RANGKAIAN MOTOR 3 FASA
Oleh:
Alfir Sirenden/220211300086
LABORATORIUM TEKNIK TENAGA LISTRIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
2025
Nama Asisten : Mikhael R. Wahani NIM Asisten : 220211030083 Nama Praktikan : Alfir Sirenden NIM Praktikan : 220211030086
Modul I : Rangkaian Motor 3 Fasa Hari / Tanggal : Jumat, 11 April 2025
No Penilaian Nilai
1 Kehadiran (10%)
2 Praktikum (40%)
3 Laporan (25%)
4 Quiz (25%)
Nilai Akhir
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, modul laporan praktikum Instalasi Tenaga Listrik ini dapat diselesaikan dengan baik. Modul ini disusun sebagai panduan bagi mahasiswa atau peserta pelatihan dalam melaksanakan praktikum instalasi listrik, serta sebagai bahan evaluasi untuk memahami dan mengenali fungsi dan cara kerja dari alat - alat yang digunakan dalam praktikum Instalasi Tenaga Listrik serta mengtahui cara pengukuran di panel.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga modul ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang teknik elektro.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun Alfir Sirenden Manado, 14 April 2025
DAFTAR ISI
COVER...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN...
1.1Latar Belakang...
1.2Tujuan...
1.3Manfaat...
BAB II ALAT DAN KOMPONEN INSTALASI 3 FASA...
2.1 Alat dan Komponen...
Gambar
...
Penjelasan & fungsi
...
Cara kerja
...
BAB III RANGKAIAN ISNTALASI MOTOR 3 FASA...
3.1 GAMBAR INSTALASI MOTOR 3 FASA
3.2 LANGKAH LANGK AH KERJA ISNTALASI MOTOR 3 FASA
BAB IV KESIMPULAN...
DAFTAR PUSTAKA...
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Motor listrik 3 fasa merupakan salah satu komponen penting dalam industri karena efisiensi dan keandalannya dalam menggerakkan mesin-mesin berat. Salah satu metode pengendalian motor yang paling sederhana dan banyak digunakan adalah sistem Direct Online (DOL), di mana motor dihubungkan langsung ke sumber tegangan tanpa pengaturan awal.
1.2 Tujuan
Mengetahui Prinsip kerja instalasi motor 3 fasa dengan metode DOL.
Mengetahui Komponen-komponen yang digunakan (MCB, kontaktor, overload relay, dll.).
Memahami Bahaya dan pengamanan dalam instalasi listrik 3 fasa.
Memahami Penerapan standar K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dalam instalasi listrik.
1.3 Manfaat
2 Menambah pemahaman tentang sistem pengendalian motor 3 fasa.
3 Meningkatkan keterampilan praktis dalam merangkai dan menguji instalasi listrik.
4 Memahami pentingnya pengamanan dan standar kerja dalam instalasi listrik.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Alat dan Komponen Instalasi
1. Tang Ampere/Clamp Meter
Penjelasan & fungsi
Tang ampere, atau clamp meter, adalah alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arus listrik (ampere) pada kabel tanpa perlu memutus rangkaian atau menyentuh kabel secara langsung, menggunakan prinsip induksi elektromagnetik untuk mendeteksi medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik. Alat ini terutama digunakan untuk mengukur arus AC pada instalasi listrik rumah tangga, industri, atau peralatan elektronik, serta dapat dilengkapi fitur tambahan seperti pengukuran tegangan, resistansi, dan kontinuitas. Tang ampere sangat berguna untuk memeriksa beban listrik, mendeteksi arus bocor, dan melakukan troubleshooting sistem kelistrikan secara aman dan efisien, menjadikannya alat penting bagi teknisi listrik dan profesional di bidang elektro.
Cara kerja
a) Buka rahang tang (clamp) dengan menekan tuas pada alat.
b) Jepitkan rahang tang ke salah satu kabel yang ingin diukur (pastikan hanya satu kabel yang dijepit, bukan seluruh kabel dalam satu jalur).
c) Tutup rahang tang dengan rapat, lalu baca hasil pengukuran arus yang muncul pada display.
d) Untuk pengukuran tegangan atau resistansi, probe tambahan dapat digunakan seperti pada multimeter biasa.
2. Kontaktor
Penjelasan & fungsi
Kontaktor adalah komponen elektromekanis yang digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan aliran listrik dalam rangkaian daya, terutama pada peralatan listrik berdaya besar seperti motor listrik, pompa, atau sistem penerangan industri. Kontaktor bekerja dengan prinsip elektromagnetik, di mana ketika kumparan (coil) diberi tegangan, medan magnet yang dihasilkan akan menarik plunger untuk menutup kontak utama, sehingga arus listrik dapat mengalir. Fungsi utama kontaktor adalah sebagai saklar otomatis yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, memudahkan pengoperasian peralatan listrik, serta melindungi sistem dari beban berlebih dengan bantuan relay thermal atau overload. Kontaktor banyak digunakan dalam panel listrik industri dan sistem kontrol otomatis.
Cara kerja
1) Pemberian Tegangan pada Kumparan (Coil):
a. Ketika kumparan (coil) pada kontaktor diberi tegangan listrik (biasanya tegangan rendah, seperti 24V, 220V, atau 380V), medan magnet akan terbentuk di sekitar kumparan.
b. Medan magnet ini menarik plunger (inti besi) yang terhubung dengan kontak mekanis di dalam kontaktor.
2) Penutupan Kontak Utama:
a. Gerakan plunger menyebabkan kontak utama (main contact) yang terdiri dari kontak NO (Normally Open) menutup.
b. Saat kontak utama menutup, arus listrik dapat mengalir melalui kontaktor ke peralatan listrik (seperti motor, pompa, atau lampu), sehingga peralatan tersebut menyala atau beroperasi.
3) Pemutusan Aliran Listrik:
a. Ketika tegangan pada kumparan dihentikan, medan magnet menghilang, dan pegas (spring) di dalam kontaktor akan mendorong plunger kembali ke posisi semula.
b. Kontak utama terbuka kembali, memutus aliran listrik ke peralatan, sehingga peralatan berhenti beroperasi.
3. Lampu indikator
Penjelasan & fungsi
Lampu indikator adalah komponen kecil yang berfungsi untuk memberikan sinyal visual tentang status atau kondisi suatu sistem atau peralatan. Lampu ini biasanya menggunakan LED atau bohlam kecil dan menyala dalam warna tertentu (merah, hijau, kuning) untuk menunjukkan informasi seperti:
Nyala/Operasi: Menunjukkan peralatan sedang aktif.
Mati/Non-Operasi: Menunjukkan peralatan tidak berfungsi.
Peringatan: Menunjukkan adanya masalah atau kondisi darurat.
Cara kerja
Lampu indikator bekerja dengan menyala atau mati berdasarkan sinyal listrik yang diterimanya. Ketika rangkaian atau sistem yang terhubung ke
lampu indikator aktif (misalnya, peralatan menyala atau ada arus listrik), lampu akan menyala sebagai tanda visual. Sebaliknya, ketika sistem tidak aktif atau tidak ada arus, lampu akan mati.
4. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Penjelasan dan fungsi
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman listrik yang berfungsi untuk memutus aliran listrik secara otomatis ketika terjadi arus lebih (overcurrent) atau hubung singkat (short circuit) pada rangkaian.
Fungsi:
1. Melindungi instalasi listrik dan peralatan dari kerusakan akibat arus lebih atau hubung singkat.
2. Memutus aliran listrik secara otomatis saat terjadi gangguan.
3. Dapat dihidupkan kembali (reset) setelah gangguan diperbaiki.
Cara kerja
a) Normal: MCB mengalirkan arus listrik ke rangkaian saat kondisi normal.
b) Arus Lebih: Jika arus melebihi batas yang ditentukan, bimetal dalam MCB memanas dan melengkung, memicu mekanisme pemutusan.
c) Hubung Singkat: Jika terjadi hubung singkat, medan magnet yang kuat menarik plunger untuk segera memutus rangkaian.
d) Reset: Setelah gangguan diperbaiki, MCB dapat direset dengan menekan tuas ke posisi ON.
5. Tool Box
Penjelasan dan fungsi
Toolbox adalah kotak atau wadah yang digunakan untuk menyimpan, mengatur, dan membawa peralatan atau perkakas seperti obeng, tang, kunci, palu, dan alat-alat lainnya. Toolbox biasanya terbuat dari bahan yang kokoh seperti plastik, logam, atau kayu, dan dilengkapi dengan handle untuk memudahkan pengangkutan.
Fungsi:
1. Penyimpanan: Menyimpan berbagai alat dan perkakas secara terorganisir.
2. Pelindung: Melindungi alat dari kerusakan, kehilangan, atau paparan debu dan air.
3. Mobilitas: Memudahkan pengguna membawa alat-alat ke lokasi kerja.
4. Organisasi: Membantu mengelompokkan alat berdasarkan jenis atau ukuran, sehingga mudah ditemukan saat dibutuhkan.
6. Detektor
Penjelasan dan fungsi
Detektor fasa adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi urutan fasa (phase sequence) dan menentukan fasa hidup (hot wire) pada sistem listrik AC, terutama pada instalasi tiga fasa.
Fungsi:
1. Memastikan urutan fasa (R-S-T atau L1-L2-L3) yang benar pada sistem tiga fasa.
2. Mengidentifikasi kabel fasa yang aktif (bertegangan) dan netral.
3. Mencegah kesalahan sambungan yang dapat merusak peralatan listrik.
Cara kerja
a) Deteksi Tegangan: Probe detektor disentuhkan ke kabel atau terminal listrik.
b) Indikasi Visual/LED: Detektor akan menampilkan indikasi (lampu LED atau display) untuk menunjukkan fasa hidup, netral, atau urutan fasa.
c) Urutan Fasa: Pada sistem tiga fasa, detektor akan menunjukkan apakah urutan fasa benar (searah) atau terbalik (reverse).
7. Stop Kontak
Penjelasan & fungsi
Stop kontak adalah perangkat listrik yang berfungsi sebagai titik sambungan untuk menghubungkan peralatan elektronik ke sumber listrik.
Fungsi:
1. Menyediakan akses listrik untuk peralatan elektronik.
2. Memudahkan penggunaan listrik secara portabel.
Cara kerja
a) Stop kontak terhubung ke jaringan listrik melalui kabel fase dan netral.
b) Saat steker peralatan dimasukkan, kontak logam di dalam stop kontak terhubung dengan steker, mengalirkan listrik ke peralatan.
c) Listrik mengalir melalui kabel peralatan dan mengaktifkannya.
8. Push Button
Penjelasan & fungsi
Push button adalah sakelar listrik yang dioperasikan dengan cara ditekan untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik dalam suatu rangkaian. Digunakan untuk mengontrol perangkat listrik seperti mesin atau motor.
Cara kerja:
Saat tombol ditekan, kontak di dalamnya akan berubah posisi (terhubung atau terputus), dan setelah dilepaskan, mekanisme pegas akan mengembalikan tombol ke posisi semula.
9. Kabel
1. Kabel Merah ( Fasa )
Pengertian : Kabel fasa adalah kabel penghantar listrik yang membawa arus listrik dari sumber tenaga (PLN atau generator) ke beban, seperti lampu, motor, dan peralatan elektronik lainnya. Kabel ini merupakan bagian utama dalam sistem kelistrikan dan memiliki tegangan relatif terhadap kabel netral dan ground.
Fungsi : Mengalirkan arus listrik dari sumber ke beban, memungkinkan perangkat listrik beroperasi. Membantu dalam pembagian beban listrik pada sistem tiga fasa untuk menjaga keseimbangan daya.
Cara Kerja : Kabel fasa bekerja dengan menghantarkan listrik bertegangan dari sumber daya ke beban. Pada sistem satu fasa, hanya terdapat satu kabel fasa yang membawa arus, sedangkan pada sistem tiga fasa, terdapat tiga kabel fasa yang membawa arus listrik dengan perbedaan sudut fasa 120° satu sama lain. Kabel fasa memiliki tegangan lebih tinggi dibandingkan kabel netral atau ground,
sehingga perlu dipasang dengan isolasi yang baik untuk mencegah kebocoran listrik dan bahaya sengatan.
2. Kabel Biru ( Netral )
Pengertian : Kabel netral adalah salah satu jenis kabel dalam instalasi listrik yang berfungsi sebagai jalur balik arus listrik menuju sumber atau pembumian (grounding). Kabel ini umumnya tidak bertegangan atau memiliki tegangan rendah relatif terhadap tanah.
Fungsi : Sebagai jalur kembali arus listrik dari beban ke sumber listrik.Menyeimbangkan distribusi tegangan pada sistem kelistrikan.
Cara Kerja : Dalam sistem listrik AC (arus bolak-balik), arus mengalir dari fasa ke beban dan kembali ke sumber melalui kabel netral. Kabel ini biasanya dihubungkan ke titik netral pada transformator atau sistem pembumian untuk memastikan bahwa peralatan listrik bekerja dengan aman dan stabil.
10. Motor 3 fasa
Penjelasan dan fungsi
Motor 3 fasa adalah jenis motor induksi (induction motor) yang bekerja menggunakan sumber listrik arus bolak-balik (AC) tiga fase. Motor ini banyak digunakan di industri karena efisiensinya tinggi, tahan lama, dan memiliki torsi awal yang baik.
Motor 3 fasa tidak memerlukan brush (sikat) seperti motor DC, sehingga perawatannya lebih mudah. Prinsip kerjanya berdasarkan medan magnet berputar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh tiga fase listrik (R-S-T atau L1-L2-L3).
Fungsi :
Motor 3 fasa digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti:
1. Menggerakkan mesin industri (conveyor, pompa, kompresor, dll).
2. Sistem HVAC (pada AC sentral dan exhaust fan besar).
3. Peralatan berat (crane, lift, mesin CNC).
4. Pompa air dan sistem irigasi.
5. Generator listrik (sebagai alternator).
Cara Kerja Motor 3 Fasa
Motor 3 fasa bekerja berdasarkan prinsip medan magnet berputar yang dihasilkan oleh interaksi tiga arus AC berbeda fase (120°).
a. Pembangkitan Medan Magnet Berputar
Ketiga belitan stator (L1, L2, L3) dialiri arus AC 3 fasa yang berbeda fase.
Arus ini menghasilkan medan magnet yang berputar di dalam stator.
Contoh urutan fase:
o L1 → L2 → L3 → L1 (berputar searah jarum jam).
o Jika dua fase ditukar (misal L1 & L2), motor akan berputar terbalik.
b. Induksi pada Rotor
Rotor (bagian yang berputar) terbuat dari batang konduktor (biasanya aluminium atau tembaga) yang dihubungkan secara short- circuit (sangkar tupai/squirrel cage).
Medan magnet berputar stator menginduksi arus pada rotor (prinsip induksi elektromagnetik).
Interaksi antara medan magnet stator dan arus rotor menghasilkan gaya Lorentz yang memutar rotor.
BAB III
RANGKAIAN ISNTALASI MOTOR 3 FASA
BAB IV KESIMPULAN
Praktikum instalasi motor 3 fasa dengan sistem Direct Online (DOL) memberikan pemahaman dasar tentang cara kerja motor 3 fasa dan pengendaliannya. Motor 3 fasa bekerja dengan memanfaatkan medan magnet berputar dari tiga fase listrik, yang membuatnya lebih efisien dan handal dibanding motor 1 fasa. Sistem DOL
adalah cara paling sederhana untuk menghidupkan motor langsung dari sumber listrik, cocok untuk motor kecil dengan torsi start rendah. Melalui praktikum ini, kita belajar merangkai komponen utama seperti kontaktor dan overload relay, sekaligus memahami pentingnya pengamanan dan keselamatan kerja.
Motor 3 fasa banyak digunakan di industri untuk menggerakkan pompa, conveyor, dan mesin lainnya karena keandalannya. Sistem DOL menjadi pilihan praktis untuk aplikasi sederhana, meski memiliki keterbatasan pada arus start yang tinggi. Praktikum ini menjadi dasar penting sebelum mempelajari sistem kontrol motor yang lebih kompleks seperti star-delta atau menggunakan VFD.
Pemahaman ini sangat berguna baik untuk aplikasi industri maupun pengembangan keterampilan teknik listrik lebih lanjut.
LAMPIRAN