambah produksi, mengurangi produksi atau bahkan tidak berproduksi sama sekali karena tidak terpengaruh oleh jumlah produksi. Biaya ini senantiasa konstan selama proses produksi berlangsung, sehingga apabila digambarkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti garis lurus mendatar.

(37)

c. Biaya Total

Biaya total adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang/jasa.

Biaya total didapat dari menjumlahkan biaya tetap dengan biaya variabel, atau: 

Rumus untuk menghitung biaya produksi adalah sebagai berikut:

TC = FC + VC Keterangan

TC =Total Cost (biaya total) FC = Fixed Cost (biaya tetap) VC = Variabel Cost (biaya variabel)

d. Biaya Marjinal

Biaya marjinal adalah konsep biaya terpenting dalam ilmu ekonomi. Biaya marjinal menunjukkan tambahan biaya yang diperlukan untuk memproduksi satu unit tambahan output. Katakanlah sebuah perusahaan memproduksi 100 unit bad pasien, dengan biaya total Rp.100.000.000.- Jika biaya total produksi 101 unit bad pasien adalah Rp.

101.000.000,-, Biaya marjinal produksi bad pasien adalah Rp. 1.000.000.- Untuk 1 unit tambahan. 

e. Biaya Rata-rata (Avrage Cost)

Perhitungan biaya rata-rata sangat diperlukan karena apabila dibandingkan dengan pendapatan rata-rata suau perusahaan, kita akan mengetahui apakah perusahaan tersebut mengalami kerugian atau sebaliknya.

Biaya total rata-rata (average total cost) Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi jumlah unit yang diproduksi atau:

ATC =

Keterangan: :

ATC = Average Total Cost (biaya total rata-rata) TC = Total Cost (Biaya total)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi) TC

Q

(38)

f.  Biaya tetap rata-rata ( average fixed cost)

Biaya tetap rata-rata atau Average Fixed Cost (AFC) adalah biaya tetap yang dibutuhkan untuk satuan hasil produksi. Biaya tetap rata-rata diperoleh dengan membagi total jumlah biaya tetap dengan total jumlah produksi atau:

ATC =

Keterangan:

AFC = Average Fixed Cost( biaya tetap rat-rata) TFC = Total Fixed Cost (total biaya tetap) Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi)

Semakin banyak barang yang diproduksi, maka akan semakin sedikit proporsi biaya tetap yang melekat pada barang tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak barang yang diproduksi, semakin kecil biaya tetap rataratanya.

g.Biaya variabel rata-rata (average variable cost)

Biaya variabel rata-rata atau average variable cost (AVC) adalah biaya variabel untuk tiap unit yang dihasilkan. Biaya varabel rat-rata diperoleh dengan membagi total biaya variabel dengan total jumlah produksi atau:

ATC =

Keterangan

AVC = Average Variable Cost (biaya variabel rata-rata) TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total)

Q = Quantity (kuantitas barang yang diproduksi) C.HARGA POKOK PRODUKSI

a. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Harga pokok produksi terdiri atas tiga komponen utama, yaitu :

TFC Q

TVC Q

(3

Referensi

Dokumen terkait

Celana merupakan bagian pakaian yang berfungsi untuk menutupi tubuh bagian bawah, mulai dari pinggang, pinggul dan kedua kaki. Bentuk dasar celana dibuat dari bahan berbentuk

Produk susu kecipir dibuat dari bahan baku biji kecipir ditujukan untuk. konsumsi masyarakat

Tabel 4.11 Manfaat Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyiapkan dan Mengolah Hidangan Dari Nasi dan Mie Berkaitan Dengan Jenis-jenis Produk Olahan Mie Pada Kesiapan Usaha

Konsep ini dikemas dalam sebuah produk pakaian distro yang memiliki desain yang berbeda pada jenis produk pakaian, bahan pakaian, bentuk pakaian yang secara bentuk, motif,

Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Pengalaman Belajar Indikator Pencapaian Kompetensi Jenis Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat Tagihan Instrumen Bentuk

Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat berupa

Jenis produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah jenis makanan yang berupa dodol yang dibuat dari bahan dasar kentang yang diberi nama “ADIPATI DOLKEN”

Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat berupa campuran adukan