• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Made Sintia Nirwantari

Academic year: 2023

Membagikan "PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

Surat Perintah Membayar UP yang selanjutnya disingkat SPM-UP adalah surat yang digunakan untuk mengeluarkan perintah pencairan dana untuk pengeluaran. Surat Perintah Membayar TU yang selanjutnya disingkat SPM-TU adalah dokumen yang digunakan untuk menerbitkan perintah pencairan dana untuk pengeluaran. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana Belanja APBD.

Kepala Daerah adalah gubernur bagr Daerah provinsi, bupati bagi Daerah kabupaten, atau wali kota bagi Daerah

Kepala daerah adalah gubernur untuk wilayah provinsi, bupati untuk wilayah kabupaten, atau walikota untuk wilayah.

Dewan Perwakilan Ralryat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan ralryat Daerah

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur penunjang

Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim yang bertugas menyiapkan dan

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala SKPKD yang mempunyai

Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan tugas BUD

Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk

Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang ditunjuk oleh.

Badan Usaha Milik Daerah yang selanjutnya disingkat BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian

Anggaran Kas adalah perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar

Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya

Bagan

Bagan Akun Standar yang selanjutnya disingkat BAS

BAB II

41 Pejabat Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat ketiga terdiri atas: sekretaris daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah; kepala SKPKD sebagai PPKD; Dan. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 6. 1) Sekretaris Daerah mempunyai tugas sebagai koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 4 huruf a: koordinasi di bidang pengelolaan keuangan daerah; koordinasi di bidang penyusunan APBD. rancangan dan rancangan perubahan APBD. mengoordinasikan penyusunan pedoman pelaksanaan APBD; menyetujui pengesahan DPA SKPD; mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain di lapangan. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD Pasal 15. 1) Dalam hal PA melimpahkan sebagian kewenangannya kepada KPA berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2), PA menetapkan PPK unit SKPD. menjalankan fungsi administrasi keuangan.

BAB III

APBD merupakan dasar Pengelolaan Keuangan Daerah dalam jangka waktu 1 (satu) tahun anggaran sesuai dengan undang-undang tentang keuangan negara.

2) APBD

Pasal 56 ayat (1) huruf b digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang/jasa yang nilai

Beban bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56(1)(c) digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang, yang dihitung berdasarkan kewajiban pokok utang berdasarkan perjanjian pinjaman. Pengeluaran hasil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat 4 huruf a dianggarkan dalam APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. SiLPA sebagaimana dimaksud dalam pasal 70 avat ayat 3 huruf a berasal dari :. melebihi penerimaan pendapatan daerah lain yang sah; kewajiban terhadap pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan; dan/atau. sisa dana akibat tidak tercapainya target kinerja dan sisa dana untuk membiayai pengeluaran.

Pasal 70 ayat (3) huruf b digunakan untuk menganggarkan pencairan Dana Cadangan dari rekening

Penerimaan kembali Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat 3 huruf e digunakan untuk menganggarkan penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada penerima pinjaman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. APBD dan batas maksimal defisit APBD setiap daerah yang dibiayai dari pinjaman daerah yang telah ditetapkan. oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan.

BAB IV

Dalam hal terdapat kebutuhan tambahan belanja karena keadaan darurat termasuk belanja untuk keperluan mendesak, Kepala SKPD dapat menyusun RKA SKPD di luar KUA dan PPAS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9O ayat (2) dan ayat (3). 1) Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah.

BABV

100- Pasal 148

Bendahara Pengeluaran/Pembantu Bendahara Pengeluaran sebagai wajib pajak dalam pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak-pajak lainnya wajib menyetorkan seluruh potongan dan pajak yang dipungutnya ke dalam Rekening Kas Umum Negara. Luas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudah sesuai. dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak dilaksanakan oleh Rekening Kas Umum Daerah, BUD. pencatatan dan pengesahan penerimaan dan pengeluaran Dana Daerah tersebut. Keadaan yang menyebabkan terjadinya SiLPA pada tahun sebelumnya. digunakan pada tahun anggaran berjalan untuk:. membiayai kewajiban Pemerintah Daerah yang anggarannya belum tersedia; untuk membayar bunga dan pokok Hutang dan/atau Hipotek. daerah yang melebihi anggaran yang tersedia sebelum perubahan APBD; melunasi kewajiban bunga dan pokok utang; mendanai kenaikan gaji dan tunjangan pegawai ASN sebagai akibat dari kebijakan pemerintah; membiayai Program dan Kegiatan yang anggarannya belum tersedia; dan/atau. mendanai Kegiatan yang target kinerjanya ditingkatkan dari yang ditetapkan dalam DPA.

SKPD tahun anggaran berjalan yang dapat diselesaikan sebelum batas waktu pembayaran pada tahun anggaran berjalan. (1) dilakukan setelah jumlah dana cadangan yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang bersangkutan mencukupi. Dalam rangka pelaksanaan penerbitan Pembiayaan, Yang Berkuasa Penuh BUD berkewajiban:. memeriksa kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Kepala SKPKD; menguji kebenaran perhitungan biaya pembiayaan yang tercantum dalam perintah pembayaran; meneliti ketersediaan dana yang bersangkutan; Dan. menolak pembayaran dana jika perintah pembayaran. untuk biaya pembiayaan yang tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.

BAB VII

Bupati menyampaikan rancangan peraturan daerah untuk. Perubahan APBD beserta penjelasan dan dokumennya. dukungan sesuai dengan ketentuan peraturan. 21 Rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang perubahan APBD dan rancangan peraturan daerah tentang tata cara perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan perubahan RKPD, perubahan KUA, dan perubahan PPAS yang telah disetujui. antara kepala daerah dan DPRD. 3) Dalam evaluasi Rancangan Peraturan Daerah. Perkada mengenai penjabaran perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima. 7) Dalam hal gubernur merupakan wakil Pemerintah Pusat.

Perkada tentang penyusunan perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) telah sesuai dengan. ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahan KUA, perubahan PPAS dan RPJMD, bupati/walikota memutuskan rancangan tersebut menjadi Perda dan Perkada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Perkada tentang penyusunan perubahan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (5) tidak sesuai. ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, perubahan RKPD, perubahan KUA, perubahan PPAS dan RPJMD, bupati/walikota bersama DPRD melakukan perbaikan paling lambat 7,7) hari setelah hasil evaluasi diterima.

BAB VIII

Daerah oleh Sekretaris Daerah paling lambat tanggal 3 (tiga). bulan setelah akhir tahun anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kepala Daerah memberikan jawaban dan penyesuaian terhadap laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atas laporan keuangan daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191 ayat (3).

BAB IX

Peraturan daerah provinsi tentang APBD, peraturan daerah provinsi tentang perubahan APBD, peraturan daerah provinsi tentang pembuatan APBD, peraturan daerah provinsi tentang perubahan APBD dan/atau temuan audit Komite Audit Republik Indonesia. APBD disampaikan kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari. terhitung sejak tanggal disetujuinya rancangan Perda. I.tempat dalam kaitannya dengan penanggung jawab pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud pada ayat (1). a) Dalam hal gubernur merupakan wakil pemerintah pusat.

Kepala daerah kabupaten/kota tentang penyusunan APBD, peraturan daerah kabupaten/kota tentang persiapan perubahan APBD, dan telah menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, bupati/wali. pemerintah kota menetapkan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota menjadi peraturan daerah kabupaten/kota dan rancangan peraturan daerah kabupaten/kota menjadi peraturan daerah kabupaten/kota. Peraturan kepala daerah akuntansi/kota tentang penyusunan APBD, peraturan kepala daerah kabupaten/kota tentang penyusunan perubahan APBD dan/atau tidak ada tindak lanjut atas hasil laporan. APBD menjadi Perda kabupaten/kota dan rancangan Perkada kabupaten/kota tentang penyiapan tanggung jawab pelaksanaan APBD menjadi Perkada. kabupaten/kota, gubernur mengusulkan kepada menteri, kemudian menteri mengusulkan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang tersebut. pembiayaan untuk menunda dan menahan Dana Transfer Umum sesuai dengan

BAB X

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian debitur Daerah yang menimbulkan permasalahan perdata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 198 ayat (4) dan penghapusan debitur Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 199, diatur dalam Peraturan Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemerintah daerah dapat melakukan investasi untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya.

BAB XI

Pelayanan kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2OS ayat (1) meliputi: penyediaan barang dan/atau pelayanan umum; pengelolaan dana khusus untuk meningkatkan perekonomian dan/atau pelayanan kepada masyarakat; dan/atau. pengelolaan kawasan/kawasan tertentu untuk tujuan tersebut. meningkatkan perekonomian masyarakat atau pelayanan publik. Pengembangan keuangan BLUD dilaksanakan oleh PPKD dan pengembangan teknis BLUD dilakukan oleh Kepala SKPD. Bertanggung jawab atas Urusan Pemerintahan. Rencana bisnis dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian terpisah.

BAB XII

Rencana bisnis dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai bagian terpisah. tidak dapat dipisahkan dengan rencana kerja dan anggaran, anggaran dan laporan keuangan daerah serta kinerja pemerintah daerah.

BAB XIII

2L4 ayat (3) huruf d, Pemerintah Daerah provinsi melakukan konsolidasi laporan keuangan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam lingkup Daerah provinsi. 3) Laporan konsolidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Menteri.

BAB XIV

UMUM

Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah ini disusun untuk menyempurnakan pengaturan pengelolaan keuangan daerah yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, berdasarkan identifikasi permasalahan pengelolaan keuangan daerah yang selama ini ditemui dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu Peraturan Pemerintah ini menyempurnakan kesepakatan seputar dokumen anggaran, yaitu dengan adanya unsur kinerja di dalamnya.

Basis akrual ini merupakan landasan baru bagi Pemerintah Kota, dalam rangka mendukung dan bekerjasama. Penerapan akuntansi akrual menjadi tantangan bagi setiap pemerintah daerah karena akan banyak hal yang dipersiapkan oleh pemerintah daerah, salah satunya adalah sumber daya manusia. Selain itu, laporan ini juga menjadi alat untuk menjaga sinkronisasi mulai dari proses perencanaan hingga pertanggungjawaban yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

Melalui laporan ini, pemerintah daerah dapat melihat apa saja yang perlu diperbaiki untuk kepentingan proses penganggaran dan perencanaan pada tahun berikutnya. Berdasarkan asas, asas, dan landasan menyeluruh dalam penyusunan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pengawasan, dan pertanggungjawaban keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, maka pemerintah daerah selanjutnya diharapkan mampu menciptakan sistem pengelolaan keuangan daerah yang patuh. dengan syarat dan. Yang dimaksud dengan “tertata” adalah agar Perekonomian Daerah dikelola secara tepat waktu dan didukung secara efektif.

Yang dimaksud dengan “kepantasan” adalah perbuatan atau sikap yang dilakukan secara wajar dan proporsional.

Huruf I

Yang dimaksud dengan “fungsi distributif” adalah kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Yang dimaksud dengan “pembelian barang dan jasa” meliputi pembelian barang habis pakai, bahan/bahan, jasa. Yang dimaksud dengan “beban bunga” antara lain berupa beban bunga atas utang pinjaman dan beban bunga atas utang obligasi.

Yang dimaksud dengan “belanja modal” meliputi namun tidak terbatas pada belanja modal berupa tanah, peralatan, dan mesin. Yang dimaksud dengan “tujuan khusus lainnya” adalah dalam rangka memberikan manfaat kepada pemberi dan/atau penerima bantuan keuangan. Yang dimaksud dengan “pembayaran angsuran pokok yang telah jatuh tempo” adalah pembayaran pokok utang yang telah jatuh tempo.

Yang dimaksud dengan “dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD” meliputi keputusan mengenai penggunaan pekerja. Yang dimaksud dengan “bank umum yang sehat” adalah bank umum di Indonesia yang aman/sehat menurut Yang dimaksud dengan “ramalan” adalah prediksi dan penjelasan yang akan terwujud dalam 6 (enam) bulan ke depan berdasarkan realisasinya. .

Yang dimaksud dengan “lebih besar dari 50% (lima puluh persen)” adalah persentase selisih (gap) yang paling kecil.

Referensi

Dokumen terkait

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan

DAK adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN, yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (3) bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan Urusan

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (1) huruf b, bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang

Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk

Dana Transfer Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf b bersumber dari APBN yang dialokasikan pada Daerah untuk mendanai Kegiatan khusus yang merupakan

DAK adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan