Evaluasi Tengah Semester 2023
MK : Rekayasa Lalu Lintas dan Perkerasan Jalan
Nama : Bayu Anggoro Sekti NRP : 2035221016
Nama Dosen :
1. Amalia Firdaus Mawardi, S.T., M.T.
2. Ir. Rachmad Basuki, M.T.
Topik yang akan dibahas:
Pekerjaan Survei Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
Pekerjaan Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
Pekerjaan Rekayasa Lalu Lintas
Pekerjaan Uji Bahan Jalan
Pekerjaan Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan
1
2 3 4
5
Pengetahuan Pekerjaan Perkerasan Berbutir, Pekerjaan Perkerasan Aspal (Flexible Pavement) dan Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)
6
7
Pelaksanaan K3 dalam pekerjaan perkerasan jalanSurvai pendahuluan atau reconnaissance survey adalah survai yang dilakukan pada awal pekerjaan dilokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian teknis dan bahan untuk pekerjaan selanjutnya. Sebelum Survey
pendahuluan dilaksanakan, terlebih dahulu tim survey harus menyiapkan dan mempelajari data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada antara lain:
a. Informasi terkait fungsi jalan yang akan dibangun;
b. Peta kontur dasar;
c. Peta geologi, untuk keperluan identifikasi kondisi batuan;
d. Peta fungsi kawasan hutan;
e. dokumen studi-studi terdahulu (jika ada), seperti studi kelayakan atau studi lingkungan;
f. as built drawing di lokasi yang bersangkutan dari pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada)
Sasaran Survey Pendahuluan atau Reconnaissance Survey atau Preliminary Survey adalah Melakukan survey pendahuluan yang terdiri dari:
a. Pengumpulan informasi menyangkut fungsi dan kelas jalan, termasuk data sekunder dari berbagai sumber yang relevan, untuk menetapkan survey detail berikutnya yang diperlukan;
b. Inventarisasi lokasi rencana jembatan, gorong – gorong dan bangunan pelengkap lainnya;
c. Inventarisasi kondisi geologi batuan;
d. Inventarisasi terhadap fungsi kawasan hutan dan tata guna lahan lingkup masterplan.
e. Inventarisasi alur air dan kebutuhan Drainase;
f. Inventarisasi informasi terkait titik-titik genagan dan Banjir
1. Pekerjaan Survei Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
2. Pekerjaan Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
• Pengertian : Pengumpulan data adalah pekerjaan yang sangat menantang yang membutuhkan perencanaan yang matang, kerja yang tekun, pemahaman, tekad dan lebih banyak lagi untuk memiliki kapasitas untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
Pengumpulan data dimulai dengan mencari tahu jenis data apa yang dibutuhkan, diikuti dengan pengumpulan sampel dari bagian tertentu dari populasi.
• Sumber data primer adalah tes populasi tempat mengumpulkan informasi. Fase awal dalam proses ini adalah menentukan populasi target
• Sumber data sekunder dibagi menjadi sumber internal maupun
eksternal. Sumber dalam menggabungkan data yang ada dan
disimpan di organisasi. Data eksternal mengacu pada data yang
dikumpulkan oleh individu atau asosiasi lain dari lingkungan luar
asosiasi.
3. Pekerjaan Rekayasa Lalulintas
• Pengertian Rekayasa Lalulintas Adalah Perencanaan, pengadaan, pemasangan dan pemel i haraan rambu-rabu, marka jalan, alat pemberi isyarat lalulintas, alat pengendali dan pengaman
pemakai jalan
• Tujuan Rekayasa Lalulintas
1. Melakukan pengendalian lalu lintas
2. Menghitung jumlah kendaraan moda angkutan 3. Membagi rute perjalanan
4. Mengoptimalkan manajemen lalu lintas
• Jenis-jenis Survey yang dilakukan
a. Inventarisasi jaringan jalan dan fasilitas jalan yang ada b. Survey geometrik jalan dan persimpangan
c. Survey arus lalu lintas (Volume, komposisi)
d. Survey kecepatan, tundaan, jarak kepala, dan gap e. Survey pejalan kaki
f. Survey terminal g. Survey asal tujuan h. Survey kecelakaan
i. Survey polusi udara akibat kendaraan (tingkat kebisingan dan pencemaran udara)
• Fungsi Klasifikasi Lalulintas
a.Membuat design geometrik jaringan jalan dan persimpangan b. Menentukan kapasitas dan tingkat pelayanan jaringan jalan c. Merencanakan tebal perkerasan jalan
d. Evaluasi angkutan umum dan barang
e. Penerapan manajemen pengendalian terhadap lingkungan, seperti : kebisingan, asap dan getaran
f. Menghitung biaya operasi kendaraan umum
4. Pekerjaan Uji Bahan Jalan
• Pengertian : lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti
• Bahan Dasar
Agregat diartikan sebagai bahan untuk konstruksi yang keras bila dicampurkan dengan massa konglomer membentuk beton, mastic atau bahan adukan lain.
• Agregat Kasar
harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang bersih, kering, kuat, awet dan bebas dari bahan lain yang mengganggu serta memenuhi persyaratan:
1. Kehalusan pada 500 putaran maksimum 40%
2. Kelekatan dengan aspal minimum 95%
3. Jumlah berat butiran tertahan saringan no.4 yang mempunyai paling sedikit dua bidang pecah (visual) minimum 50% (untuk kerikil pecah)
4. Indeks kepipihan/kelonjongan butiran tertahan 9,5 mm atau 3/8” maksimum 25%
5. Penyerapan air maksimum 3% 6. Berat jenis curah (Bulk) minimum 2,5 7. Bagian lunak maksimum 5%
• Agregat Halus
harus terdiri dari bahan-bahan yang berbidang kasar, bersudut tajam dan bersih dari kotoran atau bahan lain yang mengganggu. Agregat Halus harus terdiri dari pasir alam atau pasir buatan atau gabungan dari bahanbahan tersebut dan dalam keadaan kering. Agregat halus harus memenuhi persyaratan: 1. Nilai Sand Equivalent Minimum 50 2. Berat Jenis curah (bulk) minimum 2,5 3. Peresapan agregat terhadap air maksimum 3% 4.
Pemeriksaan Atterberg limit harus menunjukkan bahan adalah non plastis.
• Bahan pengisi
Bahan pengisi terdiri dari abu batu, abu batu kapur, semen (PC) atau bahan non plastis lainnya. Bahan pengisi harus kering dan bebas dari bahan lain yang mengganggu dan apabila dilakukan pemeriksaan analisa saringan secara basah, harus memenuhi gradasi sebagai berikut:
4. Pekerjaan Uji Bahan Jalan
• Aspal
Aspal adalah bahan perekat yang berwarna coklat tua sampai hitam dengan kandungan utama hidro karbon; aspal dapat terjadi secara alamiah atau hasil dari penyulingan minyak bumi. Aspal semen adalah aspal yang khusus dipersiapkan dengan konsistensi dan kualitas tertentu.
• Berdasarkan penggunaannya, aspal dibagi dalam beberapa jenis, antara lain:
I. Aspal keras (Asphalt Cement /AC) adalah suatu jenis aspal minyak yang merupakan residu hasil destilasi minyak bumi pada keadaan hampa udara, yang pada suhu normal dan tekanan atmosfir berbentuk padat, aspal keras biasa dikelompokkan berdasarkan kekerasan yang disebut penetrasi. Terdapat beberapa persyaratan aspal keras, antara lain: 1. Berasal dari hasil minyak bumi 2.
Mempunyai sifat sejenis 3. Kadar parafin tidak melebihi 7% 4. Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175 °C
• Aspal Cair Aspal cair adalah aspal minyak yang pada suhu normal dan tekanan atmosfir berbentuk cair, terdiri dari aspal keras yang diencerkan dengan bahan pelarut. Terdapat beberapa persyaratan aspal cair, antara lain: Kadar paraffin tidak lebih dari 2%, Tidak mengandung air dan jika dipakai tidak menunjukkan pemisahan atau penggumpalan Aspal cair dikelompokkan berdasarkan pengencernya, yaitu:
1. Bila ditambahkan benzeen dinamakan Rapid Curing (RC)
2. Bila ditambahkan kerosene dinamakan Medium Curing (MC) 3. Bila ditambahkan minyak berat dinamakan Slow Curing (SC)
• Aspal Emulsi
Aspal Emulsi adalah suatu jenis aspal yang terdiri dari aspal keras, air dan bahan pengemulsi dimana pada suhu normal dan tekanan atmosfir berbentuk cair. Aspal emulsi dikelompokkan sebagai berikut: 1. Emulsi Cathionic, terdiri dari aspal keras, air dan larutan basa sehingga akan bermuatan positif (+) 2. Emulsi Anionic, terdiri dari Aspal keras, air, dan larutan asam, sehingga bermuatan negatif (-)
4. Pekerjaan Uji Bahan Jalan
5. Pekerjaan Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan
Pengertian Pekerjaan Perencanaan Bangunan Pelengkap Jalan adalah semua yang mencakup bagian jalan dan terdapat beberapa kriteria sebagai pertimbangan untuk mengoptimalkan keselamatan pengguna jalan termasuk rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat penerangan jalan, alat pengendali dan pengaman jalan.
Perlengkapan jalan merupakan parameter tingkat kenyamanan dan keamanaan jalan, adapun perlengkapan jalan menurut UU No. 22 Tahun 2009 yaitu sebagai berikut:
a. Rambu lalu lintas. Rambu- rambu lalu lintas adalah perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka dan sebagai peringatan larangan, perintah atau petunjuk bagi penguna jalan.
b. Marka jalan. Marka jalan adalah peralatan atau tanda di atas permukaan jalan yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang berguna untuk mengarahkan arus lalu lintas dan membatasi daerah di lalu lintas.
c. Alat pemberi isyarat lalu lintas. Alat pemberi isyarat lalu lintas adalah perangkat peralatan teknis yang mengunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang atau kendaraan di persimpangan pada ruas jalan.
d. Alat penerangan jalan. Alat penerangan jalan merupakan bagian dari pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau dipasang di kiri atau kanan jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk persimpangan, jalan layang, jembatan dan jalan bawah tanah.
e. Alat pengendali dan pengaman pengguna jalan. Alat pengendali dan pengaman pengguna jalan adalah bagian dari perlengkapan jalan yang dipasang untuk mengendalikan pengguna jalan agar tidak keluar dari badan jalan dan memberikan keamanan bagi pengguna jalan
6. Pengetahuan Pekerjaan Perkerasan Berbutir, Pekerjaan Perkerasan Aspal (Flexible Pavement) dan Perkerasan Beton Semen (Rigid Pavement)
• Pekerjaan perkerasan berbutir adalah pekerjaan yang terdiri dari bahan agregat yang telat dipilih dari sumber bahan yang telah disetujui sesuai dengan spesifikasi teknik. Jenisnya ada lapis pondasi agregat kelas A, B, dan C
• Pekerjaan Perkerasan Aspal : Pekerjaan ini meliputi pelaburan aspal pada lokasi perkerasan yang luasnya kecil menggunakan baik aspal panas maupun aspal emulsi untuk menutup retak, mencegah pelepasan butiran agregat, memelihara tambalan atau menambal lubang agar kedap air, memelihara perkerasan lama yang mengalami penuaan atau untuk tujuan lainnya.
• Pekerjaan Perkerasan Beton atau Rigid pavement merupakan jenis perkerasan yang bahan pengikatnya adalah semen, dan bahan baku utamanya agregat atau sering disebut juga sebagai jalan beton, itulah kenapa perkerasan ini disebut perkerasan kaku, karena memiliki tingkat kekuatan yang relatif cukup tinggi
Pekerjaan perkerasan berbutir
Perkerasan Aspal
Perkerasan Beton
7. Pelaksanaan K3 dalam pekerjaan perkerasan jalan
• Pelaksanaan K3 adalah upaya dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di jalan raya yang tidak hanya disebabkan oleh faktor kondisi kendaraan maupun pengemudi, namun disebabkan pula oleh banyak faktor lain.
• Faktor-faktor lain tersebut meliputi kondisi alam, desain ruas jalan
(alinyemen vertikal atau horizontal), jarak pandang kendaraan,
kondisi perkerasan, kelengkapan rambu atau petunjuk jalan,
pengaruh budaya dan pendidikan masyarakat sekitar jalan, dan
peraturan atau kebijakan tingkat lokal yang berlaku dapat secara
tidak langsung memicu terjadinya kecelakaan di jalan raya.
• Pelaksanaan K3 dalam pekerjaan perkerasan jalan dapat ditentukan melalui tingkat kerusakan jalan. salah satunya idenfikasi kerusakan jalan yaitu kegiatan pemeriksaan kerusakan jalan meliputi tipe-tipe kerusakan dengan kategori kerusakannya. Sehingga dapat mengetahui penyebab yang berpotensi menimbulkan kecelakaan serta mengevaluasi hasil dari pemeriksaan pada kerusakan jalan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
• Kerusakan Struktur Perkerasan Jalan dengan Metode PCI, Perkerasan jalan adalah bagian struktur jalan yang terdiri dari susunan atau lapisan yang terletak pada tanah dasar. Perkerasan jalan harus kuat untuk menahan dan menyebarkan beban lalu lintas diatasnya. syarat lainnya seperti harus kedap air, permukaan mudah mengalirkan air serta mempunyai ketebalan cukup, permukaan jalan tidak bergelombang, tidak melendut, tidak berlubang, cukup kaku dan dapat menahan gaya gesekan atau keausan terhadap roda-roda kendaraan.
• Pavement Condition Index (PCI) adalah tingkatan kondisi permukaan struktur perkerasan dan ukuran yang ditinjau dari fungsi daya guna yang mengacu pada kondisi dan kerusakan permukaan struktur perkerasan jalan. PCI merupakan indeks numerik yang nilainya berkisar dari 0 sampai 100. Nilai 0 menunjukkan struktur struktur perkerasan dalam kondisi sangat rusak dan nilai 100 menunjukkan struktur perkerasan jalan masih sempurna.
• Metode PCI, parameter kerusakan struktur perkerasan jalan terdapat 3 faktor utama yaitu : a. Tipe kerusakan.
b. Tingkat keparahan kerusakan.
c. Jumlah atau kerapatan kerusakan.
7. Pelaksanaan K3 dalam pekerjaan perkerasan jalan
TERIMA
KASIH