• Tidak ada hasil yang ditemukan

profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL KEBIASAAN BELAJAR PESERTA DIDIK DAN RANCANGAN PELAYANAN BK MELALUI LAYANAN INFORMASI

DI SMA NEGERI 1 PANTI KABUPATEN PASAMAN (Studi pada Kelas XI IIS2)

Oleh:

Nurma Yulina

Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons Fuaddillah Putra, M.Pd., Kons

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated the learners who do not have a schedule of study, repeat lessons as would an exam, do homework at school, annoy your friends in learning, in and out during the learning process. The research objective to describe the habit of learners. This type of research is descriptive quantitative research. The study population is all students of classXI IIS2in SMA Negeri 1 Panti Pasaman of 32 people. Sampling using total sampling as many as 32 people.

The instrument used was a questionnaire. Descriptive statistical analysis technique. Results of the study revealed that the average profile study habits of student and design services BK through information services that are in both categories are evaluated from: 1) create schedules that are in good enough category, 2) read books that are in good category, 3) made records lessons are in good category, 4) repeat the subject matter gentleness in the very good category, and 5) to complete the task are in the very good category.

Keywords: learning habits, information services

PENDAHULUAN

Belajar merupakan proses penting dalam kehidupan manusia dalam rangka memperoleh ilmu dan wawasan baru. Melalui proses belajar, individu memperoleh pengetahuan dan wawasan yang berguna bagi kehidupan individu. Melalui proses belajar, individu memperoleh wawasan yang sebelumnya tidak diketahuinya menjadi diketahuinnya. Proses belajar dapat diperoleh individu melalui pendidikan formal maupun non formal, individu menuntut ilmu untuk memperoleh suatu pemahaman dan wawasan melalui proses belajar di sekolah.

Menurut Slameto (2013:2) belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya menurut Syah (2003:64) belajar merupakan mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar adalah

proses memperoleh pemahaman dan wawasan baru dimana dalam memperoleh wawasan baru juga akan terjadi perubahan tingkah laku baik dalam hal kognitif, afektif maupun psikomotor peserta didik, yang berguna memperoleh respon yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.

Peserta didik mempunyai kebiasaan belajar yang berbeda-beda, di antaranya ada yang kebiasaan belajarnya bagus, ada yang tidak, sehingga berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik. Kebiasaan belajar merupakan rutinitas yang senantiasa dilakukan peserta didik setiap harinya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Kebiasaan belajar peserta didik pun sangat beragam, di antaranya ada peserta didik yang belum memiliki jadwal belajar sehingga belajar belum bisa teratur, pada dasarnya kebiasaan belajar yang baik akan memudahkan peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar di sekolah maupun di luar sekolah agar tercapainya kesuksesan dalam belajar.

Menurut Djaali (2008:128) “Kebiasaan belajar merupakan suatu cara atau teknik yang menetap pada diri peserta didik pada waktu

(3)

menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu menyelesaikan tugas”. Selanjutnya Helmawati (2014:208) “Kebiasaan belajar merupakan peserta didik yang berhasil dalam proses belajarnya akan menampakkan perubahan berupa kebiasaan-kebiasaan kearah yang baik atau lebih baik lagi. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang akibat dari belajar juga akan menurangi perilaku yang tidak diperlukan (perilaku yang kurang baik)”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar merupakan suatu cara menerima pelajaran secara terus menerus, oleh karena itu apabila kegiatan belajar hanya dilakukan sekali saja maka tidak dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar yang baik dapat membantu peserta didik menguasai pelajaran, mencapai kemajuan belajar dan meraih kesuksesan.

Bantuan dan layanan merupakan salah satu komponen yang ada dalam dunia pendidikan, yang bertugas membantu individu dalam mengatasi permasalahannya salah satunya adalah pengentasan atau peningkatan kebiasaan belajar peserta didik melalui layanan informasi. Menurut Prayitno (2004:2)

“Layanan informasi adalah layanan yang bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk dan mengembangkan pola kehidupan sehari-hari sekarang maupun masa yang akan datang yang akan digunakan untuk pertimbangan bagi arah pengembangan diri dan sebagai dasar pengambilan keputusan”. Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Winkel (Tohirin 2007:147) “Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah layanan yang ditujukan pada peserta didik untuk membantu peserta didik menguasai cara-cara dan kebiasaan tertentu untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah yang dihadapi, salah satunya adalah profil kebiasaan belajar. Dalam profil itu konselor dapat memberikan informasi yang terkait dengan kebiasaan belajar peserta didik.

Berdasarkan observasi lapangan pada saat melakukan PPLBK Kependidikan dan PPLBK sekolah sejak tanggal 11 Agustus sampai 20 Desember 2014 di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman terlihat bahwa adanya peserta didik yang belum memiliki

jadwal belajar sehingga belajar belum bisa teratur, ada peserta didik sulit untuk berkonsentrasi dalam belajar, ada peserta didik yang tidak mempunyai buku pelajaran, ada peserta didik yang memiliki motivasi belajar rendah, ada peserta didik yang memiliki prestasi belajar rendah, ada peserta didik yang mengulang pelajaran hanya ketika mau ujian saja.

Adanya peserta didik yang mengerjakan pekerjaan rumah (PR) di sekolah dengan alasan tidak mengerti membuatnya sendiri, ada peserta didik yang mengganggu teman dalam belajar, ada peserta didik yang mencontek saat ujian, ada peserta didik yang sering izin saat PBM, ada peserta didik yang sering berbicara saat PBM berlangsung, ada peserta didik yang membantah pembicaraan guru saat belajar, ada peserta didik yang main HP saat belajar. Dari fenomena yang ditemui di lingkungan sekolah, penulis menjadi tertarik untuk mengangangkat permasalahan ini dalam suatu penelitian “Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dan Rancangan Pelayanan BK melalui Layanan Informasi di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman”.

Berdasarkan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Profil kebiasaan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

2. Rancangan pelayanan BK melalui layanan Informasi di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan pelayanan BK melalui layanan informasi di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Profil kebiasaan belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

2. Rancangan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Yusuf (2005:83) “Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu atau menggambarkan secara detail”.

(4)

Penelitian ini akan mendeskripsikan profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan pelayanan BK melalui Layanan Informasi di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IIS 2 di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman sebanyak 32 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Yusuf (2005:133) data interval adalah data yang sama halnya seperti data ordinal, data interval memiliki ciri-ciri seperti antara kategori antara variabel dapat diketahui selisihnya dan faktor ukuran yang mempunyai unit yang sama dan tiap kategori yang sama dalam selisih jumlahnya. Data dalam penelitian ini adalah data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan pelayanan BK melalui layanan informasi di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket kepada peserta didik kelas XI IIS 2 di SMA Negeri 1 Panti Kabupaten Pasaman.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Riduwan (2012:71) menjelaskan bahwa angket merupakan daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase.

Menurut Lehman (Yusuf, 2005: 365):

persentase dapat dihitung dengan rumus:

P = x 100%

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dilihat dari Segi Membuat Jadwal

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membuat jadwal, terdapat 11 dari 32 peserta didik dengan persentase (34.38%) yang berada pada kategori cukup baik.

Menurut Slameto (2013:82)

“Membuat jadwal adalah pembagian waktu untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya, Jadwal juga berpengaruh terhadap belajar”. Agar belajar dapat berjalan

dengan baik dan berhasil perlulah seseorang siswa mempunyai jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur atau disiplin.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membuat jadwal berada pada kategori cukup baik. Ini merupakan suatu hal yang baik untuk peserta didik dalam kebiasaan belajarnya. Peserta didik yang mempunyai kebiasaan belajar membuat jadwal pelajaran akan membantu kegiatan sehari- harinya agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil melaksanakan kegiatan dengan teratur atau disiplin.

2. Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dilihat dari Segi Membaca Buku

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membaca buku, terdapat 11 dari 32 peserta didik dengan persentase (34,38%) yang berada pada kategori baik.

Menurut Slameto (2013:83)

“Membaca buku adalah sangat besar pengaruhnya terhadap belajar, hampir sebagian besar kegiatan belajar adalah membaca”. Agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Salah satu metode membaca yang baik dan banyak dipakai untuk belajar adalah metode SOR4 atau survey (meninjau), question (mengajukan pertanyaan), Read (membaca), recite ( menghafal), Write (menulis), dan review (Mengingat kembali).

Menurut Liang (Slameto 2013:84) kebiasaan membaca adalah memperhatikan kesehatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku-buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai mennguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membaca buku berada pada kategori baik.

Ini merupakan suatu hal yang baik untuk peserta didik dalam kebiasaan belajarnya sehari-hari.

(5)

3. Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dilihat dari Segi Membuat Catatan Pelajaran

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membuat catatan pelajaran, terdapat 12 dari 32 peserta didik dengan persentase (37, 50%) yang berada pada kategori baik.

Menurut Slameto (2013:85)

“Membuat catatan besar pengaruhnya dalam membaca, dalam membuat catatan sebaiknya tidak semua yang dikatakan guru itu ditulis, tetapi diambil inti-intinya saja”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi membuat catatan pelajaran berada pada kategori baik tulisan harus jelas dan teratur agar mudah dibaca atau dipelajari. Perlu ditulis juga tanggal dan hari mencatatnya, ini merupakan suatu hal yang baik untuk peserta didik dalam kebiasaan belajarnya.

4. Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dilihat dari Segi Mengulangi Materi Pelajaran

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi mengulangi materi pelajaran, terdapat 12 dari 32 peserta didik dengan persentase (37,50%) yang berada pada kategori sangat baik.

Menurut Slameto (2013:85)

“Mengulang dapat secara langsung sesudah membaca, tetapi juga bahkan lebih penting, adalah mempelajari kembali bahan pelajaran yang sudah dipelajari”.

Cara ini dapat ditempuh dengan cara membuat ringkasan, kemudian untuk mengulang cukup belajar dari ringkasan ataupun juga dapat dari mempelajari soal jawab yang sudah pernah dibuatnya. Agar dapat mengulang dengan baik maka perlulah kiranya disediakan waktu untuk mengulang dan menggunakan waktu sebaik-baiknya, untuk menghafal dengan bermakna dan memahami bahan yang diulang secara sungguh-sungguh.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi mengulangi materi pelajaran berada pada kategori sangat baik. Ini merupakan suatu

hal yang baik untuk peserta didik dalam kebiasaan belajarnya.

5. Profil Kebiasaan Belajar Peserta Didik dilihat dari Segi Menyelesaikan Tugas

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi menyelesaikan tugas, terdapat 12 dari 32 peserta didik dengan persentase (37,50%) yang berada pada ketegori sangat baik.

Menurut Slameto (2013:87)

“Menyelesaikan tugas adalah dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku-buku ataupun soal- soal buatan sendiri”. Sesuai prinsip di muka, jelas menyelesaikan tugas itu mempengaruhi hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profil kebiasaan belajar peserta didik dilihat dari segi menyelesaikan tugas berada pada kategori sangat baik. Ini merupakan suatu hal yang baik untuk peserta didik dalam kebiasaan belajarnya.

6. Rancangan Pelayanan BK melalui Layanan Informasi di SMA N 1 Panti Kabupaten Pasaman

Rancangan BK yaitu penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan (persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Maka dilakukan tindak lanjut penelitian yaitu rancangan pelayanan BK yang akan diberikan kepada guru bk di sekolah tersebut, karena hasil penelitian kurang baik maka akan dibuat rancangan pelayanan BK sesuai dengan kebutuhan peserta didi k yang dilaksanakan oleh guru BK maka dari itu penenliti akan menyelesaikan lampiran yang dibutuhkan yaitu materi, rpl untuk guru BK.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang peneliti peroleh dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan pelayanan

(6)

BK melalui layanan informasi di SMA N 1 Panti Kabupaten Pasaman ditinjau dari:

1. Membuat jadwal berada pada kategori cukup baik.

2. Membaca buku berada pada kategori baik.

3. Membuat catatan pelajaran berada pada kategori baik.

4. Mengulangi materi pelajaran berada pada kategori sangat baik.

5. Menyelesaikan tugas berada pada kategori sangat baik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara umum profil kebiasaan belajar peserta didik dan rancangan pelayanan BK melalui layanan informasi di SMA N 1 Panti Kabupaten Pasaman berada pada kategori baik. Dalam hal ini maka peneliti menyampaikan bahwa hasil penelitian berbeda dengan identifikasi permasalahan yang ditemukan di lapangan.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan beberapa saran kepada:

1. Peserta didik

Diharapkan peserta didik dapat mempunyai kebiasaan belajar dengan baik, dan juga mengetahui cara-cara belajar dan mengunakan waktu untuk melakukan pelajaran dengan sebaik-baiknya.

2. Guru BK

Untuk lebih memperhatikan kebiasaan belajar peserta didik di lingkungan sekolah serta memberikan layanan informasi tentang cara kebiasaan belajar yang baik kepada peserta didik.

3. Pengelola Program Studi

Diharapkan kepada pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling agar dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan untuk mengaplikasikan ilmu dilapangan dan sebagai masukan dalam mengembangkan mata kuliah yang berhubungan dengan kebiasaan belajar peserta didik.

4. Peneliti, sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Prodi BK STKIP PGRI Sumatera Barat. Peneliti dapat mengetahui kebiasaan belajar peserta didik agar dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh.

5. Bagi peneliti selanjutnya, sekiranya dapat melanjutkan atau berminat untuk mengadakan penelitian tentang kebiasaan belajar peserta didik.

KEPUSTAKAAN

Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara.

Helmawati.2014. Pendidikan Keluarga.

Bandung: Remaja Rosdakarya

Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:

Alfabeta.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Yusuf.A.Muri. 2005. Metode Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

The first chapter of this study describes the research motivation, identifies the targeted audience, and articulates the life change after giving birth to a microtia child.. The second