• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPT STUDI CROSSECTIONAL

N/A
N/A
sandraharianis 880099

Academic year: 2023

Membagikan "PPT STUDI CROSSECTIONAL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI CROSSECTIONAL

SANDRA HARIANIS

(2)

PENGANTAR

Studi Potong Lintang (cross-sectional study) atau studi transversal paling sering dikerjakan di bidang kedkteran walaupun yang paling lemah diantara penelitian epidemiologik/kedokteran/kesehatan

lainnya

Mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan mengamati penyakit dan paparan secara serentak pada individu-individu di populasi tunggal pada satu saat/ periode tertentu

Peneliti memotret pada suatu titik/periode tertentu Disebut juga sebagai studi prevalens

(3)

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR

Penyakit terjadi karena interaksi dinamik antara organisme,

agent, dan lingkungan (bisa juga dari internal organisme tersebut)

Kajian epidemiologi memusatkan pada:

Penyakit atau efek

Faktor risiko

Agent ppenyakit

Pada tingkat individual dikenal 2 macam faktor risiko:

Faktor Risiko Instrinsik

Faktor Risiko ekstrinsik

(4)

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR

Faktor risiko instrinsik : berupa suseptivilitas (kepekaan) individu terhadap penyakit. Ini dipengaruhi oleh genetik dan lingkungan

Contoh faktor risiko instrinsik:

Berkaitan dengan genetik (samar atau jelas)  ras negroid rentan kena Tb dari pada ras kaukasoid

Faktor jenis kelamin dan usia

Faktor-faktor anatomi dan faali tertentu  kulit lebih tahan infeksi tetapi rentang trauma fisik

Faktor nutrisi  kurang gizi mudah kena penyakit infeksi dan over weight meningkatkan risiko serebro vaskolar (faktor predileksi)

(5)

BEBERAPA PENGERTIAN DASAR

Faktor ekstrinsik (faktor lingkungan) yang memudahkan individu terjangkit suatu penyakit

Berdasarkan wujud keadaannya faktor ini dapat berupa keadaan fisik, kimiawi, biologik, psikologik, maupun sosial budaya

Ada dua mekanisme faktor ekstrinsik mempengaruhi keterjangkitan individu oleh penyakit yaitu:

Meningkatkan suseptibilitas individu

Mempengaruhi atau exposure agen penyakit

(6)

AGEN

Faktor risiko harus dibedakan dari agen penyakit

Agen penyakit: substansi, organisme, atau kondisi lingkungaan yang beraksi secara langsung pada indvidusehingga individu jatuh sakit

Agen ini merupakan faktor yang harus ada untuk terjadinya penyakit (causa prima)

Pada beberapa penyakit agen bersifat tunggal sedangkan pada penyakit lain agen bersifat ganda (lebih dari satu)

(7)

SKEMA HUBUNGAN ANTARA AGEN, FAKTOR RISIKO DAN ORGANISME

Agen Organis

me Sakit

Kepekaan Eksternal Internal

Faktor

Risiko

(8)

APLIKASI METODOLOGI DARI FAKTOR RISIKO DALAM PENELITIAN

 Efek

selalu merupakan variabel tergantung

Faktor risiko dapat merupakan:

Variabel bebas

Variabel pendahulu

Variabel prakondisi

Covariat

Dalam penelitian crossectional /epidemiologik yang lain dinamika korelalsi antara faktor risiko efek perlu diperhatikan terutama dalam pengembangan rancanagan, pemilihan subjek, pengelompokkan

subjek, sampai analisis hasilnya

(9)

CARA PELAKSANAAN STUDI CROSS-SECTIONAL

Variabel-variabel yang termasuk faktor risiko termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama

Tip subjek hanya diobservasi satu kali saja

Faktor risiko dan efek diukur menurut keadaan atau status

waktu diobservasi

(10)

LANGKAH-LANGKAH STUDI CROSS-SECTIONAL

Mengidentifikasi variable-variable peneltiian

Menetapkan subjek penelitian

Melakukan observasi atau pengukuran faktor risiko dan efek Sekaligus pada saat yang sama

Melakukan analisis korelasi atau perbedaan proporsi antar kelompok –kelompok hasil observasi

(11)

SETTING STUDI CROSS-SECTIONAL

Sample (Populas

i)

Exposed

Kasus Kasus Non

Exposed Non

Kasus

Kasus Non

(12)

Hubungan antara faktor risiko dan faktor efek adalah risiko relatif (RR)

Ada dua macam risiko yaitu risiko absolut Dan Risiko Relatif

RISIKO ABSOLUT (RA)  Nilainya 0 s/d 1

RA

RA = 0  tidak ada kasus

RA = 1  Semua subjek menjadi sakit

 

(13)

RISIKO RELATIF (RR

)  Nilainya 0 s/d ~ (nol sampai tak terhingga)

Lebih bersifat informatif karena dikaitkan dengan exposure faktor risiko tertentu, dan sekaligus dibandingkan dengan kelompok non exposure.

Nilainya:

RR < 1 = “Faktor Risiko” merupakan faktor yang menguntungkan  mencegah terjadinya efek/penyakit

RR = 1 = “Faktor risiko” tidak adapengaruhnya atau netral  tidak ada hubungan

RR > 1 = benar-benar sebagai faktor risiko  ada hubungan antara faktor riisko dengan penyakit / efek

Besarnya faktor risiko pada studi cross-sectional dicerminkan dengan angka rasio prevalensi (prevalence ratio, PR)

(14)

Rasio Prevalensi

(Prevalence Ratio, RP) adlaah subjek dengan efek positif (prevalensi penyakit) pada semua subjek dengan faktor

risiko dibagi jumlah subjek dengan efek positif pada semua subjek dengan

faktor risiko negaitf

RP

 

D (Efek) D – (Efek -)

E (faktor

risiko) a b

E – (Faktor

Risiko -) c d

(15)

UJI KEMAKSNAAN STATISTIK Analisis Statistik untuk Tabel 2X2 dengan Uji Chi –Kuadrat / Chi -Square

Status keterpap aran

Sakit

(D) Tak Sakit (D-)

Jumlah

Terpapar

(E) a b H1

Tak

Terpapr (E-)

c d H2

Jumlah V1 V2 T

Chi Square

Nilai Chi square > 3,84 artinya p value , 0,05 (jika alpha di tetapkan 0,05 untuk menolak hipotesis nol)

Jika pada sel ada nilai

prediktif < 5 maka pakai nilai Fisher Exact Tes

 

(16)

PERTIMBANGAN STUDI POTONG LINTANG/

CROSS-SECTIONAL

Evaluasi program kesehatan

Keterbatasan biaya, tenaga, dan waktu

Untuk memprediksi pengaruh paparam

terhadap akibat

(17)

KEUNTUNGAN STUDI CROSS-SECTIONAL

Mudah dan murah, serta cepat  tidak perlu melakukan follow-up

Dapat meneliti sekaligus banyak faktor/ variable

Peneltii “tidak memaksa” subjek untuk mengalami faktor

yang di prediksi merugikan kesehatan (faktor risiko)

(18)

KELEMAHAN STUDI CROSS-SECTIONAL

Dibutuhkan subjek penelitian yang besar terutama jika variabel yang diteliti banyak

Tidak bisa untuk inferensial kausal. Tidak dapat menejlaskan perkembangan penyakit secara lebih akurat

Faktor risiko kadang-kadang sulit diukur secara akurat Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan

Kesimpulan korelasi lemah jika dibandingkan studi analitik

Terjadi bias waktu  tidak tahu mana yang lebih dahulu terjadi antara paparan dan akibat

(19)

TERIMAKASIH

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar perkuliahan Metodologi Penelitian dapat meningkatkan

Materi pokok dalam mata kuliah ini, yaitu (1) prinsip-prinsip penggunaan bahan ajar kimia dalam pembelajaran kimia; (2) jenis-jenis bahan ajar; (3) instrumen penilaian bahan ajar;

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) mengembangkan bahan ajar dengan menyusun 6 (enam) bab bahan ajar untuk 6 (enam) kali pertemuan tatap

mengembangkan produk awal, yaitu mengembangkan bahan ajar ekonomi, (4) uji ahli dengan mengujicobakan bahan ajar kepada dua dosen dan guru bidang studi Ekonomi,

Bertolak dari permasalahan tersebut tujuan penelitian ini secara umum adalah terbentuknya bahan ajar menulis makalah dan laporan penelitian pada Program Studi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar perkuliahan Metodologi Penelitian dapat meningkatkan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: 1 mengembangkan bahan ajar dengan menyusun 6 enam bab bahan ajar untuk 6 enam kali pertemuan tatap muka, 2

MK HARI/ TGL WAKTU TANDA TANGAN DOSEN PERTEMUAN PROGRAM STUDI MATA AJAR BEBAN STUDI KOORDINATOR MATA KULIAH SEMESTER / ANGKT BAHAN KAJIAN / POKOK BAHASAN NAMA DOSEN 2.Konseling