Penerbit EBA atau EBAS yang selanjutnya disebut Penerbit adalah badan hukum Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) atau Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK-EBAS), penerbit efek beragun aset dalam bentuk berbentuk surat penyertaan (EBA-SP) atau penerbit Efek Beragun Aset Syariah berbentuk surat penyertaan (EBAS-SP), entitas bertujuan khusus atau bentuk lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang mempunyai tujuan khusus untuk melakukan Kegiatan Aktif. Kegiatan sekuritisasi. Penerbit surat berharga dalam hal aset keuangan atau yang mendasari aset syariah berupa surat berharga; atau. Kreditur asal (originator) tidak mempunyai kendali langsung dan/atau tidak langsung atas aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya;
Kreditur Awal (Originator) melakukan perubahan kualitas aset keuangan atau aset berbasis syariah dalam rangka meningkatkan rata-rata kualitas kredit atau pembiayaan dalam kumpulan aset keuangan atau aset berbasis syariah;
PELAPORAN
SANKSI
POJK.03/2019 TENTANG
- UMUM
- PASAL DEMI PASAL
Alternatif sumber pembiayaan bagi Bank adalah pelaksanaan kegiatan sekuritisasi aset, yaitu kegiatan pengalihan aset keuangan atau aset syariah dari Kreditur Awal (Originator) kepada pihak lain. Perjanjian sekuritisasi aset antara lain mencakup perjanjian pengalihan aset keuangan atau aset syariah dari Kreditur Awal (Originator) kepada Penerbit. Instrumen atau aset keuangan syariah hasil perjanjian yang telah jatuh tempo dan/atau diselesaikan dianggap tidak memenuhi kriteria memiliki arus kas.
Kondisi aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya sesuai dengan yang diperjanjikan, termasuk kelengkapan dan keabsahan dokumennya. Perhitungan kembali risiko kredit aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, antara lain Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang kewajiban modal minimum, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang mengatur tentang penilaian kualitas aset bank umum syariah dan unit usaha syariah. . peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang penilaian kualitas aktiva bank umum, dan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang batas maksimal pemberian kredit kepada bank umum. Termasuk dalam definisi manfaat adalah hak atas arus kas yang berasal dari aset keuangan atau aset syariah.
Kreditur awal (originator) memberikan pinjaman dukungan (credit enhancement), fasilitas likuiditas dan/atau melakukan kegiatan sebagai investor yang tidak melebihi 20% (dua puluh persen) dari nilai aset keuangan yang mendasarinya atau aset syariah; Kreditur awal (originator) yang melakukan kegiatan sebagai investor pada EBA atau EBAS tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari nilai aset keuangan dasar atau aset syariah. Aset keuangan atau aset syariah harus dapat dibagi secara hukum, termasuk dalam hal terjadi kepailitan, baik dari kreditur umum dalam kebangkrutan maupun pihak yang mengalihkan.
Bank sebagai kreditor awal (originator) mungkin dapat membeli kembali aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya untuk mendapatkan keuntungan dari aset tersebut; Bank sebagai Kreditur Awal (Originator) tetap bertanggung jawab atas risiko kredit atas aset keuangan yang mendasari atau aset Syariah. Bank yang memberikan dukungan implisit wajib menghitung ATMR seluruh aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya sebesar jumlah yang dimiliki bank atas seluruh aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya.
Pihak selain Kreditur Awal (Originator) antara lain investor atau pihak ketiga pemberi Peningkatan Kredit. Penukaran aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya hanya dapat diminta oleh Emiten terhadap aset keuangan atau aset syariah yang diketahui syarat-syaratnya berbeda dengan yang telah disepakati. Larangan melakukan kegiatan sebagai Bank Kustodian pada saat Bank melakukan kegiatan sebagai Kreditur Awal (Originator) dan/atau Penyedia Jasa (Service Provider) dimaksudkan untuk menghindari benturan kepentingan.
NOMOR 11 /POJK.03/2019 TENTANG
Eksposur sekuritisasi yang diperhitungkan dalam perhitungan ATMR untuk eksposur sekuritisasi tidak lagi diperhitungkan dalam perhitungan ATMR risiko kredit dengan menggunakan pendekatan standar. Bank wajib menghitung ATMR untuk eksposur sekuritisasi dalam hal Bank melakukan aktivitas sebagai Penyedia Peningkatan Kredit, Penyedia Fasilitas Likuiditas, Investor, penyedia mitigasi risiko kredit untuk Transaksi Sekuritisasi Aset, dan/atau membeli kembali eksposur sekuritisasi. Selain itu, rekening cadangan seperti barang agunan tunai yang dicatat sebagai aset oleh Kreditur Awal (Originator) menjadi bagian dari eksposur sekuritisasi.
Bagi bank yang tidak dapat menggunakan metode perhitungan bobot risiko sebagaimana dimaksud pada huruf b, bobot risiko pada posisi sekuritisasi ditetapkan sebesar 1.250% (seribu dua ratus lima puluh persen). Dalam hal Bank tidak memenuhi kriteria uji tuntas maka bobot risiko posisi sekuritisasi ditetapkan sebesar 1.250% (seribu dua ratus lima puluh persen). Namun bank tidak dapat menggunakan teknik mitigasi risiko kredit saat menghitung ATMR untuk eksposur sekuritisasi.
Bank A” seluruh eksposur sekuritisasi yang terkait dengan EBA atau EBAS diperlakukan sebagai eksposur tanpa peringkat. Penilaian kualitas eksposur sekuritisasi. mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur penilaian kualitas aset bank umum. Oleh karena itu, bobot risiko eksposur sekuritisasi atas kepemilikan EBA atau EBAS ditetapkan sebesar 1.250% (seribu dua ratus lima puluh persen). c) Perhitungan variabel KA.
Besaran bobot risiko untuk eksposur sekuritisasi senior mungkin dibatasi dalam perhitungan ATMR untuk eksposur sekuritisasi. Dalam hal eksposur sekuritisasi yang dimiliki Bank hanya pada satu kelas (tranche), maka P-value dihitung dari perbandingan antara eksposur sekuritisasi dengan nilai nominal kelas tersebut (tranche). Dalam hal eksposur sekuritisasi Bank berada pada beberapa kelas (tranches) yang berbeda, maka P-value merupakan nilai bagian terbesar tagihan (bunga) pada kelas (tranches) yang berbeda tersebut.
Eksposur resekuritisasi merupakan eksposur risiko yang berkaitan dengan aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya yang terbagi dalam beberapa kelas (tranches) dengan salah satu aset keuangan atau aset syariah yang mendasarinya berupa eksposur sekuritisasi. Penetapan batas atas (pembatasan) besaran bobot risiko dan ATMR untuk eksposur sekuritisasi sebagaimana diatur pada huruf C tidak berlaku untuk perhitungan ATMR untuk eksposur resekuritisasi. Bank yang menerbitkan jaminan atau proteksi terhadap seluruh atau sebagian eksposur sekuritisasi wajib menghitung ATMR eksposur sekuritisasi.
Dengan demikian, suatu bank dianggap memiliki EBA atau EBAS sehingga bank tersebut harus menghitung ATMR eksposur sekuritisasi baik dengan menggunakan pendekatan pemeringkatan eksternal maupun pendekatan standar. Bank “X” terkena sekuritisasi berupa kepemilikan senior EBA atau EBAS (tranches) dengan nilai buku Rp lima ratus juta (Rs 500 juta). Bank “Y” terekspos sekuritisasi berupa kepemilikan EBA atau EBAS kelas (tranche) B, bukan senior dengan nilai buku Rp seratus lima puluh juta).
Perbandingan nilai ATMR berdasarkan pendekatan standar dengan batas atas (caps) nilai ATMR untuk eksposur sekuritisasi.