Teknologi Pascapanen Sayur, Buah dan Bunga
Budi Rahardjo Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Gadjah
Mada
Penanganan produk segar (1)
Beberapa jenis hasil pertanian banyak dikonsumsi segar (buah dan sayur).
Proses metabolisme masih berlangsung proses penuan (senescene) masih terjadi proses pematangan (mentah menjadi matang, matang menjadi kelewat matang dan kelewat matang menjadi busuk.
Karena proses respirasi, fisiologi dan penguapan dapat menyebab produk menjadi layu.Penanganan produk segar (2)
Faktor yang menyebabkan umur pendek terutama respirasi, transpirasi dan kelayuan.
Usaha untuk memperpanjang umur simpan adalah memanipulasi respirasi, transpirasi dan kelayuan dengan memodifikasi udara kelilingnya, kelembaban udara dan suhu udara.
Kandungan oksigen dan karbohidratFaktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (1)
Respirasi dan fisiologi pascapanen yaitumasih berlangsungnya metabolisme dalam produk,
Terjadinya proses pematangan, proses pelunakan dan proses penuaan,
Disamping terjadinya penguapan air dari buah,
Dapat menyebabkan produk tambah matang sampai kelewat matang dan layu.
Faktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (2)
Enzimatik yaitu terjadinya reaksi biokimia menyebabkan browning, perubahan warna coklat.
Mikrobiologi dan jamur, produk pertanian mengandund nutrisi yang dibutuhkan oleh kehidupan lain, tempat cocok untuk tumbuhnya mikrobia dan jamur perusak.Faktor Penurun Kualitas Hasil Pertanian (3)
Kerusakan mekanik/memar yaitu akibat benturan dengan permukaan keras sehingga dapat menyebabkan kerusakan permanen dipermukaan, memar atau bonyok.
Transpirasi dan kelayuan, berkurangnya kandungan air dapat menyebabkan tegangan sel produk berkurang, layu, mengurangi kerenyahan dan kenikmatan mengunyah.Respirasi Hasil Pertanian (1)
Respirasi:
C 6 H 12 O 6 + 6O 2 ---> 6CO 2 + 6H 2 O + panas
Dilepas ke udara lingkungan Diambil
dari udara lingkungan Karbohidrat
dari buah
Umur simpan (1)
Umur simpan merupakan kemampuan bahan atau hasil pertanian untuk dapat disimpan dengan kualitas yang layak untuk dikonsumsi.
Kelayakan memang ukuran yang relatif, kelayakan berbeda antar individu, negara, dll.
Umur simpan dapat diklasifikasi pendek (mudah rusak atau perishable), sedang dan panjang (tidak mudah rusak atau durable).Umur simpan (2)
Faktor yang mempengaruhi umur simpan: Genetik
Prapanen
Kemasakan, umur fisiologis
Pemanenan
Penanganan dan perlakuan pasca panen
Penyimpanan
Penyimpanan pengaturan atmosfir (1)
Kandungan udara normal, O2 21%,
N2 79%,
CO2 0,03%
Untuk memperpanjang umur simpan produk segar konsentrasi udara simpan dirubah secara menurunkan O2
meningkatkan CO2
kombinasi keduanya
Penyimpanan pengaturan atmosfir (2)
Pengendalian atmosfir atau kandungan gas udara disekitar produk dibedakan
Modifikasi atmosfir (MA) yaitu dengan modifikasi kandungan gas tertentu pada awal penyimpanan saja.
Modifikasi aktif dengan kemasan pemeabel dan pasif diatur pada awalnya.
Controlled atmosfir (CA) yaitu konsentrasi gas dikendalikan konstan selama penyimpanan.Penyimpanan pengaturan atmosfir (3)
Beberapa jenis peka terhadap konsentrasi oksigen rendah atau peka terhadap konsentrasi gas karbon dioksida tinggi.
Penyimpanan dengan konsentrasi oksigen rendah dapat menyebabkan terjadinya respirasi an-aerobik, respirasi kekurangan oksigen.Tabel 1. Toleransi beberapa sayuran terhadap kadar O2 rendah.
Kadar O2* (%)
Komoditas
0,5 Brokoli (Brassica oleracea L. Grup Italica) Selada (Lactuca sativa L.)
Jamur merang (Agaricus bisporus L.) Bayam (Spinacia oleracea L.)
1,0 Brussels sprouts (Brassica oleracea L.
Gemmifera)
Mentimun (Cucumis sativus L.) Bawang Bombay (Allium cepa L.)
2,0 Kobis (Brassica oleracea L. Grup Capitata)
Bunga kol (Brassica oleracea L. Grup Botrytis) Wortel (Daucus carota L.)
Jagung manis (Zea mays L.) Lombok (Capsicum annum L.)
Tabel 2. Toleransi beberapa sayuran terhadap kadar CO2 tinggi.
Kadar CO2* (%)
Komoditas
1 Bawang Bombay (Allium cepa L.) 2 Selada (Lactuca sativa L.)
3 Tomat (Lycopersicon esculentum L. Mill) 5 Wortel (Daucus carota L.)
Mentimun (Cucumis sativus L.) Lombok (Capsicum annum L.) 7 Buncis (Phaseolus vulgaris L.)
10 Asparagus (Asparagus officinalis L.)
Kobis (Brassica oleracea L. Grup Capitata) Seledri (Apium graveoleus L.)
15 Bayam (Spinacia oleracea L.)
Tabel 3. Perbandingan toleransi sayuran utuh dan potongan segar terhadap kadar CO2 tinggi.
Komoditas
Konsentrasi minimal CO2 (%) terjadi kerusakan
Utuh Potongan Segar Brokoli
Kobis Wortel Selada
Jamur merang Bawang Bombay
15 10 5 2 20
1
9 20 20 10 20 15
Tabel 4. Rekomendasi kondisi CA atau MA selama transport atau penyimpanan sayuran.
Suhu
(oC) % O2 % CO2 Asparagus
Brokoli Kobis
Jagung manis Selada
Jamur merang Tomat (masak hijau)
Tomat (matang
0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 0-5 12-20
8-12
Udara 1-2 3-5 2-4 2-5 Udara
3-5 3-5
5-10 5-10 5-7 10-20
0 10-15
0 0
Pendinginan produk segar (1)
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme, respirasi dan reaksi enzimatis.
Juga akan menurunkan transpirasi dan menekan kehidupan mikrobia serta jamur.
Penyimpanan dengan suhu diatas titik beku dapat memperpanjang umur simpan.
Beberapa produk sayur dan buah tidak tahan suhu dingin (chilling injuri) terutamaTabel 5. Klasifikasi sayuran berdasarkan kepekaan terhadap kerusakan dingin (chilling injury)
Komoditas resisten Komoditas peka Artochoke
Brokoli
Bussels sprouts Kobis
Wortel
Bunga kol
Jagung manis Selada
Buncis
Mentimun Terong
Lombok Kentang Labu
Ubijalar Tomat
Tabel 6. Sayuran yang peka terhadap Chilling Injury
Komoditas Kondisi waktu dan suhu
sampai timbul gejala Kondisi penyimpanan normal
Asparagus Buncis
Mentimun Terung Semangka Kentang Ubijalar Tomat
10 hari; 0oC
3 hari; dibawah 4,5oC 2 hari, dibawah 5oC 3-4 hari; dibawah 5oC 7 hari; 0oC
20 minggu; 0-1,5oC 4-7 hari; 7,5-10oC 6 hari; 0oC
9 hari; 5oC
3 minggu; 1,5-2,5oC 7 hari; 7-10oC
10-14 hari; 7,5-10oC 7-10 hari; 7,5-10oC 14-21 hari; 7,5-10oC 5-8 bulan; 5oC
4-6 bulan; 12,5-15oC Diatas 10-12oC untuk hijau masak
Pendinginan produk segar (2)
Cara pendinginan dapat dilakukan dengan:Pendinginan awal dan penyimpanan dingin.
Pendinginan awal cepat untuk menekan kerusakan.
Ruang pendingin mekanis/ruang es.
Siraman air dingin, air es.
Penguapan air permukaan dengan hembusan udara
Pendinginan dengan tekanan vakum
Pengaturan kelembaban udara (1)
Kehilangan air dapat menyebabkan kelayuan pada sayur dan buah.
Laju kehilangan air dipengaruhi oleh respirasi, tranpirasi dan kelembaban udara (RH) .
RH tinggi (menguntungkan), menurunkan transpirasi, menurunkan kehilangan air dan menunda kelayuan.
RH tinggi merugikan, kondensasi air, pertumbuhan akar dan pertunasan,Tabel 7. Kehilangan air (basis % berat segar) yang masih dapat diterima konsumen.
Komoditas Kehilangan air maksimal (%) Asparagus
Buncis
Brussel sprouts Kobis
Wortel Bunga kol Seledri Mentimun Selada
Bawang Bombay Kentang
Bayam Brokoli
8 5-6
8 7-10
4-8 7 10
5 3-5
10 7 3 4
Pengaturan kelembaban udara (2)
RH optimal 40 – 100%.
Secara alami beberapa jenis buah terdapat lapisan lilin di permukaan.
Lapisan lilin dapat menghambat laju penguapan air.
Lilin lebah (bee wax, lanceng, Jw) dapat digunakan untuk pelapisan buah untuk mengurangi laju penguapan.Pengaturan kelembaban udara (3)
Dengan kemasan plastik berlubang untuk meloloskan uap air berlebih.
Dihindari adanya embun karena dapat tumbuh jamur.
Pengendalian RH dengan larutan jenuh garam dapur.
Dibawah kelembaban jenuh (RH<95%).
Dapat menggunakan beberapa jenis garam teknis dibawah jenuh (RH<80%).Terima kasih