• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIK TERKINI PENGELOLAAN WAKAF DI PERGURUAN TINGGI

N/A
N/A
Azuma Furqani Ramadanta

Academic year: 2023

Membagikan "PRAKTIK TERKINI PENGELOLAAN WAKAF DI PERGURUAN TINGGI"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTIK TERKINI PENGELOLAAN WAKAF DI PERGURUAN TINGGI

Bab 6. Wakaf Sumber Air: Dari Zaman Nabi hingga Masa Kini

Islam sebagai agama paripurna dengan dua sumber pokoknya, yakni al-Quran dan as-Sunnah merupakan suatu agama yang lengkap, universal, dan berlaku sepanjang zaman dan tempat. Islam juga sarat dengan muatan nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidup (the way of life)bagi umat manusia di dunia dan di akhirat. Kesempurnaan Islam bisa dilihat ketika islam berbicara tentang hubungan antara makhluk dengan sang khalik (hubungan vertikal) dan hubungan antara sesama manusia (hubungan horizontal), sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial antara yang satu dengan yang lainnya dalam komunitas kehidupan masyarakat diantaranya diwujudkan dengan amalan wakaf.

Gambaran kegiatan wakaf pada masa dahulu dapat kita lihat jelas sejak masa awal penyiaran dan perkembangan Islam di Indonesia. Pada masa awal penyiaran dan perkembangan Islam di Indonesia wakaf hanya diperuntukkan untuk pembangunan sarana penunjang kegiatan dakwah berupa tempat ibadah. Pada saat itu, kegiatan wakaf yang ada dimasyarakat hanya berorientasi pada bentuk wakaf dan bangunan seperti untuk pembangunan masjid, musholla, langgar, sekolah, pondok pesantren, madrasah, yayasan, panti asuhan dan pekuburan. Bentuk kegiatan wakaf yang semacam ini berlangusng sangat lama dan relatif hampir sama diseluruh wilayah Indonesia. Keberadaan bangunanbangunan tersebut pada masa itu memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat banyak karena pemerintah belum mampu menyediakan fasilitas-fasilitas tersebut. Perkembangan ekonomi sosial masyarakat yang begitu pesat saat ini menuntut masyarakat terhadap aset wakaf yang tidak hanya memberikan manfaat dalam hal peribadatan tetapi juga kesejahteraan masyarakat, tidak hanya yang bersifat tradisional-konsumtif tetapi juga yang bersifat modern-produktif. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu konsep yang disebut dengan konsep revitalisasi wakaf.

Secara bahasa wakaf berasal dari kata al-waqf (wakaf), al-habs (menahan), dan at-tasbil (berderma untuk sabilillah). Kata wakaf adalah bentuk masdar dari ungkapanwaqfu asysyai’ yang berarti menahan sesuatu1. Sedangkan menurut istilah, kata tersebut didefinisikan sebagai suatu tindakan penahanan dari penggunaan dan penyerahan aset dimana

1Abdurrahman Kasdi, Fiqih Wakaf (Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif), (Yogyakarta: Idea Press, 1994), hlm. 5

(2)

seseorang dapat memanfaatkan atau menggunakan hasilnya untuk tujuan amal, sepanjang barang tersebut masih ada2.

Menurut ulama Syafi’iyah, dalam kitab Tahrir al-Faz at-Tanbih, Imam Nawawi yang bermadzhab Syafi’i mendefinisikan wakaf sebagai: “Penahanan harta yang bisa dimanfaatkan dengan tetap menjaga keutuhan barangnya, terlepas dari campur tangan wakif atau lainnya, dan hasilnya disalurkan untuk kebaikan semata-mata dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.” Definisi ini mempertegas terlepasnya harta dari kepemilikan wakif, terlepas dari campur tangan wakif atau lainnya, dan hasilnya disalurkan demi kebaikan semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Adapun ulama dari Madzhab Syafi’i menjelaskan sebagai berikut: 1) Menurut Ibn Hajar al-Haitami, wakaf adalah menahan harta yang dimanfaatkan dengan menjaga keutuhan harta tersebut, dengan memutus kepemilikan barang dari pemiliknya untuk hal-hal yang dibolehkan. 2) Menurut Al-Minawi, wakaf adalah menahan harta benda yang dimiliki dan menyalurkan manfaatnya dengan tetap menjaga pokok barang dan keabadiaanya yang berasal dari para dermawan atau pihak umum selain dari harta maksiat semata-mata karena ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT. 3) Sedangan menurut Al-Qalyubi menerangkan bahwa wakaf adalah menahan harta yang bisa diambil manfaatnya dengan menjaga bentuk aslinya untuk disalurkan kepada jalan yang dibolehkan3.

Azyumardi Azra menyebutkan bahwa wakaf terbukti telah memainkan peranan yang signifikan dalam pertumbuhan masyarakat Islam dunia. Hal tersebut terbukti dengan semakin berkembangnya sektor pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan dan kebudayaan.

Sebagai contoh, pada masa kekuasaan Daulah Abbasiyah dan Kekaisaran Turki Usmani, telah berkembang wakaf untuk membiayai pendidikan seperti untuk membangun madrasah dan menyediakan beasiswa4. Pada abad ke-10 M, di Iran Selatan telah dibangun jembatan, penginapan murah, dan rumah sakit. Sementara itu di penghujung abad ke-10 M (tahun 991-993 M), di kota Baghdad didirikan perpustakaan ternama yang didedikasikan untuk kepentingan penelitian, perkuliahan, dan pengajaran. Menurut George Makdisi, pada abad ke-11 M, wakaf telah menghidupi pendidikan dan memiliki orientasi keagamaan dalam masyarakat Islam di kota Baghdad5.

5 Syed Khalid Rashid, Awqaf Experiences in South Asia (India: Institute of Objective Studies, 2001).

4Pascale Gazaleh, Held in Trust: Waqf in the Islamic World (Cairo: The American University Press, 2011).

3Abdurrahman Kasdi, Fiqih Wakaf (Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif), (Yogyakarta: Idea Press, 1994), hlm. 11-12

2Muhammad Nafik Ryandoko dan Bashlul Hazami, Peran dan Implementasi Wakaf dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, (Jurnal Inferensia, Vol. 10, No. 1, Juni 2016), hlm. 242

(3)

Wakaf menurut undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang wakaf, ditetapkan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan atau menyerakan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuannya guna keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syari’ah. Definisi wakaf ini mengandung dua hal yaitu, pihak yang mewakafkan langsung disebut wakif tanpa memperinci pihak yang mewakafkan apakah perorangan, kelompok perorangan atau badan hukum dan durasi wakaf, dalam PP No. 28 tahun 1977 dan KHI ditetapkan bahwa wakaf bersifat mu’abbad (abadi, selamanya, atau langgeng), benda yang diwakafkan tidak dapat ditarik kembali karena bukan lagi menjadi milik wakif, melainkan milik umum. Adapun dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 terdapat ketentuan secara eksplisit yang menyatakan bahwa benda wakaf dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu.

Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 terdapat pengakuan terhadap wakaf mu’aqqat (jangka waktu tertentu)6. Wakaf juga bertujuan untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi, memenuhi kebutuhan dasar, dan memastikan akses yang adil terhadap sumber daya dan layanan. Dasar hukum wakaf dalam Islam ditemukan dalam Al-Quran yang tertuang dalam Surah Al-Baqarah [2]: 267-273.

Dasar hukum yang digunakan terkait wakaf bersumber dari Al-Quran dan Sunah Nabi (hadis). Dalam Al-Quran tidak disebutkan secara jelas tentang wakaf akan tetapi menggunakan istilah sedekah/infak secara umum. Sebagaimana firman Allah sebagai berikut:

Q.S. Al-Baqarah (2) : 261

ُﻞَﺜَﻣ

َﻦﯾِﺬﱠﻟا

َنﻮُﻘِﻔْﻨُﯾ

ْﻢُﮭَﻟاَﻮْﻣَأ

ِﻞﯿِﺒَﺳ ﻲِﻓ

ِﻞَﺜَﻤَﻛ ِ ﱠﷲ

ٍﺔﱠﺒَﺣ

ْﺖَﺘَﺒْﻧَأ

َﻊْﺒَﺳ

َﻞِﺑﺎَﻨَﺳ ﻲِﻓ

ٍﺔَﻠُﺒْﻨُﺳ ﱢﻞُﻛ

ُﺔَﺋﺎِﻣ

ٍﺔﱠﺒَﺣ

ۗ

ُ ﱠﷲَو

ُﻒِﻋﺎَﻀُﯾ

ْﻦَﻤِﻟ

ُءﺎَﺸَﯾ

ۗ ُ ﱠﷲَو

ٌﻊِﺳاَو

ٌﻢﯿِﻠَﻋ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.

Q.S. Ali-Imran (3) : 92

ْﻦَﻟ اﻮُﻟﺎَﻨَﺗ ﱠﺮِﺒْﻟا

ٰﻰﱠﺘَﺣ اﻮُﻘِﻔْﻨُﺗ ﺎﱠﻤِﻣ

َنﻮﱡﺒِﺤُﺗ

ۚ ﺎَﻣَو اﻮُﻘِﻔْﻨُﺗ

ْﻦِﻣ

ٍء ْﻲَﺷ ﱠنِﺈَﻓ

ِﮫِﺑ َ ﱠﷲ

ٌﻢﯿِﻠَﻋ

6Abdurrahman Kasdi, Fiqih Wakaf (Dari Wakaf Klasik Hingga Wakaf Produktif), (Yogyakarta: Idea Press, 1994), hlm. 18-19

(4)

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

Dalam Hadis, kata wakaf disebutkan dengan jelas dan merupakan instrumen dana sosial Islam untuk meningkatkan kemaslahatan umat. Adapun dalil dalam hadis nabi yang sangat masyhur. Dari Ibnu Umar Radhiallahu’anhu, ia berkata, “Umar radhiallahu’anhu mendapat jatah sebidang tanah di Khaibar kemudian ia menghadap Nabi shalallahu’alaihi wassalam untuk meminta pendapat beliau. Umar berkata, “Wahai Rasulullah, aku mendapatkan jatah tanah di Khaibar dan aku belum pernah mendapatkan harta yang lebih berharga daripada tanah tersebut. Beliau bersabda, “Jika kamu mau, kamu boleh wakafkan tanahnya dan menyedekahkan hasilnya.” Maka Umar pun menyedekahkan hasilnya dengan syarat tanahnya tidak boleh dijual, tidak diwariskan, dan tidak pula dihibahkan. Adapun hasilnya ia sedekahkan kepada fakir miskin, fi sabilillah, kepada ibnu sabil, dan tamu.

Adapun orang yang mengelola tanah tersebut tidak mengapa memakan hasilnya sesuai dengan kebutuhan dan memberi makan kepada teman dengan syarat tidak menyimpannya (Muttafaqqun‘Alaih).

Wakaf adalah amalan dahsyat banyak manfaat, pahalanya deras mengalir tanpa henti.

Itulah kalimat yang terambil dari sebuah hadist yang diriwayatkan oleh muslim yang artinya

“apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalnya, kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, atau Ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakannya”.

Pada masa Rasulullah Saw dan Khulafa‟ur Rasyidin, masyarakat Islam pada waktu itu masih miskin, namun semangat utuk wakaf sungguh sangat luar biasa. Misalnya Abu Bakar mewakafkan 2/3 hartanya untuk perjuangan Islam. Sahabat Umar mewakafkan sebidang tanah yang didapatkannya dari orang Yahudi di Madinah, meskipun beliau baru saja berhijroh dari makkah ke madinah dan meninggalkan semua harta dan kekayaannya di makkah7.

Hasan bin Ali menceritakan bahwa ketika ayahnya meninggal dunia, tiada meninggalkan warisan apapun, kecuali uang sebesar 700 dirham yang hendak digunakan untuk membeli pembantu (budak). Khalifah Umar menginstruksikan pembangunan Masjid dari tanah wakaf di daerah-daerah yang sudah menjadi Islam. Bahkan Umar sendiri melakukan perluasan Masjidil Haram dengan membeli beberapa rumah disekitarnya dan

7Nur Faizin Muhith, Dahsyatnya Wakaf, (Surakarta: Al - Qudwah Publishing, 2013) hlm. 105

(5)

memasukkan ke dalam bagian Masjidil Haram. Islam yang datang dengan mengajak melakukan segala bentuk kebaikan inilah yang menyebabkan cepatnya perkembangan umat Islam pada masa Rasulullah dan masa Khulafaur Rosyidin. Hal tersebut kita lihat dari firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 272:

َﺲْﯿﱠﻟ

َﻚْﯿَﻠَﻋ

ْﻢُﮭٰ َﺪُھ ﱠﻦِﻜَٰﻟَو

َ ﱠ ٱ ىِﺪْﮭَﯾ ﻦَﻣ

ُءﺂَﺸَﯾ

ۗ ﺎَﻣَو

۟اﻮُﻘِﻔﻨُﺗ

ٍﺮْﯿَﺧ ْﻦِﻣ

ْﻢُﻜِﺴُﻔﻧَ ِﻸَﻓ

ۚ ﺎَﻣَو

َنﻮُﻘِﻔﻨُﺗ ﱠﻻِإ

َءﺂَﻐِﺘْﺑٱ

ِﮫ ْﺟَو

ِ ﱠ ٱ

ۚ ﺎَﻣَو

۟اﻮُﻘِﻔﻨُﺗ

ٍﺮْﯿَﺧ ْﻦِﻣ ﱠفَﻮُﯾ

ْﻢُﻜْﯿَﻟِإ

ْﻢُﺘﻧَأَو

َنﻮُﻤَﻠْﻈُﺗ َﻻ

“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).”

Dengan mendalami salah satunya ayat di atas, Rasulullah dan sahabat di akhir hayatnya tidak banyak meninggalkan warisan dan hampir semua kekayaannya diberikan di jalan Allah dan diwakafkan. Dengan wakaf Islam begitu cepat berkembang di mana wakaf digunakan untuk keperluan tempat ibadah dan ekonomi umat.

Masa Khalifah Bani Umayyah luas wilayah Umat Islam berlipat-lipat. Pada masa Al-Wakhid bin Abdul Malik di mulailah wakaf di bidang kesehatan yaitu pembangunan rumah sakit. Di samping itu wakaf digunakan untuk pengembangan sarana dan prasarana ibadah serta kepentingan sosial seperti membangun jalan, penggalian sumur air bersih yang disalurkan ke masjid, gaji penghafal Al-Qur’an, pembangunan masjid yang megah dan pembangunan asrama bagi pendatang.

Pada masa Ummayah, tepatnya masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik, Lembaga wakaf pertama kali didirikan dengan menugaskan Taubah Ibn Numari (Qadli di mesir) untuk menangani masalah wakaf bagi fakir miskin. Disamping itu Universitas Al-Azhar di Cairo Mesir besar dan ternama sampai sekarang ini, karena wakaf8.

Masa pemerintahan Bani Abasiyah yang merupakan masa kejayaan Islam, peran wakaf sungguh sangat signikan. Wakaf digunakan untuk membangun rumah sakit, gaji dokter, pelayanan kesehatan gratis, pengembangan Ilmu dan Pendidikan, membangun madrasah dan perguruan tinggi, memperkuat bidang militer, pembangunan perpustakaan

8Nur Faizin Muhith, Dahsyatnya Wakaf, (Surakarta: Al - Qudwah Publishing, 2013)

(6)

dekat masjid dan hotel serta penginapan. dari uraian diatas jelas bahwa wakaf memiliki peran yang penting dalam pengembangan dan kejayaan Islam pada masa lalu sampai sekarang ini.

Pengembangan wakaf di Indonesia tampaknya telah dimulai sejak Islam pertama kali datang ke Nusantara, terutama setelah terbentuknya kerajaan-kerajaan Islam. Namun, kegiatan wakaf mulai menonjol sekitar abad ke-15 dan awal abad ke-16 Masehi9. Praktek wakaf di masa ini baru sebatas wakaf benda tidak bergerak dan diperuntukkan untuk kepentingan pembangunan fisik seperti masjid, mushalla, pesantren, kuburan, dan lain-lain.

Salah satu dari berbagai permasalahan rumit yang dihadapi oleh Indonesia adalah krisis air bersih. Kesulitan dalam memperoleh air bersih ini tidak hanya muncul saat musim kemarau (periode kekeringan), tetapi juga ketika penduduk terpaksa menggunakan air yang tidak bersih untuk kebutuhan harian mereka. Situasi yang mengkhawatirkan ini sering terjadi di kota-kota besar dan beberapa wilayah terpencil seperti Nusa Tenggara Timur dan daerah lainnya.

Bahkan, berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia pada tahun 2006, setengah dari populasi Indonesia (1:2) kehilangan kemampuan untuk mengakses air bersih. Akibatnya, situasi ini akan berpengaruh pada kesejahteraan dan aktivitas masyarakat yang menjadi sangat terbatas.

Karenanya, kini mulai digalakkan sebuah program bantuan air bersih, baik yang diasosiasi oleh pemerintah, perusahaan, ataupun organisasi/komunitas nirlaba. Sumber air diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu objek sedekah dan wakaf yang kehadirannya dapat membantu kehidupan masyarakat dan memberdayakannya. Dalam Fiqih Islam, dijelaskan bahwa selain tanah dan bangunan, sumber air juga bisa dijadikan sebagai benda wakaf yang sah.

Sumber air juga bisa dijadikan sebagai benda wakaf yang sah, selain tanah dan bangunan10. Namun sering disalahartikan bahwa air yang menjadi benda wakaf. Padahal sumber airnya yang menjadi benda wakaf. Hal ini karena air tergolong sesuatu yang bisa habis (dikonsumsi) sehingga tidak bisa dijadikan sebagai benda wakaf. Berbeda dengan sumur atau sumber air yang bisa senantiasa mengalir dan memberi manfaat. Dalam hal ini wakaf sumber air merupakan salah satu contoh wakaf khairi. Wakaf khairi adalah yang

10Mustajab D. 2022. Wakaf produktif sumber mata air sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan umat berdasarkan undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf. Kosmik Hukum. 22(2):117.

doi:10.30595/kosmikhukum.v22i2.14153.

9Tuti A. Najib, Wakaf, Tuhan, Dan Agenda Kemanusian; Studi Tentang Wakaf Dalam Perspektif Keadilan Sosial Di Indonesia (Jakarta: CSRC UIN Jakarta, 2006).

(7)

diperuntukkanuntuk kepentingan agama (keagamaan) atau kemasyarakatan (kebajikan umum)11.

Wakaf air adalah praktik yang sangat penting dalam agama Islam yang melibatkan tindakan memberikan dan menjaga sumber air untuk kepentingan umum. Dalam konteks sejarah Islam, wakaf air memiliki akar yang kuat dan menjadi salah satu aspek utama dalam peradaban Muslim. Konsep wakaf air dalam Islam merujuk pada transfer kepemilikan atau penggunaan sumber air seperti sumur, sungai, atau mata air kepada masyarakat umum atau entitas yang bertanggung jawab atas pemeliharaannya. Tujuan utama dari wakaf air adalah untuk memastikan bahwa semua orang, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi mereka, memiliki akses yang adil dan berkelanjutan terhadap air bersih untuk kebutuhan sehari-hari seperti minum, beribadah, dan pertanian. Keberadaan wakaf air dalam Islam mencerminkan prinsip-prinsip keadilan sosial dan kemanusiaan yang menjadi dasar ajaran agama ini. Dalam Quran, Allah SWT menekankan pentingnya berbagi sumber daya alam dan mencegah pemborosan:

Q.S. Al-An'am [6]: 141

َﻮُھَو

ٓىِﺬﱠﻟٱ

َﺄَﺸﻧَأ

ٍﺖٰﱠﻨَﺟ

ٍﺖ َٰﺷوُﺮْﻌﱠﻣ

َﺮْﯿَﻏَو

ٍﺖ َٰﺷوُﺮْﻌَﻣ

َﻞ ْﺨﱠﻨﻟٱَو

َع ْرﱠﺰﻟٱَو ﺎًﻔِﻠَﺘ ْﺨُﻣ

ۥُﮫُﻠُﻛُأ

َنﻮُﺘْﯾﱠﺰﻟٱَو

َنﺎﱠﻣﱡﺮﻟٱَو ﺎًﮭِﺒ َٰﺸَﺘُﻣ

َﺮْﯿَﻏَو

ٍﮫِﺒ َٰﺸَﺘُﻣ

ۚ ۟اﻮُﻠُﻛ

ٓۦِهِﺮَﻤَﺛ ﻦِﻣ آَذِإ

َﺮَﻤْﺛَأ

۟اﻮُﺗاَءَو ۥُﮫﱠﻘَﺣ

َم ْﻮَﯾ ۦِهِدﺎَﺼَﺣ

ۖ َﻻَو

۟آﻮُﻓِﺮْﺴُﺗ

ۚ

ۥُﮫﱠﻧِإ ﱡﺐِﺤُﯾ َﻻ

َﻦﯿِﻓِﺮْﺴُﻤْﻟٱ

"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan

Praktik wakaf air di zaman Rasulullah SAW dapat dilihat dari kisah Utsman bin Affan yang membeli sebuah sumur milik orang Yahudi dan mewakafkannya untuk umat Islam.

Sumur tersebut bernama Sumur Raumah, dan merupakan salah satu sumber air bersih utama di Madinah pada saat itu.

Utsman bin Affan membeli Sumur Raumah karena ia melihat bahwa orang Yahudi tersebut menjual air dengan harga yang sangat mahal, dan ini menyulitkan kaum muslimin.

11Mukhlis M, Harahap AS. 2020. Implementasi program wakaf di unit cabang ACT Duri. Al-Mutharahah:

Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan. 17(2):238–246. doi:10.46781/al-mutharahah.v17i2.155.

(8)

Oleh karena itu, Utsman bin Affan mewakafkan sumur tersebut agar semua orang bisa mendapatkan air bersih secara gratis. Wakaf air yang dilakukan oleh Utsman bin Affan ini sangat bermanfaat bagi umat Islam, terutama di saat musim kemarau ketika sumber air lainnya mengering. Wakaf air ini juga menunjukkan bahwa Utsman bin Affan adalah seorang sahabat yang sangat dermawan dan peduli terhadap kesejahteraan umat Islam. Selain wakaf Sumur Raumah, tidak ada lagi catatan sejarah yang menunjukkan bahwa ada praktik wakaf air lainnya di zaman Rasulullah SAW. Namun, praktik wakaf air ini kemudian berkembang pesat di masa-masa setelahnya, dan banyak sekali kaum muslimin yang mewakafkan sumur, mata air, dan saluran air untuk kepentingan umat Islam.

Di Indonesia, wakaf air juga telah berkembang sejak lama. Salah satu contoh wakaf air tertua di Indonesia adalah Sumur Gumuling di Cirebon, Jawa Barat. Sumur ini dibangun pada abad ke-15 oleh Wali Songo. Pentingnya Sumur Gumuling dalam sejarah Indonesia adalah sebagai bukti awal peran penting wakaf air dalam masyarakat Muslim di Nusantara.

Wakaf air seperti Sumur Gumuling memiliki fungsi yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks keagamaan, sosial, dan ekonomi.

Sumur Gumuling, selain sebagai sumber air minum, juga digunakan sebagai tempat ritual keagamaan dan ibadah bagi penduduk setempat. Hal ini mencerminkan bagaimana wakaf air tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang mendalam dalam budaya masyarakat Indonesia. Selain Sumur Gumuling, banyak wakaf air lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, memperkuat peran wakaf air dalam mendukung keberlanjutan hidup masyarakat setempat. Wakaf air terus berkembang dan tetap relevan dalam konteks modern, seperti pembangunan sumur artesis dan sumber air bersih lainnya untuk kepentingan umum. Dalam konteks sejarah dan keberlanjutan budaya Indonesia, Sumur Gumuling dan wakaf air lainnya memberikan kontribusi yang penting dalam pemahaman kita tentang bagaimana masyarakat Indonesia telah merawat sumber daya air dan melibatkannya dalam budaya serta praktik keagamaan mereka12.

Wakaf air, seperti Sumur Gumuling, juga mencerminkan konsep sosial dan keadilan yang telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu. Praktik wakaf air adalah contoh nyata dari kepedulian sosial dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Dalam hal ini, wakaf air tidak hanya menjadi milik individu atau keluarga, tetapi juga menjadi milik bersama yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Pentingnya wakaf air dalam masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai sarana distribusi air bersih, tetapi juga

12Sayekti, W. (2015). Sejarah dan Filosofi Sumur Gumuling sebagai Icon Kota Cirebon.

(9)

sebagai sarana pendidikan. Banyak pondok pesantren dan madrasah yang mendapatkan dukungan dari wakaf air dalam rangka meningkatkan akses pendidikan dan literasi agama di daerah tersebut.

Tidak hanya wakaf air berupa sumur yang ada di Indonesia melainkan ada bentuk badan hukum yaitu Yayasan Wakaf Al-Azhar (YWA), yaitu suatu lembaga wakaf aktif yang berkontribusi dalam melakukan program wakaf air bersih di Papua. Pada tahun 2020, YWA mewakafkan dana sebesar Rp100 juta untuk pembangunan program air bersih di Papua. Dana tersebut digunakan untuk membangun 10 sumur bor di 10 desa di Kabupaten Merauke, Papua. Sumur bor tersebut dibangun untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat di desa-desa tersebut. Sebelum dibangunnya sumur bor, masyarakat di desa-desa tersebut harus berjalan kaki berjam-jam untuk mengambil air bersih dari sungai atau danau. Pembangunan sumur bor tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat di desa-desa tersebut, karena dapat memudahkan mereka untuk mendapatkan air bersih13. Program wakaf air bersih yang dilakukan oleh YWA merupakan salah satu contoh program wakaf air bersih yang berhasil di Papua. Program tersebut telah berhasil menyediakan air bersih bagi masyarakat di 10 desa di Kabupaten Merauke.

Program tersebut telah menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat di desa-desa tersebut. Diantara dampak-dampak positif yang dihasilkan antara lain adalah kemudahan akses air bersih bagi masyarakat, mengurangi beban waktu dan tenaga yang sebelumnya digunakan untuk mencari air bersih, serta berkontribusi pada peningkatan kebersihan diri dan lingkungan.

Selain YWA, ada lembaga wakaf yang ikut aktif dalam program wakaf air bersih di Papua yaitu Baitul Wakaf (BW). Pada tahun 2022, BW menyisihkan dana sebesar Rp200 juta untuk mendukung pembangunan program air bersih di wilayah tersebut. Dana tersebut kemudian digunakan untuk membangun 20 sumur bor di 20 desa yang berada di Kabupaten Mimika, Papua. Pembangunan sumur bor ini bertujuan utama untuk menyediakan akses air bersih yang lebih mudah bagi penduduk desa-desa tersebut. Sebelum adanya sumur bor ini, masyarakat di desa-desa tersebut harus berjalan kaki berjam-jam untuk mengambil air dari sungai atau danau terdekat. Pembangunan sumur bor ini memiliki dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat setempat, karena mereka kini dapat dengan lebih mudah memperoleh air bersih.

13Yayasan Wakaf Al-Azhar. (2020). Program Wakaf Air Bersih di Papua. Jakarta: Yayasan Wakaf Al-Azhar

(10)

Program wakaf air bersih yang dilaksanakan oleh BW di Papua adalah salah satu contoh sukses dari inisiatif wakaf air bersih. Program ini tidak hanya menyediakan air bersih, tetapi juga membantu masyarakat menghemat waktu dan tenaga yang sebelumnya digunakan untuk mencari air bersih. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada peningkatan kebersihan diri dan lingkungan di desa-desa tersebut14.

Di tahun selanjutnya, tahun 2023. Program wakaf air bersih di Papua dilanjutkan oleh Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa, sebagai salah satu lembaga filantropi, turut aktif dalam pelaksanaan program wakaf air bersih di Papua. Dompet Dhuafa mengalokasikan dana sebesar Rp300 juta untuk mendukung pembangunan program air bersih di wilayah Papua.

Dana tersebut digunakan untuk membangun 30 sumur bor yang tersebar di 30 desa di Kabupaten Jayapura, Papua. Sumur bor ini menjadi sarana utama dalam menyediakan pasokan air bersih bagi penduduk desa-desa tersebut. Sebelum adanya sumur bor, masyarakat di desa-desa tersebut harus melakukan perjalanan berjam-jam untuk mendapatkan air bersih dari sungai atau danau terdekat. Oleh karena itu, pembangunan sumur bor ini telah memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat setempat, memudahkan mereka dalam mendapatkan air bersih.

Program wakaf air bersih yang diterapkan oleh Dompet Dhuafa di Papua merupakan contoh sukses dari upaya penyediaan air bersih untuk masyarakat di 30 desa di Kabupaten Jayapura. Program ini juga memberikan dampak positif yang meliputi kemudahan akses air bersih, penghematan waktu dan tenaga dalam mencari air, serta peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Dengan adanya program wakaf air bersih ini, terlihat bagaimana upaya filantropi dapat membantu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang kurang beruntung, terutama dalam hal akses air bersih. Hal ini menegaskan pentingnya program-program wakaf dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Papua15.

Pengelolaan dan pemeliharaan wakaf air telah menjadi tanggung jawab lembaga wakaf, dan kontribusi ini tetap memainkan peran kunci dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air dan mendukung kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, praktik wakaf air di Indonesia adalah contoh konkret dari bagaimana budaya dan tradisi masyarakat telah membantu menjaga dan mengelola sumber daya alam dengan bijak. Seiring dengan perkembangan zaman, praktik wakaf air di Indonesia terus beradaptasi dengan perubahan

15Dompet Dhuafa. (2023). Program Wakaf Air Bersih di Papua. Jakarta: Dompet Dhuafa.

14Baitul Wakaf. (2022). Program Wakaf Air Bersih di Papua. Jakarta: Baitul Wakaf.

(11)

sosial dan teknologi, tetapi nilai-nilai dasarnya tentang berbagi, keberlanjutan, dan keadilan tetap menjadi bagian integral dari budaya dan masyarakat Indonesia16.

Wakaf air merupakan salah satu bentuk wakaf produktif yang paling bermanfaat bagi masyarakat, karena air merupakan kebutuhan dasar manusia. Wakaf air dapat membantu untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekeringan. Selain itu, wakaf air juga dapat membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena air merupakan salah satu faktor penting dalam produksi pangan dan pertanian.

Berikut adalah beberapa manfaat wakaf air:

1. Menjaga ketersediaan air bersih bagi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang mengalami kekeringan

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena air merupakan salah satu faktor penting dalam produksi pangan dan pertanian

3. Menjaga lingkungan hidup, karena air merupakan salah satu komponen penting ekosistem

4. Mendapatkan pahala dari Allah SWT, karena wakaf merupakan salah satu bentuk ibadah jariyah

Wakaf air merupakan salah satu bentuk amal jariyah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, marilah kita semua turut serta dalam mewakafkan air, agar semua orang bisa mendapatkan air bersih yang layak untuk dikonsumsi17.

Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat penting untuk kesehatan.

Tanpa air bersih, manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan disentri. Wakaf air adalah salah satu bentuk wakaf yang bertujuan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dalam hal ketersediaan air bersih.

Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2022, masih terdapat 2,2 miliar orang di dunia yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.

Di Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, masih terdapat 15,4 juta orang yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman.

Wakaf air dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan masyarakat dari segi:

Pertama, wakaf air dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Air bersih yang tersedia secara mudah dan terjangkau akan membantu masyarakat untuk memenuhi

17https://www.bwi.go.id/4222/2019/12/20/kisah-wakaf-sumur-utsman-bin-affan/ (diakses 19 September 2023)

16Budiarto, M. R. (2007). Wakaf air: revitalisasi manajemen dan pemanfaatannya dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Mimbar Hukum, 19(1), hlm. 1-18.

(12)

kebutuhan dasar mereka akan air. Hal ini akan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat, karena mereka akan terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh air kotor. Penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas (2021) mendukung hal ini, menunjukkan bahwa wakaf air dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih dengan lebih mudah dan terjangkau18. Kedua, wakaf air dapat meningkatkan kualitas air bersih. Wakaf air dapat digunakan untuk membangun infrastruktur yang dapat meningkatkan kualitas air bersih, seperti Instalasi Pengolahan Air bersih (IPA). Hal ini akan membuat air bersih yang tersedia bagi masyarakat menjadi lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Hasil penelitian oleh Agha (2018) mendukung peran wakaf air dalam meningkatkan kualitas air bersih dengan membangun infrastruktur yang sesuai19. Ketiga, wakaf air dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih. Wakaf air dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih untuk kesehatan. Ini dapat dicapai melalui berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya air bersih. Penelitian yang dilakukan oleh Sulesana (2021) menunjukkan bahwa wakaf air dapat efektif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih20.

Dengan demikian, wakaf air memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap air bersih, peningkatan kualitas air bersih, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya air bersih. Ini adalah langkah penting dalam upaya untuk memastikan bahwa semua individu memiliki akses yang setara terhadap sumber daya vital ini.

Salah satu praktik wakaf yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah program yang dikenal sebagai "Wakaf Water Station." Water station ini merupakan fasilitas yang dirancang dan dibangun dengan tujuan utama menyediakan air minum yang sehat dan berkualitas. Kehadiran water station tersebut memegang peran penting dalam meningkatkan ketersediaan air minum yang bermutu di wilayah kampus IPB University. Dengan proyek pembangunan water station melalui skema wakaf, IPB University berusaha untuk memperluas cakupan akses air minum yang aman dan gratis bagi seluruh anggota komunitas akademikanya, termasuk mahasiswa, dosen, dan staf administratif. Ini merupakan langkah progresif dalam mendukung kesejahteraan dan kesehatan semua anggota akademik IPB University.

20Sulesana, A. (2021). Wakaf Air Sebagai Solusi Krisis Air Bersih Di Desa Paciran Lamongan. Jurnal Pendidikan Geografi Universitas Airlangga. 26(1). hlm. 1-12.

19Agha, M. A. (2018). A Model of Waqf-Based Sukuk for Financing Diamer-Basha Dam in Pakistan. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance. 14(2). hlm. 1-20.

18Pamungkas, M. (2021). Peran Wakaf sebagai Penggerak Fasilitas Kesehatan Dalam Peradaban Islam dan Penerapannya di Indonesia. Al-Kharaj: Jurnal Ekonomi, Keuangan & Bisnis Syariah. 4(1). hlm. 17-32.

(13)

Wakaf water station yang direncanakan akan dibangun di sejumlah titik strategis di sekitar kampus IPB University. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan untuk mencakup area yang luas dan memastikan bahwa setiap anggota komunitas kampus dapat dengan mudah mengakses air minum yang aman. Dengan demikian, diharapkan setiap orang dapat dengan nyaman dan praktis memperoleh akses ke sumber air minum yang berkualitas tanpa dikenakan biaya tambahan. Lokasi water station yang telah ada saat ini dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi Wakaf Water Station

Dengan adanya water station ini, IPB University berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup anggota komunitasnya serta turut berkontribusi dalam menjaga kesehatan mereka. Selain itu, program wakaf ini juga mencerminkan nilainilai sosial dan kepedulian sosial yang menjadi bagian integral dari misi IPB University dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Diharapkan bahwa melalui inisiatif ini, IPB University dapat menjadi contoh positif bagi institusi lain dalam mendukung akses air minum yang lebih luas dan berkelanjutan di lingkungan kampus dan di seluruh masyarakat.

Di Indonesia, aturan perundang-undangan terkait wakaf air telah diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf (UU Wakaf) dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun

(14)

2004 tentang Wakaf (PP Wakaf)21. UU Wakaf dan PP Wakaf menetapkan beberapa ketentuan penting mengenai wakaf air. Wakaf air sendiri didefinisikan sebagai wakaf atas benda bergerak berupa air yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ibadah dan/atau kesejahteraan umum. Objek wakaf air mencakup beragam jenis air seperti air bersih, air hujan, air sungai, air laut, air tanah, air sumur, air mata air, air danau, air kolam, serta air lain yang dapat digunakan untuk kepentingan ibadah dan/atau kesejahteraan umum. Namun, agar wakaf air sah, beberapa syarat harus terpenuhi, yaitu air tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ibadah dan/atau kesejahteraan umum, air tersebut merupakan hak milik wakif, dan air tersebut tidak dapat dihabiskan karena pemakaian. Selain itu, wakaf air yang dilakukan oleh seseorang yang telah meninggal dunia harus mendapatkan persetujuan dari ahli warisnya22. Pengelolaan wakaf air diserahkan kepada nazhir yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti beragama Islam, berakhlak mulia, dan mampu mengelola harta benda wakaf. Wakaf air dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan seperti menyediakan air bersih bagi masyarakat, membangun sarana dan prasarana pengelolaan air, meningkatkan kualitas air, dan menjaga ketersediaan air. Pemerintah dan masyarakat memiliki kewajiban untuk membina wakaf air agar dikelola dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat. Di Indonesia, terdapat beberapa contoh praktik wakaf air yang berhasil, seperti wakaf sumur untuk menyediakan air bersih, wakaf air hujan untuk membangun infrastruktur penampungan air hujan, wakaf air tanah untuk memanfaatkan air tanah, dan wakaf air sungai untuk menjaga kualitas air sungai. Melalui wakaf air, masyarakat dapat mengatasi masalah kekurangan air bersih, meningkatkan kesejahteraan, serta menjaga keberlanjutan lingkungan hidup23.

Wakaf air saat ini adalah tindakan wakaf yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi kepentingan umum. Jenis wakaf air dapat berupa wakaf sumber air, seperti mata air, sumur bor, dan waduk, atau wakaf infrastruktur air, seperti pipa, bak penampung, dan instalasi pengolahan air. Pentingnya wakaf air di zaman sekarang tak terbantahkan, mengingat semakin langkanya pasokan air bersih, terutama bagi penduduk dunia. Sekitar 2,2 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses ke air minum yang aman24. Bahkan di Indonesia, hampir 30 juta orang masih belum mendapatkan akses ke air

24Ungkapan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam acaraThe 3rd Global Water Security Seminar Implementation of SDG 6 Progress and Monitoringdi Beijing, Cina.

23Naimah (2018). IMPLEMETASI YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN WAKAF PRODUKTIF

BERBASIS PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI INDONESIA.At-TaradhiJurnal Studi Ekonomi, 9(1), hlm. 11-14

22https://www.bwi.go.id/624/2011/08/16/wakaf-uang-perspektif-hukum-dan-ekonomi-islam/(Diakses 19 September 2023)

21https://www.bwi.go.id/himpunan-peraturan-perundang-undangan-tentang-wakaf/(diakses 19 September 2023)

(15)

bersih25. Wakaf air dapat menjadi solusi signifikan untuk mengatasi krisis air bersih ini.

Wakaf air mampu menyediakan air bersih kepada masyarakat yang sangat membutuhkannya, terutama di daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan akses air bersih.

Selain itu, wakaf air juga berperan dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air dan melindungi lingkungan. Ada beragam bentuk wakaf air yang relevan dalam konteks saat ini, seperti wakaf sumber air (mata air, sumur bor, dan waduk), wakaf infrastruktur air (pipa, bak penampung, dan fasilitas pengolahan air), wakaf tanah untuk pembangunan sarana air (tempat penampungan air hujan, sumur resapan, dan biopori), wakaf dana untuk pengadaan, instalasi, dan pemeliharaan infrastruktur air, serta wakaf dana untuk penelitian dan pengembangan teknologi air bersih. Wakaf air dapat dilakukan oleh individu, kelompok, maupun lembaga, dan dapat dikelola langsung atau melalui lembaga pengelola wakaf air.

Lembaga pengelola wakaf air memiliki peran penting dalam memastikan efisiensi dan transparansi pengelolaan wakaf air. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa wakaf air dimanfaatkan sebaik mungkin demi kepentingan umum. Wakaf air adalah bentuk ibadah yang mulia, memberikan manfaat bagi mereka yang membutuhkan air bersih, merawat sumber daya air, dan menjaga ekosistem lingkungan. Oleh karena itu, mari bersama-sama berpartisipasi dalam wakaf air demi kesejahteraan umat dan kelangsungan hidup planet kita26.

Wakaf adalah ibadah amaliyah yang spesifik, berasal dari kata "wa-qa-fa" yang berarti tetap. Ini berarti seseorang menyerahkan harta yang tetap ada wujudnya, tetapi selalu memberikan manfaat dari waktu ke waktu tanpa kehilangan benda aslinya tersebut. Di sisi lain, sedekah adalah saat seseorang memberikan hartanya, dan harta itu langsung habis manfaatnya saat itu juga. Salah satu jenis wakaf yang paling utama adalah wakaf air karena air merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Wakaf air dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membangun sumur, masjid, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.

Wakaf dan sedekah memiliki banyak kesamaan, seperti keduanya merupakan amal ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT, memiliki tujuan yang sama untuk membantu orang lain dan meringankan beban mereka, serta memberikan pahala yang besar di dunia dan akhirat. Namun, ada juga perbedaan antara keduanya, seperti harta yang diwakafkan tetap ada wujudnya dan memberikan manfaat dari waktu ke waktu, sedangkan harta yang diberikan

26Naimah (2018). IMPLEMETASI YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN WAKAF PRODUKTIF

BERBASIS PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT DI INDONESIA.At-TaradhiJurnal Studi Ekonomi, 9(1), hlm. 15-24

25BPS (Badan Pusat Statistik), Statistik Air Bersih 2017-2021 (Jakarta: BPS RI/BPS-Statistics Indonesia, 2022)

(16)

dalam sedekah langsung habis manfaatnya saat itu juga. Wakaf juga harus dilakukan dengan cara sesuai syariat Islam, yaitu dengan menyerahkan harta kepada nazhir yang terpercaya, sedangkan sedekah dapat diberikan secara langsung atau melalui lembaga amal. Wakaf tidak dapat ditarik kembali, sedangkan sedekah dapat ditarik kembali sebelum diterima oleh penerima.

Wakaf air termasuk dalam kategori sedekah jariyah, yang pahalanya akan terus mengalir meskipun orang yang memberi sedekah telah meninggal dunia. Ini disebabkan karena wakaf air akan terus memberikan manfaat kepada orang lain, baik di dunia maupun di akhirat. Manfaat wakaf air antara lain memenuhi kebutuhan dasar manusia akan air bersih, memudahkan orang untuk beribadah, meningkatkan taraf hidup masyarakat, menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan mempererat tali silaturahmi antar sesama. Wakaf air merupakan salah satu bentuk amal ibadah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama berpartisipasi dalam mewakafkan sebagian harta kita untuk membangun wakaf air, sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain, baik di dunia maupun di akhirat27.

Berdasarkan pada sejarah perkembangan Islam dari masa Nabi Muhammad SAW sampai sekarang menunjukkan bahwa wakaf harus dapat dikelola dengan baik, sebab kemajuan yang dicapai oleh kaum muslimin di berbagai negara tidak lepas dari peran wakaf.

Oleh karena itu pengelolaan wakaf merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagi umat Islam.

Dikatakan peluang, karena konsep fiqh yang fleksibel, yaitu terbuka terhadap penafsiran-penafsiran baru, dinamis dan potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan zaman. Berkembangnya harta benda wakaf, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak merupakan peluang optimalisasi pengelolaan wakaf. Banyaknya jumlah penduduk muslim kelas menengah merupakan potensi besar bagi umat Islam untuk meningkatkan potensi wakaf untuk kepentingan pengembangan Islam dan kesejahteraan Umat Islam28. Tumbuhnya kesadaran umat Islam akan pentingnya, sistem ekonomi syariah, berdirinya bank-bank syariah, lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan syariah merupakan potensi dan peluang kerjasama untuk pengembangan kesejahteraan umat Islam melalui ta’awun dan kerjasama di bidang Wakaf.

28Ahmad Muslich (2015). Peluang dan Tantangan Pengelolaan Wakaf. Makalah disampaikan pada Forum pembinaan Nadhir Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo pada tanggal 6 November 2015.

27https://www.bwi.go.id/5794/2021/01/12/begini-beda-praktek-wakaf-dan-sedekah/(Diakses 20 September 2023)

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : “ MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PERSEPSI PELUANG KERJA DAN LATAR BELAKANG KONDISI EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang keputusan siswa melanjutkan ke perguruan tinggi pada jurusan ekonomi

Berdasarkan masalah yang dipaparkan pada latar belakang, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan keadaan gedung di UNJ, diantaranya: (1)

Kesempatan yang sama bagi semua karyawan, tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, kecacatan, dan latar belakang sosial- ekonomi.. Gaji berdasarkan kecakapan dan promosi

Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, kecerdasan spiritual, latar belakang pendidikan menengah, dan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, masalah utama yang dikaji adalah “Perubahan sosial ekonomi masyarakat nelayan di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon tahun

mendasar sistem among dan Montessori mengenai konsep pendidikan jiwa merdeka serta akses pendidikan diperuntukkan masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi. Latar belakang

Berdasarkan masalah yang dipaparkan pada latar belakang, dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang berhubungan dengan keadaan gedung di UNJ, diantaranya: (1)