• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

N/A
N/A
Alvan Fariz

Academic year: 2023

Membagikan "PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PRINSIP-PRINSIP HUKUM UMUM SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Nama : KHALIL GIBRAN KLS : 4/B FAKULTAS HUKUM NIM : 2021F1A051

FAKULTAS HUKUM PRODI ILMU HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM 2023

(2)

Abstrak

“The General principles of Law Recognized by Civilized Nations”

(Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab) Prinsip-prinsip hukum umum adalah Nilai etik dan moral universal yang luhur, mulia dan agung yang telah berhasil ditanamkan didalam masyarakat umat manusia secara universal yang menjiwai norma-norma hukum maupun norma-norma hukum lainnya yang secara real dan nyata mengikat masyarakat internasional.

The principles of general law are noble, noble and noble universal ethical and moral values that have been successfully instilled in human society universally which animates legal norms and other legal norms that are real and binding on the international community.

Tingkatan/Hierarkis prinsip-prinsip hukum umum yaitu meliputi:

1. Prinsip-prinsip hukum pada umumnya.

Prinsip prinsip hukum umum pada dasarnya adalah merupakan penjelmaan/perwujudan dari hukum positif nasional dan internasional dari suatu negara yang berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda antara yang dahulu dan yang sekarang. Misalnya: prinsip keadilan dan kepatutan, prinsip kesamaan derajat sesama manusia, prinsip itikad baik dll.

2. Prinsip-prinsip hukum dari pelbagai sistim hukum.

Ada dua macam sistim hukum yang berlaku di dunia ini yaitu sistim hukum Anglo Saxon dan sistim hukum Eropa Kontinental. Dari kedua sistim hukum tersebut kalau diteliti secara mendalam, maka terdapat kesamaan baik dari segi asas-asas maupun prinsip-prinsip hukum yang sama antara negara satu dengan negara yang lainnya.

3. Prinsip-prinsip hukum nasional pada umumnya

Pada dasarnya walaupun hukum nasional masing-masing-masing negara berbeda- beda demikian juga dengan prinsip-prinsipnya, namun tentu saja tetap ada prinsip-prinsip yang sama. Misalnya: setiap hukum nasional negara-negara didunia mengenal prinsip-prinsip nebis in idem, prinsip nullum delictum dalam hukum pidana, prinsip pacta sunt servanda dalam prinsip hukum perjanjian/perikatan, prinsip ius soli dan ius sanguinis dalam hukum kewarganegaraan dll.

4. Prinsip-prinsip hukum internasional pada umumnya.

Hukum internasional juga mengenal prinsip-prinsip hukum yang mendasari atau menjadi landasan lahirnya dan berlakunya kaidah hukum internasional positif. Di dalam prinsip hukum internasional tersebut dapat dirumuskan norma atau kaidah hukum internasional positif dan sebaliknya suatu norma hukum positif dapat dicarikan landasan pada prinsip hukum internasional itu sendiri. Misalnya: prinsip

(3)

penentuan nasib sendiri dari masing-masing negara, prinsip non intervensi, prinsip-prinsip hukum internasional yang terkandung dalam piagam PBB dll.

5. Prinsip-prinsip hukum umum dari pelbagai cabang hukum internasional.

Misalnya: hukum laut internasional, hukum diplomatik, hukum humaniter internasional, hukum ekonomi internasional dll.

Hubungan Prinsip-prinsip hukum umum dengan perjanjian internasional dan hukum kebiasaan internasional

Walaupun prinsip-prinsip hukum umum berkedudukan lebih tinggi daripada hukum internasional positif, namun seringkali dijumpai pada prinsip-prinsip hukum umum baik secara tegas maupun tidak dirumuskan dalam bentuk perjanjian internasional maupun kebiasaan internasional.

I. KEPUTUSAN BADAN-BADAN PERADILAN DAN PENDAPAT PARA SARJANA SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Pada dasarnya semua ahli hukum di dunia ini telah sepakat mengenai eksistensi dari keputusan badan peradilan atau lebih dikenal dengan Yurisprudensi dan pendapat para sarjana hukum yang lebih dikenal dengan sebutan Doktrin sebagai sumber hukum internasional.

Keputusan badan-badan peradilan atau yurisprudensi mencakup seluruh keputusan badan peradilan. Jadi, tidak hanya terbatas pada keputusan badan peradilan internasional saja seperti keputusan mahkamah internasional, keputusan mahkamah internasional permanen, keputusan badan arbitrase internasional maupun keputusan mahkamah hak- hak asasi manusia dan keputusan badan peradilan internasional lainnya seperti keputusan badan peradilan nasional, keputusan arbitrase nasional dll.

Suatu keputusan badan peradilan internasional seperti keputusan mahkamah internasional, beberapa diantaranya adalah merupakan pengukuhan atas norma hukum internasional baru yang kemudian diikuti oleh negara-negara dalam praktek dan diundangkan dalam peraturan perundang-undangan nasionalnya. Sehingga lama kelamaan keputusan badan internasional tersebut dianggap sebagai norma hukum internasional yang berlaku umum.

Pendapat para sarjana atau sering disebut sebagai doktrin mengenai suatu masalah tertentu walaupun isinya bukan merupakan hukum positif, seringkali dikutip untuk memperkuat argumentasi tentang kebenaran adanya suatu norma hukum.

II. KEPUTUSAN ORGANISASI INTERNASIONAL SEBAGAI SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

(4)

Sebagai subyek hukum internasional, organisasi internasional mengadakan hubungan hukum dengan sesama subyek-subyek hukum internasional yang melahirkan hukum internasional. Organisasi internasional tersebut sebagai suatu lembaga yang memiliki anggota-anggota yang biasanya terdiri dari negara-negara seringkali mengeluarkan keputusan-keputusan maupun peraturan-peraturan lainnya yang berlaku dan mengikat bagi para anggotanya.

Sebagai sebuah keputusan atau juga disebut resolusi atau deklarasi sifatnya mengikat secara hukum baik bagi organisasi internasional itu sendiri dan mengikat terhadap negara-negara anggotanya.

Suatu resolusi PBB adakalanya semata-mata dianggap merupakan hasil kemenangan politik dari mayoritas yang pro terhadap minoritas yanng kontra maupun abstein, maupun hanya berupa rekomendasi saja sampai dengan yang bentuknya berupa norma hukum positif seperti konvensi.

Hakekat hukum dari deklarasi maupun resolusi yaitu:

1. ada sejumlah deklarasi sebagai bukti adanya hukum kebiasaan internasional atau prinsip-prinsip umum dari hukum internasional

2. ada sejumlah deklarasi sebagai suatu persetujuan (agreement) dalam kerangka sistim PBB

3. ada sejumlah deklarasi yang merupakan pengukuhan dari adanya prinsip-prinsip hukum internasional

4. ada sejumlah deklarasi yang merupakan pengukuhan atau memperkuat adanya pembentukan prinsip-prinsip hukum internasional baru

5. ada deklarasi yang merupakan pengembangan dari program-program yang secara spesifik ditentukan dalam piagam PBB.

Referensi

Dokumen terkait

HEI tidak sekedar membahas tentang aturan-aturan hukum melalui perjanjian internasional dan prinsip-prinsip, juga mengatur tentang fungsi dan kewenangan badan- badan

Starke dalam bukunya Stark”s International Law mengemukakan definisi Hukum Internasional (International Law) sebagai berikut : Hukum Internasional adalah

UU No 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat

 Masih terdapat hukum kebiasaan internasional (hukum tidak tertulis) yg ruang lingkupnya hanya utk perjanjian antar negara..  Perjanjian-perjanjian antar negara dengan subjek hukum

Dalam hukum internasional kontemporer, suatu rezim internasional dapat berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dalam wujudnya sebagai organisasi internasional, dan

• Hukum internasional adalah sekumpulan asaa, kebiasaan internasional dan aturan yang bersifat umum yang di hormati dan dipetuhi serta adanya kewajiban yang mengukat

Aliran dualisme didukung oleh kebanyakan para hakim dari pengadilan nasional. Sumber formal dari hukum internasional mayoritas adalah perjanjian dan kebiasaan

1) Perjanjian Internasional (traktat), adalah perjanjian yang diadakan antaranggota masyarakat bangsa-bangsa dan mengakibatkan hukum baru. 2) Kebiasaan Internasional yang