MASA SIMPAN BUAH MANGGIS
KEMALA SYAMNIS AZHAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul
: ”Pengkajian
Bahan Pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang
Masa Simpan Buah Manggis”
adalah benar hasil karya saya sendiri dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Januari 2007
KEMALA SYAMNIS AZHAR
. Pengkajian Bahan pelapis, Kemasan dan Suhu
Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis. Dibimbing
oleh
I WAYAN BUDIASTRA
dan
ROEDHY POERWANTO
.
Manggis (
Garcinia mangostana
L.) merupakan produk hortikultura yang
mempunyai potensi pengembangan yang besar sebagai komoditas ekspor maupun
konsumsi dalam negeri sebagai buah segar. Masalah yang terjadi pada pascapanen
manggis adalah produk mudah mengalami kerusakan akibat
masih
berlangsungnya proses fisiologis seperti respirasi, transpirasi dan produksi etilen.
Teknologi pascapanen untuk memperpanjang masa simpan buah segar antara lain
adalah dengan teknik pengemasan, penggunaan anti mikroba, pengaturan suhu
penyimpanan, penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi, pelapisan lilin,
perlakuan
precooling
dan kombinasinya. Penelitian ini secara umum bertujuan
untuk mempelajari pengaruh bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan
untuk memperpanjang masa simpan buah manggis.
Perlakuan yang diberikan pada buah manggis untuk tahap 1 adalah a)
Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan 1.5%, lilin lebah 6%,
britex wax
dengan
pengenceran 1:4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan plastik yang terdiri dari
tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu penyimpanan yang terdiri
dari suhu 10
0C dan suhu 15
0C. Perlakuan yang diberikan pada buah manggis
untuk tahap 2 adalah a) Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan 1.5%, lilin lebah
6%,
britex wax
dengan pengenceran 1:4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan
plastik yang terdiri dari tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu
penyimpanan yang terdiri dari suhu 10
0C, suhu 15
0C dan suhu ruang. Buah
manggis yang dipanen pada umur 105 hari setelah bunga mekar disortasi dengan
visualisasi warna kulit kuning kemerahan kemudian dibersihkan dan ditimbang
untuk mengetahui bobot awal. Setelah itu, buah manggis dicelupkan ke dalam
bahan pelapis selama 60 detik dan ditiriskan lalu disimpan sesuai dengan
perlakuan. Selanjutnya diamati laju respirasi dan perubahan mutu buah manggis
sela ma penyimpanan.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor. Sebagian atau seluruhnya dalam bentuk
MASA SIMPAN BUAH MANGGIS
KEMALA SYAMNIS AZHAR
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Pascapanen
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NRP
: F 051040151
Program Studi : Teknologi Pascapanen
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr.
Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc.
Ketua
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Teknologi Pascapanen
Dr. Ir. I. Wayan Budiastra, M.Agr
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah :
Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan dan
Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis
.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Ir. I Wayan
Budiastra, M.Agr. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. sebagai
komisi pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan
saran-saran sejak awal penelitian hingga karya ilmiah ini selesai, serta kepada Bapak
Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. sebagai penguji luar komisi. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Bogor yang telah
memberikan bantuan dana sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terima
kasih kepada Bapak Sulyaden dan keluarga yang telah sangat banyak membantu
selama penelitian.
Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayahanda
Syamsu Azhar dan Ibunda Djarnis Darin tercinta, terkasih dan tersayang atas
semua pengorbanan, kesabaran, doa juga kasih sayangnya. Terima kasih kepada
Uda icap, Uda adhe, adikku Riri, dan semua keluarga yang telah memberikan aku
motivasi dan doanya. Kepada teman-teman TPP 04 (Enniku, Asri, Kak Yani, Ibu
Rina, Teh Effi, Pak Ismail, Adnan, Bayu, Mba Anna, Tc), TPP 05 (Uni Dewi,
Faida, Nuni, Eci, Tika, Ubay), TPP 06, TEP 03, TEP 04, TEP 05, Rahmi
Holinesti, Cecil, Lubis, Nety dan semua pihak yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian. Terima kasih.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan.
Bogor, Januari 2007
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 1981 dari ayahanda
Syamsu Azhar dan ibunda Djarnis Darin sebagai anak ke tiga dari empat
bersaudara.
Penulis lulus sebagai Sarjana Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik
Pertanian di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada April 2004.
Pendidikan lanjutan ditempuh pada sekolah Pasca Sarjana di Institut Pertanian
Halaman
DAFTAR TABEL
...
ix
DAFTAR GAMBAR
...
x
DAFTAR LAMPIRAN
...
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...
1
Tujuan ...
3
Manfaat ...
3
Hipotesis ...
3
TINJAUAN PUSTAKA
Manggis ...
4
Panen Buah Manggis ...
5
Fisiologi Pascapanen Manggis ...
6
Bahan Pelapis, Penyimpanan Dingin dan Film Kemasan ...
8
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ...
12
Bahan dan Alat ...
12
Prosedur Penelitian ...
12
Rancangan Percobaan ...
14
Pengamatan dan Pengukuran ...
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tahap Pertama ...
20
Penelitian Tahap Kedua ...
26
SIMPULAN DAN SARAN
...
54
DAFTAR PUSTAKA
...
55
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram alir penelitian tahap pertama ... 13
2 Diagram alir penelitian tahap kedua ... 14
3 Laju respirasi buah manggis pada berbagai suhu penyimpanan ... 21
4 Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 10
0C .. 24
5 Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 15
0C... 24
6 Laju perubahan susut bobot buah manggis selama penyimpanan ... 27
7 Warna kulit buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) ... 31
8 Warna kelopak buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) ... 33
9 Laju perubahan kekerasan kulit buah manggis selama penyimpanan. ... 35
10 Laju perubahan kekerasan daging buah manggis selama penyimpanan. ... 38
11 Laju perubahan total padatan terlarut daging
buah manggis selama penyimpanan ... . 40
12 Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan. ... 44
MASA SIMPAN BUAH MANGGIS
KEMALA SYAMNIS AZHAR
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul
: ”Pengkajian
Bahan Pelapis, Kemasan dan Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang
Masa Simpan Buah Manggis”
adalah benar hasil karya saya sendiri dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum pernah dipublikasikan kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Bogor, Januari 2007
KEMALA SYAMNIS AZHAR
. Pengkajian Bahan pelapis, Kemasan dan Suhu
Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis. Dibimbing
oleh
I WAYAN BUDIASTRA
dan
ROEDHY POERWANTO
.
Manggis (
Garcinia mangostana
L.) merupakan produk hortikultura yang
mempunyai potensi pengembangan yang besar sebagai komoditas ekspor maupun
konsumsi dalam negeri sebagai buah segar. Masalah yang terjadi pada pascapanen
manggis adalah produk mudah mengalami kerusakan akibat
masih
berlangsungnya proses fisiologis seperti respirasi, transpirasi dan produksi etilen.
Teknologi pascapanen untuk memperpanjang masa simpan buah segar antara lain
adalah dengan teknik pengemasan, penggunaan anti mikroba, pengaturan suhu
penyimpanan, penyimpanan dengan atmosfer termodifikasi, pelapisan lilin,
perlakuan
precooling
dan kombinasinya. Penelitian ini secara umum bertujuan
untuk mempelajari pengaruh bahan pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan
untuk memperpanjang masa simpan buah manggis.
Perlakuan yang diberikan pada buah manggis untuk tahap 1 adalah a)
Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan 1.5%, lilin lebah 6%,
britex wax
dengan
pengenceran 1:4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan plastik yang terdiri dari
tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu penyimpanan yang terdiri
dari suhu 10
0C dan suhu 15
0C. Perlakuan yang diberikan pada buah manggis
untuk tahap 2 adalah a) Bahan pelapis yang terdiri dari kitosan 1.5%, lilin lebah
6%,
britex wax
dengan pengenceran 1:4 dan tanpa bahan pelapis, b) Kemasan
plastik yang terdiri dari tanpa dikemas plastik dan dikemas plastik PE, c) Suhu
penyimpanan yang terdiri dari suhu 10
0C, suhu 15
0C dan suhu ruang. Buah
manggis yang dipanen pada umur 105 hari setelah bunga mekar disortasi dengan
visualisasi warna kulit kuning kemerahan kemudian dibersihkan dan ditimbang
untuk mengetahui bobot awal. Setelah itu, buah manggis dicelupkan ke dalam
bahan pelapis selama 60 detik dan ditiriskan lalu disimpan sesuai dengan
perlakuan. Selanjutnya diamati laju respirasi dan perubahan mutu buah manggis
sela ma penyimpanan.
© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
Institut Pertanian Bogor. Sebagian atau seluruhnya dalam bentuk
MASA SIMPAN BUAH MANGGIS
KEMALA SYAMNIS AZHAR
Tesis
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Teknologi Pascapanen
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
NRP
: F 051040151
Program Studi : Teknologi Pascapanen
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. I Wayan Budiastra, M.Agr.
Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc.
Ketua
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Dekan Sekolah Pascasarjana
Teknologi Pascapanen
Dr. Ir. I. Wayan Budiastra, M.Agr
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian ini adalah :
Pengkajian Bahan Pelapis, Kemasan dan
Suhu Penyimpanan Untuk Memperpanjang Masa Simpan Buah Manggis
.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Ir. I Wayan
Budiastra, M.Agr. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, M.Sc. sebagai
komisi pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan dan
saran-saran sejak awal penelitian hingga karya ilmiah ini selesai, serta kepada Bapak
Dr. Ir. Usman Ahmad, M.Agr. sebagai penguji luar komisi. Terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) Bogor yang telah
memberikan bantuan dana sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Terima
kasih kepada Bapak Sulyaden dan keluarga yang telah sangat banyak membantu
selama penelitian.
Terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Ayahanda
Syamsu Azhar dan Ibunda Djarnis Darin tercinta, terkasih dan tersayang atas
semua pengorbanan, kesabaran, doa juga kasih sayangnya. Terima kasih kepada
Uda icap, Uda adhe, adikku Riri, dan semua keluarga yang telah memberikan aku
motivasi dan doanya. Kepada teman-teman TPP 04 (Enniku, Asri, Kak Yani, Ibu
Rina, Teh Effi, Pak Ismail, Adnan, Bayu, Mba Anna, Tc), TPP 05 (Uni Dewi,
Faida, Nuni, Eci, Tika, Ubay), TPP 06, TEP 03, TEP 04, TEP 05, Rahmi
Holinesti, Cecil, Lubis, Nety dan semua pihak yang telah banyak membantu
penulis selama penelitian. Terima kasih.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
pengetahuan.
Bogor, Januari 2007
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 16 Oktober 1981 dari ayahanda
Syamsu Azhar dan ibunda Djarnis Darin sebagai anak ke tiga dari empat
bersaudara.
Penulis lulus sebagai Sarjana Teknologi Pertanian, Program Studi Teknik
Pertanian di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat pada April 2004.
Pendidikan lanjutan ditempuh pada sekolah Pasca Sarjana di Institut Pertanian
Halaman
DAFTAR TABEL
...
ix
DAFTAR GAMBAR
...
x
DAFTAR LAMPIRAN
...
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ...
1
Tujuan ...
3
Manfaat ...
3
Hipotesis ...
3
TINJAUAN PUSTAKA
Manggis ...
4
Panen Buah Manggis ...
5
Fisiologi Pascapanen Manggis ...
6
Bahan Pelapis, Penyimpanan Dingin dan Film Kemasan ...
8
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ...
12
Bahan dan Alat ...
12
Prosedur Penelitian ...
12
Rancangan Percobaan ...
14
Pengamatan dan Pengukuran ...
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian Tahap Pertama ...
20
Penelitian Tahap Kedua ...
26
SIMPULAN DAN SARAN
...
54
DAFTAR PUSTAKA
...
55
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Diagram alir penelitian tahap pertama ... 13
2 Diagram alir penelitian tahap kedua ... 14
3 Laju respirasi buah manggis pada berbagai suhu penyimpanan ... 21
4 Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 10
0C .. 24
5 Laju perubahan susut bobot buah manggis pada suhu penyimpanan 15
0C... 24
6 Laju perubahan susut bobot buah manggis selama penyimpanan ... 27
7 Warna kulit buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) ... 31
8 Warna kelopak buah manggis pada awal (a) dan akhir penyimpanan (b) ... 33
9 Laju perubahan kekerasan kulit buah manggis selama penyimpanan. ... 35
10 Laju perubahan kekerasan daging buah manggis selama penyimpanan. ... 38
11 Laju perubahan total padatan terlarut daging
buah manggis selama penyimpanan ... . 40
12 Laju perubahan kadar air daging buah manggis selama penyimpanan. ... 44
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Kandungan gizi buah manggis setiap 100 g bahan segar ... 5
2 Permeabilitas beberapa jenis kemasan untuk pengemasan produk segar ... 10
3 Perubahan variabel L a b warna kulit buah manggis ... 29
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Analisis Sidik Ragam Laju Respirasi ... 58
2 Uji Lanjut Laju Respirasi ...……….. 62
3 Analisis Sidik Ragam Susut Bobot ……… 63
4 Uji Lanjut Susut Bobot ……….. 65
5 Analisis Sidik Ragam Susut Bobot ……… 66
6 Uji Lanjut Susut Bobot ……….. 67
7 Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (a) Buah Manggis ... 68
8 Analisis Sidik Ragam Warna Kulit (b) Buah Manggis ... 70
9 Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (a) Buah Manggis ………... 72
10 Analisis Sidik Ragam Warna Kelopak (b) Buah Manggis ………... 75
11 Analisis Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis ... 77
12 Uji Lanjut Kekerasan Kulit Buah Manggis ... 78
13 Analisis Sidik Ragam Kekerasan Daging Buah Manggis ... 79
14 Uji Lanjut Kekerasan Daging Buah Manggis ... 80
15 Analisis Sidik Ragam Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis ... 81
16 Uji Lanjut Total Padatan Terlarut Daging Buah Manggis ... 82
17 Analisis Sidik Ragam Kadar Air Daging Buah Manggis ... 83
18 Uji Lanjut Kadar Air Daging Buah Manggis ... 85
19 Analisis Sidik Ragam Total Asam Daging Buah Manggis ………... 87
20 Uji Lanjut Total Asam Daging Buah Manggis ... 88
21 Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis ... 90
22 Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kulit Buah Manggis ... 90
23 Sidik Ragam Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis ... 91
24 Uji Organoleptik Warna dan Kesegaran Kelopak Buah Manggis ... 91
25 Sidik Ragam Kekerasan Kulit Buah Manggis ... 92
26 Uji Organoleptik Kekerasan Kulit Buah Manggis ... 92
27 Sidik Ragam Warna Daging Buah Manggis ... 93
28 Uji Organoleptik Warna Daging Buah Manggis ... 93
29 Sidik Ragam Rasa Manis Daging Buah Manggis ... 94
31 Sidik Ragam Rasa Asam Daging Buah Manggis ... 95
32 Uji Organoleptik Rasa Asam Daging Buah Manggis ... 95
33 Perubahan warna kulit buah manggis secara visual selama penyimpanan .. 96
Latar Belakang
Manggis (
Garcinia mangostana
L.) merupakan produk hortikultura yang
mempunyai potensi pengembangan yang besar di pasar lokal maupun ekspor.
Volume ekspor terbaik yang dihasilkan oleh buah manggis terjadi pada tahun
2003 yaitu sebesar 9.3 ribu ton, untuk kemudian turun di kisaran 3 ribu ton di
tahun 2004 (BPS, 2005).
Penanganan pasca panen yang belum tepat merupakan salah satu
penyebab sebagian manggis Indonesia mempunyai mutu rendah dan tidak
diterima konsumen khususnya luar negeri. Menurut Poerwanto (2002), dari
keseluruhan produksi manggis di Indonesia, diperkirakan hanya 20-30% yang
dapat di ekspor.
Faktor penyebab rendahnya mutu manggis Indonesia antara lain
pemanenan saat buah masih muda, pemanenan lewat matang, adanya getah
kuning yang mengotori kulit terutama bila dipanen terlalu muda, lecet pada kulit
dan tangkai buah, pengerasan kulit buah serta adanya getah kuning pada daging
buah (Satuhu,1999). Masalah utama yang terjadi pada manggis adalah produk
yang mudah menga lami kerusakan akibat masih berlangsungnya proses fisiologis
seperti respirasi, transpirasi dan produksi etilen.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan pasca panen buah manggis
diperlukan cara penanganan pasca panen yang tepat, sehingga kehilangan dapat
ditekan serendah mungkin. Penanganan pasca panen yang baik dapat
memperpanjang ketahanan simpan dan mutu buah segar dalam waktu yang cuk up
lama. Untuk memperoleh ketahanan simpan yang lebih panjang dan mengurangi
susut bobot selama penyimpanan dan transportasi dilakukan beberapa teknik
penyimpanan dengan suhu rendah yang dikombinasikan dengan teknik
penanganan pasca panen lain.
Beberapa cara penanganan pascapanen manggis segar yang dapat
memperpanjang ketahanan simpan dan mutunya adalah teknik pengemasan,
atmosfer termodifikasi, pelapisan lilin, penggunaan zat antitranspiran, perlakuan
precooling
dan kombinasi berbagai cara tersebut.
Menurut Budiastra (2000), penanganan pascapanen manggis dimulai dari
panen di kebun petani sampai siap dikirim ke luar negeri yang meliputi kegiatan
panen,
precooling
, pengangkutan, perlakuan, sortasi, pemutuan, penggolongan
berdasarkan ukuran, pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan ke tujuan
ekspor.
Pemberian lapisan lilin penting, khususnya bila terdapat luka-luka dan
goresan-goresan kecil pada pemukaan buah dan sayuran. Kerusakan-kerusakan itu
dapat ditutup oleh lapisan lilin. Pelilinan juga akan memberikan penampakan buah
yang lebih menarik. Di tempat-tempat yang tidak terdapat fasilitas pendingin,
pemberian lapisan lilin merupakan salah satu cara yang dikembangkan untuk
memperpanjang ketahanan simpan buah-buahan dan sayuran segar (Dalal
et al
.
1971).
Secara alami buah-buahan dan sayuran telah memiliki selaput lilin di
permukaan luar, dimana pada sel-sel kulit luar buah terjadi pengendapan kutikula
dan lilin secara terus- menerus (Pantastico, 1986). Namun sebagian besar hilang
karena pencucian atau penanganan. Dengan demikian diperlukan suatu lapisan
lilin yang diharapkan dapat menggantikan selaput lilin alamiah tersebut.
Rosmani (1975) mengemukakan bahwa pelapisan dengan lilin mempunyai
fungsi utama sebagai pelindung terhadap kehilangan air yang terlalu banyak dari
komoditi sebagai akibat penguapan dan mengatur kebutuhan oksigen untuk
respirasi seoptimal mungkin, karena lapisan yang terlalu tebal dapat
mengakibatkan terjadinya reaksi anaerob sehingga buah menjadi asam dan busuk.
Penggunaan lilin sebagai bahan pelapis menpunyai syarat-syarat sebagai
berikut : tidak mempengaruhi bau dan flavor bahan, mudah kering dan tidak
lengket, tidak mudah pecah, mengkilap dan licin, tidak bersifat racun, mudah
diperoleh dan murah harganya (Anonim, 1977).
Bahan pelapis lain yang mempunyai prospek yang baik adalah kitosan
yang diperoleh dari khitin setelah mengalami deasetilasi (menghilangkan gugus
bersifat mudah mengalami degradasi secara biologis, tidak beracun, mempunyai
berat molekul tinggi dan tidak larut pada pH 6.5 (Anonymous, 1987)
Pada penelitian ini akan digunakan tiga jenis bahan pelapis yaitu kitosan,
lilin lebah dan lilin komersil yang di kombinasikan penggunaan kemasan plastik
PE dan penggunaan suhu rendah.
Tujuan
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mempelajari pengaruh bahan
pelapis, kemasan dan suhu penyimpanan untuk memperpanjang masa simpan
buah manggis.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1.
Mempelajari perubahan mutu buah manggis yang telah diberikan
perlakuan selama penyimpanan.
2.
Mengetahui masa simpan buah manggis yang telah diberikan perlakuan
selama penyimpanan.
Manfaat
Menghasikan teknologi yang dapat mempertahankan mutu dan
memperpanjang masa simpan buah manggis dengan perlakuan pelapisan,
pengemasan dan pengaturan suhu.
Hipotesis
1.
Perlakuan bahan pelapis kitosan, lilin lebah dan
britex wax
dapat
mempertahankan mutu dan memperpanjang masa simpan dari buah
manggis selama penyimpanan.
2.
Perlakuan kemasan plastik PE dapat mempertahankan mutu dan
memperpanjang masa simpan dari buah manggis selama penyimpanan.
3.
Perlakuan suhu rendah dapat mempertahankan mutu dan memperpanjang
Manggis
Manggis termasuk tanaman tahunan (prennial) yang masa hidupnya dapat
mencapai puluhan tahun. Manggis tidak membutuhkan iklim dan lahan spesifik.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika pada dataran rendah (<
800 m dpl) basah. Suhu udara yang ideal antara 25-35
0C dengan kelembaban
udara lebih dari 80%. Curah hujan minimum adalah 1250 mm/tahun. Tanaman
manggis tumbuh baik pada tanah lempung berliat sampai lempung berpasir
dengan pH 5-7, mengandung bahan organik tinggi, solum dalam dan drainase baik
(Poerwanto, 2002). Manggis mempunyai kulit buah yang tebal, mudah dipecah,
buahnya berdaging dan mempunyai rasa manis mengandung keasaman
(Pantastico
et al
. 1986).
Buah manggis berbentuk bulat dengan diameter sekitar 6 cm dan berat per
buah sekitar 125 gram, kulit buahnya tebal berwarna ungu muda sampai ungu
kemerahan bila sudah matang (Saptarini
et al
. 1990). Buah yang masih muda
banyak mengandung getah yang berwarna kuning, semakin tua umur buah
semakin berkurang getahnya, dan akan sama sekali tidak bergetah selama matang
penuh (Satuhu
et al
. 1993). Di bagian dalam terdapat daging buah manggis
sebanyak 4 hingga 7 buah dengan ukuran yang berbeda (Martin, 1980). Dari
taksonominya manggis diklasifikasikan pada divisi
Spermatophyta
, klas
Angiospermae
, subklas
Dicotyledonae
, ordo
Thalamiflora
, dan famili
Guttiferae
(Rukmana, 1993). Buah yang dipanen terlalu muda mengandung banyak getah
berwarna kunig yang menempel pada permukaan kulit sehingga penampakan buah
menjadi kurang menarik. Luka pada kulit dan tangkai buah akibat pemanenan
akan mengakibatkan turunya mutu buah.
Komponen kimia buah manggis yang menonjol adalah air ya itu 83.0% dan
karbohidrat 15%. Kalori yang dihasilkan oleh 100 gram daging buah manggis
yang dapat dimakan adalah 63 kilo kalori. Kandungan protein dan lemaknya
sangat rendah, demikian pula kandungan vitamin- vitaminnya. Karena komposisi
vitamin yang potensial. Komposisi kimia dan nilai gizi buah manggis dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan gizi buah manggis setiap 100 g bahan segar
Kandungan gizi Komposisi
Kalori (kkal)
63.00
Protein (g)
0.60
Lemak (g)
0.60
Karbohidrat (g)
15.60
Kalsium (mg)
8.00
Fosfor (mg)
12.00
Zat besi (mg)
0.80
Vitamin B1 (mg)
0.03
Vitamin C (mg)
2.00
Air (g)
83.00
Bagian yang dapat dimakan (%)
29.00
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI (1990).
Panen Buah Manggis
Dalam proses kematangan, buah manggis memerlukan waktu lebih kurang
13-14 minggu, yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna kulit buah.
Menurut Pantastico (1989) tanda kematangan yaitu apabila ada perubahan pada
warna kulit buah. Untuk menentukan waktu panen dapat dilakukan dengan
beberapa cara :
a.
Secara visual, dengan melihat warna kulit dan ukuran buah, adanya sisa
tangkai putik, mengeringnya tepi daun tua dan mengeringnya tubuh
tanaman.
b.
Secara fisik, dilihat dari mudah tidaknya buah terlepas dari tangkai dan
berat jenisnya.
c.
Secara analisis kimia, kandungan zat padat, zat asam, perbandingan zat
padat dengan asam dan kandungan zat pati.
d.
Secara perhitungan, jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya
dengan tanggal berbunga dan unit panas.
Panen buah manggis dapat dilakukan pada beberapa tingkat ketuaan sesuai
dengan kebutuhan. Tingkat ketuaan panen pada buah manggis sangat berpengaruh
terhadap mutu dan umur simpan. Direktorat Tanaman Buah (2002), menyebutkan
bahwa standar warna dari berbagai tingkat kematangan buah manggis dinyatakan
dengan indeks kematangan, dengan warna kulit buah pada indeks 0 kuning,
kehijauan, indeks 1 hijau kekuningan, indeks 2 kuning kemerahan dengan bercak
merah, indeks 3 merah kecoklatan, indeks 4 merah keunguan, indeks 5 ungu
kemerahan dan indeks 6 ungu kehitaman. Buah manggis yang telah dipanen perlu
penanganan lebih lanjut agar dapat bertahan lebih lama. Penanganan umum yang
dilakukan untuk manggis adalah sortasi, grading, perlakuan kimia, pengemasan,
precooling
, pengangkutan dan panyimpanan. Satuhu (1999), buah manggis yang
dipanen pada tingkat ketuaan 106 -110 HSBM (50%-100% warna kulitnya ungu
merah kehitaman) produksinya getahnya berkurang, tekstur buahnya lunak dan
daya simpannya singkat. Buah dengan tingkat ketuaan demikian tidak dapat
diterima untuk ekspor.
Fisiologi Pasca Panen Buah Manggis
Buah dan sayuran setelah dipanen akan tetap melakukan proses
metabolisme yang menyababkan terjadinya perubahan fisik dan kimia. Selama
proses pematangan, buah mengalami beberapa perubahan nyata secara fisik
maupun kimia yang umumnya terdiri dari perubahan warna, tekstur, bau, tekanan
turgor sel, zat pati, protein, senyawa turunan fenol dan asam-asam organik.
Menurut Pantastico (1989), Perubahan kekerasan tergolong perubahan
fisik pada buah-buahan. Tekstur kulit buah tergantung pada ketegangan, ukuran,
bentuk dan keterikatan sel-sel, adanya jaringan penunjang dan susunan
tanamannya. Ketegangan disebabkan oleh tekanan isi sel pada dinding sel, dan
bergantung pada konsentrasi zat-zat osmotik aktif dalam vakuola, permeabilitas
protoplasma dan elastisitas dinding sel. Terjadinya difusi yang terus- menerus
meningkatkan jenjang energi sel dan mengakibatkan meningkatnya tekanan yang
mendorong sitoplasma ke dinding sel, dan menyebabkan sel menjadi tegang.
Pengerasan kulit buah manggis sehingga sulit dibuka kemungkinan
disebabkan oleh dehidrasi yang tinggi di permukaan kulit atau terjadi kerusakan
selama penyimpanan, buah manggis akan mengalami perubahan warna kulit buah.
Perubahan warna kulit buah manggis merupakan salah satu parameter kematangan
buah manggis. Hasil penelitian Suyanti
et al
. 1999 menunjukkan buah manggis
yang dipanen dengan warna kulit buah hijau dengan setitik noda ungu (104
HSBM), warna kulit buahnya berubah dengan cepat menjadi 10 - 25% ungu
kemerahan dalam satu hari pada penyimpanan suhu 25
0C, RH 60 - 70% dan
menjadi 100% ungu kemerahan setelah 6 hari penyimpanan.
Kesegaran sepal buah sangat berpengaruh terhadap penilaian mutu
manggis selama penyimpanan. Buah manggis segar warna sepalnya hijau segar
kemudian berubah menjadi coklat setelah tidak segar. Suyanti
et al
. 1999
mengemukakan bahwa buah manggis yang dipanen dengan warna kulit buah hijau
dengan setitik warna ungu (104 HSBM) kesegaran sepal dapat bertahan sampai 6
hari penyimpanan.
Perubahan keasaman buah selama penyimpanan dapat berbeda-beda sesuai
dengan tingkat kematangan buah dan tingginya suhu penyimpanan. Suyanti
et a.
1999, pola perubahan kandungan asam pada manggis sama dengan pola
perubahan kandungan asam pada pisang tanduk, Raja sere, Barangan, Mangga
gedong, nenas Subang.
Padatan terlarut total menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada
suatu produk (Winarno dan Aman, 1981). Peningkatan kandungan TPT hanya
terjadi pada buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan berwarna hijau
dengan bercak ungu. Buah manggis yang dipanen pada tingkat ketuaan lainnya,
kandungan TPT cenderung menurun. Meningkatnya kandungan TPT pada
manggis dengan tingkat ketuaan buah dengan kulit hijau dan bercak ungu
disebabkan terjadinya degradasi pati menjadi glukosa.
Air merupakan bagian terbesar dari daging buah manggis. Semakin tua
buah manggis, semakin tinggi kandungan airnya. Kandungan air pada buah juga
meningkat selama penyimpanan (Suyanti
et al
. 1999). Selama penyimpanan
terjadi pula perubahan kadar air pada kulit buah manggis. Kadar air kulit buah
manggis secara umum mengalami penurunan seiring dengan lamanya umur
Bahan Pelapis, Penyimpanan Dingin dan Film Kemasan
Bahan pelapis atau pelapis
edible
adalah lapisan tipis yang terbuat dari
bahan yang bisa dimakan, digunakan di atas atau di antara produk pangan, dan
berfungsi sebagai
barrier
dalam perpindahan panas, uap air, O
2dan CO
2atau
sebagai pembawa bahan tambahan makanan seperti zat antimikrobial dan
antioksidan (Mc Hugh dan Krocha, 1994).
Pelapis
edible
juga merupakan lapisan tipis yang dapat dimakan yang
digunakan pada makanan dengan cara pembungkusan, pencelupan, penyemprotan
untuk memberikan penahanan yang selektif terhadap perpindahan gas, uap air dan
bahan terlarut serta perlindungan terhadap kerusakan mekanis. Pelapis
edibel
ini
biasanya langsung digunakan dan dibentuk di atas permukaan produk seperti buah
dan sayur untuk meningkatkan produk (Gennadios dan Weller, 1990).
Metode penggunaan bahan pelapis pada buah dan sayuran menurut Grant
dan Burns (1994), dapat berupa pencelupan (
dip aplication
), pembuihan (
foam
aplication
), penyemprotan (
spray
aplication
), penetesan (
drip
aplication
) dan
penetesan terkendali (
controlled
drip
aplication
). Cara aplikasi tergantung pada
jumlah, ukuran, sifat produk dan hasil yang diinginkan.
Mekanisme pelapisan lilin adalah menutupi pori-pori buah-buahan dan
sayuran yang sangat banyak. Dengan pelapisan lilin, pori-pori dapat ditutup
sebanyak lebih kurang 50%, sehingga dapat mengurangi kehilangan air,
memperlambat proses fisiologis dan mengurangi keaktifan enzim-enzim
pernapasan (Setiasih, 1999).
Menurut Winarno (1981), lilin lebah merupakan hasil sekresi dari lebah
madu (
Apis
mellifica
). Madu dapat diekstrak dengan menggunakan dua cara, yaitu
sistem sentrifugal dan pengepresan. Madu yang diekstrak dengan sentrifugal sisir
madu akan tetap utuh sehingga dapat digunakan lagi, sedangkan ekstrasi madu
menggunakan sisir madu yang ditekan atau dipres, sisir akan hancur. Sisir yang
hancur dapat dibuat lilin atau bibit bahan sarang baru. Hasil sisa pengepresan ini,
kemudian dicuci dan dikeringkan, lalu dipanaskan sehingga menjadi lilin atau
malam.
Lilin ini berwarna putih, kuning, sampai coklat, dengan titik cair 62.8-70
0