• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PROCEEDINGS - Repository UM - Universitas Negeri Malang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROCEEDINGS

DEKLINASI ADJEKTIVA BAHASA JERMAN DAN PENGGUNAANNYA OLEH MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Nindi Sania Bela (1), Dr. Edy Hidayat, S.Pd., M.Hum. (2)

Universitas Negeri Malang

1

Universitas Negeri Malang

2 [email protected]

Abstrak: One of the uniqueness of German language is the use of adjectives that can be attributed and predictive. as an attribute, German adjectives undergo morphological structural changes, i.e. the addition of endungs or suffixes adapted to Numerus, Kasus, and Genus of their nouns. The change is known as declination. The phrase ein schönes Auto in the sentence Er hat ein schönes Auto is an example of adjectives as attributes that undergo a declination process. In the use of declination adjectives by students of the German Department of Literature there are still various errors. This study aims to describe the use of German adjective declination by students in Aufsatz II courses. The research design used is descriptive qualitative. The data source in this study were 2017 Offering A students of German Literature Departement, State University of Malang, who had taken the Aufsatz II course with a total of 25 students. The data in this study were sentences in student essays in the Aufsatz II course which contained errors in the use of adjectives declination. Based on the results of data analysis, it was found that there were errors made by students in using adjectives declination. The forms of errors are (1) Error in using adjective declination based on Genus, (2) Error in using adjective declination based on Numerus, (3) Error in using adjective declination based on Kasus, and (4) Error in using declination on superlative adjective. From the four errors, students made the most errors in using the adjective declination based on Genus, approximately 17 errors and in the second place is errors in using the adjective declination based on Kasus, approximately 7 errors.

Kata Kunci: Adjective Declination, Aufsatz II, German Language

PENDAHULUAN

Menulis selama ini dianggap salah satu keterampilan yang sulit karena melibatkan banyak aspek, antara lain proses berpikir dan penguasaan gramatika. Mantasiah et all (2017) ; Qalbi et all (2017) menyatakan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai pembelajar. Dibutuhkan pemahaman pengetahuan tentang kaidah- kaidah gramatika yang baik dan benar untuk menguasai keterampilan menulis. Berdasarkan hasil penelitian Malik dan Fatimah (2017) ditemukan bahwa perbedaan kaidah bahasa Jerman dan bahasa Indonesia serta motivasi belajar siswa yang masih kurang menjadikan keterampilan menulis sulit dikuasai.

Hal serupa juga terjadi pada berbagai aspek, salah satunya adalah pada penggunaan adjektiva bahasa Jerman oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman UM dalam matakuliah Aufsatz

(2)

PROCEEDING

II. Jurusan Sastra Jerman UM menyajikan matakuliah Aufsatz II guna mengasah keterampilan

S

menulis mahasiswa. Dalam mata kuliah ini mahasiswa dilatih agar mampu mensintesis ujaran/kalimat dalam bentuk karangan sederhana dan terampil memproduksi teks secara tertulis berdasarkan dengan tema yang telah ditentukan setingkat B1 (Europäische Referenzrahmen).

Pada praktiknya masih banyak ditemui kesalahan penggunaan gramatika dalam karangan bahasa Jerman yang dibuat oleh mahasiswa jurusan sastra Jerman UM. Salah satu contoh kesalahan penggunaan adjektiva yang diambil dari tugas mahasiswa dalam matakuliah Aufsatz II yaitu pada frasa ein glückliche und auch traurige Ereignis. Dalam contoh ini, seharusnya adjektiv glücklich dan traurig yang dideklinasikan berdasarkan artikel dan kasus pada nomina Ereignis (Neutral Nominativ), yakni das mengalami perubahan menjadi glückliches dan trauriges.

Penelitian ini berfokus pada salah satu bagian gramatika dalam bahasa Jerman yaitu adjektiva. Adjektiva dalam bahasa Jerman memiliki tiga fungsi, yaitu atributif, predikatif, dan adverbial. Dalam fungsi atributif, adjektiva dapat dideklinasikan sesuai dengan kasus (nominatif, akusatif, datif dan genitif), genus (maskulin, feminin dan netral) serta numeralianya (singular dan plural/jamak). Hal tersebut selaras dengan pernyataan Helbig & Buscha (2001: 273) bahwa adjektiva yang berfungsi sebagai atribut mempunyai bentuk-bentuk deklinasi yang berbeda- beda, sedangkan adjektiva yang berfungsi sebagai predikat, tidak mengalami perubahan (deklinasi). Dalam hal ini terlihat cukup banyak perbedaan pada gramatika antara bahasa Jerman dan bahasa Indonesia, sehingga masih banyak mahasiswa yang merasa kesulitan dengan aturan penggunaan gramatika tersebut.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aisha (2013) dengan judul

“Kesalahan Penggunaan bestimmter und unbestimmter Artikel dalam karangan Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada mata kuliah Aufsatz 1”. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian ini meneliti terkait kesalahan penggunaan adjektiva dalam karangan mahasiswa di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang, sedangkan pada penelitian Aisha menganalisis kesalahan penggunaan Artikel. Adapun persamaan antara kedua penelitian ini adalah meneliti tentang keterampilan menulis bahasa Jerman.

Berdasarkan pemaparan di atas peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai penggunaan deklinasi adjektiva bahasa Jerman. Penelitian tersebut berjudul “Deklinasi Adjektiva Bahasa Jerman dan Penggunaannya Oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang”.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh terkait penggunaan deklinasi adjektiva oleh mahasiswa jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang yang sedang menempuh mata kuliah Aufsatz II.

(3)

PROCEEDINGS

Sumber data dalam penelitian ini adalah 25 mahasiswa Offering A Angkatan 2017 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang yang telah mengikuti mata kuliah Aufsatz II. Data diperoleh dari hasil dokumentasi. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Selanjutnya, data dalam penelitian ini dianalisis dengan tahapan analisis data hasil dokumentasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulisan Berdasarkan hasil analisis tugas menulis 25 (dua puluh lima) mahasiswa, ditemukan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam penggunaan Adjektiva.

Jenis-jenis kesalahan tersebut adalah (1) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Genus sebanyak 17 kesalahan, (2) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Numerus sebanyak 5 kesalahan, (3) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Kasus sebanyak 7 kesalahan, (4) Kesalahan penggunaan deklinasi pada adjektiva superlative sebanyak 1 kesalahan.

1.Kesalahan Penggunaan Deklinasi Adjektiva Berdasarkan Genus

Hasil analisis data menunjukkan bahwa masih banyak mahasiswa yang masih salah dalam mendeklinasikan adjektiva berdasarkan jenis kelamin atau artikel kata bendanya. Berikut adalah salah satu contoh kesalahan tersebut.

1)Jetzt ist Handy ein tägliches und wichtiges Sache.

2)Jetzt ist Handy ein tägliches und wichtiges Sache.

3)In einigen Häusern finde ich immer noch ovale Spiegel mit Holzrahmen ... .

Kesalahan pada data kalimat (1) terletak pada penggunaan artikel kata benda yang tidak tepat, sehingga mahasiswa melakukan kesalahan dalam mendeklinasikan adjektivanya.

Mahasiswa menggunakan artikel das pada kata benda Sache, sedangkan artikel yang benar adalah die. Oleh karena itu, seharusnya adjektiva pada data tersebut berakhiran –e. Sehingga kalimat yang benar adalah “Jetzt ist Handy eine tägliche und wichtige Sache ”.

Kalimat pada data (2), kesalahan terletak pada penggunaan artikel kata benda yang tidak tepat, sehingga mahasiswa melakukan kesalahan dalam mendeklinasikan adjektivanya.

Mahasiswa menggunakan artikel das pada kata benda Sache, sedangkan artikel yang benar adalah die. Oleh karena itu, seharusnya adjektiva pada data tersebut berakhiran –e. Sehingga kalimat yang benar adalah “Jetzt ist Handy eine tägliche und wichtige Sache ”.

Kalimat pada data (3), kesalahan juga terletak pada penggunaan artikel kata benda yang tidak tepat, sehingga mahasiswa melakukan kesalahan dalam mendeklinasikan adjektivanya.

Mahasiswa menggunakan artikel die pada kata benda Spiegel, sedangkan artikel yang benar adalah der. Oleh karena itu, seharusnya adjektiva pada data tersebut berakhiran –er. Sehingga kalimat yang benar adalah “In einigen Häusern finde ich immer noch ovaler Spiegel mit Holzrahmen ... .”.

Hasil analisis data ini sesuai dengan teori Kleppin (2000: 46) bahwa salah satu kesalahan yang dilakukan seseorang ketika menggunakan Artikel adalah penggunaan Genus

(4)

PROCEEDING

yang salah (Verwendung des falschen Genus). Hal ini juga sesuai dengan temuan Safrudin

S

(2013: 88) bahwa banyaknya artikel kata benda yang ada dalam bahasa Jerman menyebabkan pembelajar masih kurang bisa untuk menghafal seluruh artikel yang ada sehingga menimbulkan kesalahan dalam mendeklinasikan suatu kata. Oleh karena itu mahasiswa disarankan agar lebih banyak menghafal dan lebih mencermati artikel pada setiap kata benda.

2. Kesalahan Penggunaan Deklinasi Adjektiva Berdasarkan Numerus

Berdasarkan analisis data, ditemukan kesalahan pada penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Numerus sebanyak 5 kesalahan. Berikut adalah salah satu contoh dari kesalahan tersebut.

4)Denn es gibt viele neues Wissen für mich.

5)Heutzutage können wir sogar vielen Fernsehsendungen aus den ganzen Welt im Internet sehen.

6)Die Luft ist frisch und sauber, weil dort grünen Bäume un und Pflanzen wachsen.

Kesalahan yang ditemukan pada data (4) adalah mahasiswa membentuk kalimat deklinasi adjektiva secara tidak tepat. Pada kalimat tersebut kata benda Wissen adalah jamak, hal ini merujuk pada adjektiva viele. Sehingga adjektiva neu seharusnya berakhiran –e karena kata benda yang diikuti jumlahnya jamak dan tidak disertai bestimmter Artikel. Oleh karena itu, kalimat yang tepat adalah “Denn es gibt viele neue Wissen für mich”.

Hal yang serupa juga terjadi pada data (5). Pada kalimat tersebut kata benda Fernsehsendungen adalah jamak serta tidak disertai bestimmter Artikel, sehingga adjektiva viel dalam kalimat tersebut, seharusnya berakhiran –e. Oleh karena itu, kalimat yang sebenarnya adalah “Heutzutage können wir sogar viele Fernsehsendungen aus den ganzen Welt im Internet sehen”.

Selanjutnya kalimat pada data (6), mahasiswa juga membentuk deklinasi adjektiva secara tidak tepat. Kata benda Bäume dan Pflanzen dalam kalimat tersebut adalah jamak dan tidak disertai bestimmter Artikel, sehingga adjektiva grün seharusnya berakhiran –e. Oleh karena itu, kalimat yang tepat adalah “Die Luft ist frisch und sauber, weil dort grüne Bäume und Pflanzen wachsen”.

Berdasarkan hasil analisis beberapa mahasiswa tidak cermat dalam memperhatikan adjektiva yang menunjukkan jumlah jamak, salah satunya yang terdapat pada data yakni kata viele, hal ini menyebabkan mahasiswa melakukan kesalahan dalam menentukan Endung atau akhiran ketika mendeklinasikan adjektiva sesuai dengan jumlah kata bendanya yang jamak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dreyer Schmitt (1985: 190) bahwa jumlah yang tak terbatas, seperti: viele, mehrere, folgende, dll., dideklinasikan seperti pada deklinasi adjektiva tanpa artikel dalam bentuk jamak, yakni memiliki akhiran –e. Seharusnya kesalahan seperti ini dapat dihindari oleh mahasiswa, jika mahasiswa lebih teliti dan cermat dalam membuat kalimat. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan-kesalahan seperti ini, mahasiswa disarankan untuk lebih teliti serta mempelajari kembali bentuk deklinasi adjektiva sebagai atribut dengan

menggunakan tabel agar lebih mudah dipahami.

(5)

PROCEEDINGS

3.Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Kasus

Pada jenis kesalahan ini didapatkan sebanyak 7 kesalahan. Dari hasil analisis ditemukan masih terdapat beberapa mahasiswa yang belum memahami pendeklinasian adjektiva sesuai dengan kasus yang tepat. Berikut salah satu contoh kesalahan tersebut.

7)Wir haben ein interessante Film, der heiβt „How To Train Your Dragon 3“ gesehen.

8)Meine Freundin und ich haben viele Fotos mit verschiedene Masken fotografiert.

9)BNS ist einer touristisch Ort und man muss besuchen.

Kalimat pada data (7), kesalahan terletak pada kasus. Kata benda der Film pada kalimat tersebut merupakan objek Akkusativ, sehingga kasus yang digunakan dalam mendeklinasikan adjektiva interessant seharusnya adalah kasus Akkusativ, yang mana artikel dari kata benda Film menjadi den, yaitu den Film, dan akhiran dari adjektiva interessant yaitu –en. Oleh karena itu kalimat yang tepat adalah “Wir haben einen interessanten Film, der „How To Train Your Dragon 3“ heiβt, gesehen”.

Selanjutnya, kalimat pada data (8), pada kalimat tersebut, kasusnya yaitu dativ, karena frasa deklinasi adjektiv terletak setelah preposisi mit, sehingga adjektiv verschiedene seharusnya berakhiran –en. Oleh karena itu, kalimat yang benar adalah “ Meine Freundin und ich haben viele Fotos mit verschiedenen Masken fotografiert”.

Kalimat pada data (9), seharusnya kasus yang digunakan yaitu genitiv, karena konteks kalimat tersebut menjelaskan bahwa BNS merupakan salah satu dari sekian banyak tempat wisata, yang harus dikunjungi. Sehingga adjektiva touristisch seharusnya berakhiran –en, karena kata benda yang diikuti berkasus genitiv dan jumlahnya jamak. Oleh karena itu, kalimat yang tepat adalah “ BNS ist einer der touristischen Orte und man muss ihn besuchen”.

Berdasarkan analisis data ditemukan terdapat beberapa mahasiswa yang masih belum memahami pendeklinasian adjektiva sesuai dengan Kasus yang tepat. Safrudin (2013: 82) menyatakan bahwa dalam kaidah bahasa Jerman, mendeklinasikan suatu kata salah satunya harus disesuaikan dengan Kasus (Nominativ, Dativ, Akkusativ, dan Genitiv). Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahan ini, mahasiswa diharapkan lebih teliti dalam menentukan Kasus pada kalimat. Reimann (2001: 95) berpendapat bahwa Kasus sebuah Artikel dapat ditentukan dari kata kerja dalam kalimat tersebut, adanya kata benda yang lain dalam kalimat tersebut dan oleh kata depan yang berada sebelum Artikel tersebut. Berdasarkan pemaparan tersebut, mahasiswa disarankan untuk sering mempelajari kembali mengenai Kasus terutama pada penggunaannya dalam pendeklinasian adjektiva.

4.Kesalahan Penggunaan Deklinasi Pada Adjektiva Superlativ Jenis kesalahan pada klasifikasi ini, hanya ditemukan satu data, yakni:

10)Malang ist eine berühmtesten Stadt im Osten Von Java.

Kalimat pada data (10), kesalahan terletak pada penggunaan deklinasi pada adjektiva superlativ. Terdapat rumus tersendiri dalam menggunakan adjektiva superlativ yang digunakan secara atributif, yang diletakkan sebelum kata benda. Rumusnya yaitu Bestimmter Artikel +

(6)

PROCEEDING

Adjektiv + -ste. Oleh karena itu, kalimat yang seharusnya adalah “Malang ist die berühmste

S

Stadt in Ost-Java”.

Dalam aturan gramatika bahasa Jerman, susunan kalimat deklinasi pada adjektiva superlativ yang benar adalah Bestimmter Artikel + Adjektiv + -ste. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dreyer Schmitt (1985: 199) bahwa adjektiva sebagai atribut dalam superlativ selalu menggunakan bestimmter Artikel dan adjektivanya berakhiran –st–. Sementara itu, dalam data yang diperoleh, alih-alih menggunakan Bestimmter Artikel, mahasiswa tersebut menggunakan Unbestimmter Artikel dan juga melakukan kesalahan pada pembentukan adjektivanya. Oleh karena itu, disarankan agar mahasiswa lebih sering berlatih menyusun kalimat menggunakan adjektiva dengan baik dan benar, khususnya deklinasi pada adjektiva superlativ.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa masih merasa kesulitan dalam menggunakan adjektiva. Hal ini dapat dilihat dari kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa pada tugas menulisnya. Jenis-jenis kesalahan tersebut yakni (1) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Genus, (2) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Numerus, (3) Kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva berdasarkan Kasus, dan (4) Kesalahan penggunaan deklinasi pada adjektiva superlativ.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti mengajukan beberapa saran untuk meminimalisir jumlah kesalahan dan menambah pemahaman mahasiswa terhadap materi deklinasi adjektiva. Pertama, mahasiswa diharapkan dapat mempelajari materi deklinasi adjektiva kembali, sehingga dapat mengenal dan memahami dengan baik serta meminimalisir kesalahan penggunaan deklinasi adjektiva karena Genus, Numerus, dan Kasus. Kedua, peneliti menyarankan kepada seluruh dosen bahasa Jerman agar dapat menyampaikan materi dengan lebih jelas, runtut, dan menyeluruh, sehingga mahasiswa memiliki pemahaman konsep dasar yang kuat. Ketiga, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dalam bentuk materi atau media, yang dapat membantu mahasiswa dalam memahami penggunaan deklinasi adjektiva dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aisha, F. N. (2013). Kesalahan Penggunaan bestimmter und unbestimmter Artikel dalam Karangan Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada Mata kuliah Aufsatz 1. Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Buβmann, H. (2002). Lexikon der Sprachwissenschaft. Alfred Kröner Verlag.

Dreyer, & Schmitt. (1985). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Verlag für Deutsch.

Erdmenger, Manfred. (1997). Medien im Fremdsprachenunterricht Hardware, Software und Methodik.

Helbig, G., & Buscha, J. (2001). Deutsche Grammatik. Ein Handbuch für den Ausländerunterricht. Langenscheidt.

(7)

PROCEEDINGS

Jubaidah, S., & dan Yusri, J. (2017). KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA- LABA (WEBBED) DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN. In Jurnal Penelitian Pendidikan INSANI (Vol. 20, Issue 2).

https://doi.org/10.26858/IJES.V20I2.4817

Kleppin, K. (2000). Fehler und Fehlerkorrektur. Goethe Institut.

Malik, A. R., & Fatimah, S. (2017). Analisis Kesalahan Morfologi Dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas Xi Sman 2 Makassar. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 1(1). https://doi.org/10.26858/eralingua.v1i1.2992

Raabe, H. (1980). Der Fehler beim Fremdsprachenerwerb und Fremdsprachengebrauch. Dalam Dieter Cherubim (Ed.), Fehlerlinguistik Beiträge zum Problem der sprachlichen Abweichung (pp.77-83). Tübingen: Max Niemeyer Verlag.

Reimann, M. (2001). Grundstufen-Grammatik. Max-Hueber Verlag.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, perlu adanya penelitian untuk menganalisis dan mengetahui makna dari puisi Im Abendrot karya dari Joseph von Eichendorff agar dapat mengaitkan puisi tersebut dari segi

Makalah ini disusun untuk membantu guru dan siswa dalam pembelajaran Case Based Learning pada pembelajaran bahasa Jerman khususnya pada keterampilan berbicara dengan memanfaatkan

Selaras dengan pendapat tersebut, Sivakumar 2015 menyatakan bahwa Skype memiliki beberapa manfaat dalam pendidikan, yaitu 1 dijadikan sebagai alat berkomunikasi dan berbagi informasi

4 Universitas Negeri Malang 1 Universitas Negeri Surabaya 2 [email protected] Abstrak: Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa

Berdasarkan hasil validasi dan observasi, media yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini mempunyai sejumlah kelebihan, yakni 1 tampilan media secara keseluruhan menarik,

Oleh karena itu, guru sebagai orang yang berperan penting dalam proses pembelajaran harus mampu mendesain kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media digital agar mempermudah proses

Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dihadapi mahasiswa khususnya Prodi Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Negeri Malang ketika

Makian dalam bentuk kata majemuk lebih sedikit ditemukan dalam penelitian ini, Makian kata majemuk dalam bahasa Mandarin yang peneliti temukan dalam Moment Wechat terdiri dari kategori