fat
i
Seminar Hasil
Pillow Creative ID
fat
i
Oleh : Kelompok 9
AUDIT SEKTOR PUBLIK:
KASUS DUGAAN SUAP
PEJABAT KEMENDES PDTT DAN AUDITOR BPK
- Ayu Lestari Budiarti (2207653) - Erlin Nisa Alviyah (2207918)
- Rahmada Adristi K (2206142) - Salma Davina Yahya (2210070)
Pemeriksaan Akuntansi PAK 5A
gf
fat
i
Pemeriksaan Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
Kelompok 9
fat
Pemeriksaan Akuntansi
BAB I Pendahuluan
i
LATAR BELAKANG
01
Suci
Audit sektor publik adalah proses sistematis untuk menilai keakuratan laporan keuangan dan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta tata kelola yang baik (Widhianto, 2022). Profesi auditor dipercaya masyarakat karena membantu memastikan lembaga atau perusahaan menjalankan tugasnya secara jujur dan transparan (Nasution dkk., 2019).
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), didirikan pada 1947, memiliki peran vital dalam memeriksa keuangan negara dan memberantas korupsi. BPK bertugas mengevaluasi pengelolaan keuangan negara agar sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Namun, tantangan besar seperti korupsi, termasuk praktik suap, masih menghambat integritas sistem audit. Tingginya kasus korupsi di Indonesia tercermin dari indeks persepsi korupsi yang terus menurun, menunjukkan masalah serius dalam tata kelola publik
re
fat
RUMUSAN MASALAH
BAB I Pendahuluan Pemeriksaan Akuntansi
02
Bagaimana dampak dari kasus ini
terhadap integritas dan transparansi audit sektor publik?
03
Apa jenis audit yang digunakan dalam kasus ini?
01
Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kasus serupa di masa depan?
04
fat
gfr
Apa saja bukti yang tersedia dalam kasus dugaan suap ini?
02
fat
TUJUAN PENELITIAN
cv
Pemeriksaan Akuntansi BAB I Pendahuluan
• Menganalisis jenis audit yang dilakukan dalam kasus dugaan suap di Kemendes PDTT.
• Mengidentifikasi bukti-bukti yang mendukung kasus dugaan suap tersebut.
• Mengevaluasi dampak kasus ini terhadap integritas lembaga audit dan kepercayaan publik.
• Memberikan rekomendasi untuk meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas dalam proses audit sektor publik.
03
MANFAAT PENELITIAN
fat
MANFAAT PENELITIAN
Pemeriksaan Akuntansi BAB I Pendahuluan
Manfaat Teoritis
Menambah literatur dan referensi mengenai audit sektor publik serta dampak praktik suap terhadap transparansi dan akuntabilitas lembaga pemerintah.
Manfaat Praktis
Menyediakan rekomendasi strategis bagi lembaga pemerintah dan auditor dalam mencegah praktik korupsi dan meningkatkan sistem pengendalian internal.
04
yfs
Manfaat Edukatif
Memberikan wawasan kepada mahasiswa, akademisi, dan praktisi mengenai pentingnya integritas dalam proses audit sektor publik.
fat
i
Pemeriksaan Akuntansi Kelompok 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MANFAAT PENELITIAN
fat
Tinjauan pustaka
i
BAB II Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Akuntansi
05 Audit di sektor publik secara teknis
tidak memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan audit di sektor swasta, kecuali dalam hal regulasi pemerintah yang mengaturnya.
Audit pemerintahan menjadi bagian penting dalam penerapan prinsip good governance. Laporan hasil audit memainkan peran kunci dalam komunikasi audit internal, sehingga diperlukan kualitas audit yang memadai dan penyusunan laporan yang terorganisasi dengan baik.
Definisi audit sektor publik
Audit sektor publik difokuskan pada berbagai entitas yang bertugas menyediakan layanan publik dan dibiayai melalui sumber daya negara. Entitas tersebut mencakup pemerintah pusat yang terdiri dari departemen dan badan di bawah eksekutif, pemerintah daerah yang meliputi instansi di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu perusahaan milik negara atau daerah yang beroperasi untuk melayani kepentingan publik.
OBJEK AUDIT SEKTOR PUBLIK
yu
i
fat
Pemeriksaan Akuntansi BAB II Tinjauan Pustaka
KELEMBAGAAN AUDIT SEKTOR PUBLIK JENIS AUDIT SEKTOR PUBLIK
AUDIT KEUANGAN
Audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan tingkat keyakinan yang memadai (reasonable assurance) mengenai apakah laporan keuangan.
AUDIT KINERJA
Audit kinerja (performance audit) dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana keberhasilan kinerja suatu Kementerian atau Lembaga Pemerintah, serta memastikan apakah sasaran kegiatan yang didanai anggaran telah tercapai.
AUDIT INTERNAL
• Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
• Inspektorat Jenderal di Kementrian/Lembaga
• Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten/Kota
AUDIT EKSTERNAL
• Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
• Kantor Akuntan Pulik (KAP) yang ditunjuk
06
PENELITIAN TERDAHULU
AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU
udit dengan tujuan tertentu dilakukan untuk memberikan kesimpulan mengenai aspek spesifik yang diperiksa.
fat
i
STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK
07
Suci
• Standar Umum
• Standar Pekerjaan Lapangan
• Standar Pelaporan
BAB II Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Akuntansi
rt
KEKELIRUAN
DAN KECURANGAN
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
mengelompokkan kecurangan menjadi tiga jenis:
• Kecurangan Laporan Keuangan:
Dilakukan oleh manajemen
melalui salah saji material dalam laporan keuangan, baik terkait aspek keuangan maupun non- keuangan.
• Penyalahgunaan Aset: Meliputi kecurangan yang berkaitan
dengan kas, persediaan, dan aset lainnya.
• Korupsi: Termasuk benturan kepentingan, suap, pemberian hadiah ilegal, dan pemerasan.
fat
KODE ETIK AUDIT SEKTOR PUBLIK
Pemeriksaan Akuntansi
BAB II Tinjauan Pustaka08
i
yf
• Integritas
• Obyektivitas
• Kompetensi dan Kehati-hatian
• Kerahasiaan
• Ketepatan Bertindak
• Standar Teknis dan Profesional
• Panduan Umum Lainnya pada Aturan Etika IAI-KASP: Good Governance, pertentangan
kepentingan, fasilitas dan hadiah
Prosedur AUDIT SEKTOR PUBLIK
• Penerimaan perikatan
• Perencanaan audit
• Pengujian dan pengumpulan bukti audit
• Penyelesaian audit
• Pelaporan audit
fat
OPINI AUDIT SEKTOR PUBLIK
i
BAB II Tinjauan Pustaka
Pemeriksaan Akuntansi
09
Wajar tanpa pengecualian Wajar dengan pengecualian
PERNYATAAN TIDAK
MEMBERIKAN PENDAPAT
op
Jenis-Jenis Opini Audit Menurut PSA 29 SA Seksi 508:
Tidak wajar
fat
SISTEM PENGENDALIAN
i
BAB II Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Akuntansi
09
• Pengawasan oleh DPR RI
• Pemeriksaan oleh BPK
• Pengawasan masyarakat
Aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) meliputi BPKP, Itjen Departemen/Unit Pengawasan LPND, dan Satuan Pengawasan Intern
BUMN/BUMD. Tujuan
pengawasan APIP adalah memastikan kelancaran dan
ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintahan serta
pembangunan, dengan ruang lingkup berupa pemeriksaan operasional dan komprehensif.
PENGENDALIAN NEGARA (EKSTERNAL)
Pengendalian internal pemerintah
op
fat
i
Pemeriksaan Akuntansi
BAB III Analisis Kasus
BAB III
Analisis kasus
i
fat
Kasus dugaan suap : pejabat kemendes pdtt & auditor bpk
Pemeriksaan Akuntansi BAB III Analisis Kasus
10
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah lembaga
negara yang bertugas mengaudit keuangan pemerintah untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap hukum.
Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2006, BPK memeriksa laporan keuangan, termasuk di Kementerian Desa (Kemendes). Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) menjadi hasil audit yang diharapkan. Kasus dugaan suap di Kemendes terungkap berkat laporan masyarakat dan lemahnya pengendalian internal, menyoroti pentingnya pengawasan publik sesuai Keppres No. 42 Tahun 2002 untuk mencegah KKN.
Pemeriksaan BPK
yb
fat
Pemeriksaan Akuntansi
BAB III Analisis Kasus
Analisis kasus
• Integritas – Auditor wajib jujur dan adil, namun suap melanggar prinsip ini.• Objektivitas – Suap mengganggu independensi dan menimbulkan konflik kepentingan.
• SPAP – Pelanggaran standar audit, seperti SA 315, SA 500, dan SA 560, yang mengatur prosedur audit.
• Kode Etik BPK – Melanggar nilai integritas, independensi, dan profesionalisme yang diatur dalam kode etik.
Pelanggaran oleh bpk
Dalam kode etik IAI-KASP, auditor boleh menerima fasilitas yang wajar, seperti transportasi atau konsumsi terbatas. Namun, kasus dugaan suap Rp240 juta oleh pejabat Kemendes kepada auditor BPK bertentangan dengan prinsip kewajaran dan transparansi. Suap ini merusak citra dan integritas BPK di mata publik, menunjukkan pelanggaran akuntabilitas dan pencatatan fasilitas yang diwajibkan. Auditor seharusnya menolak dan melaporkan pemberian mencurigakan untuk menjaga independensi dan kredibilitas audit.
Konteks Suap dalam Audit Sektor Publik
11
ol
i
lp
kl
fat
Ketidakwajaran yang ditemukan
i
BAB III Analisis Kasus Pemeriksaan Akuntansi
10
Hasil audit BPK atas laporan keuangan Kemendes PDTT 2015 memberikan opini WDP, sehingga Kemendes berupaya memperoleh opini WTP pada 2016 melalui suap Rp240 juta kepada auditor. BPK menemukan ketidakwajaran dana honorarium Rp550,47 miliar yang tidak direalisasikan, meskipun tetap menyatakan opini WTP. Temuan ini menunjukkan lemahnya pengendalian internal dan melanggar prinsip transparansi serta akuntabilitas.
Kasus ini menyeret pejabat Kemendes dan auditor BPK ke proses hukum oleh KPK, menyoroti kelemahan pengawasan internal di kedua lembaga. BPK juga membebastugaskan auditor terlibat untuk menjaga integritas. Langkah korektif yang diambil meliputi investigasi KPK, penguatan pengendalian internal, dan penerapan audit berbasis risiko untuk mencegah korupsi di masa depan.
nk
fat
Peran Audit Keuangan
cv
Pemeriksaan Akuntansi BAB III Analisis Kasus
Kasus dugaan suap di Kemendes PDTT menyoroti peran audit keuangan dalam menilai kewajaran laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintah.
Analisis terhadap kasus ini menunjukkan bahwa audit yang dilakukan termasuk jenis audit keuangan, yang fokus pada transparansi dan akurasi penyajian laporan.
Meski opini WTP mencerminkan laporan yang wajar, kasus ini membuktikan bahwa opini tersebut dapat dimanipulasi melalui celah dalam sistem pengawasan dan integritas auditor. Temuan ini menekankan perlunya audit investigatif untuk menindaklanjuti indikasi kecurangan dan memperkuat pengawasan internal maupun eksternal guna mencegah praktik serupa di masa depan.
03
MANFAAT PENELITIAN
fat
Bukti yang tersedia
i
BAB III Analisis Kasus Pemeriksaan Akuntansi
12 ang tunai Rp40 juta di
ruang auditor Ali Sadli dan Rp1,145 miliar serta USD 3.000 di ruang Rochmadi Saptogiri, dengan total komitmen suap Rp240 juta.
fisik
Laporan hasil pemeriksaan (LHP) Kemendes PDTT 2016 dan dokumen temuan keuangan Rp550 miliar yang diduga ditutupi dengan opini WTP.
Pengakuan dari pejabat Kemendes dan auditor BPK terkait penerimaan dan pemberian suap.
Penggeledahan di kantor BPK dan Kemendes PDTT yang menghasilkan
penyegelan beberapa ruangan untuk mengamankan bukti lebih lanjut.
dokumen kesaksian penggeledahan
uj
fat
Simpulan dan saran
BAB III Analisis Kasus Pemeriksaan Akuntansi
02
Kasus ini menyoroti pentingnya integritas dalam audit sektor publik dan kelemahan dalam pengawasan internal dan eksternal.
Suap untuk memperoleh opini WTP menunjukkan perlunya perbaikan sistem pengendalian internal untuk mencegah kejadian serupa. Melalui audit investigatif dan penegakan hukum, tata kelola pemerintahan yang bersih dapat diwujudkan. Kepercayaan publik terhadap lembaga pemeriksa keuangan dapat tergerus jika tidak ada langkah konkret untuk memperkuat integritas
auditor dan transparansi. Oleh karena itu, memperkuat kode etik, pengawasan, dan prosedur audit sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat dan memastikan pengelolaan keuangan negara yang akuntabel.
simpulan
• Reformasi Internal: BPK perlu meningkatkan sistem pengawasan dan akuntabilitas dalam proses audit.
• Kerjasama dengan KPK: Memperkuat kolaborasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penanganan kasus korupsi yang lebih efektif.
• Sosialisasi kepada Publik: Memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai proses audit dan pentingnya peran mereka dalam mengawasi penggunaan anggaran negara.
saran
fat
gfr
Kasus ini menyoroti pentingnya integritas dalam audit sektor publik dan kelemahan dalam pengawasan internal dan eksternal. Suap untuk memperoleh opini WTP menunjukkan perlunya perbaikan sistem pengendalian internal untuk mencegah kejadian serupa. Melalu
fat
i
Oleh : Kelompok 9
TERIMA KASIH
Penutupan Pemeriksaan Akuntansi
FDS