• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Via Ayu Ramdhani¹, Meri Oktariani²

¹Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta

²Dosen Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma Husada Surakarta

[email protected] ABSTRAK

Stroke non hemoragik adalah suatu gangguan peredaran darah ke otak akibat tersumbatnya pembuluh darah tanpa terjadi suatu peredaran. Dampak utama stroke adalah penurunan mobilitas fisik hemiplegy dan hemiparesis.

Kelemahan atau kekakuan otot pada penderita sroke dapat mengakibatkan gangguan mobilitas fisik. Gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerak fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri. Untuk mencegah terjadinya gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke diperlukan tindakan ROM (range of motion) Fingers dan Spherical Grip. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah salah satu orang stroke non hemoragik dengan penurunan mobilitas fisik diruang Unit Stroke Cendrawasih. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien stroke non hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan masalah gangguan mobilitas fisik yang dilakukan tindakan keperawatan terapi ROM (range of motion) Fingers dan Spherical Grip dilakukan 2 kali sehari selama 15-20 menit dilakukan dalam 3 hari didapatkan hasil terjadi peningkatan nilai kekuatan otot dari 1 (terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada sendi) menjadi 2 (ada gerakan pada sendi tetapi tidak melawan gravitasi). Rekomendasi tindakan terapi ROM (range of motion) Fingers dan Spherical Grip efektif dilakukan pada pasien stroke non hemoragik dengan penurunan mobilitas fisik.

Kata kunci : Terapi ROM (range of motion) Fingers and Spherical Grip, Gangguan Mobilitas Fisik, Stroke Non Hemoragik

Referensi : 45 (2011-2020)

(2)

Associate’s Degree in Nursing Study Program Faculty of Health Sciences Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022

NURSING CARE FOR NON-HEMORRHAGIC STROKE IN FULFILLING THE NEEDS FOR ACTIVITY AND REST

Via Ayu Ramdhani¹, Meri Oktariani²

¹Student of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Universitas Kusuma Husada Surakarta

²Lecturer of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Universitas Kusuma Husada Surakarta

[email protected] ABSTRACT

Non-hemorrhagic stroke is a disturbance in blood flow to the brain due to blocked blood vessel without circulation. The main effect of stroke is reduced physical mobility, hemiplegia and hemiparesis. Muscle weakness or stiffness in stroke patient may impair physical mobility. Impaired physical mobility is limited physical movement of one or more extremities independently. To prevent impaired physical mobility in stroke patient Fingers and Spherical Grip ROM (range of motion) is required. The purpose of the present case study was determining the nursing care for non-hemorrhagic stroke patient in fulfilling the needs for activity and rest.

The research type was descriptive using case study approach. The subject in the present case study was a non-hemorrhagic stroke patient with reduced physical mobility in the Cendrawasih Stroke Unit. The study result showed that nursing care in non-hemorrhagic stroke patient in fulfilling the needs for activity and rest with impaired physical mobility using Fingers and Spherical Grip ROM (range of motion) 2 times a day for 15-20 minutes in three days increased muscle strength from1 (visible contraction but no joint movement) to 2 (joint movement but not against gravity). Fingers and Spherical Grip ROM (range of motion) is effective for non-hemorrhagic stroke patients with reduced physical mobility.

Keywords : Fingers and Spherical Grip ROM (range of motion), Impaired Physical Mobility, Non-Hemorrhagic Stroke

References : 45 (2011-2020)

(3)

LATAR BELAKANG

Stroke adalah penyakit serebrovaskuler yang setiap gangguan neurologik mendadak terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri ke otak (Yasmara, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain. Angka kejadian stroke pada tahun 2015 diperkirakan 17,7 juta orang meninggal karena penyakit stroke mewakili 31% dari semua kematian global di dunia.

Lebih dari tiga perempat angka kematian akibat stroke terjadi dinegara dengan penghasilan rendah dan menengah (WHO, 2017). Pada tahun 2018 menurut hasil dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tingginya angka penderita stroke di Indonesia menunjukan bahwa pravelensi stroke di Indonesia sebesar 10,9% yang dilakukan penelitian pada 300.000 sampel rumah tangga (1,2 juta jiwa).

Berdasarkan sensus kependudukan dan demografi Indonesia (SDKI) tahun 2016 sebanyak 1 juta setiap tahun dengan pravelensi 6,1 per 1000 penduduk.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2017 menunjukkan bahwa jumlah kasus stroke hemoragik 35,3% dan stroke non hemoragik 64,7%. Kasus stroke non hemoragik di RSUD Simo Boyolali, pada tahun 2019 sampai 2021 mencapai 216 kasus stroke non hemoragik.

Pada pasien stroke non hemoragik setelah serangan yang mengakibatkan gangguan sensorik

dan motorik, antara lain gangguan keseimbangan, kelemahan otot, dan gangguan kontrol motorik yang mengakibatkan hilangnya koordinasi dalam tubuh. (Rahmadani &

Rustandi, 2019). Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat

kesempurnaan kemampuan

menggerakkan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. Kekuatan otot adalah kekuatan suatu otot yang dihasilkan untuk dapat melawan tahanan dengan usaha yang maksimum. Kekuatan otot merupakan kemampuan otot untuk menahan beban baik berupa beban eksternal maupun beban internal.

Range Of Motion (ROM) jari- jari dengan Spherical Grip merupakan latihan yang digunakan untuk menstimulasi gerak pada bagian tangan. Tindakan ini mempunyai 3 tahap yaitu membuka tangan, menutup jari-jari untuk menggenggam objek dan mengatur kekuatan menggenggam sebuah benda berbentuk bulat seperti bola pada telapak tangan (Mariyanto &

Herisanti, 2019). Rentang gerak (ROM) jari dan pegangan bola terbukti dalam meningkatkan nilai fungsi kekuatan ekstremitas pada pasien Stroke Non Hemoragik (Mardati dkk, 2014).

METODOLOGI KASUS

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.

Subjek yang digunakan dalam kasus ini adalah satu orang klien dengan Stoke Non Hemoragik di ruang Cendrawasih RSUD Simo Boyolali.

Fokus studi dalam kasus ini adalah

(4)

pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat pada klien Stoke Non Hemoragik di ruang Cendrawasih

RSUD Simo Boyolali.

Penyelenggaraan asuhan

keperawatan pada klien yang mengalami Stoke Non Hemoragik di ruang Cendrawasih RSUD Simo Boyolali yang dilaksanakan pada tanggal 26-28 Januari 2022 selama 3 hari dengan durasi intervensi 15 – 20 menit dilakukan 2 kali dalam sehari.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengkajian didapatkan data nama Ny.S, alamat sendang rejo, berusia 71 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, didapatkan diagnosa medis stroke non hemoragik dengan nomor registrasi 21064XXX. Klien dibawa ke bangsal Cendrawasih RSUD Simo pada tanggal 24 Januari 2022 dengan keluhan lemah anggota gerak ekstremitas kanan.

Berdasarkan pengkajian Pengkajian awal pada subjek, dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022 jam 10.00 WIB dibangsal cendrawasih. Pada diagnosa yang pertama didapatkan data subyektif : pasien mengatakan mengalami kelemahan anggota gerak ekstremitas kanan, data obyektif : pasien tampak lemah, kekuatan otot kanan (1), saat sakit pasien kesulitan membolak- balikkan posisi, tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 93x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 36,6’C.

Dari hasil pengkajian penulis mengambil prioritas diagnosa keperawatan gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot yang dibuktikan dengan sulit menggerakkan

ekstremitas kanan, tampak lemah, kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5), rentang gerak rom menurun (D.0054).

Intervensi keperawatan setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan mobilitas fisik meningkat (L.05042) dengan kriteria hasil pergerakan ekstremitas meningkat, kekuatan otot meningkat, dan rom meningkat.

Dengan intervensi yang dilakukan untuk diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah (I.05173) dukungan mobilisasi yaitu identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan, monitor kondisi umum selama melakukan mobilitas, ajarkan latihan ROM fingers and spherical grip, libatkan keluarga untuk

membantu pasien dalam

meningkatkan pergerakan, anjurkan moblisasi dini. Tujuan dari ntervensi studi kasus ini adalah latihan ROM fingers and spherical grip yang dilakukan selama 15-20 menit selama 3 hari dan 2 kali tindakan dalam 1 hari.

Setelah menetapkan intervensi keperawatan maka

dilakukan implementasi

keperawatan. Tindakan implementasi yang dilakukan Ny.S, hari pertama Rabu, 26 Januari 2022 pukul 10.30 WIB : Mengajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Grip selama 15-20 menit, didapatkan data subyektif : pasien mengatakan bersedia diajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical grip, Data obyektif : pasien tampak kooperatif dan nilai kekuatan otot kanan dan kiri 1/5, TD: 150/90 mmHg, N:

92x/menit. RR: 22x/menit. Pada pukul 16.40 WIB yaitu : Mengajarkan latihan ROM Fingers

(5)

dan Spherical Grip selama 15-20 menit, data subyektif : pasien mengatakan bersedia diajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Grip, Data Obyektif : pasien tampak kooperatif kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5).

Hari kedua Kamis, 27 Januari 2022 pukul 10.30 WIB yaitu : Mengajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Gripselama 15-20 menit, Data Subyektif : pasien mengatakan bersedia diajarkan latihan ROM jari dan Spherical grip, Data Obyektif : pasien tampak kooperatif kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5), TD:

130/75 mmHg, N: 80x/menit, RR:

20x/menit. Pukul 16.40 WIB yaitu : Mengajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Grip selama 15-20 menit, Data Subyektif : pasien mengatakan bersedia, Data Obyektif : pasien tampak kooperatif kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5), TD: 130/70 mmHg, N: 80x/menit, RR:

20x/menit.

Hari ketiga Jum’at 28 Januari 2022 pukul 10.30 WIB yaitu : Mengajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Gripselama 15-20 menit, Data Subyektif : pasien mengatakan bersedia, Data Obyektif : pasien tampak kooperatif sudah mulai bisa menggerakkan jari-jarinya secara perlahan kekuatan otot ekstremitas kanan (2) ekstremitas kiri (5) TD: 130/70 mmHg, N:

90x/menit, N: 20x/menit. Pukul 16.40 WIB yaitu : Mengajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Gripselama 15-20 menit, Data Subyektif : pasien mengatakan bersedia diajarkan ROM Fingers dan Spherical Grip, Data Obyektif :

pasien tampak kooperatif, pasien sudah mulai bisa menggerakkan jari- jarinya secara perlahan kekuatan otot ekstremitas kanan (2) ekstremitas kiri (5), TD: 130/70 mmHg, N:

90x/menit, RR: 20x/menit.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selanjutnya adalah melakukan evaluasi keperawatan.

Hasil dari evaluasi hari pertama Rabu, 26 Januari 2022 pukul 17.00 WIB, Subyektif : pasien mengatakan tubuh bagian kanannya lemah, Obyektif : pasien tampak lemah anggota gerak ekstremitas kanan tidak bisa digerakkan kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5), TD: 150/90 mmHg, N:

93x/menit, N: 20x/menit, S: 36,6’C, Assasment : Masalah belum teratasi, Planing : lanjutkan intervensi : identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan, monitor kondisi umum selama melakukan mobilitas, ajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical Gripselama 15-20 menit, libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan, anjurkan melakukan mobilisasi dini, kolaborasi dengan fisioterapi.

Evaluasi hari kedua kamis, 27 Januari 2022 pukul 17.05 WIB, Subyektif : pasien mengatakan lemah anggota gerak sebelah kanan, Obyektif : anggota gerak kanan pasien tampak masih lemah, kekuatan otot ekstremitas kanan (1) ekstremitas kiri (5), TD: 130/80 mmHg, N: 80x/menit, RR:

20x/menit, S: 36,5’C, Assasment : masalah belum teratasi, Planing : Lanjutkan intervensi : Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan, monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi, ajarkan latihan ROM Fingers dan Spherical

(6)

Grip, libatkan keluarga untuk

membantu pasien dalam

meningkatkan pergerakan, anjurkan melakukan mobilitas dini.

Evaluasi hari ketiga jumat, 28 Januari 2022 pukul 17.00 WIB, Subyektif : pasien mengatakan anggota tubuh bagian kanan masih terasa lemah tetapi sudah mulai bisa menggerakkan jari-jari tangan secara perlahan, Obyektif : pasien tampak kooperatif sudah bisa menggerakkan jari-jarinya secara perlahan, kekuatan otot ekstremitas kanan (2) ekstremitas kiri (5), Assasment : masalah sudah teratasi, Planing : Hentikan intervensi.

Hasil Observasi Nilai Kekuatan Otot (ROM) Sebelum Dan Sesudah Tindakan Latihan ROM Fingers and Spherical Grip

KESIMPULAN

Pengelolaan asuhan keperawatan pada k lien Stroke Non Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat dengan masalah gangguan mobilitas fisik, tindakan yang dilakukan adalah latihan ROM Fingers and Spherical Grip dengan durasi 15-20 menit dilakukan dua kali dalam sehari.

Didapatkan hasil nilai kekuatan otot dari 1 menjadi 2.

SARAN

Bagi Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit khusus RSUD Simo Boyolali dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan pasien.

Bagi perawat

Baiknya perawat memiliki tanggung jawab dan senantiasa meningkatkan ketrampilan yang lebih dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya kepada pasien Stroke Non Hemoragik.

Bagi institusi pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dengan mengupayakan aplikasi riset dalam setiap tindakan yang dilakukan sehingga mampu menghasilkan perawat yang profesional, terampil, inofatif, dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komperhensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan terutama pada kasus Stroke Non Hemoragik.

Bagi penulis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman tentang

konsep penyakit serta

penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien Stroke Non Hemoragik.

Bagi pembaca

Diharapkan pembaca dapat mengetahui memahami dan menguasai tentang asuhan keperawatan pada pasien Stroke Non Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan istirahat.

0 1 2 3

Rabu, 26 Januari 2022

Kamis, 27 Januari 2022

Jum'at, 28 Januari 2022

Kekuatan otot sebelum tindakan Kekuatan otot sesudah tindakan

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Mardati, L., Setyawan, D., &

Kusuma, M. A. B. (2014).

Perbedaan Range of motion spherical grip dan cylindrical grip terhadap kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien stroke di RSUD Tugurejo Semarang.

KaryaIlmiah.

Mariyanto, Q., & Herisanti, W.

(2019). The Effect Of Combination Spherical Grip And Kinesio Taping Exercise To Enhance Of Muscle Strength In Ischemic Stroke Patients In Jemursari Islamic Hospital Surabaya. JurnalNers Dan Kebidanan Indonesia, 6(2), 113–123.

Rahmadani & Rustandi. (2019).

Peningkatan Kekuatan Otot Pasien Stroke Non

Hemoragik Dengan

Hemiparese Melalui Latihan Range Of Motion (ROM) Pasif. Bengkulu: Universitas Dehasen.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2018.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017).

Standar Diagnosa

Keperawatan Indonesia Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta : Dewan Pengurus PPNI.

World Health Organization. 2017.

Global Status Report on Noncommunicabel Deseases.

Geneva: WHO Press.

Yasmara. 2017. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal- Bedah:diagnosis NANDA-1 2015-2017 intervensi NIC NOC. Jakarta: EGC

Referensi

Dokumen terkait

(Profil Kesehatan Provinsi Jateng, 2018).Tujuan: Untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,bersalin,bayi baru lahir,nifas pada Ny.S menggunakan pendekatan

Ada pengaruh posisi semi fowler dengan kombinasi Pursed Lips Breathing terhadap peningkatan saturasi oksigen pada pasien PPOK di RS HKBP Balige untuk posisi semi fowler adalah 16.16,

Tahap perkembangan keluarga dewasa adalah keluarga yang biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan

METODOLOGI PENELITIAN Studi kasus ini adalah studi yang melakukan eksplorasi suatu masalah asuhan keperawatan pada pasien fraktur dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman :

Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien osteosarcoma dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman dengan nyeri yang dilakukan tindakan

Hasil evaluasi pada hari pertama yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2022 pukul 14.20 WIB didapatkan hasil dari data subjekftif pasien mengatakan nyeri di kepala belakang dirasakan

Diagram Perkembangan Skala Nyeri Pre dan Post Bersadarkan hasil Implementasi keperawatan dalam menurunkan skala nyeri pada pasien cidera kepala ringan teknik guide imagery relaxation

Pukul 09.00 WIB memberikan terapi nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah massage pada kaki menggunakan essensial lavender, didapatkan data subjektif: pasien pasien mengatakan