• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Hukum Umum Seba gai Sumber Hukum

N/A
N/A
Mawaddah El Rahmah

Academic year: 2024

Membagikan "Prinsip Hukum Umum Seba gai Sumber Hukum"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

A. Prinsip Hukum Umum Sebagai Sumber Hukum

Adanya prinsip-prinsip hukum umum sebagai sumber hukum primer memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hukum internasional sebagai sistem hukum positif. Pengertian sumber hukum lebih berkaitan dengan wacana keilmuan daripada doktrin hukum yang pasti dan final. Meskipun istilah ini masih menimbulkan kontroversi dan variasi praktik, para ahli umumnya sepakat untuk mengelompokkannya menjadi dua jenis sumber hukum, yaitu sumber hukum formal dan sumber hukum material. Bagian ini akan membahas posisi prinsip hukum umum dari perspektif ke dua jenis sumber hukum tersebut.1 Berikut penjelasan lebih rinci mengenai sumber hukum formal dan sumber hukum material:

1. Sumber Hukum Formal

Dalam pandangan ajaran sumber hukum formal, pengertian hukum terkait dengan norma-norma yang dibuat melalui mekanisme tertentu. Dengan kata lain, pendekatan ini memahami hukum dari segi proses pembuatan hukum, termasuk pembuat hukumnya (law maker). Dalam konteks hukum internasional, ajaran ini menentukan apakah suatu norma merupakan hukum atau bukan, berdasarkan keterlibatan negara di dalamnya, dan ada atau tidaknya persetujuan negara (state consent). Terdapat dua alasan utama mengapa prinsip hukum dikategorikan sebagai sumber hukum dalam arti formal. Pertama, prinsip hukum umum tercantum dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional (ICJ), yang menyebutkan empat sumber hukum internasional, kebiasaan internasional, prinsip-prinsip umum hukum, dan keputusan pengadilan. Kedua, prinsip hukum umum itu pada dasarnya dapat beroperasi melalui hukum kebiasaan internasional dan hal itu menjadi hukum yang mengikat karena adanya persetujuan negara (state practice).2

Prinsip hukum umum diakui sebagai sumber hukum formal karena tercantum dalam Pasal 38 Statuta Mahkamah Internasional (ICJ). Statuta tersebut pada hakikatnya merupakan persetujuan negara dalam bentuk perjanjian atau konvensi internasional. Dengan argumentasi ini, pengakuan prinsip hukum bukan semata karena substansinya, atau karena prinsip ini merupakan sumber hukum yang mandiri dari pengaruh perjanjian internasional atau kebiasaan internasional, melainkan karena prinsip ini ditetapkan melalui produk hukum formal, yaitu

1 Malcomn N Shaw, Hukum Internasional, trans. Derta Sri Widowatie, Imam Baehaqi, and M Khozim, 2nd ed.

(Bandung: Penerbit Nusa Media, 2019), 86–87.

2 Shaw, 91.

(2)

perjanjian internasional. Bahkan prinsip hukum umum ini ditempatkan sejajar dengan perjanjian dan kebiasaan internasional sebagai sumber hukum primer.3

Alasan yang kedua mengapa prinsip hukum umum dikategorikan sebagai sumber hukum formal adalah karena prinsip ini berasal dari sistem hukum domestik dan tidak secara otomatis menjadi prinsip hukum. Agar menjadi sumber hukum sebagaimana dimaksud oleh Statuta ICJ, prinsip hukum harus diinkorporasikan ke dalam konvensi internasional atau kebiasaan internasional.

Dengan arti lain, prinsip hukum ini berubah menjadi sumber hukum formal baik dalam bentuk konvensi maupun kebiasaan internasional.4

2. Sumber Hukum Material

Alasan yang menyatakan bahwa prinsip hukum umum merupakan sumber hukum material sebenarnya berangkat dari argumentasi yang sama dengan yang menyatakan bahwa prinsip ini adalah sumber hukum formal. Dalam konteks ini, prinsip hukum umum tidak dapat dimasukkan dalam kategori sebagai sumber hukum formal. Senada dengan hal ini, Anzilotti mengatakan sebagai berikut;

general principles of law derived from national legal systems are a material source of international law, but not a formal one.” (asas-asas umum hukum yang diperoleh dari sistem hukum nasional merupakan sumber material hukum internasional, tetapi bukan sumber formal). Sehubungan dengan Anzilotti, Virally berpendapat bahwa prinsip hukum umum bukan merupakan prinsip hukum internasional dan bukan pula hukum yang terbentuk melalui proses tertentu, melainkan hanya sebagai sumber hukum internasional dalam arti material. Dengan arti lain, prinsip hukum umum hanyalah materi atau bahan baku hukum, bukan hukum itu sendiri yang bersifat memaksa (material source of law).

Selain itu, prinsip hukum umum berasal dari prinsip hukum dalam hukum domestik. Meskipun ada kesamaan prinsip dalam sistem hukum domestic, bukan berarti prinsip hukum tersebut (ifso facto) menjadi prinsip hukum umum sebagaimana dimaksud oleh Pasal 38:1 (c) Statuta ICJ. Agar dianggap sebagai prinsip hukum umum, prinsip hukum tersebut harus diadopsi dalam konvensi internasional atau menjadi kebiasaan internasional. Sementara itu, prinsip hukum yang dimaksud Pasal 38 Statuta ICJ tidak merujuk kepada pengertian prinsip umum hukum internasional (the general principles of international law),

3 Pasal 38:1 (c) Statuta Mahkamah Internasional (ICJ).

4 Sridianti, “Hukum Domestik Dan Internasional Dalam Publik, Pengertian, Perbedaan,” Sridianti (blog), 2023, https://www.sridianti.com/gaya-hidup/hukum-domestik-dan-internasional.html.

(3)

melainkan mengacu pada prinsip hukum secara umum, baik dalam hukum domestik maupun hukum internasional. Namun, perlu dicatat bahwa tidak ada prinsip hukum yang berlaku dan diterima oleh semua bangsa. Hal ini terlihat sangat jelas ketika hukum internasional berada dalam konflik ideologis antara Blok Timur (Uni Soviet) dan Blok Barat (Amerika Serikat). Seorang ahli hukum internasional Soviet Bernama Tunkin menyatakan bahwa mustahil ada prinsip hukum yang dapat diterima sekaligus oleh dua negara dengan sistem yang sangat berbeda, yaitu sosialis (Soviet) dan kapitalis (Amerika). Akibatnya, prinsip hukum umum pada akhirnya hanya berfungsi sebagai bahan atau materi hukum yang tidak mengikat, berbeda dengan sumber hukum dalam arti formal.

3. Sumber Hukum Formal dan Material

Para pakar hukum internasional pada umumnya setuju bahwa prinsip hukum umum merupakan sumber hukum formal dan juga sumber hukum material, karena prinsip hukum umum memenuhi syarat-syarat kedua jenis sumber hukum tersebut.

Argumentasi utama yang menunjukkan bahwa prinsip hukum umum adalah sumber hukum formal, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adalah dengan merujuk pada Pasal 38 Statuta ICJ. Pasal tersebut secara tegas menyatakan bahwa prinsip hukum umum merupakan salah satu sumber hukum primer (applicable law) bagi Mahkamah Internasional ketika memutus perkara yang diajukan kepadanya. Argumentasi ini didasarkan pada pemahaman tentang sumber hukum formal, yang mencakup sumber hukum yang berwujud dan berkaitan dengan bentuk formal, dan mekanisme pembentukannya. Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sumber hukum formal adalah jawaban atas pertanyaan dimana kita menemukan hukum. Pasal 38 Statuta ICJ mengkonfirmasi dan menguatkan pandangan bahwa prinsip hukum umum adalah sumber hukum formal, karena penetapannya ditemukan dalam pasal tersebut.

Selain itu prinsip hukum umum juga dianggap sebagai sumber hukum material, karena negara, organisasi internasional, dan peradilan internasional menetapkan beberapa ketentuan atau norma internasional yang berasal dari prinsip hukum umum. Dengan arti lain, prinsip hukum umum dikategorikan sebagai sumber hukum material karena menjadi bahan atau materi dalam pembentukan norma hukum internasional. Beberapa prinsip hukum umum yang telah lama diterapkan oleh peradilan internasional dan telah diadopsi dalam konvensi atau kebiasaan internasional antara lain; prinsip good faith, textual interpretation of

(4)

treaties, contextual interpretation of treaties (Pasal 31 Konvensi Wina 1969), competence de la competence (Pasal 36:6 Statuta ICJ), res judicate (Pasal 60 Statuta ICJ).

B. Perbedaan Prinsip Hukum Umum dan Prinsip Umum Hukum Internasional Istilah prinsip hukum umum (the general principle of law) dan prinsip umum hukum internasional (the general principle of international) memiliki perbedaan makna, meskipun tidak prinsipil. Para pakar, terutama yang ahli dalam hukum internasional, memberikan interpretasi berbeda terhadap kedua prinsip ini:

1. Prinsip hukum umum:

- Para pakar hukum internasional memaknai prinsip hukum umum sebagai prinsip hukum yang berasal dari sistem hukum domestik.

- Alasan utamanya adalah prinsip hukum umum, yang status dan posisi formalnya tercantum dalam Pasal 38:1 (c) Statuta Mahkamah Internasional (ICJ), mencakup baik hukum umum nasional maupun hukum internasional.

2. Prinsip Hukum Internasional

- Prinsip umum hukum internasional dimaknai sebagai prinsip hukum yang keseluruhannya berasal dari konvensi dan kebiasaan internasional yang memiliki karakter hukum kebiasaan (customary status). Meskipun sama-sama menjadikan Pasal 38 Statuta ICJ sebagai argumen utama, para pakar ini menggunakan ketentuan yang berbeda, yaitu Pasal 38:1 (b) yang menetapkan kebiasaan internasional sebagai sumber hukum internasional.

- Dalam konteks ini, prinsip hukum umum dipahami dan diaplikasikan sebagai hukum kebiasaan internasional.

Selain itu ada juga pakar yang berpendapat bahwa prinsip hukum umum dalam Pasal 38 Statuta ICJ itu harus dipahami dalam dua pengertian, yaitu (1) prinsip hukum umum adalah sejalan dengan hukum kebiasaan sebagaimana dimaksud oleh Pasal 38:1 (c) Statuta ICJ. (2) Prinsip hukum umum adalah proposisi logis (logical propositions) yang berasal dari nalar hukum, baik yang berbasis kepada hukum internasional maupun analogi dalam hukum nasional. Namun, pendapat ini khususnya untuk poin yang kedua dianggap sebagai pendapat yang kurang logis, karena proposisi logis itu bukan merupakan norma hukum, melainkan hanya sebuah aturan logika semata (rules of logic).

Sebagaimana dikemukakan di awal, perbedaan kedua terma tersebut tampaknya hanya pada tataran terminologi, bukan substansi. Apabila terma tersebut

(5)

dipahami sebagai prinsip yang penerapannya dalam bentuk konvensi atau kebiasaan internasional, maka penerapan prinsip tersebut diatur atau tunduk kepada ketentuan Pasal 38:1 (a, b), yaitu yang menetapkan konvensi dan kebiasaan internasional sebagai sumber hukum internasional. Sebaliknya, apabila terma tersebut dipahami sebagai prinsip yang mandiri yang tidak tercakup baik dalam konvensi maupun kebiasaan internasiona, maka penerapan prinsip tersebut adalah dalam kerangka Pasal 38:1 (c), yaitu yang menetapkan prinsip hukum umum sebagai sumber hukum internasional.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena sumber hukum internasional nomor 1,2,3 merupakan sumber hukum primer maka Mahkamah Internasional dapat memutuskan suatu perkara yang diajukan kepadanya

Dalam hukum internasional, perjanjian internasional merupakan sumber hukum yang kedua setelah kebiasaan internasional, sedangkan Undang- Undang suatu negara tidak

Suatu perjanjian, selama itu telah disepakati oleh kedua belah pihak dan juga sudah sesuai dengan prinsip-prinsip umum hukum internasional, maka perjanjian tersebut

 Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yg ruang lingkupnya hanya utk perjanjian antar negara..  Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum

Keputusan pengadilan (preseden) adalah keputusan-keputusan pengadilan baik internasional maupun nasional yang membuktikan adanya kaidah hukum internasional mengenai

Bahwa dengan diintrodusirnya prinsip sebuah perjanjian tidak boleh membawa kerugian pihak ketiga ke dalam hukum persaingan usaha menunjukkan bahwa prinsip tersebut

1) Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru. 2) Kebiasaan Internasional yang

Perjanjian internasional merupakan salah satu sumber hukum internasional. Perjanjian internasional memegang peranan penting dalam mengatur pergaulan internasional antara